Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERILAKU KORUPSI DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI

Disusun oleh :
Misbach Maimun Damanhuri ( 0620100 )
Ariel Sharon ( 062010040 )
Khabib Maulana Aziz

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terima kasih kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai pengumpulan tugas kelompok pada
mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi. Dalam makalah ini tersusun penjelasan serta materi
tentang korupsi serta peran mahasiswa dalam mencegah dan memberantasnya. Kami
menyajikan makalah ini sesuai dengan konteks perguruan tinggi dan juga berdasarkan
fakta yang ada di lapangan.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. H. Tsalist selaku dosen pengampu
mata kuliah pendidikan anti korupsi. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini dari awal
hingga selesai.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk
itu, kritik dan saran sangat terbuka demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat baik itu bagi pembaca maupun tim penyusun.

Lamongan, 1 November 2023

Tim penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi ..........................................................................................
B. Faktor Penyebab Korupsi ................................................................................
C. Cara Melawan Tindakan Korupsi ....................................................................
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi adalah perilaku menyimpang seseorang yang ditujukan untuk mendapat
keuntungan finansial. Umumnya istilah korupsi melekat pada mereka yang suka
mengambil uang demi kepentingannya sendiri. Di Indonesia, hingga kini masih marak
di berbagai pemberitaan media massa. Mirisnya bukan hanya dilakukan oleh kalangan
pejabat publik, birokrasi, pihak swasta, dan politisi saja, tetapi juga oleh kelompok
akademisi di lingkungan perguruan tinggi. Dalam hal ini banyak masyarakat
mengatakan bahwa khususnya korupsi di Negara Indonesia memang benar sudah
membudaya sejak zaman dahulu, bahkan sebelum dan sesudah kemerdekaan, baik di
Era Orde Lama, Orde Baru, bahkan berkelanjutan hingga di Era Reformasi sekarang
ini bahkan berbagai cara dan upaya telah banyak dilakukan untuk mencegah dan
memberantas korupsi,akan tetapi hasilnya belum memadai dan banyak orang
mengatakan hasilnya masih jauh sekali dari harapan yang diinginkan oleh semua
orang. tiga alasan utama mengapa sikap korup tumbuh di lingkungan kampus, yaitu:
Pertama, proses pemilihan rektor atau dekan yang sarat dengan muatan politis.
Pemilihan kerap diwarnai dinamika saling menjatuhkan antarcalon dan saling lobi ke
penentu suara sehingga akan berpotensi memunculkan politik balas budi sebagai
‘imbalan’. Kedua, posisi rektor atau dekan dianggap sebagai jabatan politis yang juga
membawa konsekuensi ekonomi dan sosial tinggi. Dengan gaji terbatas, mereka harus
memberikan sumbangan besar di kegiatan acara tertentu demi membangun relasi
sehingga secara potensial tindakan korupsi bisa terjadi untuk memenuhi kebutuhan ini.
Ketiga, program penerimaan mahasiswa baru (PMB) jalur mandiri, khususnya di PTN,
yang sangat berpotensi menjadikan kampus sebagai lahan ‘basah’ untuk praktik
korupsi. Celah ini kerap dimanfaatkan untuk praktik suap oleh mahasiswa yang
orangtuanya mampu membayar harga tinggi demi kuliah di PTN bergengsi. Korupsi
dan kekuasaan sangat sulit untuk dipisahkan satu sama lain. Salah satu alasan utama
mengapa praktik korupsi terjadi di lingkungan kampus adalah karena adanya
penyalahgunaan kekuasaan. Melalui kekuasaan, pemimpin dimungkinkan
memperoleh kapital politik, ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu, seorang pemimpin
juga dimungkinkan untuk mengejar keuntungan dan memperkaya diri sendiri karena
privilege tersebut.

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis dalam Menyusun
makalah ini dapat mengambil beberapa permasalahan, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya korupsi di lingkungan perguruan tinggi?
3. Bagaimana cara kita melawan tindakan korupsi di perguruan tinggi?

C. Tujuan
Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penulis Menyusun makalah ini adalah.
Sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi korupsi
2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya korupsi di perguruan tinggi
3. Untuk mengetahui cara kita melawan Tindakan korupsi di lingkungan perguruan
tinggi
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki
arti beragam yakni tindakan merusak, kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, penyimpangan dari kesucian, serta kata-kata atau ucapan yang
menghina atau memfitnah. Kemudian diserap dalam bahasa Inggris menjadi
corruption atau dalam bahasa Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie kemudian
masuk ke dalam perbendaharaan Indonesia menjadi korupsi. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang
negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi
atau orang lain.
Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun 2000, yaitu
“korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi".
Definisi World Bank ini menjadi standar internasional dalam merumuskan korupsi.
Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development Bank (ADB), yaitu
kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum dari pegawai
sektor publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-orang terdekat
mereka. Orang-orang ini, lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang lain untuk
melakukan hal-hal tersebut dengan menyalahgunakan jabatan.
Lembaga Transparency International yang setiap tahunnya merilis Indeks Persepsi
Korupsi (IPK) mendefinisikan korupsi sebagai perbuatan tidak pantas dan melanggar
hukum oleh pejabat publik, baik politisi atau pegawai negeri, demi memperkaya diri
sendiri atau orang-orang terdekat dengan menyalahgunakan wewenang yang
dipercayakan oleh publik.
Sementara Hong Kong Independent Commission Against Corruption (ICAC)
menyebutkan bahwa korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang oleh
pejabat publik dengan melakukan pelanggaran hukum terkait tugas mereka, demi
mencari keuntungan untuk diri dan pihak ketiga.

Dari berbagai pengertian di atas, korupsi pada dasarnya memiliki lima komponen,
yaitu:
1. Korupsi adalah suatu perilaku.
2. Ada penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan.
3. Dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.
4. Melanggar hukum atau menyimpang dari norma dan moral.
5. Terjadi atau dilakukan di lembaga pemerintah atau swasta.

Dari penjelasan tersebut di atas, maka antikorupsi menjadi sebuah antitesis. Pengertian
antikorupsi adalah semua tindakan, perkataan, atau perbuatan yang menentang korupsi
dan segala macam bentuknya. Dengan memegang teguh prinsip antikorupsi, seseorang
memiliki benteng moral untuk tidak melakukan korupsi dan juga mencegah tindakan
korupsi.

B. Faktor Penyebab Korupsi di Perguruan Tinggi


Menurut Cressey, ada tiga faktor yang membuat seseorang melakukan korupsi, yaitu:
1. Pressure (tekanan)
2. Opportunity (kesempatan)
3. Rationalization (rasionalisasi)
Praktik korupsi di perguruan tinggi (PT) lahir karena kebutuhan dasar yang tidak
terpenuhi. Kendati aturan mengenai gaji telah diatur, namun standarisasi atau jumlah
minimal tidak diatur secara jelas. Kondisi ini menjadi faktor pengajar PT lebih rentan
melakukan perbuatan korupsi.
Pemahaman dan kesadaran tentang bahaya tindak pidana korupsi harus ditanamkan
sejak dini. Pasalnya, banyak perilaku koruptif di keseharian yang dapat menjadi benih-
benih dari korupsi di masa mendatang. Sikap koruptif ini bisa dilakukan siapa saja,
bahkan mahasiswa sekalipun.
Padahal mahasiswa yang mengaku kritis terhadap ketidakadilan seharusnya
memberikan teladan yang baik kepada masyarakat. Tapi nyatanya, mahasiswa
melakukan perilaku-perilaku koruptif di keseharian mereka.
Barangkali perilaku tak berintegritas itu dianggap sepele, seperti melakukan
kecurangan-kecurangan dalam absen atau menyontek saat ujian. Tapi jika dilakukan
terus-terusan, dikhawatirkan perilaku curang itu akan terbawa hingga ke dunia kerja,
atau bahkan jika mereka menempati posisi penting di pemerintahan. Maka tidak
berlebihan jika dikatakan perilaku koruptif adalah bibit dari korupsi. Berikut adalah
contoh perilaku koruptif korupsi mahasiswa:
1. Menyontek
Walau disadari perbuatan buruk, faktanya masih ada saja mahasiswa yang
menyontek. Alasannya seribu satu, mulai dari tidak belajar, tidak punya waktu
mengerjakan sendiri, hingga tidak percaya diri. Apapun alasannya, menyontek
tidak bisa dibenarkan.
2. Bolos kuliah dan titip absen
Ini sering sekali terjadi, tetapi sulit dihindari dan kebanyakan pelaku
melakukannya dengan sadar. Bahkan masalah titip absen juga dilakukan dengan
bersekongkol antar teman. Alasan apapun itu, entah karena kesetiakawanan atau
balas budi, perilaku koruptif seperti ini tentu adalah perbuatan tercela.
3. Selalu terlambat
Keterlambatan sering terjadi karena kelalaian atau kemalasan, maka ini adalah
bentuk perilaku koruptif yaitu tidak disiplin. Sering terlambat juga menunjukkan
bahwa seseorang tidak bertanggung jawab atas kewajiban-kewajibannya, yaitu
datang tepat waktu.
4. Copy-paste tugas teman
Copy-paste atau plagiarisme adalah kegiatan mencatut karya orang lain tanpa
usaha dan kerja keras. Bagi mahasiswa, biasanya copy-paste dilakukan karena
malas mengerjakan tugas, atau agar tugas selesai dengan cepat.
5. Manipulasi laporan pertanggungjawaban (LPJ)
Korupsi bisa dilakukan mahasiswa dalam memanipulasi LPJ. Manipulasi bisa
berupa rekayasa nota pembelian barang hingga mark-up harga. Tujuannya bisa
jadi untuk mencari keuntungan pribadi dengan mencuri uang yang diamanahkan
kepadanya.
6. Memberi hadiah untuk dosen
Memberikan hadiah kepada dosen adalah salah satu bentuk gratifikasi yang
dilakukan mahasiswa. Memang terkesan tidak ada maksud apa-apa, namun
gratifikasi mampu membuat penerimanya merasa tidak enak hati sehingga akan
condong kepada pemberi.
7. Memalsukan data beasiswa
Memalsukan data beasiswa adalah bentuk kecurangan yang menjurus kepada
korupsi. Di antara bentuknya adalah memalsukan nilai IPK dan penghasilan orang
tua, demi memenuhi persyaratan lolos beasiswa.
Banyak hal-hal di atas yang terkadang dilakukan tanpa disadari, atau saking seringnya
terjadi maka dianggap biasa. Memang terlihat sepele, tapi jika tidak segera dihentikan,
maka dapat merugikan diri sendiri dan orang lain di masa mendatang.
Pemberantasan korupsi memerlukan partisipasi semua pihak, terlebih lagi para mahasiswa
yang akan menjadi pemimpin di masa depan.

C. Melawan Tindakan Korupsi


Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi
dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil
dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan
tidak berpihak pada masyarakat.
Hal itu mengindikasikan bahwa perlu adanya reformasi birokrasi di lingkungan
pendidikan untuk mencegah terjadinya korupsi lainnya melalui lima langkah nyata
untuk menangkal terjadinya korupsi di PT.
Kelima langkah tersebut di antaranya:
1. Memberikan pendidikan antikorupsi.
2. Melakukan reformasi birokrasi.
3. Membentuk Satuan Pengawas Internal (SPI).
4. Membentuk Pusat Kajian Fakultas Hukum.
5. Membentuk Pusat Studi Transparansi Publik dan Antikorupsi (Pustapako).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mahasiswa memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya tindakan korupsi. Karena
mahasiswa memiliki kemampuan berpikir kritis terhadap ketidakadilan dan memberikan
teladan yang baik kepada masyarakat. Tapi nyatanya, mahasiswa melakukan perilaku-
perilaku koruptif di keseharian mereka.
Oleh karena itu mahasiswa perlu diberikan bimbingan mengenai korupsi dan dampak
masih korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
V, Yogama. 2023. 40 Pengertian Korupsi Menurut Para Ahli Terlengkap, Catat Ya!. Di
akses pada 01 November 2023 dari
https://www.idntimes.com/business/economy/yogama-wisnu-oktyandito/
pengertian-korupsi-menurut-para-ahli
Pusat Edukasi Antikorupsi. (2023). Mengenal Pengertian Korupsi dan Antikorupsi. Di
akses pada 01 November 2023 dari
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220411-mengenal-pengertian-
korupsi-dan-antikorupsi
Gustyan. 2019. Wajib Waspada! Ini 5 Korupsi yang Sering Dilakukan Mahasiswa di
Kampus. Di akses pada 01 November 2023 dari
https://www.idntimes.com/life/education/gustyan/korupsi-mahasiswa-di-kampus-
c1c2
Pusat Edukasi Antikorupsi. (2022). Inilah 7 Perilaku Koruptif Mahasiswa, Ayo Hindari!.
Di akses pada 01 November 2023 dari
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20221005-inilah-7-perilaku-
koruptif-mahasiswa-ayo-hindari
Azizah, Nadia Khumiatul. 2019. Peran dan Upaya Mahasiswa dalam Memberantas
Korupsi. Diakses pada 01 November 2023 dari
https://www.indonesiana.id/read/129665/peran-dan-upaya-mahasiswa-dalam-
memberantas-korupsi

Anda mungkin juga menyukai