FAKULTAS KEPERAWATAN
ILMU KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan kasihnya-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Pendidikan Budaya Anti
Korupsi”.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami
berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
BAB II (PEMBAHASAN)
A. PENGERTIAN PENDIDIKN KORUPSI
B. CIRI - CIRI KORUPSI SEBAGAI SUATU PENGKHIANATAN TERHADAP
KEPERCAYAAN
C. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
D. TUJUAN DAN MANFAAT PELAKSANAAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI
LEMBAGA PENDIDIKAN
E. STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI
F. PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERATASAN ANTI KORUPSI
BAB II (PENUTUP)
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal- hal sebagai berikut :
1. Pengertian pendidikn korupsi
2. Ciri - ciri korupsi sebagai suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan
3. Faktor penyebab korupsi
4. Tujuan dan manfaat pelaksanaan pendidikan anti korupsi di lembaga pendidikan
5. Strategi pemberantasan korupsi
6. Peran Mahasiswa Dalam Pemberatasan Anti Korupsi
3. Tujuan
Setelah memahami latar belakang diatas kita dapat memperoleh tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui Pengertian pendidikn korupsi
2. Mengetahui Ciri - ciri korupsi sebagai suatu pengkhianatan terhadap
kepercayaan
3. Mengetahui Faktor penyebab korupsi
4. Mengetahui Tujuan dan manfaat pelaksanaan pendidikan anti korupsi di lembaga
pendidikan
5. Mengetahui Strategi pemberantasan korupsi
6. Peran Mahasiswa Dalam Pemberatasan Anti Korupsi
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor penyebab korupsi bisa bermacam-macam, ada yang berasal dari internal dan ada juga
yang berasal dari lingkup eksternal. Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal ini perlu
diketahui oleh setiap masyarakat. Mengetahui faktor penyebab korupsi internal dan eksternal
juga menjadi pengingat untuk masyarakat agar tidak terjebak dalam praktik korupsi.
-Gaya Hidup
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang kedua yaitu karena gaya hidup yang
konsumtif. Menjalani hidup di kota-kota besar biasanya akan mendorong gaya hidup
seseorang menjadi lebih konsumtif. Sayangnya, gaya hidup ini seringkali tidak seimbang
dengan apa yang mereka miliki. Pendapatan yang tidak dapat mendukung gaya hidup
konsumtif akan mendorong seseorang melakukan apa saja untuk memenuhi keinginannya.
Salah satunya adalah dengan tindakan korupsi.
-Dorongan Keluarga
Sangat disayangkan jika tindakan korupsi seseorang justru karena dorongan dari
keluarga.Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat
memberikan dorongan pada seseorang untuk melakukan korupsi. Dorongan ini bahkan bisa
mengalahkan sifat baik dari orang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan yang
seharusnya mengarahkan dan membangun moral yang baik, justru mendukung seseorang
ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.
-Aspek Ekonomi
Dalam perjalanan hidup seseorang, ada kalanya mereka mengalami situasi yang mendesak yang
berkaitan dengan ekonomi.
-Aspek Politis
Menurut Rahardjo (1983), kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan untuk
mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Kontrol
sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan
kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secara politik, melalui lembaga-
lembaga yang dibentuknya. Dengan demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih
dan mempertahankan kekuasaan sangat berpotensi untuk menyebabkan perilaku korupsi.
Pendidikan karakter anti korupsi di lembaga pendidikan dilakukan dengan dua tahapan awal
yakni dengan menentukan ruang dan target pembelajaran yang hendak dicapai, lalu selanjutnya
dibuat kurikulum yang sesuai untuk mencapai target-target tersebut.
Berikut ini tujuan pelaksanaan pendidikan anti korupsi yang dilakukan lembaga pendidikan:
Lembaga pendidikan menaungi pendidikan sejak usia dini hingga selevel profesor doktor. Maka
sangat tepat jika di lembaga pendidikan diajarkan pendidikan anti korupsi sebagai pembelajaran
seumur hidup yang perlu diberikan kepada generasi Indonesia.
Beranjak dari upaya seluruh elemen bangsa dalam pemberantasan korupsi di Indonesia,
strategi dengan komposisi dan porsi yang pas dan selaras dengan undang-undang serta peraturan
yang berlaku, tentu sangat diperlukan untuk mencabut tuntas dan membunuh penyakit korupsi
yang berurat akar di negeri ini. Mencegah korupsi adalah suatu pekerjaan yang berat untuk
dilakukan. Pekerjaan memberantas korupsi harus dilakukan secara bersama-sama dan
membutuhkan komitmen nyata dari pimpinan tertinggi. Selain itu, strategi pencegahan korupsi
diperlukan, agar bahaya korupsi dapat ditanggulangi dan celahnya dapat ditutup.
Adapun dalam pemberantasan korupsi terdapat tiga strategi yaitu strategi represif, strategi
perbaikan sistem, dan strategi edukasi dan kampanye.
1. Strategi Represif
Strategi Represif adalah upaya penindakan hukum untuk menyeret koruptor ke pengadilan.
Hampir sebagian besar kasus korupsi terungkap berkat adanya pengaduan masyarakat.
Pengaduan masyarakat merupakan salah satu sumber informasi yang sangat penting untuk
diteruskan oleh KPK.
2. Strategi Perbaikan Sistem
Perbaikan sistem yang baik untuk meminimalisir tindak pidana korupsi. Banyak sistem yang
diterapkan di Indonesia memberikan peluang tindak pidana korupsi.Sistem yang baik dapat
meminimalisir terjadinya tindak pidana korupsi. Maka diperlukan sistem yang mampu
mendorong transparansi penyelenggaraan negara, seperti yang dilakukan KPK menerima
Laporan harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan juga Gratifikasi, memberikan
rekomendasi kepada kementerian dan lembaga terkait untuk melakukan langkah –langkah
perbaikan, dan emodernisasi pelayanan publik dengan online dan sistem pengawasan yang
terintegrasi agar lebih transparan dan efektif.
3. Strategi Edukasi dan Kampanye
Strategi Edukasi dan Kampanye adalah strategi pembelajaran pendidikan antikorupsi dengan
tujuan membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai dampak korupsi. Mengajak masyarakat
untuk terlibat dalam gerakan pemberantasan korupsi, serta membangun perilaku dan budaya anti
korupsi. Tidak hanya bagi mahasiswa dan masyarakat umum namun juga anak usia dini dan
sekolah dasar.Pemberantasan korupsi membutuhkan kesamaan pemahaman mengenai tindak
pidana korupsi itu sendiri. Dengan adanya persepsi yang sama, pemberantasan korupsi bisa
dilakukan secara tepat dan terarah. Agar pemberantasan berjalan lebih efektif, maka hendaknya
ketiga strategi harus dilakukan secara bersamaan
A. KESIMPULAN
Korupsi pada dasarnya ada disekeliling kita, mungkin terkadang kita tidak menyadari itu.
Korupsi bisa terjadi dirumah, sekolah, masyarakat, maupun diintansi tertinggi dan dalam
pemerintahan. Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua
aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan
uang negara untuk kepentingannya.
Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi,
pendidikan dan kesejahteraan negara. Dibutuhkan kesadaran berfikir dari tiap individu akan
bahaya dan dampak dari tindakan korupsi dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan dan lingkungan sosial. Peran aktif mahasiswa dalam pencegahan dan sosialisasi
pendidikan anti korupsi yang harus digiatkan sejak dini agar kesadaran akan bahaya dan dampak
dari korupsi bisa dicegah sejak awal.
B. SARAN
1. Diharapkan setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya di dalam
kehidupan
2. sehari-hari.
3. Memiliki sifat takut dalam melakukan korupsi.
4. Peran aktif para mahasiswa dalam sosialisasi bahaya anti korupsi di lingkungan
pendidikan
5. Berusaha bersikap jujur didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
6. Mengetahui dampak terjadinya korupsi dan dampak yang ditimbulkan.