Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pendidikan Anti-Korupsi” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada bapak Maswir, S.Pd. MH selaku dosen Pendidikan Kewarganegaraan atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam
pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan dari pembaca sekalian. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Kelompok 7
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
PENDAHULUAN
permasalahan yang cukup pelik seputar dekadensi moral, mulai dari kenakalan
remaja, peredaran narkoba, perkelahian antar siswa atau masyarakat, dan tidak
ketinggalan pula kasus korupsi yang marak terjadi di negeri kita, baik di
Melihat kenyataan tersebut, persoalan moral dan etika senantiasa dipengaruhi oleh
dengan cara yang tidak benar, maka yang terjadi adalah penyimpangan,
penyelewengan dan sebagainya. Oleh karena itu, harus ada solusi yang tepat
dalam menuntaskan masalah tersebut. Tidak ada istilah putus asa dalam
menyemaikan nilai kejujuran pada setiap aktifitas sejauh kemampuan diri kita
dalam mengamalkannya. Pada masa yang akan datang, generasi muda saat ini
akan menjadi penerus perjuangan para pendahulunya. Oleh karena itu, perlu
pendidikan. Perlu komitmen kuat dan langkah konkrit dalam menanamkan nilai
kejujuran pada diri setiap tunas bangsa agar terbentuk pribadi mulia, jujur serta
demikian, sekolah memiliki tugas besar dalam merealisasikan hal itu. Semua
dapat berjalan sesuai harapan apabila ada peran nyata dari pihak sekolah,
dukungan pemerintah serta partisipasi aktif masyarakat. Tidak ada istilah jalan
kebaikan itu akan dipersulit, hanya diri kita saja yang membuatnya sulit.
menyemaikan nilai antikorupsi pada diri siswa. Memang, gagasan ini sudah lama
muncul, namun hanya beberapa sekolah saja yang memiliki komitmen kuat dalam
pentingnya penanaman nilai antikorupsi di sekolah serta apa saja model yang tepat
dasar.
Apakah Korupsi itu dan bagaimana sifat dan bentuk-bentuk dari korupsi
tersebut ?
Korupsi ?
korupsi ?
Individu?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Mengetahui apa itu korupsi
2. Mengetahui arti pentingnya “Pendidikan Anti-Korupsi” bagi
kelangsungan Negara melalui generasi-generasi muda bangsa
3. Mengetahui konsep-konsep yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
Anti-Korupsi
PEMBAHASAN
2.1 Korupsi
korupsi berupa :
ketidakjujuran .
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
Negara baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan ditinjau dari
pelanggaran. Di mana norma soisal, norma hukum maupun norma etika pada
berikut.
1. Penyuapan
Sesuatu yang diberikan sebagai suap tidak harus berupa uang, tapi
penggelembungan (froud).
3. Pemerasan (Extorion)
4. Nepotisme (nepotism)
penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari dalam diri
b. Aspek Sosial :
menyalahgunakan kekuasaannya.
a. Aspek ekonomi
korupsi.
b. Aspek Politis
c. Aspek Organisasi
150 2012
100 2013
2014
50 2015
0 2016
Grafik Peringkat Indonesia di 2017
dunia dalam kasus Korupsi
SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
ada.
dan konsumerisme.
kriminalitas.
korupsi uang. Namun sisi korupsi dapat merambah dalam segala hal
Seperti yang dilansir dari program KPK yang akan datang bahwa
setengah-setengah.
Indonesia.
yang kompleks, bisa dilihat dari berbagai perspektif yang pada hakikatnya
Indonesia:
Fakultas Hukum.
Agama.
Approach)
yang dilakukan secara sadar berasal dari potensi perilaku (perilaku yang
belum terwujud secara nyata), yang diistilahkan dengan intensi (Wade dan
Tavris: 2007). Potensi intensi perilaku tersebut adalah sikap, yang terdiri
dari tiga faktor yaitu kognisi, afeksi dan psikomotor, di mana ketiganya
Pada dasarnya potensi anti-korupsi ada pada diri setiap individu, dan
1975):
No Nilai Indikator
1 Jujur
2 Disiplin
berpegang teguh pada aturan yang ada dalam semua kegiatan
-tugas secara
3 Tanggung jawab
tuntas dengan hasil terbaik
5 Sederhana
pamer dan tidak ria
8 Berani
penyimpangan korupsi.
pendidikan ialah agar siswa lulus dan kelak sudah terjun di masyarakat
sesuatu pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat, tetapi yang lebih utama
Korupsi (PAK).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
melibatkan semua pihak yang menjadi pelaku politik khususnya partai politik,
organisasi kemasyarakatan dan pemerintah karena korupsi bukan hanya tugas dari
2017), h. 127-130
https://jonikawijaya.wordpress.com/makalah/makalah-ulumul-hadits-pembagian-
hadits/
https://makalahnih.blogspot.co.id/2014/06/pembagian-hadits-ulumul-hadits.html
Kewarganegaraan.Jakarta: Depdiknas
Oleh:
Dosen Pengampu:
Maswir, S.Pd., MH
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
PEKANBARU
2017
Pendidikan Anti-Korupsi Page 25