Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“JENIS, PERILAKU DAN CIRI-CIRI KORUPSI”

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Adistiani NIM 210604076


Farianty Sihombing NIM 210604107
Imelda NIM 210604112
Mega Apriyanti NIM 210604121
Mira Kurnia NIM 210604125
Nine Apipah NIM 210604126
Winda Widianty S NIM 210604147

STIKES ABDI NUSANTARA


ANGKATAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang maha kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk,
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca dalam
pendidikan Sarjana Kebidanan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Lebak, September 2021

Penyusun

2i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi...................................................................................2
2.2 Jenis Korupsi............................................................................................2
2.3 Perilaku Korupsi.......................................................................................4
2.4 Ciri-Ciri Korupsi......................................................................................4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..............................................................................................6
3.2 Saran.........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

ii3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini kami tujukan khususnya untuk mahasiswa Sarjana
Kebidanan sebagai penerus bangsa, agar kita semua mengenal akan jenis,
perilaku dan ciri korupsi. Tindakan perilaku korupsi akhir-akhir ini banyak
diperbincangkan, baik di media masa ataupun media cetak. Tindak korupsi
ini paling banyak dilakukan oleh pejabat tinggi negara yang sesungguhnya
terpercaya oleh masyarakat luas untuk memajukan kesejahteraan rakyat
sekarang malah merugikan negara. Maka dari itu, kami akan membahas
tentang jenis perilaku dan ciri korupsi di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun beberapa rumusan masalah yang kami angkat adalah
sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan korupsi
b. Jenis korupsi
c. Perilaku korupsi
d. Ciri korupsi

1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian korupsi
b. Mengetahui gambaran umum tentang korupsi
c. Mengetahui perilaku korupsi di Indonesia
d. Mengetahui ciri korupsi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi


Istilah korupsi diturunkan dari bahasa Latin Corruptio yang berarti
hal merusak, godaan, bujukan, atau kemerosotan. Kata kerjanya adalah
corrumpere (corrumpo, saya menghancurkan) yang berarti menimbulkan
kehancuran, kebusukan, kerusakan, kemerosotan. Bahasa Latin juga
menamai pelaku korupsi dengan corruptor. Bahasa Indonesia pun
menamai pelaku korupsi dengan koruptor (Priyono, 2018:22).
Istilah korupsi juga memiliki konteks penggunaan yang berbeda-
beda Oxford English Dictionary mencoba mengungkapkan keluasan istilah
tersebut. Secara fisik “korupsi berarti kerusakan atau kebusukan segala
sesuatu, terutama melalui penghancuran keutuhan dan penghancuran
bentuk dengan akibat yang menyertainya yaitu, kehilangan keutuhan
kerusakan, secara moral, korupsi berarti penyelewengan atau
penghancuran integritas dalam pelaksanaan kewajiban public melalui suap
dan gratifikasi dan secara sosial, korupsi berarti penjungkirbalikan segala
sesuatu dari kondisi asli kemurnian misalnya : penyelewengan lembaga
dan adat istiadat (Priyono, 2018:23).

2.2 Jenis Korupsi


a. Korupsi Uang Negara
Jenis perbuatan yang merugikan negara ini terbagi menjadi dua
bagian, yaitu mencari keuntungan dengan cara melawan hukum dan
merugikan negara serta menyalahgunakan jabatan untuk mencari
keuntungan dan merugikan negara.
Contoh : Biasanya dalam bentuk tender pemberi barang / pembayar
pajak sekian yang dibayar sekian.
b. Korupsi Suap Menyuap
Merupakan tindakan pemberian uang atau menerima uang /hadiah
yang dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk melakukan / tidak
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya.
Sebagaimana perbedaan hukum formil dan materil.
Contohnya : menyuap pegawai negri yang karena jabatannya bisa
menguntungkan orang yang memberikan suap (Hakim, Pengacara).
c. Korupsi Tindakan Pemerasan
Merupakan tindakan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri atau
Penyelenggara negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain dengan cara melawan hukum atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya dengan memaksa seseorang memberikan sesuatu,
membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
d. Korupsi Penggelapan Jabatan
Termasuk juga dalam kategori yang sering dimaksud sebagai
penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan seorang pejabat pemerintah
dengan kekuasaan yang dimilikinya. Melakukan penggelapan laporan
keuangan, menghilangkan barang bukti/membiarkan orang lain
menghancurkan barang bukti yang bertujuan untuk menguntungkan
diri sendiri.
e. Korupsi Gratifikasi
Yang merupakan tindakan pemberian hadiah yang diterima oleh
pegawai negeri/penyelenggara negara dan tidak dilaporkan kepada
KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi.
Contoh : berupa uang, barang, diskon, liburan, tiket pesawat dll
f. Korupsi Bantuan Kepentingan Dalam Keadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan
barang atau jasa yang dibutuhkan oleh suatu instansi atau perusahaan.
Orang atau badan yang ditunjuk untuk pengadaan barang atau jasa ini
dipilih setelah melalui proses seleksi yang disebut dengan tender.
(Sumbe : ilustrasi korupsi. 2013. Merdeka.Com/Muhamad Lutfi)

2.3 Perilaku Korupsi


Perilaku adalah aktivitas fisik manusia yang bisa diamati.
Munculnya perilaku berkaitan dengan motivasi. Motivasi adalah sesuatu
yang mendorong seseorang untuk berperilaku dalam cara tertentu atau
setidaknya mengembangkan kecenderungan untuk berperilaku tertentu
(Kast dan Rosemzwelg, 1970:296).
Ditinjau dari sisi motivasi, tampak bahwa motivasi tertinggi para
pelaku korupsi secara berturut-turut adalah motiv kekuasaan, motiv
afiliasi, dan motiv berprestasi. Untuk mengantisipasi berkembangnya
perilaku korupsi, penerapan pendidikan karakter di sekolah menjadi
kebutuhan yang sangat penting, untuk itu diperlukan upaya menumbuhkan
motiv berprestasi. Melalui penanaman nilai-nilai kejujuran dengan
demikian seseorang akan berusaha mencapai kesuksesan tanpa memilih
cara curang atau jalan pintas. Selain itu perlu dipahami bahwa memiliki
motiv kekuasaan yang tinggi sebenarnya bukan sesuatu yang buruk.
Dengan demikian ketika seseorang memiliki kekuasaan, ia akan
memperhatikan kepentingan sosial, tidak hanya kepentingan pribadinya
saja. Pendidikan anti korupsi melalui penerapan warung kejujuran di
sekolah, bisa menjadi alterantif yang baik dalam pendidikan karakter,
sehingga siswa dapat mempraktekkan perilaku yang jujur.

2.4 Ciri-Ciri Korupsi


Ciri-ciri dari korupsi antara lain :
a. Selalu melibatkan lebih dari satu orang, inilah yang membedakan
antara korupsi dengan pencurian dengan penggelapan.
b. Pada umumnya bersifat rahasia, tertutup terutama motiv yang melatar
belakangi perbuatan korupsi tersebut
c. Melibatkan eleman kewajiban dan keuntungan timba balik. Kewajiban
dan keuntungan tersebut tidak selalu berbentuk uang
d. Berusaha untuk berlindung dibalik pembenaran hukum
e. Mereka yang terlibat korupsi ialah mereka yang memiliki kekuasaan
atau wewenang serta mempengaruhi keputusan-keputusan itu.
f. Pada setiap tindakan mengandung penipuan, biasanya pada badan
public atau pada masyarakat umum
g. Setiap bentuknya melibatkan fungsi ganda yang komdiktif dari
mereka yang melakukan tindakan tersebut.
h. Dilandaskan dengan niat kesengajaan untuk menempatkan
kepentingan umum di bawah kepentingan pribadi
i. Setiap bentuk korupsi adalah suatu penghancur kepercayaan
j. Perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan
pertanggungjawaban dalam masyarakat
(http://sarparazyusuf.blogspot.co.id/2016/03.ciri-cirikorupsi.html).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan di atas kami menarik kesimpulan bahwa
korupsi adalah kejahatan yang sangat merugikan public. Korupsi adalah
penghancur dalam hal ini adalah penghianatan terhadap rakyat yang telah
memberikan amanah dalam mengemban tugas.
Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah-
kaidah umum yang berlaku di masyarakat, korupsi di Indonesia telah
dianggap kejahatan luar biasa. Melihat realita tersebut timbul public
judgment bahwa korupsi adalah manifestasi budaya bangsa, telah banyak
usaha yang dilakukan untuk memberantas korupsi, namun walaupun
begitu dengan upaya apapun memang harus terus dilakukan untuk
memberantas korupsi.
Seperti yang sekarang ini kita lakukan di lingkungan mahasiswa,
memasukan pendidikan arti korupsi guna mengoptimalkan intelektual,
sifat kritis dan etika integritas mahasiswa agar kedepannya bisa
menghasilkan sosok-sosok pembangun bangsa yang berjiwa anti korupsi
tentunya.

3.2 Saran
Setelah melihat perkembangan jenis, perilaku dan ciri-ciri korupsi
di Indonesia, maka penulis memunculkan saran-saran sebagai berikut:
1. Pemberantasan dan pencegahan korupsi haruslah dilakukan dari atas
secara konsisten dari para penyelenggara negara
2. Pemberantasan tindak pidana korupsi tetap berpegang pada Undang-
Undang Korupsi yang teah berlaku dengan mengedepankan
pertanggungjawaban pidana terlebih dahulu, kemudian
pertanggungjawaban secara perdata.
3. Peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang jelas
dengan sanksi yang dapat menimbulkan kejeraan serta proses pra
peradilan yang cepat dan transparan.
DAFTAR PUSTAKA

Fremont Ellswarth Kast & James Erwin Rosenzweig (1970). Organization and
Management : A Systems and Contingency Approach. New York:
McGrow – Hill Book Company.

http:// Sarfaraz Yusuf. Blogspot.co.id/2016/03/ciri-ciri korupsi.html

Muhamad Lutfi. 2013. Ilustrasi Korupsi. Medika.Com

Priyono. Herry B. 2018. Korupsi Melacak Anti, Menyimak Implikasi. Jakarta: Pt.
Gramedia

Anda mungkin juga menyukai