Epid
Mata Kuliah : Epidemiologi Penyakit Menular
MAKALAH
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MERS-CoV
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Penulis.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Virus MERS atau Middle East Respiratory Syndrome atau juga dikenal
sebagaivirus korona,saat ini sedang marak dibahas sebab telah menimbulkan
cukup banyak korban jiwadi Arab Saudi. Bahkan diduga, beberapa korban
yang merupakan jama’ahumroh asal Indonesia pun telah mengidap penyakit
yang itu. Namun dengan mengenali gejala dan cara pencegahan penyakit
yang disebabkan olehvirus koronatersebut, para jama’ah yang hendak
beribadah umroh sejatinya takperlu khawatir. Pihak medis yang terkait telah
melansir berbagai informasi mengenai gejala serta cara pencegahan agar virus
itu tak menular.
Virus Mers dari golongan Coronavirus Penyakit Mers merupakan
penyakit pernafasan dengan penularan yang cepat, dengan kontak langsung
maupun tidak langsung, Penularan dapat melalui udara yang tercemar virus
mers, maupun kontak langsung seperti terkena cairan dari hidung atau mulut
penderita Mers..
Dalam banyak kasus, penderita MERS mengalami komplikasi serius
AcuteRespiratory Distress Syndrome (ARDS) yang menyebabkan kegagalan
multiorgan, gagal ginjal, koagulopati konsumtif, dan perikarditis serta
pneumonia berat yang berjung pada kematian.
Hingga tanggal 3 Mei ini WHO telah mengumumkan melalui situs
resminya bahwa telah ada 401 orang dari 12 negara di seluruh dunia yang
telah didiagnosis menderita penyakit ini. Seluruh kasus tersebut diperkirakan
berasal dari 6 negara yang terletak di pertambahan replica virus MERS di
dalam tubuh yang diujikan terhadap 6 kera yang telah terinfeksi penyakit
MERS.Vaksin untuk hepatitis C ini merupakan perpaduan antara obat
interferon-alpha 2b dan ribavirin yang hanya digunakan sebagai tahapan awal
pengobatan pada infeksi MERS. Vaksin Vit C.
Pada dasarnya penyakit MERS ini dapat sembuh dengan sendirinya bila
dilakukan perawatan yang mendukung terhadap kondisi pasien yang
dikarenakan adanya batasan virus MERS. Jika kondisi pasien mendukung
untuk penyembuhan sampai saat batas virus ini tiba maka penyakit ini dapat
sembuh, namun kenyataannya banyak pasien yang tidak tertolong karena tidak
kuatnya kondisi tubuh untuk mencapai masa batas virus yang dikarenakan
virus ini menyerang system kekebalan tubuh sehingga banyak yang
mengalami komplikasi penyakit lainnya seperti pneumonia dan bronkhitis
yang mempercepat pengrusakan imun tubuh sampai tidak kuat lagi menahan
hingga akhirnya meninggal dunia. Virus ini tidak mudah menular jika hanya
bersimpangan.
Mers-Cov berpeluang besar menular pada kontak yang intens, seperti
keluarga dari pengidap yang tinggal serumah, atau tenaga medis yang merawat
pengidap.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2) Tertiary prevention
1) Disability limitation
Tidak ada kemungkinan kecatatan secara fisik
2) Rehabilitation
Merupakan tindakan yang dimaksud untuk
mengembalikan pasien kemasyarakat agar mereka dapat hidup
dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang
lain.
Contoh: Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang
harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu
penyakit.
A. Kesimpulan
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah suatu subtipe
baru dari virus corona yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia
sebelumnya. Virus corona merupakan keluarga besar dari virus yang dapat
menimbulkan kesakitan maupun kematian pada manusia dan hewan. Virus
corona dapat menimbulkan kesakitan pada manusia dengan gejala ringan
sampai berat seperti selesma (common cold), Sindroma Saluran
Pernapasan Akut yang berat (SARS/ Severe Acute Respiratory Syndrome).
Penularan infeksi MERS dari manusia ke manusia hampir sebagian
besar terjadi di layanan kesehatan karena ada melalui kontak erat dengan
kasus, seperti merawat atau tinggal bersama orang yang terinfeksi.
Penularan infeksi MERS dari hewan ke manusia masih belum diketahui,
hingga saat ini unta cenderung menjadi reservoir utama untuk MERS, dan
sumber hewan infeksi pada manusia.
B. Saran
Berdasarkan uraian diatas, penyusun memberikan saran yaitu :
1. Sosialisasi bahaya penyakit MERS-CoV kepada masyarakat sangat
diperlukan.
2. Peningkatan kemampuan laboratorium, sarana dan parasarana serta
pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam menghadapi
penyakit MERS-CoV sangat penting untuk penanganan dan
pencegahan.
DAFTAR PUSTAKA
Surjawijaya JE. 2003. Sindrom Pernafasan Akut Parah : Suatu Epidemi Baru
Sangat Virulen. J Kedokter Trisakti 22 (2):76-82.
Chen K. 2006. SARS : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FKUI. Jakarta
Ibrahim F. 2003. Ulas Balik Coronavirus dan Sindroma Pernafasan Akut Berat. J
Mikrobiol Indonesia 8 (2):35-38