Anda di halaman 1dari 14

Nama Dosen : Ikes Dwiastuti, SKM.,M.

Epid
Mata Kuliah : Epidemiologi Penyakit Menular

MAKALAH
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MERS-CoV

Disusun Oleh :
Kelompok 3

AZISAH NURUL FADILAH (M.17.02.005)


BURHANUDDIN MA’RUF (M.17.02.006)
MAGFIRAH ANWAR (M.17.02.014)
SHERINA (M.17.02.026)
VENI (M.16.02.026)

PROGRAM STUDI S.1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MEGA BUANA PALOPO
TAHUN AJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palopo, Desember 2019

Penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Makalah ..................................................................................... 2
BAB II PEMBEHASAN ...................................................................................... 3
A.Sejarah dan Manifestasi Klinik Penyakit MERS-CoV .......................... 3
B.Komponen Penyakit MERS-CoV .......................................................... 6
C.Sumber Penyakit MERS-CoV ................................................................ 7
D.Mekanisme Penyakit MERS-CoV ......................................................... 7
E.Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit MERS-CoV ....................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 9
A.Kesimplan .............................................................................................. 9
B.Saran ....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virus MERS atau Middle East Respiratory Syndrome atau juga dikenal
sebagaivirus korona,saat ini sedang marak dibahas sebab telah menimbulkan
cukup banyak korban jiwadi Arab Saudi. Bahkan diduga, beberapa korban
yang merupakan jama’ahumroh asal Indonesia pun telah mengidap penyakit
yang itu. Namun dengan mengenali gejala dan cara pencegahan penyakit
yang disebabkan olehvirus koronatersebut, para jama’ah yang hendak
beribadah umroh sejatinya takperlu khawatir. Pihak medis yang terkait telah
melansir berbagai informasi mengenai gejala serta cara pencegahan agar virus
itu tak menular.
Virus Mers dari golongan Coronavirus Penyakit Mers merupakan
penyakit pernafasan dengan penularan yang cepat, dengan kontak langsung
maupun tidak langsung, Penularan dapat melalui udara yang tercemar virus
mers, maupun kontak langsung seperti terkena cairan dari hidung atau mulut
penderita Mers..
Dalam banyak kasus, penderita MERS mengalami komplikasi serius
AcuteRespiratory Distress Syndrome (ARDS) yang menyebabkan kegagalan
multiorgan, gagal ginjal, koagulopati konsumtif, dan perikarditis serta
pneumonia berat yang berjung pada kematian.
Hingga tanggal 3 Mei ini WHO telah mengumumkan melalui situs
resminya bahwa telah ada 401 orang dari 12 negara di seluruh dunia yang
telah didiagnosis menderita penyakit ini. Seluruh kasus tersebut diperkirakan
berasal dari 6 negara yang terletak di pertambahan replica virus MERS di
dalam tubuh yang diujikan terhadap 6 kera yang telah terinfeksi penyakit
MERS.Vaksin untuk hepatitis C ini merupakan perpaduan antara obat
interferon-alpha 2b dan ribavirin yang hanya digunakan sebagai tahapan awal
pengobatan pada infeksi MERS. Vaksin Vit C.
Pada dasarnya penyakit MERS ini dapat sembuh dengan sendirinya bila
dilakukan perawatan yang mendukung terhadap kondisi pasien yang
dikarenakan adanya batasan virus MERS. Jika kondisi pasien mendukung
untuk penyembuhan sampai saat batas virus ini tiba maka penyakit ini dapat
sembuh, namun kenyataannya banyak pasien yang tidak tertolong karena tidak
kuatnya kondisi tubuh untuk mencapai masa batas virus yang dikarenakan
virus ini menyerang system kekebalan tubuh sehingga banyak yang
mengalami komplikasi penyakit lainnya seperti pneumonia dan bronkhitis
yang mempercepat pengrusakan imun tubuh sampai tidak kuat lagi menahan
hingga akhirnya meninggal dunia. Virus ini tidak mudah menular jika hanya
bersimpangan.
Mers-Cov berpeluang besar menular pada kontak yang intens, seperti
keluarga dari pengidap yang tinggal serumah, atau tenaga medis yang merawat
pengidap.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan dan manifestasi klinik penyakit Mers


CoV ?
2. Apa saja komponen penyakit Mers CoV ?
3. Apa saja sumber-sumber penyakit Mers CoV ?
4. Bagaimana mekanisme penyakit Mers CoV ?
5. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan penyakit Mers CoV ?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui sejaraha perkembangan dan manifestasi klinik penyakit


Mers CoV.
2. Untuk mengetahui komponen penyakit Mers CoV.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber penyakit Mers CoV.
4. Untuk mengetahui mekanisme penyakit Mers CoV.
5. Untuk mengetahui pencegahan dan pennaggulangan penyakit Mers CoV.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan dan Manifestasi Klinik Penyakit Mers-CoV


1. Sejarah perkembangan penyakit Mers-CoV
Negara yang pertama kali melaporkan adanya virus MERS adalah
Arab Saudi. Dan 9 negara yang telah melaporkan kasus MERS CoV
(Perancis, Italia, Jordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Jerman, Inggris dan
Uni EmiratArab). Semua kasus berhubungan di negara di Timur Tengah
(Jazirah Arab),baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus (lebih spesifik lagi, coronavirus) yang disebut
Sindrom Pernafasan Timur Tengah Coronavirus (MERS-CoV). Sebagian
besar pasien MERS mengalami penyakit pernafasan akut parah dengan
gejala demam, batuk dan sesak napas. Sekitar 3 sampai 4 dari setiap 10
pasien yang dilaporkan dengan MERS telah meninggal dunia.
Pejabat kesehatan pertama kali melaporkan penyakit ini di Arab
Saudi pada bulan September 2012. Melalui pemeriksaan retrospektif
(tampak belakang), petugas kesehatan kemudian mengidentifikasi bahwa
kasus MERS yang pertama diketahui terjadi di Yordania pada bulan April
2012. Sejauh ini, semua kasus MERS telah dikaitkan. melalui perjalanan
ke, atau tinggal di, negara-negara di dan dekat Semenanjung Arab. Wabah
terbesar yang diketahui MERS di luar Semenanjung Arab terjadi di
Republik Korea pada tahun 2015. Wabah itu terkait dengan seorang
musafir yang kembali dari Semenanjung Arab.
Middle East Respiratory Syndrome (MERS, Sindrom Pernapasan
Timur Tengah) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang
menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini pertama kali dilaporkan di
Arab Saudi pada tahun 2012. MERS disebabkan oleh virus coronavirus
(CoV), sehingga disebut MERS-CoV. Virus ini disebut juga dengan
HCoV EMC/2012 (Human Corona Virus Erasmus Medical Center/2012),
berdasarkan nama institusi atau laboratorium virologi di Erasmus Medical
Center (EMC), Rotterdam, Belanda, yang pertama kali berhasil
mengisolasi dan mempublikasikan penemuan virus tersebut dari dahak
(sputum) penderita radang paru (pneumonia) di Arab Saudi pada tahun
2012.
Peneliti belum mengetahui secara pasti cara virus MERS ditularkan
ke manusia, namun virus ini sudah ditemukan pada kelelawar dan unta.
Para pakar mengatakan unta kemungkinan besar menjadi binatang
pembawa, yang kemudian menularkannya pada manusia. Belum diketahui
dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun, beberapa peneliti
menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis Kelelawar
yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah.
Unta hampir dipastikan menjadi sumber virus korona MERS di
Timur Tengah. Hasil penelitian di negara tersebut menunjukkan
kebanyakan unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang secara
genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi manusia. Penelitian
ini dilakukan oleh tim dari Universitas Columbia, Universitas King Saud,
dan EcoHealth Alliance. Spekulasi lain yang terdapat di kalangan para
peneliti menyebutkan bahwa selain Kelelawar, Unta juga diduga kuat
berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus Corona, dimana
ditemukan antibodi terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur
Tengah itu.
Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih
diteliti sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang
terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran
kering Kelelawar yang terinfeksi.

2. Epidemiologi penyakit Mers CoV


Prevalensi MERS di dunia mencapai 2600 orang dalam 5 tahun
terakhir. Kasus terbesar ditemukan di daerah timur tengah khususnya Arab
Saudi. Beberapa negara lain seperti Korea Selatan, Cina, serta Malaysia
pernah melaporkan kejadian MERS-CoV. Akibat angka mortalitas yang
tinggi, MERS menjadi salah satu fokus penyakit yang diutamakan
penanganannya oleh WHO.
Kasus MERS paling banyak terjadi di Arab Saudi dan Uni Emirat
Arab, sekitar 79% dari jumlah seluruh kasus. Walaupun begitu, kejadian
MERS juga banyak terjadi di Korea Selatan, diawali pada
saat outbreak pada tahun 2015.
Selain negara-negara tersebut, MERS telah dilaporkan terjadi di
Oman, Austria, Bahrain, Cina, Mesir, Qatar, Jerman, Amerika Serikat,
Inggris, Malaysia, dan 14 negara lainnya. Kebanyakan kasus yang terjadi
adalah MERS sekunder.
Sejak tahun 2012 hingga Agustus 2019, telah ditemukan 2468 kasus
MERS yang telah dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium, dengan
80% kasus MERS dilaporkan terjadi di Arab Saudi. Sedangkan, 19.1%
kasus MERS terjadi pada tenaga kesehatan di Arab Saudi. Tidak ada
perubahan signifikan dari tren MERS yang terjadi di dunia sampai dengan
tahun 2019. Pada tahun 2019, MERS yang didapat dari rumah sakit
memiliki angka yang lebih tinggi dibanding yang didapat dari komunitas.
Di Indonesia, belum ada data mengenai angka kejadian MERS-CoV.
Akan tetapi, karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah
populasi muslim terbesar di dunia, maka perlu diwaspadai adanya MERS
di masyarakat.
Berdasarkan Kementerian Agama Indonesia, masyarakat Indonesia
bepergian ke Arab Saudi bertujuan untuk menunaikan ibadah haji, ibadah
umrah, dan menjadi tenaga kerja di Arab Saudi. Pada tahun 2013, 200.000
orang menunaikan ibadah haji dan 750.000 lainnya melakukan umrah.
Pada tahun yang sama, Indonesia mengirimkan lebih dari 1.000.000 jiwa
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi.
MERS memiliki tingkat mortalitas yang cukup tinggi. Dari seluruh
pasien MERS, sebanyak 850 (34.4%) kasus menyebabkan kematian.
Kebanyakan dari kasus tersebut berasal dari Arab Saudi (2073 kasus,
dengan mortalitas sebesar 772 kasus). Kematian banyaknya terjadi pada
pasien dengan kelompok usia 50-59 untuk kasus primer, dan 70-79 untuk
kasus sekunder.

3. Manifestasi klinik penyakit Mers CoV


Mers-CoV tergolong penyakit yang umumnya berakhir dengan
kematian. Karena, berdasarkan data MERS memiliki tingkat mortalitas
yang cukup tinggi. Dari seluruh pasien MERS, sebanyak 850 (34.4%)
kasus menyebabkan kematian. Kebanyakan dari kasus tersebut berasal dari
Arab Saudi (2073 kasus, dengan mortalitas sebesar 772 kasus).

B. Komponen Penyakit Mers CoV


1. Faktor penyebab penyakit Mers-CoV
a. Agent
Mers-CoV disebabkan oleh Coronavirus.
b. Sumber penularan
1) Manusia sebagai Reservoir
Virus Mers dapat menular ke orang lain melalui droplet saat
penderita bersin atau batuk.
2) Reservoir Hewan/Benda lain
Virus Mers dapat menular dari hewan ke manusia contohnya dari
binatang Unta, selain itu juga dapat melalui benda yang telah
terkontaminasi dengan penderita.
c. Cara penularan
1) Secara langsung
Virus Mers dapat menular secara langsung ke orang melalui
droplet ketika berinteraksi dengan penderita.
2) Secara tidak langsung
Virus Mers dapat menular secara tidak langsung ke orang lain
melalui benda yang telah terkontaminasi dengan penderita.
C. Sumber Penyakit Mers CoV
1. Manusia sebagai Reservoir
Yaitu manusia sebagai sumber penularan dan dapat menularkan
penyakit Mers ke orang lain baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
2. Reservoir Hewan/Benda lain
Tergolong dalam Zoonosis kategori Amphixenosis yaitu dimana
manusia dan hewan sama-sama merupaka reservoir yang cocok untuk
agent penyebab penyakit.
D. Mekanisme Penyakit Mers CoV
1. Cara unsur penyebab keluar dari pejamu (Reservoir)
a. Melalui saluran pernapasan atau droplet penderita
b. Penularan dari orang ke orang melalui kontak benda lain.
2. Cara Penularan
a. Penularan langsung
Yaitu virus Mers dapat menular ke orang lain secara langsung
melalui saluran pernapasan atau droplet ketika berinteraksi dengan
penderita.
b. Penularan tidak langsung
Yaitu virus Mers dapat menular ke orang lain secara tidak langsug
melalui benda lain yang sudah terkontaminasi oleh penderita.
3. Cara agent masuk ke tubuh pejamu potensial
Melalui portal exit and entry yaitu mulut, hidung, dsb. kemudian
masuk ke dalam tubuh.

E. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Mers CoV


1. Pencegahan penyakit Mers-CoV
a. Primary prevention
1) Health promotion
Pada tingkatan ini dilakukan tindakan umum berupa
penyuluhan untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-
pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan manusia
dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki
lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada tindakan yang sehat.
Contohnya:
a) Menjaga kebersihan
b) Menjaga daya tahan tubuh yakni dengan makan teratur,
istirahat yang cukup
c) Mencuci tangan dengan menggunakan sabuh setelah
melakukan aktivitas
2) Spesific protection
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk
mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibi-penyakit-
lingkungan dan tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada
penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang
sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu.
Contohnya:
a) Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya
penyakit Mers-CoV ditempatkan diruangan isolasi
b) Tidak mengunjungi wilayah yang sudah terjangkit Mers,
seperti Negara yang terkena wabah dan rumah sakit jika perlu,
karena sebagian besar infeksi terjadi disini.
c) Sebisa mungkin hindari berdekatan dengan penderita
Mers-CoV atau penderita bergejala sama dan apabila tidak
memungkinkan gunakan selalu masker serta sarung tangan
b. Secondary prevention
1) Early diagnosis and prompt treatment
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin
dan melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.
Contoh:
a) Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan
pemeriksaan. Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru
b) Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan
penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar
bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.

2) Tertiary prevention
1) Disability limitation
Tidak ada kemungkinan kecatatan secara fisik
2) Rehabilitation
Merupakan tindakan yang dimaksud untuk
mengembalikan pasien kemasyarakat agar mereka dapat hidup
dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang
lain.
Contoh: Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang
harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu
penyakit.

2. Penanggulangan penyakit SARS


a. Sasaran langsung pada sumber penularan
Yakni berfokus pada sumber penularan atau reservoir yaitu :
1) Sumber penularan berasal dari binatang, maka musnahkan binatang
tersebut atau cegah binatang lain terinfeksi virus.
2) Sumber penularan berasal dari manusia dimana dapat menular
secara langsung maka dititikberatkan pada penyuluhan kesehatan
secara bersama-sama dengan menghilangkan sumber penularan.
Selain itu, juga dapat dilakukan isolasi bagi para penderita agar
virus tidak menular ke orang lain.
b. Sasaran di tujukan pada cara penularan
Yaitu dengan cara memblokir semua portal exit dan entry dari viru
Mers-CoV agar tidak terjadi proses penularan penyakit.
c. Sasaran di tujukan pada pejamu potensial
Yakni memperbaiki sistem imunitas tubuh pejamu potensial baik
itu melalui perbaikan gizi dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah suatu subtipe
baru dari virus corona yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia
sebelumnya. Virus corona merupakan keluarga besar dari virus yang dapat
menimbulkan kesakitan maupun kematian pada manusia dan hewan. Virus
corona dapat menimbulkan kesakitan pada manusia dengan gejala ringan
sampai berat seperti selesma (common cold), Sindroma Saluran
Pernapasan Akut yang berat (SARS/ Severe Acute Respiratory Syndrome).
Penularan infeksi MERS dari manusia ke manusia hampir sebagian
besar terjadi di layanan kesehatan karena ada melalui kontak erat dengan
kasus, seperti merawat atau tinggal bersama orang yang terinfeksi.
Penularan infeksi MERS dari hewan ke manusia masih belum diketahui,
hingga saat ini unta cenderung menjadi reservoir utama untuk MERS, dan
sumber hewan infeksi pada manusia.
B. Saran
Berdasarkan uraian diatas, penyusun memberikan saran yaitu :
1. Sosialisasi bahaya penyakit MERS-CoV kepada masyarakat sangat
diperlukan.
2. Peningkatan kemampuan laboratorium, sarana dan parasarana serta
pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam menghadapi
penyakit MERS-CoV sangat penting untuk penanganan dan
pencegahan.
DAFTAR PUSTAKA

Surjawijaya JE. 2003. Sindrom Pernafasan Akut Parah : Suatu Epidemi Baru
Sangat Virulen. J Kedokter Trisakti 22 (2):76-82.
Chen K. 2006. SARS : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FKUI. Jakarta
Ibrahim F. 2003. Ulas Balik Coronavirus dan Sindroma Pernafasan Akut Berat. J
Mikrobiol Indonesia 8 (2):35-38

Anda mungkin juga menyukai