Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas tentang Mers-cov.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi kita
semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kurun beberapa tahun belakangan ini kita menghadapi penyakit virus
yang mengenai saluran pernapasan sehingga komplikasi beberapa penderita
menyebabkan kematian, seperti SARS, Flu Burung (Avian Influenza), Influenza
A baru (Swine Flu) dan sekarang kita menghadapi MERS-Cov (Middle East
Respiratory Syndrome – Coronavirus).
4
kematian sekitar 121 penderita. Di Indonesia terdapat beberapa kasus suspek
MERS ini dengan penderita riwayat kunjungan ke daerah semenanjung Arab
seperti di Medan ada kasus suspek MERS meninggal dunia akibat sindrom
pernapasan akut dengan gambaran radiologis mengarah radang di kedua paru
(Bilateral Pneumonia) dan dilaporkan juga di Bali kasus suspek MERS juga
meninggal dunia.
Pemerintah Indonesia tidak mau anggap enteng hadapi virus itu. Menteri
Koordinator Kesejahteraan Rakyat sampai menggelar rapat koordinasi bersama
Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri,
dan Menteri Perhubungan untuk membahas penyebaran virus tersebut, Senin 5
Mei 2014.
Virus ini ditemukan pertama kali di Arab Saudi, dan sudah menyerang warga
Prancis, Jerman, Italia, Tunisia, Inggris, dan lain-lain. Mereka yang terinfeksi
5
rata-rata baru melakukan perjalanan dari Timur Tengah. Rata-rata korban MERS-
CoV berusia 51 tahun, walau ada juga yang berusia 2 bahkan 94 tahun.
6
8. Berapa lama masa penularan penyakit Mers-cov bisa terjadi ?
9. Bagaimana kerentanan/kekebalan penyakit Mers-cov?
10. Bagaimana cara pencegahaan penyakit Mers-cov ?
1.3 Tujuan
7
BAB II
PEMBAHASAN
Median usia 50 tahun (range 2-94 tahun). 61 % kasus laki – laki. Kasus
dengan Ko-morbid. Indonesia termasuk negara yang paling rentan terjangkit
Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS). Penyakit yang pertama kali
ditemukan di Arab Saudi pada tahun 2012 ini sejauh ini sudah menginfeksi 495
orang di 12 negara dan lebih dari 100 orang meninggal dunia.
8
September 2012-1 Agustus 2013 semua kasus tersebut masih berhubungan
dengan negara-negara di Jazirah Arab, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Jumlah kasus MERS-CoV yang terkonfirmasi sebanyak 94 kasus dan
meninggal 47 orang dengan sembilan negara yang melaporkan kasus ini yaitu
Prancis, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni
Emirat Arab. Dengan persentase kematian (CFR/Case Fatality Rate) mencapai 50
persen, MERS-CoV menjadi salah satu ancaman terutama menjelang musim haji.
Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi
MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3
kasus, United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2
kasus, Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian.
1. Unta
Telah dideteksi antibodi yang tinggi terhadap MERS-CoV pada unta dromedary
di Semenanjung Arab. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa MERS-CoV telah
beredar di unta sejak tahun 1992 dan mungkin lebih lama, sedangkan strain MER-
9
CoV pada manusia akhir- akhir ini. Baru – baru ini RNA MERS-CoV telah
dideteksi pada spesimen yang berbeda dari virus ini telah di isolasi dari sample
hidung dan feses unta . selain itu, MERS-CoV telah didekteksi pada unta
dormedary yang diimpor dari Sudan dan Ethiopia untuk disembelih di Mesir serta
bukti serologis infeksi MERS-CoV sebelumnya pada unta di Nigeria, Ethiopia dan
Tuniska.
Hal ini menujukkan bahwa virus ini dapat meluas secara geografis pada populasi
unta dromedary di benua Afrika.Sebuah bukti lain penularan MERS-CoV lintas
spesies dari unta drometary ke manusia yaitu infeksi MERS-CoV pada manusia
terjadi setelah kontak dengan unta yang terinfeksi virus ini di Arab Saudi .
Berdasarkan hal ini dapat disimplkan unta bertindak sebagai sumber infeksi MERS-
CoV pada manusia secara langsung.
2. Kelelawar
Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi MERS-
Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus,
United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus,
Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian.
10
Jumlah kasus, dan Kondisi Indonesia saat ini
Sejak September 2012 s/d 01 Agustus 2013 jumlah kasus MERS-CoV yang
terkonfirmasi secara global sebanyak 94 kasus dan meninggal 47 orang (CFR 50
%). Hingga saat ini belum ada laporan kasus di Indonesia.
Baru – baru ini terdapat bukti yang berkembang bahwa unta dromedary
merupakan inang dari MERS-CoV dan hewan ini berperan penting dalam
penularan MERS-CoV kepada manusia . Bukti pertama dari unta dromedary
menjadi rantai pertama yaitu telah dideteksi antibodi yang tinggi terhadap MERS-
CoV pada unta dromedary di Semenanjung Arab. Terdapat bukti yang
menunjukkan bahwa MERS-CoV telah beredar di unta sejak tahun 1992 dan
mungkin lebih lama, sedangkan strain MER-CoV pada manusia akhir- akhir ini
11
Baru – baru ini RNA MERS-CoV telah dideteksi pada spesimen yang
berbeda dari virus ini telah di isolasi dari sample hidung dan feses unta . selain itu,
MERS-CoV telah didekteksi pada unta dormedary yang diimpor dari Sudan dan
Ethiopia untuk disembelih di Mesir serta bukti serologis infeksi MERS-CoV
sebelumnya pada unta di Nigeria, Ethiopia dan Tuniska. Hal ini menujukkan
bahwa virus ini dapat meluas secara geografis pada populasi unta dromedary di
benua Afrika.
Sebuah bukti lain penularan MERS-CoV lintas spesies dari unta drometary
ke manusia yaitu infeksi MERS-CoV pada manusia terjadi setelah kontak dengan
unta yang terinfeksi virus ini di Arab Saudi . Berdasarkan hal ini dapat disimplkan
unta bertindak sebagai sumber infeksi MERS-CoV pada manusia secara langsung.
Hasil analisis filogenetik dan tingginya titer virus ini pada swab hidung unta
dromedary menujukkan bahwa penularan MERS-CoV dari unta ke manusia dapat
terjadi melalui rute pernafasan dan melalui kontak dengan disharge hidung unta
yang terinfeksi. Kebanyakan unta yang terinfeksi tidak menunjukan gejala klinis
dan ada beberapa kaus yang menunjukkan gejala pernafasan ringan ( terdapat
discharge pada hidung )
Sumber penularan masih belum diketahui tetapi sumber virus berasal dari
binatang.MERS-CoV ini ditemukan pada unta di Qatar, Mesir dan Saudia Arabia,
dan kelelawar di Saudia Arabia.
12
Corona virus yakni keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
insan dan hewan. Secara genetik kerabat paling akrab dari MERS-CoV yang telah
ditemukan hingga dikala ini merupakan corona virus yang berasal dari kelelawar,
sehingga menyebabkan kecurigaan bahwa MERS-CoV juga berasal dari
kelelawar. Ada juga bukti-bukti yang mengarahkan bahwa virus MERS-CoV
ditransmisikan melalui kontak dengan unta atau kambing. Hasil penelitian
memperlihatkan kebanyakan unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang
secara genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi manusia. Unta di
beberapa negara dengan hasil positif antibodi terhadap MERS-CoV ini yang
awalnya unta ini sudah terinfeksi MERS-CoV, tetapi dengan hasil ini belum yakin
apakah unta menjadi sumber utama virus MERS tersebut.Penelitian lebih lanjut di
butuhkan mengenai peranan unta, kelelawar dan binatang-binatang lainnya yang
menjadi sumber penularan dari virus MERS ini.
Berikut adalah cara penularan dari virus MERS. Virus ini dapat menular antar
manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia
yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat melalui :
13
MERS-CoV ini tertular dengan kontak langsung seperti :
Melakukan kontak fisik erat, yaitu seseorang yang kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (bercakap-cakap dengan radius 1 meter) dengan
kasus probable atau konfirmasi ketika kasus sedang sakit. Termasuk kontak erat
yang dimaksud antara lain:
14
Gejala Mers-Cov berupa gangguan pernafasan ringan sampai berat dengan
kegagalan multi-organ yaitu gagal ginjal, gangguan fungsi pembekuan darah dan
radang selaput jantung. Sedangkan masa inkubasi mulai 2 sampai dengan15 hari.
Mers-Cov menjadi sangat penting karena hingga kini belum ditemukan vaksin dan
obatnya.
a. Demam Batuk
15
Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam,
myalgia, lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala
non-spesifik lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien
adalah demam di atas 38 °C (100.4 °F). Sesak napas bisa terjadi kemudian.Gejala
tersebut biasanya muncul 2–10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga
pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara
2–3 hari. Sekitar 10–20% kasus membutuhkan ventilasi mekanis.
d. Tanda Fisik
Awalnya tanda fisik tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada.
Beberapa pasien akan mengalami tachypnea (nafas cepat) dan crackle pada
auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.
16
Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti
sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi
mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering Kelelawar
yang terinfeksi.
Virus korona ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat
transmisi penularan antar manusia secara luas dan berkelanjutan. Mekanisme
penularan belum diketahui, namun menurut Kemenkes RI (2013), kemungkinan
penularannya dapat melalui penularan langsung, yakni melalui percikan dahak
(droplet) pada saat pasien batuk atau bersin. Penularan tidak langsung dapat
melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
1. Melakukan kontak fisik erat, yaitu seseorang yang kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (bercakap-cakap dengan radius 1 meter)
dengan kasus probable atau konfirmasi ketika kasus sedang sakit.
Termasuk kontak erat yang dimaksud antara lain: 1) Petugas kesehatan
yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di
tempat perawatan kasus. 2) Orang yang merawat atau menunggu kasus di
ruangan/ orang yang tinggal serumah dengan kasus. 3) Tamu yang berada
dalam satu ruangan dengan kasus.
2. Bekerja bersama dalam jarak dekat atau di dalam satu ruangan.
3. Bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut/ kendaraan.
Jadi, penyakit ini akan rentan menyerang manusia jika manusia itu kontak
langsung dengan feses, urin atau pun air liur dari hewan yang terinfeksi
penyakit Mers-cov.
17
Beberapa pencegahan virus MERS, yaitu :
Belum ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini.
Pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh.
Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan
segera buang tisu tersebut ke tempat sampah.
Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum
dicuci.
Menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga
kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan
menerapkan etika batuk ketika sakit.
Gunakan masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan. Bila diperlukan
bagi penderita penyakit kronik, di kerumunan orang, badan tidak fit dan
lain lain gunakan masker.
Hindari bepergian atau naik kendaraan umum namun jika terpaksa maka
jangan menutup jendela atau pintu.
Hindarilah mengunjungi pasien dan periksa ke dokter di rumah sakit
khususnya yang ada pasien MERS. Hindari kontak secara dekat dengan
orang yang sedang menderita sakit,misalnya ciuman atau penggunaan alat
makan/minum bersama.
Cuci tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung, dan mata
dengan tangan telanjang.
Rajin rajin Cuci Tangan Pakai Sabun. Bila tangan tidak tampak kelihatan
kotor gunakan antiseptik.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
19
7. Namun sampai saat ini belum ada vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan
penyakit ini, yang ada hanyalah obat untuk meringankan gejala atau akibat yang
ditimbulkan dari penyakit MERS. Salah satu cara mengobati MERS adalah
dengan pemberian obat vaksin untuk pengobatan hepatitis C yang secara klinis
telah teruji mampu mengurangi frekuensi pertambahan replica virus MERS di
dalam tubuh.
3.2 SARAN
Sehat adalah hal yang paling utama dan terpenting bagi kehidupan
manusia. Oleh sebab itu jaga kesehatan kita dan jangan terlalu sering
kontak dengan hewan terutama dengan hewan yang sudah terinveksi virus
mematikan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21