Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

DASAR PEMBERANTASAN PENYAKIT


(MERS-COV)

Disusun oleh:

1. Alfi Miftakhul Janah (1621B0003)


2. Haslinda Janis Kusuma (1621B0014)
3. Iqbal Hilmynor (1621B0016)
4. Nabila Anjani Kharisma Anto (1621B0026)
5. Olyvia Junita.A (1621B0031)
6. Rizki Prihartono (1621B0040)
7. Elvis Panjanimbani.D (1721P0002)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas tentang Mers-cov.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi kita
semua.

Kediri, 21 November 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kurun beberapa tahun belakangan ini kita menghadapi penyakit virus
yang mengenai saluran pernapasan sehingga komplikasi beberapa penderita
menyebabkan kematian, seperti SARS, Flu Burung (Avian Influenza), Influenza
A baru (Swine Flu) dan sekarang kita menghadapi MERS-Cov (Middle East
Respiratory Syndrome – Coronavirus).

SARS merupakan penyakit virus yang mematikan penderita dengan keluhan


pernapasan sehingga menyebabkan pasien susah bernapas kemudian mengalami
komplikasi ke paru berupa sindroma pernapasan berat sehingga menyebabkan
kematian.SARS merupakan penyakit yang menyebabkan sindrom pernapasan
berat yang disebabkan oleh coronavirus.

Pada saat ini wabah MERS sudah menjadi pembicaraan di kalangan


dunia.MERS ini pertama sekali dilaporkan pada bulan April 2012 di Jordan.
MERS Di Amerika Serikat satu orang kasus konfirmasi MERS-CoV dilaporkan
dan sudah membaik kondisi kesehatannya, dan negara-negara lain pun terdapat
beberapa kasus konfirmasi MERS-Cov ini terutama di Saudia Arabia. Di
Semenanjung Arab telah dilaporkan kasus konfirmasi sekitar 449 kasus dengan

4
kematian sekitar 121 penderita. Di Indonesia terdapat beberapa kasus suspek
MERS ini dengan penderita riwayat kunjungan ke daerah semenanjung Arab
seperti di Medan ada kasus suspek MERS meninggal dunia akibat sindrom
pernapasan akut dengan gambaran radiologis mengarah radang di kedua paru
(Bilateral Pneumonia) dan dilaporkan juga di Bali kasus suspek MERS juga
meninggal dunia.

MERS merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus.


Pakar virus menyatakan strain ini berbeda dengan SARS, MERS ini dikenal
dengan novel coronavirus atau “nCoV” yang merupakan beta coronavirus.

Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), ini


"pembunuh" baru dari Timur Tengah. Virus ini telah menyerang 400 orang,
menewaskan lebih dari 100 penderita di Timur Tengah sejak kemunculan
perdananya pada September 2012.

Pemerintah Indonesia tidak mau anggap enteng hadapi virus itu. Menteri
Koordinator Kesejahteraan Rakyat sampai menggelar rapat koordinasi bersama
Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri,
dan Menteri Perhubungan untuk membahas penyebaran virus tersebut, Senin 5
Mei 2014.

MERS-CoV mirip sindrom pernafasan akut berat atau Severe Acute


Respiratory Syndrome (SARS). Orang yang terkena MERS-CoV mengalami
gejala demam, batuk, dan sesak nafas selama tujuh hari hingga akhirnya
mengakibatkan gagal ginjal dan penumonia atau radang paru-paru akut. Penderita
bisa juga terkena gejala penyakit yang berhubungan dengan lambung dan usus,
misalnya diare.

Virus ini ditemukan pertama kali di Arab Saudi, dan sudah menyerang warga
Prancis, Jerman, Italia, Tunisia, Inggris, dan lain-lain. Mereka yang terinfeksi

5
rata-rata baru melakukan perjalanan dari Timur Tengah. Rata-rata korban MERS-
CoV berusia 51 tahun, walau ada juga yang berusia 2 bahkan 94 tahun.

Pejabat Saudi menyatakan, kenaikan jumlah korban MERS-CoV tahun ini


memiliki kesamaan dengan tahun lau, yakni terjadi pada musim semi. Sampai saat
ini belum ada vaksin dan obat-obatan khusus untuk menangani virus itu. Dokter
hanya dapat mengobati gejalanya saja.

Untuk menghindari paparan virus tersebut, Badan Kesehatan Dunia atau


World Health Organization (WHO) meminta masyarakat untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah menyentuh binatang, menghindari kontak dengan hewan
yang sakit, dan mengonsumsi makanan higienis.WHO memperingatkan agar
semua wisatawan yang baru kembali dari Timur Tengah diuji MERS-CoV,
terutama bagi wisatawan dengan imunitas atau kekebalan tubuh lemah, serta
gejala diare.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Mers-cov ?


2. Apa angent penyebab penyakit Mers-Cov ?
3. Dimana kejadian penyakit Mers-cov ?
4. Apa reservior penyakit Mers-cov ?
5. Bagaimana cara penularan penyakit Mers-cov ?
6. Berapa lama masa inkubasi penyakit Mers-cov ?
7. Apa gejala klinis Penyakit Mers-cov ?

6
8. Berapa lama masa penularan penyakit Mers-cov bisa terjadi ?
9. Bagaimana kerentanan/kekebalan penyakit Mers-cov?
10. Bagaimana cara pencegahaan penyakit Mers-cov ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui maksud dari penyakit Mers-cov


2. Untuk mengetahui angent penyebab penyakit Mers-Cov
3. Untuk mengetahui Dimana kejadian penyakit Mers-cov
4. Untuk mengetahui reservior penyakit Mers-cov
5. Untuk mengetahui cara penularan penyakit Mers-cov
6. Untuk mengetahui lama masa inkubasi penyakit Mers-cov
7. Untuk mengetahui gejala klinis Penyakit Mers-cov
8. Untuk mengetahui masa penularan penyakit mers-cov bisa terjadi
9. Untuk mengetahui kerentanan atau kekebalan penyakit Mers-cov
10. Untuk mengetahui cara pencegahaan penyakit Mers-cov

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Mers-cov

MERS adalah singkatan dariMiddle East Respiratory Syndrome Corona


Virus. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompokCoronavirus (Novel Corona
Virus). Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab
Saudi. Virus SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok  virus Corona dan
dapat menimbulkan pneumonia berat akan tetapi berbeda dari virus MERS-CoV.

MERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh


virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yg ringan s/d berat.
Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien
memiliki penyakit ko-morbid.

Median usia 50 tahun (range 2-94 tahun). 61 % kasus laki – laki. Kasus
dengan Ko-morbid. Indonesia termasuk negara yang paling rentan terjangkit
Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS). Penyakit yang pertama kali
ditemukan di Arab Saudi pada tahun 2012 ini sejauh ini sudah menginfeksi 495
orang di 12 negara dan lebih dari 100 orang meninggal dunia.

MERS-CoV (Middle East respiratory syndrome) disebabkan oleh virus


yang disebut korona virus, yang masih satu kelompok dengan virus SARS.Gejala
penyakit ini mirip dengan flu, yakni demam, batuk, dan sesak napas. Namun,
virus ini akan menyerang hebat jika menginfeksi saluran pernapasan.

Pernyataan WHO pada 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency


Committee mengenai MERS CoV menyatakan bahwa MERS-CoV merupakan
situasi serius dan perlu perhatian besar namun belum terjadi kejadian darurat
kesehatan masyarakat. Status darurat kesehatan atau “Public health emergency of
international concern” (PHEIC) akan diberikan jika virus tersebut meluas ke
negara-negara lain namun sejak dilaporkan munculnya virus tersebut pada

8
September 2012-1 Agustus 2013 semua kasus tersebut masih berhubungan
dengan negara-negara di Jazirah Arab, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Jumlah kasus MERS-CoV yang terkonfirmasi sebanyak 94 kasus dan
meninggal 47 orang dengan sembilan negara yang melaporkan kasus ini yaitu
Prancis, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni
Emirat Arab. Dengan persentase kematian (CFR/Case Fatality Rate) mencapai 50
persen, MERS-CoV menjadi salah satu ancaman terutama menjelang musim haji.

Virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan


sebelumnya, sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional
untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut
dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama dengan corona virus
penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan
corona virus yang terdapat pada kelelawar.

Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi
MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3
kasus, United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2
kasus, Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian.

Koronavirus adalah virus dari famili coronavida yang bisa menyebabkan


berbagai macam penyakit. Koronavirus terbagi menjadi tiga golongan. Golongan
satu dan dua yang menginfeksi mamalia, dan golongan tiga yang menginfeksi
burung. Penyakit yang disebabkan oleh koronavirus sangat bervariasi, mulai dari
flu biasa hingga penyakit pernapasan yang mematikan seperti SARS dan MERS.

2.2 Agent penyebab penyakit Mers-Cov

1. Unta
Telah dideteksi antibodi yang tinggi terhadap MERS-CoV pada unta dromedary
di Semenanjung Arab. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa MERS-CoV telah
beredar di unta sejak tahun 1992 dan mungkin lebih lama, sedangkan strain MER-

9
CoV pada manusia akhir- akhir ini. Baru – baru ini RNA MERS-CoV telah
dideteksi pada spesimen yang berbeda dari virus ini telah di isolasi dari sample
hidung dan feses unta . selain itu, MERS-CoV telah didekteksi pada unta
dormedary yang diimpor dari Sudan dan Ethiopia untuk disembelih di Mesir serta
bukti serologis infeksi MERS-CoV sebelumnya pada unta di Nigeria, Ethiopia dan
Tuniska.
Hal ini menujukkan bahwa virus ini dapat meluas secara geografis pada populasi
unta dromedary di benua Afrika.Sebuah bukti lain penularan MERS-CoV lintas
spesies dari unta drometary ke manusia yaitu infeksi MERS-CoV pada manusia
terjadi setelah kontak dengan unta yang terinfeksi virus ini di Arab Saudi .
Berdasarkan hal ini dapat disimplkan unta bertindak sebagai sumber infeksi MERS-
CoV pada manusia secara langsung.

2. Kelelawar

Para peneliti telah mengamati kekelawar bertengger dan meninggalkan


kotorannya (feses) di sumur di daerah terdekat dengan kasus infeksi terjadi. Al-
Ahsa merupakan daerah yang banyak terjadi kasus infeksi MERS-CoV dan
merupakan salah satu daerah terkenal penghasil kurma di Kota Arab Saudi . Hal
ini sangat memungkinkan bahwa makanan dan air daerah yang memiliki
perkebunan kurma tersebut terkotaminasi dengan feses , air liur dan urin dari
kekelawar serta memungkinkan untuk tejadinya penularan MERS-CoV secra
tidak langsung pada manusia.

2.3 Kejadian penyakit Mers-cov

 Negara yang terserang 

Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi MERS-
Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus,
United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus,
Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian.

10
 Jumlah kasus, dan Kondisi Indonesia saat ini

 Sejak September 2012 s/d 01 Agustus 2013 jumlah kasus MERS-CoV yang
terkonfirmasi secara global sebanyak 94 kasus dan meninggal 47 orang (CFR 50
%). Hingga saat ini belum ada laporan kasus di Indonesia.

2.4 Reservior penyakit Mers-cov

Resevoir alami sebagai sumber infeksi Middle East respiratory sydrome


coronavirus (MERS-CoV) pada manusia belum diketahui secara pasti . Beberapa
penelitian yang telah di lakukan menunjukan bahwa kekelawar diduga dapat
berperan sebagai resevoir alami , Hal ini di dasarkan dari kesamaan sequence
MERS-CoV yang tinggi terhadap virus kekelawar. Berdasarkan RNA –
dependent RNA polymerase (RdRp), isolat yang berasal dari kekelawar BtCoV/8-
724/Pip_pyg/ROU/2009 menunjukkan bahwa 98% identik terhadap MERS-CoV .
selain itu , sequence MERS-CoV juga identik dengan isolat yang berasal dari
pelet feses kekelawar Taphozousperforatous di Arab Saudi . para peneliti telah
mengamati kekelawar bertengger dan meninggalkan kotorannya (feses) di sumur
di daerah terdekat dengan kasus infeksi terjadi. Al-Ahsa merupakan daerah yang
banyak terjadi kasus infeksi MERS-CoV dan merupakan salah satu daerah
terkenal penghasil kurma di Kota Arab Saudi . Hal ini sangat memungkinkan
bahwa makanan dan air daerah yang memiliki perkebunan kurma tersebut
terkotaminasi dengan feses , air liur dan urin dari kekelawar serta memungkinkan
untuk tejadinya penularan MERS-CoV secra tidak langsung pada manusia.

Baru – baru ini terdapat bukti yang berkembang bahwa unta dromedary
merupakan inang dari MERS-CoV dan hewan ini berperan penting dalam
penularan MERS-CoV kepada manusia . Bukti pertama dari unta dromedary
menjadi rantai pertama yaitu telah dideteksi antibodi yang tinggi terhadap MERS-
CoV pada unta dromedary di Semenanjung Arab. Terdapat bukti yang
menunjukkan bahwa MERS-CoV telah beredar di unta sejak tahun 1992 dan
mungkin lebih lama, sedangkan strain MER-CoV pada manusia akhir- akhir ini

11
Baru – baru ini RNA MERS-CoV telah dideteksi pada spesimen yang
berbeda dari virus ini telah di isolasi dari sample hidung dan feses unta . selain itu,
MERS-CoV telah didekteksi pada unta dormedary yang diimpor dari Sudan dan
Ethiopia untuk disembelih di Mesir serta bukti serologis infeksi MERS-CoV
sebelumnya pada unta di Nigeria, Ethiopia dan Tuniska. Hal ini menujukkan
bahwa virus ini dapat meluas secara geografis pada populasi unta dromedary di
benua Afrika.

Sebuah bukti lain penularan MERS-CoV lintas spesies dari unta drometary
ke manusia yaitu infeksi MERS-CoV pada manusia terjadi setelah kontak dengan
unta yang terinfeksi virus ini di Arab Saudi . Berdasarkan hal ini dapat disimplkan
unta bertindak sebagai sumber infeksi MERS-CoV pada manusia secara langsung.
Hasil analisis filogenetik dan tingginya titer virus ini pada swab hidung unta
dromedary menujukkan bahwa penularan MERS-CoV dari unta ke manusia dapat
terjadi melalui rute pernafasan dan melalui kontak dengan disharge hidung unta
yang terinfeksi. Kebanyakan unta yang terinfeksi tidak menunjukan gejala klinis
dan ada beberapa kaus yang menunjukkan gejala pernafasan ringan ( terdapat
discharge pada hidung )

Sebuah penelitan baru menunjukkan bahwa ketika Mers-Cov di


tambahkan pada susu unta yang tidak di pasteurisasi dan disimpan pada suhu 4
derajat celsius virus tetap infeksius melebihi 72 jam tetapi virus infesius tidak di
temukan pada susu yang dipasteurisasi . Ada dugaan bahwa penularan MERS-
Cov pada manusia dapat terjadi akibat mengkonsumsi susu unta yang tidak di
pasteurisasi . Selain itu, MERS-Cov telah terbukti menular diantara manusia
melalui kontak dekat . Penularan dari pasien terinfeksi terhadap petugas kesehatan
juga telah dilaporkan .

2.5 Cara penularan penyakit Mers-cov

Sumber penularan masih belum diketahui tetapi sumber virus berasal dari
binatang.MERS-CoV ini ditemukan pada unta di Qatar, Mesir dan Saudia Arabia,
dan kelelawar di Saudia Arabia.

12
Corona virus yakni keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
insan dan hewan. Secara genetik kerabat paling akrab dari MERS-CoV yang telah
ditemukan hingga dikala ini merupakan corona virus yang berasal dari kelelawar,
sehingga menyebabkan kecurigaan bahwa MERS-CoV juga berasal dari
kelelawar. Ada juga bukti-bukti yang mengarahkan bahwa virus MERS-CoV
ditransmisikan melalui kontak dengan unta atau kambing. Hasil penelitian
memperlihatkan kebanyakan unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang
secara genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi manusia. Unta di
beberapa negara dengan hasil positif antibodi terhadap MERS-CoV ini yang
awalnya unta ini sudah terinfeksi MERS-CoV, tetapi dengan hasil ini belum yakin
apakah unta menjadi sumber utama virus MERS tersebut.Penelitian lebih lanjut di
butuhkan mengenai peranan unta, kelelawar dan binatang-binatang lainnya yang
menjadi sumber penularan dari virus MERS ini.

Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke insan masih diteliti


hingga dikala ini, meskipun ada dugaan bahwa insan pertama yang terinfeksi
mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering Kelelawar
yang terinfeksi.

Berikut adalah cara penularan dari virus MERS. Virus ini dapat menular antar
manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia
yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat melalui :

1. Langsung : Melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu


atau bersin.

2. Tidak Langsung : Melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi


virus.

13
MERS-CoV ini tertular dengan kontak langsung seperti :

a. Penderita yang membutuhkan perawatan dari petugas kesehatan atau


anggota keluarga penderita atau mempunyai kontak langsung secara fisik.

b. Penderita yang tinggal satu rumah atau berkunjung ke tempat penderita


yang terinfeksi.

Terdapat kekerabatan epidemiologis pribadi apabila dalam waktu 14 hari sebelum


timbul sakit:

Melakukan kontak fisik erat, yaitu seseorang yang kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (bercakap-cakap dengan radius 1 meter) dengan
kasus probable atau konfirmasi ketika kasus sedang sakit. Termasuk kontak erat
yang dimaksud antara lain:

a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan


membersihkan ruangan di daerah perawatan kasus.
b. Orang yang merawat atau menunggu kasus di ruangan/ orang yang tinggal
serumah dengan kasus.
c. Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan kasus.
d. Bekerja bersama dalam jarak akrab atau di dalam satu ruangan.
e. Bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut/ kendaraan.

2.5 Masa inkubasi penyakit Mers-cov

Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan


Demam (≥38°C) atau ada riwayat demam, Batuk,Pneumonia.

Memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah (negara terjangkit) dalam


waktu 14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan etiologi penyakit lain. Seseorang
dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ringan sampai berat yang
memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi atau kasus probable infeksi
MERS-CoV dalam waktu 14 hari sebelum sakit

14
Gejala Mers-Cov berupa gangguan pernafasan ringan sampai berat dengan
kegagalan multi-organ yaitu gagal ginjal, gangguan fungsi pembekuan darah dan
radang selaput jantung. Sedangkan masa inkubasi mulai 2 sampai dengan15 hari.
Mers-Cov menjadi sangat penting karena hingga kini belum ditemukan vaksin dan
obatnya.

Menurut Depkes RI, 2013, beberapa risiko penularan MERS-CoV, antara


lain karena: Proses penangan pasien MERS-CoV tanpa Alat Pelindung Diri yang
memadai; Kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi; Kontak dengan
dropplet (cairan bersin dan batuk);Kontak dengan hewan yang diduga sebagai
sumber penularan, seperti kelelawar dan onta. Sedangkan kelompok yang berisiko
tertular MERS-CoV, antara lain seseorang yang tinggal atau berkunjung ke negara
terjangkit, seperti jamaah haji/umroh atau TKI atau Wisatawan dan kontak dengan
hewan penular atau orang terinfeksi; Juga tenaga kesehatan yang menangani
pasien MERS-Cov.

2.6 Gejala klinis Penyakit Mers-cov

a. Demam Batuk

Beberapa gejala yang diakibatkan oleh koronavirus MERS adalah demam,


batuk, napas yang pendek-pendek, serta munculnya pneumonia dalam beberapa
kasus. MERS merupakan salah satu bentuk koronavirus yang masih misterius.
Hingga saat ini peneliti masih mencari tahu bagaimana koronavirus baru ini bisa
menginfeksi manusia.

b. Gangguan Pernafasan Berat

Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi


penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas
pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita
dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.

c. Awal Mula Gejala Mirip Flu

15
Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam,
myalgia, lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala
non-spesifik lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien
adalah demam di atas 38 °C (100.4 °F). Sesak napas bisa terjadi kemudian.Gejala
tersebut biasanya muncul 2–10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga
pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara
2–3 hari. Sekitar 10–20% kasus membutuhkan ventilasi mekanis.

d. Tanda Fisik

Awalnya tanda fisik tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada.
Beberapa pasien akan mengalami tachypnea (nafas cepat) dan crackle pada
auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.

2.7 Masa Penularan penyakit mers-cov

 Mulai dari 2 sampai 15 hari.


 Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau
bersin.
 Tidak Langsung: melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

2.8 Kerentanan atau kekebalan

Kerentanan adalah keadaan di mana pejamu mempunyai kondisi yang


mudah dipengaruhi/berinteraksi dengan unsur penyebab sehingga memungkinkan
timbulnya penyakit. Pada umumnya, dalam proses kejadian penyakit, tampak
bahwa tidak satu pun penyakit yang memiliki nilai yang terbatas walau
bagaimanapun sederhananya proses kejadiannya. 

Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit


pada manusia dan hewan. Secara genetik kerabat paling dekat dari MERS-CoV
yang telah ditemukan sampai saat ini merupakan corona virus yang berasal dari
kelelawar, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa MERS-CoV juga berasal
dari kelelawar. Ada juga bukti-bukti yang mengarahkan bahwa virus MERS-CoV
ditransmisikan melalui kontak dengan unta atau kambing. Hasil penelitian
menunjukkan kebanyakan unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang
secara genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi manusia.

16
Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti
sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi
mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering Kelelawar
yang terinfeksi.

Virus korona ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat
transmisi penularan antar manusia secara luas dan berkelanjutan. Mekanisme
penularan belum diketahui, namun menurut Kemenkes RI (2013), kemungkinan
penularannya dapat melalui penularan langsung, yakni melalui percikan dahak
(droplet) pada saat pasien batuk atau bersin. Penularan tidak langsung dapat
melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

Terdapat hubungan epidemiologis langsung apabila dalam waktu 14 hari sebelum


timbul sakit:

1. Melakukan kontak fisik erat, yaitu seseorang yang kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (bercakap-cakap dengan radius 1 meter)
dengan kasus probable atau konfirmasi ketika kasus sedang sakit.
Termasuk kontak erat yang dimaksud antara lain: 1) Petugas kesehatan
yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di
tempat perawatan kasus. 2) Orang yang merawat atau menunggu kasus di
ruangan/ orang yang tinggal serumah dengan kasus. 3) Tamu yang berada
dalam satu ruangan dengan kasus. 
2. Bekerja bersama dalam jarak dekat atau di dalam satu ruangan. 
3. Bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut/ kendaraan.

Jadi, penyakit ini akan rentan menyerang manusia jika manusia itu kontak
langsung dengan feses, urin atau pun air liur dari hewan yang terinfeksi
penyakit Mers-cov.

2.9 Cara pencegahaan penyakit Mers-cov

Pencegahan dengan PHBS, menghindari kontak erat dengan penderita,


menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan
dengan memakai sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit.

17
Beberapa pencegahan virus MERS, yaitu :

 Belum ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini.
 Pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh.
 Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan
segera buang tisu tersebut ke tempat sampah.
 Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum
dicuci.
 Menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga
kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan
menerapkan etika batuk ketika sakit.
 Gunakan masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan. Bila diperlukan
bagi penderita penyakit kronik, di kerumunan orang, badan tidak fit dan
lain lain gunakan masker.
 Hindari bepergian atau naik kendaraan umum namun jika terpaksa maka
jangan menutup jendela atau pintu.
 Hindarilah mengunjungi pasien dan periksa ke dokter di rumah sakit
khususnya yang ada pasien MERS. Hindari kontak secara dekat dengan
orang yang sedang menderita sakit,misalnya ciuman atau penggunaan alat
makan/minum bersama.
 Cuci tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung, dan mata
dengan tangan telanjang.
 Rajin rajin Cuci Tangan Pakai Sabun. Bila tangan tidak tampak kelihatan
kotor gunakan antiseptik.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pencarian sumber informasi dari beberapa artikel, berikut


adalah  beberapa poin yang dapat disimpulkan.
1.      Penyakit Mers (Middle Eastern Respiratory Syndrome adalah penyakitsaluran
pernafasan yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian
2.      Corona Virus) adalah penyakit saluran pernafasan yang sangat berbahaya dan
dapat menyebabkan kematian, Corona virus adalah keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada orang, corona virus dapat
menyebabkan penyakit mulai dalam tingkat keparahan seperti flu biasa hingga
Sindroma Pernapasan Akut atau SARS.
3.      Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan
MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia
yang saling kontak dekat dengan penderita.
4.      Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun, beberapa
peneliti menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis Kelelawar
yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah.
5.      Penyakit ini dapat dicegah dengan selalu menjalankan pola hidup yang bersih dan
sehat, diantaranya yaitu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan higienis,
beristirahat yang cukup, rajin berolahraga, selalu mencuci tangan dengan sabun
menggunakan air mengalir, memakai masker atau menutup mulut dan hidung saat
mengalami flu dan usahakan untuk tidak berada di luar rumah untuk sementara
untuk mencegah penularan terhadap orang lain.
6.      Jika dalam waktu dekat akan berkunjung ke tempat wabah MERS berada
periksalah ke dokter setiap 6 minggu sekali dan melakukan vaksinasi meningitis
terlebih dahulu.  

19
7.      Namun sampai saat ini belum ada vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan
penyakit ini, yang ada hanyalah obat untuk meringankan gejala atau akibat yang
ditimbulkan dari penyakit MERS. Salah satu cara mengobati MERS adalah
dengan  pemberian obat vaksin untuk pengobatan hepatitis C yang secara klinis
telah teruji mampu mengurangi frekuensi pertambahan replica virus MERS di
dalam tubuh.

3.2 SARAN
Sehat adalah hal yang paling utama dan terpenting bagi kehidupan
manusia. Oleh sebab itu jaga kesehatan kita dan jangan terlalu sering
kontak dengan hewan terutama dengan hewan yang sudah terinveksi virus
mematikan.

20
DAFTAR PUSTAKA

21

Anda mungkin juga menyukai