Anda di halaman 1dari 21

TOPIK: CORONA VIRUS DALAM PERSPEKTIF ETIKA SOSIAL

CORONA VIRUS DALAM ASPEK PANCASILA DAN NILAI-NILAI PANCASILA

Nama/Nim : Widya Ayu Kusuma Ningrum/ 9103018021

Fakultas : Keperawatan

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Judul : Corona Virus Dalam Aspek Pancasila dan Nilai-Nilai Pancasila

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

SURABAYA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Definisi

Novel Corona Virus yang berjangkit di Saudi Arabia sejak bulan Maret 2012,
sebelumnya tidak pernah ditemukan didunia. Oleh karena itu berbeda karakteristik dengan
virus corona SARS yang menjangkiti 32 negara didunia pada tahun 2003. Komite
International Taxonomy virus lengkapnya The Corona Virus Study Group of The
International Committee on Taxonomy of viruses pada tanggal 28 Mei 2013 sepakat
menyebut Virus corona baru tersebut dengan nama Middle East Respiratory Syndrome-
Corona Virus (MERS-CoV) baik dalam komunikasi publik maupun komunikasi ilmiah.
Hingga saat ini (1 Agustus 2013) jumlah kumulatif kasus konfirmasi MERSCoV
didunia sebanyak 94 kasus dan diantaranya 47 meninggal (CFR 50%). Negara yang
terjangkit: Saudi Arabia, Yordania, Qatar,Uni Emirat Arab,Inggris, Jerman, Perancis, Italia
dan Tunisia. WHO menyebutkan terjadi penularan terbatas dari manusia ke manusia, baik
di klaster keluarga (masyarakat) maupun di pelayanan kesehatan. Terdapat beberapa klaster
kasus terkonfirmasi. Sampai saat ini belum jelas sumber asal virus penularnya dan sedang
dalam penelitian lebih lanjut. Gejala klinis pada umumnya demam, batuk gangguan
pernafasan akut, timbul gambaran pneumonia, kadang kadang terdapat gejala saluran
pencernaan misalnya diare. Kelompok risiko tinggi mencakup Usia lanjut (lebih dari 60
tahun), anak anak,wanita hamil dan penderita penyakit kronis (diabetes mellitus,
Hipertensi, Penyakit Jantung dan pernafasan, dan defisiensi immunitas
(immunocompromised). Belum terdapat pengobatan spesifik dan belum terdapat vaksin.
Dalam jumlah besar warga Negara Indonesia berada di jazirah Arab terutama di
Saudi Arabia, Jordania, Uni Emirat Arab, dan Qatar sebagai tenaga kerja. Khususnya di
Arab Saudi tidak hanya yang menetap dalam waktu relatif lama sebagai tenaga kerja tetapi
juga dalam rombongan 2 jamaah umrah (mass gathering) khususnya umroh Ramadhan
2013/1434 Hijriah bulan ini (Juli s/d awal Agustus) dan jamaah haji yang waktunya relatif
singkat (10 hari sampai dengan 35 hari). Terdapatnya pengumpulan massa (mass gathering)
di wilayah yang sedang berlangsung infeksi MERS-CoV berisiko dapat terjadi penularan.
Oleh karena itu untuk mengantisipasi kemungkinan risiko tertularnya dan masuknya
MERS-C0V tersebut ke Indonesia perlu disusun Kesiapsiagaan Menghadapi MERSCoV,
sebagai bagian yang tak terpisahkan untuk memperkuat ketangguhan Bangsa terhadap
kedaruratan kesehatan masyarakat. Pedoman kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV ini
terdiri dari 5 buku pedoman yang terdiri dari :
1. Pedoman umum kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV
2. Pedoman surveilans dan respons kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV
3. Pedoman tatalaksana klinis kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV
4. Pedoman pengendalian infeksi kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV
5. Pedoman pengambilan spesimen dan pemeriksaan diagnostic

laboratorium untuk kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV Pedoman – pedoman di atas


disadur dari pedoman WHO tentang MERSCoV disesuaikan dengan kondisi di Indonesia
dan akan terus diperbaharui sesuai dengan perkembangan informasi dan pengetahuan yang
termutakhir dari penyakit MERS-CoV.

Ruang Lingkup Kesiapsiagaan terhadap MERS-Cov


Ruang lingkup kesiapan menghadapi MERS-CoV meliputi:
1. Upaya antisipasi pencegahan kemungkinan risiko warga Negara Indonesia yang berada
di negara terjangkit maupun yang berada di Indonesia terinfeksi Mers-CoV.
2. Mendeteksi dini kasus dan penatalaksanaan kasus untuk membatasi penyebaran kasus
dan meminimalisir kematian.
3. Serta peran jajaran kesehatan disemua jenjang administrasi pemeritah dan pemangku
kepentingan atau sektor terkait dalam antisipasi menghadapi MERS-CoV.

Dasar Hukum
»» Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
»» Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3273).
»» Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
2009 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063).
»» Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3447).
»» Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pengendalian Zoonosis.
»» Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging Diseases.
»» Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER/VIII/2004 tentang Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar biasa.
»» Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 503).
»» Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
585).
»» Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 414/Menkes/SK/IV/2007 tentang Penetapan
Rumah sakit Rujukan Penanggulangan Flu Burung (H5N1) (Avian Influenza).
»» Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 940/MENKES/PER/VIII/2004 tentang Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luarbiasa.
»» Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/MENKES/SK/I/2011 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.
»» International Health Regulation (IHR) 2005.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah meliputi :

1. Apa itu coronavirus?


2. Apa penyebab coronavirus?
3. Apa tanda dan gejala coronavirus?
4. Bagaimana cara menghadapi coronavirus terhadap Pancasila?
5. Bagaimana cara pencegahaan coronavirus?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian coronavirus.

2. Mengetahui penyebab coronavirus.

3. Mengetahui tanda dan gejala coronavirus.

4. Mengetahui cara menghadapi coronavirus terhadap Pancasila.

5. Mengetahui cara pencegahan coronavirus.


1.4 Manfaat

1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian corona virus?


2. Memberikan pengetahuan tentang penyebab corona virus?
3. Memberikan pengetahuan tentang tanda dan gejala corona virus?
4. Memberikan pengetahuan tentang cara menghadapi corono virus terhadap
pancasila?
5. Memberikan pengetahuan tentang cara pencegahaan corona virus?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.
Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-
paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). ( https://www.alodokter.com/virus-corona )

B. Penyebab

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok
virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus
hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-
East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia.
Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke
manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita
COVID-19 batuk atau bersin
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau
berjabat tangan

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih


berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang
memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah. (
https://www.alodokter.com/virus-corona )

C. Tanda dan Gejala

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa
memberat. Pasien bisa mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah,
sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi
melawan virus Corona.

Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
virus Corona, yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


 Batuk
 Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah terpapar virus Corona. ( https://www.alodokter.com/virus-corona )

D. Menghadapi CoronaVirus terhadap Pancasila


Pancasila kalau diperas adalah gotong royong. Gotong royong adalah saling
berbagi, saling mendukung, dan saling sinergi. Semua kekuatan elemen bangsa, partai
politik, tokoh agama, dan semuanya saling bergotong royong mengatasi masalah ini,
nilai-nilai Pancasila seperti sikap tenggang rasa, respek satu dengan yang lain

“Menjaga jarak, tidak keluar rumah, etika batuk, menggunakan masker, merupakan
wujud dari nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan itu peduli satu sama lain. Tidak
memborong barang berlebihan itu artinya tidak menyusahkan orang lain. Itu menjaga
persatuan

Jika masing-masing respek satu sama lain, artinya mengimplementasikan Pancasila


dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Penyebaran Corona yang kian meluas diberbagai negara semakin menimbulkan


ketakutan dan kekhawatiran terhadap berbagai kalangan. Khawatir terhadap kesehatan,
perekonomian dan kelangsungan hidup, semakin diperlihatkan oleh manusia dari
berbagai kalangan dan berbagai negara.

Berbagai tempat keramaian ditutup, sebagian desa dan kota diisolasi, dan berbagai
kegiatan dihentikan, sehingga berakibat kepada lumpuhnya perekonomian disebuah
daerah bahkan di berbagai negara. Hal ini tentu akan menimbulkan keresahan dalam
diri masyarakat.

Bahkan Indonesia yang pada awalnya aman dari virus corona, sekarang sudah mulai
merasakan kekhawatiran yang sangat, apalagi setelah ditemukan beberapa masyrakat
yang sudah terkena corona. Kekhawatiran tersubut ditandai dengan sudah mulainya
pemerintah menutup berbagai tempat keramaian di daerah sekitar wilayah DKI Jakarta
dan meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah selama dua minggu.
Antisipasi corona dengan mengisolasi sebagian daerah atau kampung adalah cara
umum yang sudah diterapkan oleh berbagai negara yang lebih dahulu terkena corona,
seperti negara Cina dan beberapa negara lainnya.

Pengisolasian adalah salah satu cara untuk antisipasi corona, namun kita sebagai
negara yang memiliki asas yang kuat dan luar biasa jangan sampai melupakan butir
panca sila, sila pertama ketuhanan yang maha esa. Sila pertama mengisyaratkan kepada
rakyat Indonesia untuk selalu menggantungkan segala keadaan dan aktivitasnya kepada
tuhan yang maha pencipta.

Pancasila merupakan salah satu pembada Indonesia dengan negara yang lain. Maka
apapun yang dihadapi oleh Indonesia pada prinsipnya tidak boleh terlepas dari asas
negaranya pancasila.

Mengacu kepada sila pertama ketuhanan yang maha esa, maka dalam menghadapi
corona seharusnya pemerintah yang memiliki wewenang yang kuat menggencarkan
masyarakat untuk kembali tuguh kepada ajaran agama yang dianutnya dan
memerintahkan rakyatnya untuk lebih meningkatkan pengamalan agamanya. Dan
khusus bagi orang Islam untuk selalu melakukan qunut nazilah (qunut karena adanya
bencana) disetiap selesai melaksanakan shalat berjamaah. Disamping qunut nazilah, ada
baiknya bagi masyrakat muslim diperintahkan juga untuk sering mengadakan istigosah
(mohon pertolongan dan perlindungan untuk Indonesia).

Indonesia sangat menjunjung tinggi agama dan nilai yang terkandung didalamnya.
Oleh karena itu beragama bagi rakyat Indonesia adalah wajib. Artinya tidak boleh
menjadi WNI kalu tidak beragama (komunis). Ini semua menunjukkan bahwa agama
memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Memerhatikan begitu penting kedudukan agama di Indonesia, menjadikannya
semakin menambah keyakinan, bahwa penanganan corona tidak bisa terlepas dari solusi
secara agama. Isolasi daerah itu adalah salah satu solusi yang baik, dan menambahkan
ikhtiar tersebut dengan melibatkan kontribusi agama itu akan lebih baik.

Bila dikaji lebih mendalam tentang virus corona, maka akan kita temukan pangkal
semuanya bermuara kepada tuhan yang maha pencipta. Dialah yang menciptakan segala
sesuatu yang ada, maka sebagai pencipta pasti lebih tahu segala kelemahan terhadap
apa yang diciptakan. Maka melibatkan agama dalam penanganan corona adalah solusi
yang sangat tepat.

Pancasila merupakan asas negara yang harus dijunjung tinggi, oleh karena itu maka
berbagai bentuk kebijakan pemerintah tidak keluar dari bingkai pancasila. Termasuk
dalam penanganan corona di Indonesia, sila pertama dari pancasila merupakan salah
satu solusi terbaik dalam mengatasi corona. ( https://sinar5news.com/menyikapi-
korona-dengan-pancasila-sila-pertama/ )

E. Pencegahan Coronavirus

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19.
Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor
yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

 Terapkan physical  distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain,
dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Hindari kontak dengan penderita atau orang yang dicurigai menderita COVID-19.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
 Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk
kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam
pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:

 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.


 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak
rumah sakit untuk menjemput.
 Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi
yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai
Anda benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang
sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan
tidur dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang
bersama orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera
buang tisu ke tempat sampah. ( https://www.alodokter.com/virus-corona )
BAB III
REFLEKSI CORONA VIRUS DALAM KEMANUSIAAN

 Virus corona yang terjadi saat ini masih menjadi sebuah topik pembahasan yang
sering dibicarakan di masyarakat seluruh dunia. Sejak pertama kali terdeteksi
Desember 2019 dan hingga saat ini, jumlah korban terinfeksi terus mengalami
pertambahan jumlah ‘suspek’ yang begitu signifikan.
 Hampir di berbagai media menjadikan virus corona menjadi sebuah pemberitaan
yang sering diperbaharui setiap saat. Hingga saat ini, virus tersebut masih dianggap
memberikan ancaman serius bagi masyarakat hingga ke seluruh dunia dan
penyebarannya begitu cepat. Yang kemudian hal tersebut memunculkan berbagai
macam reaksi di seluruh kalangan masyarakat terhadap pandemi tersebut.
 Jika melihat dari pemberitaan, Virus Corona saat ini sudah diklasifikasikan menjadi
sebuah Pandemi yang berisiko memberikan ancaman bagi masyarakat dunia. WHO
mengharapkan semua negara untuk bisa bersiap-siap dalam mengantisipasi
keberadaan virus ini, termasuk indonesia. Melihat kasus yang baru terjadi
belakangan ini, pemerintah tengah berusaha cukup keras untuk mencegah
penyebaran virus yang meluas.
 Melihat ledakan pasien yang begitu tiba-tiba, pemerintah kemudian mencoba untuk
bertindak secara cepat dengan men-tracking para korban terindikasi melakukan
kontak secara langsung dengan korban terinfeksi.
 Yang pada selanjutnya, melihat semakin banyak korban yang terinfeksi, pemerintah
pun kemudian mencoba untuk membuat berbagai kebijakan untuk mengurangi
risiko pertumbuhan yang begitu besar dengan menganjurkan masyarakat untuk tetap
melakukan aktivitasnya dari dalam rumah. Selain itu, pemerintah juga memberikan
dukungan kepada masyarakat dengan memberikan nomor pengaduan mengenai
penyebaran virus corona.
 Jumlah korban yang terinfeksi semakin hari pun semakin bertambah, dan beberapa
diantaranya telah meninggal dunia. Pemerintah saat ini terus memberikan arahan-
arahan terhadap masyarakat nya untuk menghindari area keramaian supaya
mengurangi jumlah kenaikan korban yang tertular virus ini.
 Tidak hanya Jakarta saja, bahkan dari setiap daerah juga dianjurkan meningkatkan
kewaspadaan terhadap keberadan virus ini. Namun, masih banyak masyarakat yang
salah kaprah dengan menggunakan kesempatan ini sebagai liburan.
 Kemudian dari sisi masyarakat sendiri, mendengar adanya kemunculan virus corona
secara tidak terduga membuat mereka memiliki reaksi tersendiri akan adanya
keberadaan virus ini. Sebagian besar masyarakat melihat virus ini seakan menjadi
sebuah ancaman yang cukup serius, dan sebagian kecil menganggap kemunculan
virus corona sebagai sesuatu yang tidak menakutkan.
 Jika melihat yang terjadi di masyarakat dunia, hal ini menimbulkan kepanikan yang
cukup luar biasa. Hampir di seluruh supermarket yang berada di negara dengan
jumlah korban yang besar dipenuhi oleh pembeli yang hendak memborong
belanjaan untuk persedian dirumah tersebut.
 Adanya assumsi bahwa virus corona akan terus terjadi untuk waktu yang lama
menyebabkan masyarakat berlomba-lomba untuk menyiapkan cadangan kebutuhan
jika hari tersebut tiba. Namun, hal ini masih belum terjadi di indonesia. Masih
menjadi sebuah pertanyaan, apakah indonesia akan juga mengalami hal ini ketika
pandemi ini semakin besar pada kemudian hari.
 Diawal kemunculan virus ini, sangat sedikit sekali orang yang memiliki rasa
kepedulian terhadap korban terinfeksi. Di saat mereka tengah berjuang untuk
bertahan melawan virus tersebut, beberapa berita hoaks kemudian bermunculan
dengan memberikan justifikasi terhadap korban yang terinfeksi. Sebagai contoh
yang terjadi pada saat kasus 01 dan 02 pada awal kemunculan corona, masyarakat
kemudian banyak memberikan banyak respon-respon yang negatif terhadap apa
yang terjadi pada mereka.
 Hampir disetiap sosial media tersebar akan foto dan informasi yang memiliki stigma
negatif dan diragukan kebenarannya. Sebagian masyarakat juga menyalahkan
korban karena ia pergi ke klub malam. Yang selanjutnya mendengar hal-hal
tersebut, korban merasa terdiskriminasi oleh perspektif-perspektif yang ada di
masyarakat. Sehingga, diawal kemunculan wabah ini, nilai-nilai kemanusiaan
seakan hilang terhadap korban virus corona.
 Kemudian, kepanikan yang terjadi dimasyarakat menyebabkan mereka seketika
bertindak lebay. Masyarakat yang tidak ingin mengalami wabah tersebut mencoba
berbagai cara untuk tidak terinfeksi.
 Bahkan hal tersebut menimbulkan traumatik yang mana virus corona sebagai hal
yang sangat menakutkan dan harus dihindari. Masyarakat kemudian membeli
masker secara berlebih untuk melindungi diri mereka. Bahkan ada beberapa orang,
yang menjadikan situasi tersebut menjadi kesempatan untuk menimbun masker dan
menjualnya dengan harga yang cukup mahal. Seharusnya, hal ini justru dapat
menimbulkan permasalahan sosial.
 Stigma yang kemudian muncul pun mulai ditujukan terhadap beberapa kelompok-
kelompok masyarakat keturunan china. Anggapan mengenai orang china yang
dianggap memiliki perilaku tidak higienis dalam perilakunya mengakibatkan stigma
ini menjadi alasan orang menyalahkan kelompok tersebut.
 Meme guyonan, juga dijadikan sebagai media diskriminatif untuk menyalahkan
virus Corona sebagai ancaman dan hal yang harus ditakuti, termasuk menyalahkan
kelompok kelompok ras asia.
 Padahal sebenarnya, tidak sepenuhnya setiap orang china berperilaku seperti
demikian dan seharusnya wabah ini tidak bisa menjadi alasan untuk menyalahkan
suatu kelompok tertentu. Wabah ini terjadi secara alamiah dan tidak bisa secara
langsung disebabkan karena perilaku seseorang. Sehingga stigma diskriminatif
harus dihilangkan sehingga tidak membuat orang lain harus merasa dikucilkan.
 Sehingga, dengan demikian, perlu akan adanya kesadaran dari masyarakat sendiri
bahwa wabah Corona merupakan bencana yang tentu sangat tidak diinginkan oleh
setiap orang. Menunjukan rasa simpati atas bencana yang sedang terjadi merupakan
bentuk dari kepedulian masyarakat atas bencana epidemik yang menimpa mereka.
 Tidak perlu menunjukan kepanikan yang berlebihan akan adanya virus ini, karena
saat ini telah banyak juga para korban yang terinfeksi yang sudah sembuh dari
penyakitnya.
 Dengan demilian melihat banyak sukarelawan dan tenaga medis yang mencoba
untuk menyelesaikan kasus ini merupakan sebuah pengorbanan yang seharusnya
dihargai oleh masyarakat.
 Mungkin para sukarelawan sangat memerlukan dukungan moral yang sangat
dibutuhkan untuk membuat tidak kehilangan semangat dalam bertugas, termasuk
para korban-korban wabah yang juga memerlukan bantuan moral untuk menambah
semangat hidup mereka. Kemudian, sebagai orang yang belum terinfeksi, mengikuti
setiap anjuran dari pemerintah, untuk tetap menjaga kebersihan diri dan kesehatan
merupakan bentuk untuk perwujudan nilai kemanusiaan untuk membantu
menghentikan penyebaran virus ini.
 ( https://geotimes.co.id/komentar/refleksi-kemanusiaan-menghadapi-corona/ )
BAB IV

REFLEKSI CORONA VIRUS DALAM NILAI PERSATUAN

SERANGAN virus corona di seluruh dunia dan sekarang menjadi wabah yang sangat
berbahaya di negara kita tercinta, sungguh tidak akan pernah terlupakan. Jika kita
menonton film "Contagion" yang diproduksi oleh industri film Holywood Amerika pada
tahun 2011 yang lalu, sungguh mirip kisah dan ceritanya hingga sekarang bisa menjadi
kenyataan.

Saya hanya bisa merenung dan tidak akan pernah melupakan kisah nyata dan sejarah
peradaban kita umat manusia, saat ini ketika sedang diserang wabah virus corona
bertepatan dengan hari lahir ke-51 ini. Ideologi dan falsafah hidup kita yaitu Pancasila, saat
ini sungguh sedang diuji kepada seluruh bangsa Indonesia di seluruh pelosok tanah air kita.
Jika kita sungguh-sungguh mengakui ketauhidan Tuhan Yang Maha Kuasa seperti pada sila
pertama Pancasila, maka kita seluruh bangsa Indonesia harus betul-betul ikhlas dan tawakal
menerima musibah dan wabah virus corona ini sebagai bagian dari ketentuan dan takdir
dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Jika kita tidak bisa menerima semua ini sebagai sesuatu
yang diluar kekuasaan dan nalar kita sebagai manusia biasa, maka hanya akan ada 2
kemungkinannya, kita bisa mengalami pecah pembuluh darah di otak atau sakit jiwa. Jika
kita bangsa Indonesia betul-betul memiliki rasa dan kepekaan sebagai manusia yang adil
dan beradab seperti dalam sila kedua Pancasila, maka inilah saatnya kita membuktikannya.
Apakah kita sudah adil dan sungguh beradab, jika kita tidak bisa menahan diri untuk tidak
sering keluar rumah apalagi berkumpul dalam keramaian, supaya tidak memperparah
penularan dan penyebaran virus Corona? Kesadaran untuk mewujudkan sila kedua
Pancasila dalam masa pandemi tingkat dunia ini, sekaligus juga membuktikan eksistensi
dari sila ketiga yakni persatuan Indonesia. Bangsa Indonesia sungguh-sungguh diuji
persatuannya dalam menghadapi ujian yang tidak mudah dari Tuhan Yang Maha Kuasa
sekarang ini. Kemudian dengan partisipasi dan dukungan seluruh rakyat Indonesia, menjadi
tugas dan tanggung jawab Presiden Jokowi beserta para Menteri Kabinet dan seluruh
jajaran pemerintahannya untuk mengimplementasikan dan mewujudkan sila keempat dari
falsafah hidup bangsa kita Pancasila, serta khususnya sila kelima berkaitan dengan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, melalui berbagai langkah strategis dan taktis demi
masa depan Indonesia. Langkah Strategis dan Taktis Pemerintah RI Demi Masa Depan
Indonesia Pemerintah RI dipimpin Presiden Jokowi sebagai Panglima tertinggi TNI dan
Polri sudah waktunya untuk mempersiapkan 3 alternatif durasi jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang dilengkapi dengan pilihan lengkap strategi dan taktis
menghadapi wabah virus corona yang sedang berlangsung di Indonesia sekarang ini.
Berdasarkan rekapitulasi dari berbagai informasi yang beredar, prediksi wabah virus corona
ini, bisa berlangsung hingga puncaknya kemudian menurun dalam durasi yang paling
pendek 6 bulan ke depan, bisa dalam durasi jangka waktu menengah hingga 1 tahun ke
depan, dan yang terburuk dalam jangka panjang hingga 2 tahun ke depan karena alasan
prosedur dan legalitas produksi masal 20 vaksin anti virus corona yang sudah ditemukan
dan disetujui oleh Wealth Health Organization (WHO). 1. Jaminan Pelayanan Kesehatan
Pemerintah RI memberikan pelayanan penuh secara gratis kepada seluruh rakyat Indonesia
serta siapapun warga negara asing yang sedang berada di Indonesia yang terkena virus
corona, selama perawatan hingga sembuh, bahkan termasuk juga biaya pemakaman bagi
korban yang meninggal dunia. 2. Jaminan Ketersediaan Bahan Pokok Pangan Pemerintah
RI sudah mengantisipasi dan menjamin ketersediaan pasokan bahan pokok pangan dan
minuman untuk seluruh rakyat Indonesia dalam 3 alternatif durasi jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Dalam berbagai tulisan pemikiran sebagai masukan kepada
pemerintah RI sejak dulu kala, sudah saya ingatkan agar bangsa dan negara Indonesia harus
bisa swasembada pangan khususnya kebutuhan pokok yang menjamin hajat hidup seluruh
rakyatnya. Dalam keadaan mengalami bencana yang sama dialami oleh seluruh negara di
dunia seperti saat ini, maka sewajarnya jika setiap pemerintah negara, wajib
memprioritaskan terlebih dahulu kebutuhan pokok untuk rakyatnya. Jika ternyata masih
berlebih, baru mereka tergerak untuk membantu bangsa dan negara lainnya. Jika memang
ternyata cadangan pasokannya terbatas hanya ada untuk kebutuhan domestik rakyatnya
saja, maka sudah tentu harta berupa uang dan emas berapapun jumlahnya tidak akan
mampu membeli kebutuhan pokok pangan sebagai syarat mutlak untuk bisa bertahan hidup.
Semoga ini bisa menjadi pelajaran pahit yang tidak terulang lagi bagi pemerintah dan
seluruh rakyat Indonesia. Dengan sedemikan suburnya alam di Indonesia, sungguh kita
sudah menjadi bangsa yang kufur nikmat dengan ketidakmampuan kita memenuhi
kebutuhan pokok pangan kita sendiri. 3. Jaminan Keamanan Sudah waktunya bagi Presiden
Jokowi untuk melakukan konsolidasi dan persiapan untuk menggerakkan seluruh pasukan
TNI dan Polri dari Aceh sampai Papua, untuk menjaga keamananan seluruh rakyat
Indonesia dan seluruh wilayah NKRI, dengan 3 alternatif durasi jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Sudah tentu, pemerintah RI harus sudah berhitung dan
mempersiapkan, jaminan logistik kebutuhan hidup seluruh keluarga pasukan TNI dan Polri,
serta tentunya kebutuhan lengkap untuk memproteksi pelindung kesehatan seluruh aparat
TNI dan Polri, agar bisa mempertaruhkan hidupnya untuk melindungi seluruh rakyat
Indonesia, dalam terik matahari serta dinginnya malam, di tengah-tengah serangan wabah
virus Corona. Hal ini juga yang menggerakkan saya dahulu mengingatkan pada periode
pertama Presiden Jokowi, agar jajaran pemerintahannya menjaga selalu cadangan dana
darurat pemerintah, untuk mengantisipasi kemungkinan yang terburuk berupa bencana yang
luar biasa seperti yang sedang terjadi saat ini. 4. Jaminan Ketersediaan Listrik, BBM, dan
Gas Pemerintah RI sudah memperhitungkan berlapis-lapis strategi pengamanan
ketersediaan pasokan listrik, bahan bakar minyak (BBM) dan gas untuk kebutuhan rumah
tangga seluruh rakyat Indonesia. Tentu saja berbagai lapis strategi dan taktik tersebut sudah
memperhitungkan tiga alternatif durasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang, masa berlangsungnya wabah virus Corona di Indonesia. Karena semua kebutuhan
listrik, BBM dan gas untuk rumah tangga sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok
hidup umat manusia pada era sekarang ini. 5. Jaminan Ketersediaan Sistim Telekomunikasi
dan Teknologi Informasi Pemerintah RI harus menjamin kontinuitas dari ketersediaan
sistem telekomunikasi dan teknologi informasi. Presiden Jokowi dan jajaran
pemerintahannya harus memastikan bahwa sistim telekomunikasi dan sistim teknologi
informasi bangsa Indonesia akan tetap stabil dan bisa dijamin keandalannya jika harus
menghadapi wabah virus Corona dalam 3 alternatif durasi jangka pendek, jangka menengah
dan jangka panjang. Pada era borderless ini, kebutuhan manusia terhadap sistim
telekomunikasi dan teknologi informasi sudah sama skala prioritasnya dengan kebutuhan
pokok akan makanan dan minuman. 6. Jaminan Insentif dan Bantuan Ekonomi Pemerintah
RI memberikan bantuan konkrit dana talangan bagi seluruh rakyat miskin di Indonesia yang
hanya mengandalkan penghasilan dan pendapatan dari pekerjaan harian. Pemerintah RI
juga harus memerintahkan kepada seluruh perbankan serta lembaga keuangan lainnya
untuk memberikan diskresi serta memasukkan rasa kemanusiaan atas bencana dan wabah
virus corona ini sebagai faktor "force majeure", sehingga seluruh kontrak serta kesepakatan
tentang hak dan kewajiban di dalamnya sudah memenuhi unsur adanya kegentingan yang
memaksa diluar kekuasaan manusia. Jangan ada perbankan atau lembaga keuangan
manapun yang terdengar melakukan intimidasi atau tindakan tidak berperikemanusiaan
kepada nasabah atau debiturnya. Segera diberlakukan klausula "force majeure" yang ada
diatur dalam seluruh peraturan hukum dan aturan kontrak internasional. Stabilitas Politik
Pasti Terjaga Apabila semua langkah strategis dan taktis diatas sungguh-sungguh
dijalankan oleh Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, maka sudah
tentu seluruh rakyat Indonesia akan hormat, patuh, mendukung serta melindunginya.
Karena sudah terbukti bahwa mereka adalah pemimpin dan pemerintahan yang amanah.
Siapapun yang menghadang apalagi mencercanya, pasti akan berhadapan dengan seluruh
rakyat Indonesia. Mobilisasi seluruh pasukan TNI dan Polri untuk menjamin terlaksananya
seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sudah saatnya mulai dipersiapkan.
Siapapun yang berani mengganggu terlaksananya semua tugas pokok pemerintah RI dalam
keadaan darurat wabah virus Corona sudah bisa dianggap sebagai ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/virus-corona

https://sinar5news.com/menyikapi-korona-dengan-pancasila-sila-pertama

https://geotimes.co.id/komentar/refleksi-kemanusiaan-menghadapi-corona

https://rmol.id/read/2020/03/22/426550/pancasila-mempersatukan-indonesia-menghadapi
wabah-virus-corona.

Anda mungkin juga menyukai