Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR TENTANG PENYAKIT CAMPAK”

OLEH

KELAS 2B KELOMPOK 5 :

1.CICI KESYA DEWINA WENI NIM.PO5303330210861

2.DORTHIA APRIYANI BUSU NIM.PO5303330210863

3.GABRIELA VALIA CHRISANTY NIM.PO5303330210866

4.MARIA VIVILIANO DERO NIM.PO5303330210875

5.VICTOR CHRISTIAN NAKMANAS NIM.PO5303330210890

6.YONAS APRENS TAINAES NIM.PO5303330210892

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

PRODI SANITASI

2022/2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan
oleh virus.campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini ditandai
dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis yang kemudian diikuti
dengan bercak kemerahan pada kulit (rash). Campak biasanya menyerang anak-anak
dengan derajat ringan sampai sedang. Penyakit ini dapat meninggalkan gejala sisa
kerusakan neurologis akibat peradangan otak (enselafitis). Rash timbul dimulai dari
dahi dan belakang telinga, kemudian menyebar ke muka, badan dan anggota badan.
Pada kulit yang gelap rash kadang-kadang sulit dilihat. Khusus untuk Campak setelah
3-4 hari rash mulai menghilang meninggalkan bercak hiperpigmentasi yang bertahan
1-2 minggu, diakhiri dengan kulit mengelupas (halus).

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus campak atau measles. Bagi
penderita campak, virus campak ada di dalam percikan cairan yang dikeluarkan saat
mereka bersin dan batuk. Virus campak akan menulari siapa pun yang menghirup
percikan cairan tersebut. Virus campak bisa bertahan di permukaan selama beberapa
jam, akibatnya, virus ini bisa bertahan menempel pada benda benda. Saat menyentuh
benda yang sudah terkena percikan virus campak, lalu menempelkan tangan ke
hidung atau mulut, orang lain bisa ikut terinfeksi. Campak lebih sering menimpa
anak-anak berusia di bawah lima tahun. Tetapi pada dasarnya semua orang bisa
terinfeksi virus ini, terutama yang belum pernah terkena campak atau yang belum
mendapat vaksinasi campak. Maka dari itu, memungkinkan virus campak juga
menyerang orang dewasa.

Tingkat penularan Campak sangat tinggi tanpa program imunisasi attack ratte
mencapai 93,5 per 1000 kelahiran hidup.Kekebalan maternal yang dibawa anak
berangsur-angsur berkurang sampai hilang daya proteksinya rata-rata pada umur 9
bulan. Komplikasi terjadi pada 30% penderita berupa otitis media, conjunctivitis
berat, enteritis dan pneumonia. Komplikasi ini sering dijumpai pada penderita campak
dengan gizi kurang. Case fatality rate (CFR) 3,5% dan dapat mencapai 40% pada

2
penderita dengan gizi buruk. Imunitas terhadap campak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, di antaranya gizi. Gizi yang baik menunjukkan serokonversi terhadap
imunisasi campak lebih tinggi dibandingkan dengan gizi buruk. Kematian campak
sering terjadi pada penderita yang malnutrisi dengan Case fatality rate 3,5% dan dapat
mencapai 40% pada penderita dengan gizi buruk. Pemberian vitamin A dosis tinggi
pada bayi, ibu masa nifas maupun penderita campak dapat menurunkan CFR.

Dari data insidens Campak dan angka serokonversi terhadap vaksin campak
berdasarkan kelompok umur di negara yang sedang berkembang, pemberian imunisasi
pada umur 8-9 bulan diprediksi dapat menimbulkan serokonversi pada sekurang-
kurangnya 85% bayi dan dapat mencegah sebagian besar kasus dan kematian. WHO
merekomendasikan pemberian imunisasi pada umur 9 bulan untuk program imunisasi
rutin di Negara berkembang.Dengan pemberian satu dosis vaksin Campak, insidens
Campak dapat diturunkan lebih dari 90%. Namun karena Campak merupakan
penyakit yang sangat menular, masih dapat terjadi wabah pada anak usia sekolah
meskipun 85-90% anak sudah mempunyai imunitas. Oleh karena itu, untuk program
eradikasi Campak diperlukan pemberian ulangan vaksinasi pada usia sekitar 5-7
tahun. Tujuannya adalah untuk menekan jumlah individu yang rentan terjangkit
Campak sampai dibawah 1%.

Penderita campak memiliki kemungkinan untuk meninggal, memiliki


kekebalan tetapi masih rentan terhadap penyakit itu kembali atau menjadi semakin
parah. Namun dengan pemberian vaksin individu yang rentan akan memperoleh
kekebalan sehingga jika nantinya terjangkit penyakit campak tidak akan sakit atau
tidak menjadi parah. Dari pernyataan tersebut, penyakit campak dapat dikelompokkan
ke dalam model SEIR (Susceptible-Exposed-Infected-Recovered) yang merupakan
model epidemik yang mengasumsikan bahwa individu yang rentan mempunyai
kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan dengan pemberian vaksin.

B.PERMASALAHAN

1. Apa pengertian  campak?


2. Bagaimana etiologi penyakit campak?
3. Bagaimana Sifat Agent Penyakit ?
4. Gejala yang ditimbulkan?
5. Bagaimana cara penularan?

3
6. Bagaimana masa inkubasi penyakit campak?
7. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?

C.TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi campak

2. Untuk mengetahui sifat agent penyakit(bakteri/virus)

3. Untuk mengetahui Etiologi penyakit campak

4. Untuk mengetahui Gejala yang ditimbulkan dari penyakit campak

5. Untuk mengetahui cara penularan penyakit campak

6. Untuk mengetahui masa inkubasi campak

7. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit campak

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.TINJAUAN PUSTAKA

1.Definisi Campak

Penyakit campak adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, penyakit


ini sangat mudah menular. Penularan melalui saluran napas melalui butiran liur di
udara yang keluar pada saat penderita batuk dan bersin.Pengertian campak menurut
WHO adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo papular
selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 38 derajat celsius atau lebih dan
penderita campak awalnya mengalami tanda dan gejala berupa demam, nyeri
tenggorokan, hidung meler (coryza), batuk, (Cough), bercak koplik, nyeri otot, dan

mata merah (conjunctivitis). Penyakit campak adalah infeksi virus yang sangat
menular, dan menyebabkan gangguan pernapasan serta sistem kekebalan tubuh.
Campak juga memiliki istilah lain, seperti rubella, morbili, atau measles.

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus pada saluran
pernapasan. Penyakit campak ini sangat menular (infeksius) dan dapat menimbulkan
komplikasi serius pada anak-anak apabila tidak ditangani sesegera mungkin. Walau
demikian, campak adalah penyakit yang bisa dicegah atau tergolong ke dalam jenis
PD3I (Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi). Campak biasa menyerang
anak-anak, dengan derajat keparahan ringan hingga berat. Berdasarkan buku
Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia karya Soegeng
Soegijanto (2016: 93), campak juga dapat berubah menjadi penyakit berbahaya yang
dapat menyebabkan kematian.Campak dapat menyebabkan kematian, apabila disertai
komplikasi pneumonia, diare, serta meningitis. WHO menyatakan bahwa komplikasi
dapat terjadi, tergantung pada usia dan kondisi predisposisi penderita, seperti usia
muda, nutrisi, dan kondisi yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.

5
Pengertian Penyakit Campak Menurut Para Ahli

Ada beberapa pengertian tentang campak menurut  beberapa ahli, yaitu:

1.Campak atau Morbil (1991)

Penyakit virus akut , menular yang di tandai  dengan 3 stadium yaitu stadium
prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang di
manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan
Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
2.Morbili (1992)

Penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama
ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta
nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC,  2000).
3.Campak (1993)

Penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang yang
terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3, 2001).

2.Etiologi penyakit campak

Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk


golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan salah satu virus RNA. Virus
ini terdapat dalam darah dan secret (cairan)nasofaring (jaringan antara tenggorokan
dan hidung) pada masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya
bercak merah di kulit dan selaput lendir.

1. Bentuk Virus
Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan di
bungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Di dalamnya
terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang
mengelilingi asam nukleat (RNA ), merupakan struktur heliks nucleoprotein
dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek, satu protein
yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.

6
2.Ketahanan Virus

Pada temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat infeksifitasnya


selama 3-5 hari pada 37oC waktu paruh umurnya 2 jam, pada 56 oC hanya satu
jam. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu -70oC selama 5,5 tahun,
sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4- 6oC dapat hidup selama 5
bulan. Virus tidak aktif pada PH asam. Oleh karena selubung luarnya terdiri dari
lemak maka ia termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile, pada suhu
kamar dapat mati dalam 20 % ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30
menit. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak
kehilangan antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya potensi antigenik.

2. Struktur Antigenik
Infeksi dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing antibody,
complement fixing antibody, dan haemagglutinine inhibition antibody.
Imunoglobulin kelas IgM dan IgG muncul bersama-sama diperkirakan 12 hari
setelah infeksi dan mencapai titer tertinggi sekitar 21 hari. Kemudian IgM
menghilang dengan cepat sedangkan IgG tinggal tidak terbatas dan jumlahnya
terukur, sehingga IgG menunjukkan bahwa pernah terkena infeksi walaupun
sudah lama. Antibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen
haemagglutinin murni.

3.Sifat agent penyakit campak (bakteri/virus)


1. Agent, pada penyakit campak disebabkan oleh virus campak golongan
Paramyxovirus yang merupakan genus Morbillivirus dan termasuk golongan virus
RNA.
2. Struktur virus penyebab campak mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis
dari parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit, virus aktif dapat ditemukan pada
secret nasofaring, darah, dan air kencing dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu
kamar. Virus campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperatur 0oC
dan selama 15 minggu pada sediaan beku.
3. Di luar tubuh manusia virus ini mudah mati. Pada suhu kamar, virus ini akan
kehilangan infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus campak mudah mati
oleh sinar ultraviolet.

7
Karakteristik agent untuk penyakit campak adalah sebagai berikut:
a. Ainfektivitas
Infektivitas adalah masa transisi mulai dari individu terpapar (eksposed) hingga
terkena infeksi (infected). Penyakit campak termasuk penyakit menular yang
memiliki sifat infektivitas yang tinggi. Rata-rata durasi infeksi di estimasikan
selama 7 hari sedangkan refrensi lain mengatakan selama 9 hari. Angka
infektivitas dapat diturunkan dari rata-rata periode laten yang mana untuk
penyakit campak diestimasi selama 12 hari.
b. Patogensistas
Patogenesitas adalah kesanggupan organisme menimbulkan reaksi klinik
khususnya patologis setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang. Pada
penyakit campak termasuk memiliki kategori patogenisitas yang tinggi.
c. Virulensi
Virulensi adalah kemampuan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat
yang menyebabkan kematian. Menurut Ismah (2018), virulensi agent penyakit
campak termasuk dalam kategori rendah.

4.Gejala yang ditimbulkan dari penyakit campak

Gejala awal campak adalah sakit tenggorokan,mata berair dan


kemerahan(konjungtivitas), dan bintik putih di dalam mulut.ruam yang muncul
mulanya berupa bintik-bintik merah kecil,kemudian menyatu hingga ukurannya
tampak lebih besar. Gejala awal infeksi campak biasanya berupa batuk berdahak,
pilek, demam tinggi dan mata merah. Anak-anak mungkin juga memiliki bintik-bintik
koplik (bintik-bintik merah kecil dengan pusat biru-putih) di dalam mulut sebelum
ruam dimulai. Ruam kemudian akan muncul 3–5 hari setelah gejala awal dimulai.
Urutan kemunculan bercak ini dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke
leher. Pada akhirnya, ruam akan menyebar ke seluruh tubuh.

1. Hari 1 – 3, panas makin hari makin tinggi


2. Mata merah, dan sakit bila kena cahaya

3. Anak batuk / pilek

4. Hari ke 3 – 4, panas mulai turun,

8
5. Timbul bercak merah pada kulit, mulai dari belakang telinga menjalar
ke bagian wajah

6. Mata bengkak, ada cairan warna kuning yang kental

7. Seluruh tubuh sudah terlihat penuh dengan bercak-bercak

8. Hari ke 4 – 6, bercak-bercak diseluruh tubuh berubah menjadi warna


kehitaman dan mulai mengering,

9. Selanjutnya mengelupas, secara ber-angsur-angsur

10. Akhirnya permukaan kulit menjadi warna merah kehitam-hitaman


(Hyperpigmentasi)

11. Warna kulit akan berakhir menjadi biasa kembali

5.Cara Penularan Penyakit Campak.

Penularan campak dapat terjadi melalui beberapa cara,yaitu :


 Menyebar melalui udara ketika orang tersebut terinfeksi batuk atau
bersin.
 Seorang anak bisa terkena campak hanya bisa berada diruangan yang
sama dengan penderita campak, hingga 2 jam setelah orang tersebut
pergi.
 Orang terinfeksi dapat menularkan campak terhdap orang lain bahkan
sebelum mengetahui bhawa dia mengidap penyakit tersebut.virus tetap
aktif menular di udara atau permukaan yang terinfeksi hingga 2 jam.
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :

 Bayi berumur lebih dari 1 tahun


 Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi.
 Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
Penularan campak juga dapat terjadi melalui percikan air liur dari orang
yang terinfeksi (droplet) penyakit ini dapat di tularkan oleh orang yang

9
terinfeksi sejak 4 hari sebelum timbul gejala hingga 4 hari setelah gejala
mereda.

6. Masa Inkubasi Penyakit Campak

Infeksi campak bisa berlangsung selama beberapa minggu, mulai 7 -14 hari
saat seseorang terpapar virus.namun, masa inkubasi terjadi pada 7-18 hari.gejala awal
campak muncul ketika 1-3 hari pertama sakit. Masa tunas/ inkubasi penyakit
berlangsung kurang lebih 10 – 20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang di bagi
dalam 3 stadium, yaitu :

a) Stadium Kataral atau Prodromal


Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk
dan mata merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak
Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas
ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini berupa bercak putih kelabu,
besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah kemerahan.Koplik
spot ini menentukan suatu diagnose pasti terhadap penyakit campak.
b) Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi,
kadan-kadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah
yang spesifik), timbul setelah 3 samapai 7 hari demam. Rash timbul secara
khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang telinga, tengkuk, kemudian
pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal
dan muka bengkak

c) Stadium Konvalensi atau penyembuhan


Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang
disebuthiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. panas
badan menurun sampai normal bila tidak terjadi komplikasi.

10
7. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Campak

A.Pencegahan

Pencegahan penyakit campak dibagi menjadi tiga bagian pencegahan, yaitu:

1.Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok beresiko,


yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit
Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor tersebut
terdiri dari:

a) Penyuluhan
b) Imunisasi (Imunisasi Aktif dan Imunisasi Pasif)
c) Isolasi
2.Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah  upaya  untuk  mencegah  atau menghambat


timbulnya  komplikasi dengan  tindakan-tindakan seperti  tes  penyaringan  yang
ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta  penanganan segera dan  efektif.
Tujuan  utama kegiatan-kegiatan  pencegahan  sekunder adalah  untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa  gejala  yang  telah sakit atau penderita yang
beresiko  tinggi untuk mengembangkan  atau memperparah  penyakit. Memberikan
pengobatan  penyakit sejak awal  sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya  komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang
peran  penting untuk  meningkatkan kepatuhan pasien berobat.

3.Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat  


komplikasi. Kegiatan  yang dilakukan  antara lain mencegah perubahan dari  
komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin  bagi
penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan  kerjasama yang
baik antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait
dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan  untuk  meningkatkan
motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit  campak.

11
B.Pengobatan

Sampai saat ini tidak tersedia obat antivirus khusus untuk campak. Komplikasi
berat akibat campak dapat dicegah melalui tindakan suportif dengan memastikan
asupan nutrisi dan cairan adekuat, mengatasi dehidrasi bila terjadi. Antibiotik hanya
diberikan bila dicurigai terdapat infeksi bakterial sekunder, atau terdapat penyulit
seperti radang telinga tengah dan pneumonia. Semua anak yang didiagnosis campak
harus mendapatkan suplementasi vitamin A sebanyak 2 dosis. Terapi Vitamin A
terbukti menurunkan angka morbiditas dan mortalitas sehingga World Health
Organization (WHO) menganjurkan pemberian vitamin A kepada semua anak
dengan campak, dimana elemen nutrisi utama yang menyebabkan kegawatan morbili
bukanlah protein dan kalori melainkan vitamin A. Ketika terjadi defisiensi vitamin
A pada kasus morbili maka akan menyebabkan kebutaan dan kematian. Oleh
karena itu vitamin A diberikan dalam dosis yang tinggi.
Campak dapat sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan.Namun,untuk
membantu meredahkan gejala,penderita disarankan untuk melakukan upaya-upaya
berikut:

 Banyak minum air putih


 Beristirahat yang cukup
 Pastikan asupan makan bergizi seimbang
 Konsumsi obat peredan nyeri

12
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Penyakit campak adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, penyakit ini
sangat mudah menular. Penularan melalui saluran napas melalui butiran liur di udara yang
keluar pada saat penderita batuk dan bersin. Menurut etiologinya campak disebabkan oleh
virus RNA dari family paramixoviridae, genus Morbilivirus , yang ditularkan secara droplet.
Gejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium
konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan melakukan imunisasi secara aktif, pasif dan
isolasi pada penderitanya. Komplikasi berat akibat campak dapat dicegah melalui tindakan
suportif dengan memastikan asupan nutrisi dan cairan adekuat, mengatasi dehidrasi bila
terjadi. Semua anak yang didiagnosis campak harus mendapatkan suplementasi vitamin A
sebanyak 2 dosis.

B.SARAN

Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.Serta
harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita perlu mendapatkan
asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi lebih baik. Jika  anak  belum 
waktunya  menerima  imunisasi  campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian
imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain
yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan
jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit. Selain itu,untuk
penderita campak dan orang yang merawatnya disarankan untuk tidak berbagi alat
makan,rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,serta membersihkan perabotan
ruman dengan disinfektan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://dinkes.sarolangunkab.go.id/berita-penyakit-campak-rubella-mr.html

https://www.rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/campak

https://kumparan.com/kabar-harian/sifat-penyakit-campak-yang-menyerang-anak-
anak-1wmtxDjGHlu

https://www.kompasiana.com/listyafe/60d96e43152510338308a5b2/karakteristik-dan-
cara-penularan-penyakit-campak

buku Epidemiologi Penyakit Menular: Riwatyat, Penularan, dan Pencegahan karya Victor
Trismanjaya Hulu dkk (2020: 21).

Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak  FKUI.
Jakarta

https://eprints.uny.ac.id/49338/1/15%20BAB%201.pdf

http://eprints.undip.ac.id/43741/2/Bong_Stevana_DE_G2A009108_BAB_I_KTI_(2).pdf

Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia karya Soegeng Soegijanto
(2016: 93),

14

Anda mungkin juga menyukai