1. AFRIANUS HADUN
2. SALTRI YULITA JINAS
3. VERONIKA R.D MOSA
4. ADIPAPA UMBU KADA
5. MARLAN HESLIYANI SINA
6. OLIVIA EUNIKE BILLY
7. CANDRA NINGSI L W. LODANG
KUPANG
MARET, 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatankan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat dan penyertaan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “PENYAKIT CAMPAK”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Pemberantasan Penyakit Menular. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembacanya.
Kupang, 2023
Penulis,
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar,
meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus
campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1
juta kematian. Insiden terbanyak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas
penyakit campak yaitu pada negara berkembang, meskipun masih mengenai
beberapa negara maju seperti Amerika Serikat.
Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan
imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya
menyerang anak umur di bawah lima tahun ( balita ) akan tetapi campak bisa
menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak
terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada
waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi penyakit
ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian campak?
2. Bagaimana etiologi penyakit campak?
3. Bagaimana Sifat Agent Penyakit ?
4. Gejala yang ditimbulkan?
5. Bagaimana cara penularan?
6. Bagaimana masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak?
7. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan serta pengobatan
penyakit campak?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian campak.
2. Untuk mengetahui etiologi penyakit campak.
3. Untuk mengetahui sifat Agent penyakit camapak.
4. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh penyakit campak
5. Agar kita mengetahui cara penularan.
3
6. Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak.
7. Agar kita mengetahui pencegahan dan penanggulangan serta
pengobatan penyakit campak.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa
latin dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan
gabagen (dalam bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau
disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu infeksi virus yang
sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk,
konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik
merah di kulit (ruam kulit).
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus pada saluran
pernapasan. Penyakit campak ini sangat menular (infeksius) dan dapat
menimbulkan komplikasi serius pada anak-anak apabila tidak ditangani
sesegera mungkin. Walau demikian, campak adalah penyakit yang bisa
dicegah atau tergolong ke dalam jenis PD3I (Penyakit yang dapat Dicegah
dengan Imunisasi). Karena itu, penting untuk melakukan imunisasi
campak pada anak untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi satu ini.
5
Penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang
yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3,
2001).
6
3. Struktur Antigenik
Infeksi dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing
antibody, complement fixing antibody, dan haemagglutinine inhibition
antibody. Imunoglobulin kelas IgM dan IgG muncul bersama-sama
diperkirakan 12 hari setelah infeksi dan mencapai titer tertinggi sekitar
21 hari. Kemudian IgM menghilang dengan cepat sedangkan IgG
tinggal tidak terbatas dan jumlahnya terukur, sehingga IgG
menunjukkan bahwa pernah terkena infeksi walaupun sudah lama.
Antibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen
haemagglutinin murni.
C. Sifat agent penyakit campak
1. Agent, pada penyakit campak disebabkan oleh virus campak golongan
Paramyxovirus yang merupakan genus Morbillivirus dan termasuk
golongan virus RNA.
2. Struktur virus penyebab campak mirip dengan virus penyebab parotitis
epidemis dari parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit, virus aktif
dapat ditemukan pada secret nasofaring, darah, dan air kencing dalam
waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar. Virus campak dapat bertahan
selama beberapa hari pada temperatur 0oC dan selama 15 minggu pada
sediaan beku.
3. Di luar tubuh manusia virus ini mudah mati. Pada suhu kamar, virus
ini akan kehilangan infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus
campak mudah mati oleh sinar ultraviolet.
Karakteristik agent untuk penyakit campak adalah sebagai berikut:
a. Ainfektivitas
Infektivitas adalah masa transisi mulai dari individu terpapar
(eksposed) hingga terkena infeksi (infected). Penyakit campak
termasuk penyakit menular yang memiliki sifat infektivitas yang
tinggi. Rata-rata durasi infeksi di estimasikan selama 7 hari sedangkan
refrensi lain mengatakan selama 9 hari. Angka infektivitas dapat
7
diturunkan dari rata-rata periode laten yang mana untuk penyakit
campak diestimasi selama 12 hari.
b. Patogensistas
Patogenesitas adalah kesanggupan organisme menimbulkan reaksi
klinik khususnya patologis setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang
diserang. Pada penyakit campak termasuk memiliki kategori
patogenisitas yang tinggi.
c. Virulensi
Virulensi adalah kemampuan agent untuk menghasilkan reaksi
patologis berat yang menyebabkan kematian. Menurut Ismah (2018),
virulensi agent penyakit campak termasuk dalam kategori rendah.
8
9. Gejala Awal Terjadinya Campak
Gejala awal campak dapat muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah
terpapar virus.
Gejala awal campak biasanya meliputi:
1. Demam;
2. Batuk Kering;
3. Pilek;
4. Sakit tenggorokan;
5. Mata meradang (konjungtivitis);
6. Ruam kulit yang tampak seperti bercak besar;
7. Bintik-bintik putih kecil dengan bagian tengah putih kebiruan
dengan latar belakang merah muncul di dalam mulut, tepatnya
lapisan dalam pipi. Ini disebut juga sebagai bintik Koplik.
Gejala awal campak adalah sakit tenggorokan, mata berair dan
kemerahan (konjungtivitis), dan bintik putih di dalam mulut. Ruam
yang muncul mulanya berupa bintik-bintik merah kecil, kemudian
menyatu hingga ukurannya tampak lebih besar.
9
vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang
lahirdari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :
1. Bayi berumur lebih dari 1 tahun
2. Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi.
3. Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi
kedua.
F. Masa inkubasi dan diagonis penyakit campak
1. Masa inkubasi
Masa tunas/ inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 – 20
hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang di bagi dalam 3
stadium, yaitu :
a) Stadium Kataral atau Prodromal
Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu,
batuk-batuk dan mata merah. Pada akhir stadium, kadang-
kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa
pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai.
Bercak Koplik ini berupa bercak putih kelabu, besarnya
seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah
kemerahan.Koplik spot ini menentukan suatu diagnose pasti
terhadap penyakit campak.
b) Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena
panas tinggi, kadan-kadang anak kejang-kejang, disusul
timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3
samapai 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai
timbul di daerah belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi,
menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa
gatal dan muka bengkak
10
Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas
kecoklatan yang disebuthiperpigmentation, tetapi lama-lama
akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai normal bila
tidak terjadi komplikasi.
2. Komplikasi Penyakit Campak
Adapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya
penurunan daya tahan tubuh secara umum sehingga mudah terjadi
infeksi tumpangan. Hal yang tidak diinginkan. adalah terjadinya
komplikasi karena dapat mengakibatkan kematian pada balita,
keadaan inilah yang menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi
sekunder seperti: Otitis media akut, Ensefalitis,
Bronchopneumonia, dan Enteritis.
a) Bronchopneumonia
Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak
menyerang epitel saluran pernafasan sehingga terjadi
peradangan disebut radang paru-paru atau Pneumonia.
Bronchopneumonia dapat disebabkan virus Campak sendiri
atau oleh Pneumococcus, Streptococcus, dan Staphylococcus
yang menyerang epitel pada saluran pernafasan
maka Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan kematian
bayi yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.
b) Otitis Media Akut
Otitis media akut dapat disebabkan invasi virus Campak ke
dalam telinga tengah. Gendang telinga
biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium erupsi.
Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak
karena invasi virus terjadi otitis media purulenta.
c) Ensefalitis
Ensefalitis adalah komplikasi neurologic yang paling jarang
terjadi, biasanya terjadi pada hari ke 4 sampai 7 setelah
terjadinya ruam. Kejadian ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000
11
kasus Campak, dengan CFR berkisar antara 30 – 40%.
Terjadinya Ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik
maupun melalui invasi langsung virus Campak ke dalam otak.
d) Enteritis
Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita Campak,
penderita mengalami muntah mencret pada fase
prodormal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel
mukosa usus.
3. Diagonis penyakit campak
Diagnosis dapat di tegakkan dengan: anamnese (berdasarkan
riwayat timbulnya penyakit seperti adanya kontak dengan
penderita) yaitu:
a) Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,mendadak) batuk
Pilek, harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili
(artinya kemungkinan penyakit lain yang mirip campak,
missal: German measles,eksentema subitum,infeksi virus lain).
b) Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.
c) Dapat disertai diare dan muntah.
d) Dapat disertai gejala perdarahan (pada kasus yang berat) :
Epitaksis, petekie, ekimosis.
e) Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili
(1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi
Campak.
4. Gejala klinis
Meliputi pemeriksaan fisik (physic diagnostic ) yaitu:
a) Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya
demam (biasanya tinggi ) dan tanda-tanda nasofaringitis dan
konjungtivitis.
b) Pada umumnya anak tampak lemah.
c) Koplik spot pada hari ke 2-3 panas ( akhir stadium kataral )
12
d) Pada stadium erupsi timbul ruam ( rash ) yang khas : ruam
makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga,
mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka dan kemudian
ke seluruh tubuh.
Pemeriksaan laboratorium Meliputi:
a) Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni,
Dimana jumlah leukosit cenderung menurun disertai
limfositosis relative.
b) Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination inhibition
test dan complement fiksatior test akan ditemukan
adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah
timbulnya ras dan puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.
Biakan virus ( mahal ) Isolasi dan identifikasi virus : Swab
nasofaring dan sampel darah yang diambil dari pasien 2-3 hari
sebelum onset gejala sampai 1 hari setelah timbulnya ruam kulit
(terutama selama masa demam campak) merupakan sumber yang
memadai untuk isolasi virus. selama stadium prodromal, dapat
terlihat sel raksasa berinti banyak pada hapusan mukosa hidung.
G. Pencegahan dan pengobatan penyakit dampak
A. Pencegahan
Pencegahan penyakit campak dibagi menjadi tiga bagian pencegahan,
yaitu:
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok
beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi
berpotensi untuk terkena penyakit Campak. Pada pencegahan
primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor
tersebut terdiri dari:
a) Penyuluhan
b) Imunisasi (Imunisasi Aktif dan Imunisasi Pasif)
13
c) Isolasi
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau
menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan
seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini
campak serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama
kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau
penderita yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau
memperparah penyakit. Memberikan pengobatan penyakit sejak
awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak
memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien
berobat.
4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah
kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain
mencegah perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan
melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang
mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang
baik antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-
dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi pasien untuk
mengendalikan penyakit campak.
B. Pengobatan
Sampai saat ini tidak tersedia obat antivirus khusus untuk
campak. Komplikasi berat akibat campak dapat dicegah melalui
tindakan suportif dengan memastikan asupan nutrisi dan cairan adekuat,
mengatasi dehidrasi bila terjadi. Antibiotik hanya diberikan bila
14
dicurigai terdapat infeksi bakterial sekunder, atau terdapat penyulit
seperti radang telinga tengah dan pneumonia. Semua anak yang
didiagnosis campak harus mendapatkan suplementasi vitamin A
sebanyak 2 dosis. Terapi Vitamin A terbukti menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas sehingga World Health Organization
(WHO) menganjurkan pemberian vitamin A kepada semua
anakdengan campak, dimana elemen nutrisi utama yang menyebabkan
kegawatan morbili bukanlah protein dan kalori melainkan vitamin A.
Ketika terjadi defisiensi vitamin A pada kasus morbili maka akan
menyebabkan kebutaan dan kematian. Oleh karena itu vitamin A
diberikan dalam dosis yang tinggi.
Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat
jalan.Sehingga pengobatannya bersifat symptomatic, yaitu memperbaiki
keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya saja dalam hal ini:
a) anak memerlukan istirahat di tempat tidur.
b) kompres dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan
antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval
6-8 jam.
c) ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6
jam, dosis maksimum 600 mg/hari.
d) Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan
balita perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak
pun menjadi lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci
tangan anak sebelum makan. Jika anak belum waktunya menerima
imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian
imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak
lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit
ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut
sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit. Untuk para orangtua jangan
mengabaikan vaksinasi untuk anak karena anak atau balita yang tidak
mendapat imunisasi campak memiliki resiko 5 kali lebih besar untuk
terkena penyakit campak dibanding dengan anak atau balita yang
mendapat imunisasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak
FKUI. Jakarta
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-campak
https://www.kompasiana.com/listyafe/60d96e43152510338308a5b2/
karakteristik-dan-cara-penularan-penyakit-campak
17