PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
batuk, pilek dan konjungtivitis kemudian diikuti dengan munculnya ruam
makulopapuler yang menyeluruh di tubuh. Menurut Nugrahaeni (2012),
kejadian campak disebabkan oleh adanya interaksi antara host, agent dan
environment. Perubahan salah satu komponen mengakibatkan
keseimbangan terganggu sehingga terjadi campak. Berdasarkan penelitian
Mujiati (2015) dan Giarsawan dkk (2012),faktor risiko yang berhubungan
dengan kejadian campak yaitu umur, status gizi, status imunisasi, pemberian
vitamin A, pemberian ASI eksklusif, kepadatan hunian, ventilasi, riwayat
kontak, dan pengetahuan ibu. Menurut Widagdo (2012) penyakit campak
dapat mengakibatkan kematian. Terjadinya kematian dapat dipicu dengan
komplikasi penyakit yaitu broncho pneumonia yang timbul akibat
penurunan daya tahan anak yang menderita campak.
2
kontak sangat berbahaya dan dapat menyebabkan KLB (Chin, 2006).
Menurut penelitian Mujiati (2015), anak yang pernah kontak dengan
penderita campak meningkatkan 3,7 kali untuk menderita campak
dibandingkan yang tidak kontak.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan Perilaku
Status Status
Ekonomi Pendidikan
4
Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara
dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner &
Suddart, vol 3, 2001).
Pada saat ini campak telah menjadi wabah penyakit yang sangat
menakutkan di daerah Samoa. Samoa (dahulu bernama Samoa Jerman dari
1900-1914, Samoa Barat hingga 1997) adalah sebuah Negara kepulauan di
Samudra Pasifik bagian selatan yang terdiri dari 2 pulau utama dan 7 pulau
kecil. Samoa termasuk Negara yang mempunyai wilayah terkecil di dunia.
Wabah campak telah menyerang penduduk Samoa akhir-akhir ini,
khususnya campak menyerang anak-anak usia balita.
5
orang tua yang tidak mau untuk mengimunisasi anak-anak nya. Menurut
pandangan mereka pemberian vaksin pada anak mereka dapat menyebabkan
anak mereka menjadi autisme. Selain itu vaksin menurut mereka adalah
haram dari segi agama karena pembuatannya yang menggunakan bantuan
babi. Pola pikir orang tua yang seperti ini tidak lain karena factor
pendidikan dari orang tua yang kurang. Mereka menganggap pemberian
vaksin kepada anak-anak mereka merupakan hal buruk.
Penularan dari campak terjadi secara droplet dan kontak virus ini
melalui saluran pernapasan dan masuk ke system retikulo endothelial,
berkembang biak dan selanjutnya menyebar seluruh tubuh. Hal tersebut
akan menyebabnya gejala pada saluran pernapasan, saluran cerna,
konjungtiva, dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan
ruam kulit. Penyakit ini menyebar melalui udara dengan tetesan hasil
pernapasan yang dihasilkan dari batuk atau bersin. Gejala campak tidak
muncul hingga 10-14 hari setelah paparan. Gejala tersebut termasuk batuk,
pilek, mata meradang, sakit tenggorokan, demem, dan ruam kulit berbecak
kemerahan. Tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit infeksi
campak yang sudah terjadi, tetapi penurun demam atau vitamin A yang
dijual bebas dapat meringankan gejala.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Wabah campak menyerang penduduk Samoa khususnya anak-anak
yang berusia dibawah empat tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
telah memperingatkan tentang kembalinya epidemic campak yang
menghancurkan seluaruh dunia. Hal ini karena wabah campak ini telah
menyebabnya kematian anak-anak dibawah empat tahun yang nilainya
sangat tinggi.
2. Factor yang menjadi penyebab tingginya angka pengidap campak di
daerah Samoa adalah ketidakmauan orang tua untuk mengimunisasikan
anak-anaknya. Mereka menganggap memvaksinkan anaknya akan
menyebabnya autisme dan juga karena factor fisiologis atau agama mereka
tidak mau memvaksinkan anaknya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan yang diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan
penulis. Oleh itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Makalah ini perlu dikaji ulang agar dapat sempurna
dan makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Bruner, Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, A1ih bahasa:
Agung Waluyo, et al, Edisi 8, vol-I, PGC; Jakarta.
Arvin, B.K., 2000, Nelson Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15, Vol. 3, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Markum, AH., Ismail Ss., Alatas H, Akib HJ., Firmansyah A., Sastroasmoro S.,
1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilidd 1, FKUI, Jakarta.
WHO. World Health Statistic Report 2015. Geneva: World Health Organization;
2015.
Chin J. 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta: C.V Info Medika
Dalimartha, Setiawan. 2008. 1001 Resep Herbal. Jakarta : Penebar Swadaya
Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak dengan Demam.
Jakarta: Sagung Seto.
Rahmayanti R. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan. [Karya Tulis Ilmiah].
Yogyakarta:STIKES’Aisyiyah Yogyakarta.
Giarsawan N, I Wayan S A, Anysiah EY, 2012. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Campak Di Wilayah Puskesmas Tejakula I
Kecamatan Tejakula Kecamatan Buleleng. Jurnal Kesehatan Lingkungan 4
(2): 140-145.
Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta:
CV Sagung Seto.
Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2015.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2014. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
8
LAMPIRAN BERITA
9
Campak, virus yang sangat menular yang menyebar dengan mudah melalui
batuk dan bersin. Wabah tersebut dilaporkan juga terjadi di negara-negara Pasifik
lainnya, termasuk Tonga dan Fiji. Namun belum ada laporan kematian di negara-
negara tersebut karena cakupan vaksinasi yang lebih besar.
10