PENDAHULUAN
Penyakit tropis merupakan salah satu bentuk penyakit yang sering terjadi di
daerah beriklim tropis dan subtropis. Tidak hanya di Indonesia, tapi hampir di
semua negara miskin dan berkembang, penyakit tropis ini dapat mewabah dengan
cepat dan menjadi salah satu faktor peningkat angka kematian. Untuk mengurangi
angka kematian tersebut, perlu adanya penanggulangan guna menekan
penyebarluasan penyakit tropis yang ternyata semakin lama semakin mewabah.
Virus Novel corona penyebab dari timbulnya penyakit yang sering disebut
mers. Oleh karena itu, butuh kajian lebih jauh mengenai kedua penyakit tropis ini.
1
1.2 Tujuan laporan
1. untuk mengetahui tentang definisi dari mers
2. untuk mengetahui tentang etiologi dari mers
3. untuk mengetahui tentang klasifikasi dari mers
4. untuk mengetahui tentang manifestasi klinik dari mers
5. untuk mengetahui patofisiologi dari mers
6. untuk mengetahui prognosis dari mers
7. untuk mengetahui penatalaksanaan dari mers
8. untuk mengetahui tentang pencegahan dari mers
9. untuk mengetahui diagnosis keperawatan dari mers
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mers
Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel
Corona Virus). Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di
Arab Saudi. Virus SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan
dapat menimbulkan pneumonia berat akan tetapi berbeda dari virus MERS CoV.
Virus ini termasuk baru dan hingga kini belum ditemukan vaksin untuk
mencegahnya. Namun, virus ini cepat menghilang di udara. Virus Corona sangat
mudah menyebar melalui udara.
3
Inggris, Perancis, Italia, dan Tunisia. Hampir semua kasus di Eropa dan Tunisia
mempunyai kesamaan yaitu timbulnya gejala penyakit setelah melakukan
perjalanan ke negara tertentu di Timur Tengah yang diikuti dengan adanya
penularan terbatas di lingkungan keluarga. Di samping itu penularan MERS-CoV
antar manusia juga terjadi di rumah sakit pada petugas yang merawat kasus
konfirmasi MERS-CoV. Namun demikian, sejauh ini belum dapat dibuktikan
adanya penularan yang berkelanjutan. MERS-CoV pertama kali dilaporkan Sept.
2012 di Saudi Arabia. WHO ( 22 Mei ) 632 Kasus, 193 + ( 30,54 % ). Pada bulan
Maret - April 2014 terjadi peningkatan kasus signifikan.
Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui dalam rangka mengenali apa saja
yang menjadi tanda-tanda orang terkena virus yang satu ini. Karena menyerang
saluran pernafasan maka berikut tanda-tanda penyakit MERS antara lain adalah
sebagai berikut :
4
2.2 Etiologi Penyakit Mers
5
Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti
sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi
mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering Kelelawar
yang terinfeksi. Saat ini, para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain
yang menjadi mediator penularan virus Corona guna menangani meluasnya
penyebaran penyakit ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah
menular antar-manusia dengan dampak yang lebih mematikan dibandingkan
SARS. Untuk itu juga para pejabat di badan kesehatan dunia (WHO) seperti
informasi yang dilansir dari www.voaindonesia.com juga menyatakan serta
prihatin prihatin bahwa virus MERS mungkin akan menular ke para peziarah
kaum muslimin yang diperkirakan akan mengunjungi tempat-tempat suci di Arab
Saudi bulan depan dalam bulan Ramadan, atau jutaan lagi diperkirakan akan
datang bulan Oktober untuk menunaikan ibadah Haji di Mekah.
6
2.3 Klasifikasi Penyakit Mers
1. Kasus dalam penyelidikan (underinvestigated case)
a. Seseorang dengan infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
dengan tiga keadaan berikut :
Demam (≥ 38°C) atau ada riwayat demam
Batuk
Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran
radiologis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit
b. Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah
(Negara terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit kecuali
ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain.
c. Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala yang sama
setelah merawat pasien ISPA berat (SARI/ Severe Acute
Respiratory Infection), terutama pasien yang memerlukan
perawatan intensif tanpa memperhatikan tempat tinggal atau
riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit
lain.
d. Adanya klaster pneumonia (gejala penyakit yang sama) dalam
periode 14 hari tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat
bepergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain.
e. Adanya perburukan perjalanan klinis yang mendadak meskipun
dengan pengobatan yang tepat , tanpa memperhatikan tempat
tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan
etiologi/penyebab penyakit lain.
f. Seseorang dengan infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
ringan sampai berat yang memiliki riwayat kontak erat dengan
kasus konfirmasi atau kasus probable infeksi MERS-CoV dalam
waktu 14 hari sebelum sakit.
2. Kasus Probable
a. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis,
radiologis atau hispatologis
7
b. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS bukti klinis radiologis
atau hispatologis
3. Kasus Konfirmasi
a. Seseorang yang terinfeksi MERS-CoV dengan hasil
pemeriksaan laboratorium positif.
b. Klaster adalah bila terdapat dua orang atau lebih memiliki
penyakit sama, dan mempunyai riwayat kontak yang sama
dalam jangka waktu 14 hari. Kontak dapat terjadi pada keluarga
atau rumah tangga dan berbagai tempat lain seperti rumah sakit,
ruang kelas, tempat kerja, barak militer, tempat rekreasi dan
lainnya.
Awalnya tanda fisik tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada.
Beberapa pasien akan mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation.
Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.
8
2.5 Patofisiologi Penyakit Mers
9
2.6 Prognosis Penyakit Mers
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang bersifat spesifik, pengobatan
hanya bersifat suportif tergantung kondisi keadaan pasien. WHO tidak
merekomendasikan pemberian steroid dosis tinggi. Belum ada vaksin tersedia
untuk MERS-CoV.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang bersifat spesifik, pengobatan
hanya bersifat suportif tergantung kondisi keadaan pasien. WHO tidak
merekomendasikan pemberian steroid dosis tinggi. Belum ada vaksin tersedia
untuk MERS-CoV.
Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat
spesifik belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi
pasien. Pencegahan dengan menjalankan pol hidup yang sehat dengan melakukan
PHBS (pola hidup bersih dan sehat), dan juga menghindari kontak erat dengan
penderita, serta menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering
mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit perlu
untuk diterapkan dengan baik pula.
Penyakit ini dapat dicegah dengan selalu menjalankan pola hidup yang
bersih dan sehat, diantaranya yaitu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
higienis, beristirahat yang cukup, rajin berolahraga, selalu mencuci tangan dengan
10
sabun menggunakan air mengalir, memakai masker atau menutup mulut dan
hidung saat mengalami flu dan usahakan untuk tidak berada di luar rumah untuk
sementara untuk mencegah penularan terhadap orang lain. Selain itu sering-
seringlah berkunjung ke dokter untuk melakukan cek kesehatan terutama jika
mengalami gejala penyakit seperti batuk, demam, dan kesulitan bernapas dalam
jangka waktu empat belas hari khususnya jika dalam waktu dekat akan
berkunjung ke tempat wabah MERS berada periksalah ke dokter setiap 6 minggu
sekali dan melakukan vaksinasi meningitis terlebih dahulu.
11
7. pencegahan airborne
Digunakan untuk prosedur yang menimbulkan penularan aerosol
(intubasi trakea, pemasangan ventilasi non-invasif, tracheostomi dan
bantuan ventilasi dengan ambu bag sebelum intubasi). Pastikan bahwa
petugas kesehatan menggunakan APD (sarung tangan, baju lengan
panjang, pelindung mata, dan respirator partikulat (N95 atau yang setara))
ketika melakukan prosedur tindakan yang dapat menimbulkan aerosol.
Kontak dekat dengan pasien yang mengalami gejala pernapasan
(misalnya batuk atau bersin) pada saat memberikan pelayanan, gunakan
pelindung mata karena semprotan sekresi dapat mengenai mata.
8. Pencegahan jarum suntik atau cedera benda tajam,
12
o Menutup mulut dan hidung ketika batuk
o Masker dikrumunan
Jamaah jangan kontak langsung dengan unta, jangan kunjungi
peternakan unta, jangan minum susu unta mentah.
c. Anjuran Setelah Pulang
Gangguan saluran nafas, demam dan batuk ( cukup berat mengganggu
aktifitras ) :
o Segera berobat
o Koordinasisi dengan dinas kesehatan terkait
o Menutup mulut dan hidung ketika batuk
o Membatasi kontak dengan orang lain
Petugas Kesehatan perlu :
o Waspada dan tanggap
o Mengenal Klinis, termasuk artifical
o IHR
13
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
Kepada para pembaca, semoga setelah melihat isi makalah ini, dapat
segera memperbaiki cara hidup yang mungkin selama ini kurang bersih. Pembaca
dapat mencegah berbagai penyakit yang terinfeksi dari cara hidup ataupun pola
hidup pembaca sendiri. Penyakit tropis ini sangat mudah terinfeksi, oleh sebab itu,
jagalah pola hidup sehat dan pola hidup bersih serta meningkatkan kebutuhan
nutrisi untuk tubuh. Penulis sangat menunggu saran dan perbaikan dari makalah
ini jikalau ada yang salah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC
https://www.academia.edu/8074213/MAKALAH_PENYAKIT_MERS
https://www.academia.edu/9489493/Jurnal_Penyakit_Menular
Mandal, B.K., dkk. 2008. Penyakit Infeksi Edisi Enam. Jakarta : Erlangga
Medika
15