Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME (SARS)


MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

Disusun oleh :
Cholis Nur Munifa : P07120220002
Pramesti Dian Nariswari : P07120220003
Tasyafrinta Laksadewi C : P07120220005
Diva Putri Anggita : P07120220007
Kholifah Fatmalasari : P07120220020
Qinanti Wulansari : P07120220034

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN + PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Mikrobiologi dan Parasitologi dengan judul “Severe Acute Respiratory
Syndrome”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan serta kesalahan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian untuk makalah kami
ini, sehinga makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan dan penulisan makalah ini. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Yogyakarta, 22 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................2
C. MANFAAT PENULISAN..........................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. DEFINISI.....................................................................................................3
B. PENYEBAB SARS......................................................................................3
C. GEJALA SARS...........................................................................................4
D. PENCEGAHAN SARS...............................................................................4
E. PENATALAKSANAAN SARS..................................................................5
BAB III....................................................................................................................7
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................7
A. KESIMPULAN...........................................................................................7
B. SARAN.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) merupakan penyakit yang
menyerang sistem respirasi (WHO, 2006). SARS disebabkan oleh virus khusus
yaitu Coronavirus (CoV) yang sering disebut dengan SARS-CoV. Virus tersebut
mudah menular dari satu orang ke orang lain. Di dalam tubuh, SARS-CoV
melakukan replikasi virus pada sistem pernapasan dan menyerang paru-paru yang
berakibat sulit bernafas. Selain itu, virus penyebab SARS ini dapat aktif selama
24-48 jam di dalam media (manusia atau hewan) dan 24 jam di luar media
(Serradell, 2010).
Berdasarkan penelitian Eramus Medical Center di Rotterdam dalam
Chowell (2003) menyatakan bahwa CoV merupakan penyebab SARS yang
penularannya belum diketahui secara pasti. Mengacu pada hipotesis alur
penyebaran SARS, sebagaian besar penyebarannya melalui orang ke orang, tetapi
memungkinkan juga melalui udara atau benda mati. Saat ini SARS-CoV diketahui
dapat menyebar melalui berberapa cara kontak langsung dan tak langsung. Kontak
langsung dengan hasil sekresi pernafasan penderita SARS melalui udara atau
melalui sekresi tubuh (keringat, urin, atau feses). Sedangkan tak langsung dengan
menyentuh benda mati yang sudah terkontaminasi oleh CoV atau berkunjung ke
daerah endemik SARS (Serradell, 2010). Pada umunya seseorang tertular SARS
ketika penderita SARS mengalami batuk atau bersin sehingga mengakibatkan
penyebaran virus melalui udara dan masuk ke dalam mulut, hidung atau mata
seseorang yang berada disekitar penderita.
Pengobatan dan pencegahan penularan SARS dapat dilakukan berdasarkan
pada identifikasi dan pengaturan kebiasan pasien SARS secara tepat (Serradell,
2010). Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang tepat untuk penyakit
SARS dan masih dalam tahap pengembangan. Identifikasi dan pengaturan
kebiasan penderita SARS dilakukan dengan cara mengisolasi dan mengkarantina
(Gumel, 2004). Isolasi dilakukan pada individu yang menunjukkan gejala SARS,

1
seperti flu, demam tinggi, sakit kepala, tidak enak badan dan diare. Sedangkan
karantina dilakukan pada individu yang rentan menjadi exposed SARS. Kedua
tindakan tersebut merupakan tindakan-tindakan pencegahan penyebaran SARS
yang dapat dilakukan oleh ahli medis.
Selain itu, tindakan pencegahan yang lebih sering dilakukan masyarakat
untuk melakukan pencegahan tertular SARS adalah dengan menggunakan
penutup hidung (masker), sering melakukan cuci tangan, serta menggunakan baju
seperti jubah. Pada bulan Mei 2003 kasus SARS mencapai 7.861 kasus dan
jumlah orang meninggal akibat penyakit SARS sebanyak 664 orang di dunia
(WHO, 2006). Awal Desember 2003 SARS telah menyebabkan lebih dari 800
orang meninggal dan lebih dari 8.400 orang terinfeksi SARS (Serradell, 2010).
Hal tersebut menjadikan SARS sebagai penyakit yang banyak merenggut nyawa
dengan penyebaran yang cepat dalam selang waktu yang singkat. Kondisi tersebut
menjadi salah satu faktor untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan definisi sars!
2. Apa penyebab sars?
3. Bagaimana cara penularan virus ini?
4. Apa saja gejala sars?
5. Bagaimana cara pencegahan sars?
6. Bagaimana penatalaksanaan sars?
C. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Para Peneliti

Diharapkan dapat menambah kekayaan ilmu khususnya permodelan epidemik


penyakit dan menjadi referensi baru dalam pengembangan ilmu di bidang virus
dan sejenisnya.

2. Bagi Institusi Kesehatan

Memberikan informasi tentang hasil penelitian sehingga dapat digunakan


dalam pengambilan kebijakan untuk mengatasi dan menanggulangi penyebaran
penyakit menular MERS-CoV.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Severe acute respiratory syndrome atau SARS adalah infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Gejala
awalnya mirip dengan influenza, namun dapat memburuk dengan cepat. SARS
pertama kali ditemukan di Guangdong, China, pada tahun 2002 dan baru
teridentifikasi di awal tahun 2003. Penyakit ini kemudian menyebar dengan cepat
ke berbagai negara.
SARS merupakan penyakit menular. Penularan SARS terjadi saat
seseorang tidak sengaja menghirup percikan air liur yang dikeluarkan oleh
penderita SARS saat bersin atau batuk. Menurut laporan yang dirilis Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, ada sebanyak 8.098 orang di seluruh
dunia yang terkena SARS dan 774 orang di antaranya meninggal dunia. Meski
disebabkan oleh kelompok virus yang sama dan juga menimbulkan gejala yang mirip,
SARS dan COVID-19 merupakan dua kondisi yang berbeda.

B. PENYEBAB SARS
SARS disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus yang dikenal
dengan SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Coronavirus merupakan
kelompok virus yang bisa menginfeksi saluran pernapasan. Saat terinfeksi virus
ini, biasanya akan terjadi gangguan pernapasan mulai dari ringan sampai berat.
Para ahli menduga bahwa virus penyebab SARS berasal dari kelelawar dan luwak.
Virus ini kemudian bermutasi menjadi virus baru yang bisa menular dari hewan
ke manusia dan dari manusia ke manusia.
Virus SARS dapat menginfeksi manusia melalui berbagai cara, antara lain:
 Tidak sengaja menghirup percikan ludah penderita SARS yang batuk atau
bersin

3
 Menyentuh mulut, mata, atau hidung dengan tangan yang sudah terpapar
percikan ludah penderita SARS
 Berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan penderita SARS
Seseorang juga dapat tertular SARS ketika menyentuh barang yang
terkontaminasi oleh tinja penderita SARS. Penularan ini terjadi bila penderita
tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar. SARS lebih berisiko
terjadi pada seseorang yang kontak jarak dekat dengan penderita, misalnya berada
di wilayah yang mengalami wabah SARS, tinggal satu rumah dengan penderita
SARS, atau petugas kesehatan yang merawat penderita SARS.
C. GEJALA SARS
1. Biasannya diawali dengan sakit kepala, dizziness dan nyeri otot.
2. Demam biasanya berlangsung tiba-tiba, disertai menggigil dan kaku otot.
3. Pernapasan berat yang membutuhkan ventilator.
4. Diare, dan kehilangan nafsu makan.
5. Setelah 3-7 hari, kemunculan berapa gejala awal tersebut infeksi akan mulai
berdampak pada paru-paru dan sistem pernafasan lainnya. Penderita masuk dalam
fase gangguan saluran pernafasan bawah berupa batuk kering, sesak nafas,
hipoksemia. Saturasi oksigen rendah, bisa berakibat fatal pada kasus yang parah.

D. PENCEGAHAN SARS
1. Kebersihan diri dan cara hidup yang baik
 Mulai dari mejaga kebersihan tangan (segera mencuci tangan setelah melakukan
bersin/batuk, aktivitas, kontak dengan penderita, mencuci tangan sebelum
menyentuh mata, mulut dan hidung).
 Tidak menggunakan handuk (dan perlengkapan sejenis) secara bersama-sama.
 Jangan merokok
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menjaga pola makanan seimbang,
olahraga teratur dan istirahat yang cukup.
2. Ventilasi udara yang baik
 Membuka jendela untuk memperbaiki ventilasi udara

4
 Mencuci filter AC
 Menghindari tempat-tempat yang padat pengunjung.
3. Membersihkan dan mencuci perlengkapan rumah
 Mengelap perlengkapan dan peralatan rumah tangga dengan cairan kaporit yang
diencerkan 100 kali (1 cc cairan kaporit untuk 100 pelarut), kemudian diulangi
dengan lap yang basah dan bersih.
4. Mencegah penyebaran penyakit
 Apabila merasa kurang sehat segera memeriksaan diri ke dokter.
 Tidak diperkenankan untuk tidak beraktivitas diluar rumah
 Penderita penyakit pernafasan dan orang yang merawatnya harus mengenakan
masker.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, lalu segera buang tisu
ke tempat sampah. Bila tidak ada tisu, tutup mulut dan hidung dengan lipat siku,
lalu segera cuci lipat siku dan lengan dengan air dan sabun.
E. PENATALAKSANAAN SARS
Penatalaksanaan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) berfokus pada
pemberian terapi suportif untuk mencegah morbiditas dan mortalitas. Hal ini
dikarenakan terapi definitif untuk SARS belum tersedia sebab belum ada antiviral
yang terbukti efektif menangani SARS. Terapi suportif mencakup pemberian
oksigen, ventilasi, hidrasi, antipiretik, analgesik, serta antibiotik untuk kasus
infeksi sekunder oleh bakteri.
1. Oksigen dan Ventilasi
Pasien dengan SARS umumnya akan mengalami pneumonia sehingga sangat
mungkin merasa sesak. Pemberian oksigen dimulai dari 5 L/menit lalu dititrasi
hingga SpO2 ≥90% pada orang dewasa yang tidak hamil dan SpO 2 ≥92-95% pada
ibu hamil. Pemberian oksigen 10-15 L/menit dengan nonrebreathing oxygen face
mask dan konsentrasi oksigen tinggi dapat dilakukan apabila SpO 2 tetap turun
walaupun telah diberikan oksigen 5 L/menit. Apabila tetap tidak membaik, dapat
dilakukan intubasi dan ventilasi mekanis.
Terdapat dua teknik pemberian ventilasi mekanik yaitu ventilasi noninvasif
melalui masker dengan support dan ventilasi invasif melalui endotracheal

5
tube atau trakeostomi.[34] Penggunaan ventilasi noninvasif dapat dilakukan bila
terdapat petugas medis yang terlatih dan harus dilakukan secara dini serta
dipantau ketat di ICU. Apabila ventilasi noninvasif tidak berhasil, segera lakukan
intubasi.
2. Terapi Cairan
Terapi cairan pada pasien SARS, terutama pada pasien dengan syok sepsis, harus
dilakukan secara berhati-hati. Syok sepsis umumnya ditandai dengan hipotensi
yang menetap setelah fluid challenge atau adanya tanda hipoperfusi jaringan
(konsentrasi laktat dalam darah >4 mmol/Liter). Terapi cairan yang berlebihan
dapat menyebabkan hemodilusi serta meningkatkan cardiac filling
pressure dan overload cairan yang ditandai dengan crackles pada auskultasi dan
gambaran edema paru pada rontgen toraks.
3. Terapi Lainnya
Saat epidemi SARS pertama kali muncul, berbagai regimen kortikosteroid
diberikan sebagai terapi inisial dan biasanya dikombinasikan dengan ribavirin.
Namun, pemberian kortikosteroid kini tidak disarankan karena efek samping
seperti infeksi oportunistik, nekrosis avaskular, dan replikasi virus yang
berkepanjangan. Suatu analisis retrospektif terkait penggunaan steroid melaporkan
peningkatan risiko mortalitas dalam 30 hari. Sebagai terapi suportif, antipiretik
dapat diberikan pada pasien demam dan antibiotik dapat diberikan pada pasien
dengan infeksi sekunder oleh bakteri.

6
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengelolaan dan analisis data, peneliti menarik
kesimpulan bahwa penularan SARS terjadi saat seseorang tidak sengaja
menghirup percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderita SARS saat bersin
atau batuk.Menurut laporan yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
tahun 2003, ada sebanyak 8.098 orang di seluruh dunia yang terkena SARS dan
774 orang di antaranya meninggal dunia.Meski disebabkan oleh kelompok virus
yang sama dan juga menimbulkan gejala yang mirip, SARS dan COVID-19
merupakan dua kondisi yang berbeda.Virus ini kemudian bermutasi menjadi virus
baru yang bisa menular dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia.
Virus SARS dapat menginfeksi manusia melalui berbagai cara antara lain :
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah penderita SARS yang batuk atau bersin
2. Menyentuh mulut, mata, atau hidung dengan tangan yang sudah terpapar percikan
ludah penderita SARS
3. Berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan penderita SARS Seseorang
juga dapat tertular SARS ketika menyentuh barang yang terkontaminasi oleh tinja
penderita SARS.
SARS lebih berisiko terjadi pada seseorang yang kontak jarak dekat dengan
penderita, misalnya berada di wilayah yang mengalami wabah SARS, tinggal satu
rumah dengan penderita SARS, atau petugas kesehatan yang merawat penderita
SARS.
B. SARAN
Sampai saat ini masih banyak infeksi virus yang belum dapat disembuhkan
karena itu penelitian mengenai mekanisme molekular mfeksi virus dan

7
pengaruhnya terhadap sistem imun manusia perlu dirtingkatkan sehingga
penanganan maupun pencegahan infeksi virus dapat dilakukan dengan lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.klikdokter.com/penyakit/sars
(akses pada Kamis, 21 Januari 2021)
https://www.alodokter.com/sars#:~:text=Severe%20acute%20respiratory
%20syndrome%20atau,namun%20dapat%20memburuk%20dengan%20cepat.
(akses pada Kamis, 21 Januari 2021)
https://www.halodoc.com/kesehatan/sars
(akses pada Kamis, 21 Januari 2021)
http://respiratory.unair.ac.id/27982/16/4.bab%201.pdf
(akses pada Kamis, 21 Januari 2021)
https://eprints.uny.ac.id/47517/1/2_BAB%20I.pdf
(akses pada Kamis, 21 Januari 2021)
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/severe-acute-respiratory-
syndrome-sars/penatalaksanaan
(akses pada Kamis, 21 Januari 2021)
https://www.alodokter.com/sars
(akses pada Kamis, 21 Januari 2021)
https://www.klikdokter.com/penyakit/sars
(akses pada Kamis, 21 Januari 2021)

Anda mungkin juga menyukai