Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Septianing Gema Widelia : (P17240221005)
Aldilla Febrilian Salsabela : (P17240221007)
Titis Amami : (P17240221010)
Anita Citra Ningtyas : (P17240221017)
Nurul Dwi Fadila : (P17240221029)
Risqi Septiawan : (P17240223030)
Farra Regian Afilla : (P17240223033)
Dosen Pengampu :
Ika Endah Kurniasih, S.Kep.,Ns.,M.Kes
PRODI D3 KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
KAMPUS V TRENGGALEK
Jl. Dr. Soetomo No. 5 Telp/Fax (0355)791293 Trenggalek 66312
WEBSITE :www.poltekkes-malang.ac.id
Tahun Akademik 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
SARS” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Kebijakan
Kesehatan yang dibimbing oleh Ika Endah Kurniasih, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat serta
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1. Definisi SARS......................................................................................................3
2.2. Etiologi SARS......................................................................................................3
2.3. Gejala / manifestasi SARS...................................................................................5
2.4. Patofisiologi SARS..............................................................................................6
2.5. Penatalaksanaan SARS........................................................................................7
2.6. Komplikasi SARS..............................................................................................10
2.7. Asuhan keperawatan SARS...............................................................................10
BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan........................................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi SARS?
2. Untuk mengetahui etiologi SARS?
3. Untuk memahami patofisiologi SARS?
4. Untuk mengetahui gejala / manifestasi SARS?
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari SARS?
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan SARS?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
e) Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi
f) Emboli paru
g) Cedera pada dada
h) Over dosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin.
i) Trauma hebat
j) Transfuse darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak)
Faktor Predisposisi
a) Faktor diri: Umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan conginetal,
imunologis, BBLR dan premature.
b) Faktor Lingkungan Pola hidup, asap rokok, keterpaparan terhadap
infeksi, sosial ekonomi, kepadatan tempat tinggal, cuaca dan polusi
udara.
c) Defisiensi vitamin.
d) Tingkat sosio ekonomi rendah.
e) Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah. f) Menderita
penyakit kronis.
f) Aspek kepercayaan setempat dalam praktek pencarian pengobatan
yang salah.
Faktor Pencetus
Coronavirus adalah mayoritas agen penyebab SARS. Virus ini stabil
pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan
lebih dari 4 hari pada penderita diare. Vinis SARS kehilangan
infektivitasya terhadap berbagai disinfektan dan bahan-bahan fiiksasi.
Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran
pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Dalam tempo sekitar dua hingga
sepuluh hari, paru paru akan meradang, bernapas kian sulit. Metode
penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau
terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah saat pasien bersin dan batuk
bahkan bisa melalui barang- barang yang terkontaminasi atau barang yang
dignakan oleh pasien SARS.
5
2.3. Gejala / manifestasi SARS
Menurut Wijayakusuma, 2003 hal :18-19, Pada awal penyakit, mungkin
terjadi gangguan pernapasan ringan. Setelah tiga sampai tujuh hari, penderita
mungkin mengalami batuk kering tidak berdahak yang lama-lama menimbulkan
kekurangan oksigen dalam darah. 10-20% penderita memerlukan napas bantuan
menggunakan alat bantu napas (ventilator).
Tanda dan gejala menonjol dari SARS berupa :
1. Gejala umum seperti flu
2. Temperature diatas 38° C selama lebih dari 24 jam
3. Adanya batuk ringan sаmраi berat (batuk yang diasosiasikan dengan SARS
cenderung batuk kering)
4. Satu/lebih gejala saluran pernafasan bagian bawah yaitu batuk, nafas pendek
dan kesulitan bernafas
5. Sakit Kepala, kaku otot, anoeksia, lemah, bercak merah pada kulit, bingung
dan diare
6. Gejala Khas seperti gejala diatas menjadi semakin berat dan cepat dan dapat
menjadi peradangan paru (pneumonia), jika terlambat dapat meninggal. Masa
inkubasi 2-10 hari
7. Satu/lebih keadaan berikut (dalam 10 terakhir)
a) ada riwayat kontak erat dengan seseorang yang diyakini menderita SARS
b) Sebelum sakit mempunyai riwayat berpergian ke daerah geografis yang
tercatat sebagai daerah dengan penularan penyakit SARS c) Tinggal
didaerah dengan tranmisi lokal SARS
8. Suspek case SARS jika foto dada terbukti ditemukan infiltrate yang sesuai
dengan pneumonia atau sindrom distress pernafasan akut.
9. Pemeriksaan Laboraturium ditemukan hasil
a. Limfoma, leucopenia, dan trombositopenia : pada pemeriksaan sederhana
menunjukkan hitung leukosit kurang dari 3,5x109 (9 cilik) /L dan
limfopenia kurang dari 1x109 (9 cilik) /L
b. Hiponatremia dan hipokalemia ringan
c. Peningkatan LDH, ALT dan kadar transaminase hepar
d. Peningkatan kadar kreatinin kinase (CK)
6
10. Infeksi SARS-CoV tidak dapat dipastikan jika :
a. Dalam serum pada masa konvalesens (serum yang diambil 28 hari atau
lebih setelah awita gejalanya) tidak ditemukan antibody terhadap SARS-
CoV
b. Tes laboratutirum tidak dikerjakan atau tidak lengkap
Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti,
timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua
adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga
menderita SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak
langsung dengan pasien. Tetap diperlukan pemeriksaan medis sebelum seseorang
disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya mengalami radang, limfositnya
menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam
darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat
dengan alat medis. Tam semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus
dilangsungkan sampai sekarang. (Smeltzer & Bare, 2001)
2.4. Patofisiologi SARS
Menurut Alsagaff, 2004, Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh
coronavirus (family paramoxyviridae) yang pada pemeriksaan dengan mikroskop
electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan
dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona
menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-
paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian
menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode
penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena
cairan pasien. Misalnya terkena Judah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan
kemungkinan juga melalui pakaian dan alat- alat yang terkontaminasi.
7
kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak
langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular
adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernapasan hingga
penyakitnya dinyatakan sembuh. Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari.
Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan penderita mempunyai risiko
paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada
sistem pemafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.
2.5. Penatalaksanaan SARS
Hal yang berperan dalam penanganan penderita SARS adalah status penderita.
Pada kasus pasien suspect dan probable tindakan yang dilakukan adalah:
a. Isolasi penderita di Rumah Sakit
b. Pengambilan sampel (sputum. darah, scrum, urin) dan foto toraks untuk
menyingkirkan pneumonia yang atipikal
c. Pemeriksaan leukosit, trombosit, kreatinin fosfokinase, tes fungsi hati, ureum
dan elektrolit, C reaktif protein dan serum pasangan (paired sera).
d. Pemberian antibiotikla selama perawatan untuk pengobatan pneumonia akibat
lingkungan (community-aquired pneumonia) termasuk pneumonia atipikal.
e. Pada SARS berbagai jenis antibiotika sudah digunakan namun sampai saat ini
hasilnya tidak memuaskan, dapat diberikan ribavirin dengan atau tanpa
steroid.
f. Perhatian khusus harus diberikan pada tindakan yang dapat menyebabkan
terjadinya acrolization seperti nebulizer dengan bronkodilator, bronkoskopi,
gastroskopi yang dapat mengganggu system pemapasan.
Pengobatan dan vaksin penyakit ini belum ditemukan. Oleh karena itu
penanganan penderita SARS yang dianggap paling penting adalah terapi suportif,
yaitu mengupayakan agar penderita tidak mengalami dehidrasi dan infeksi
sekunder. Sedangkan penggunaan antibiotik spektrum luas sendiri merupakan
sebuah tindakan pencegahan (profilaksis) untuk mencegah infeksi sekunder
(Ksiazek, 2003). Menurut Depkes RI (2004) pengobatan terhadap penya sebagai
berikut:
1. Kasus Suspect SARS
a. Observasi 2 x 24 jam, perhatikan:
8
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi nafas, suhu)
b. Terapi suportif
c. Antibiotik: Amoksilin atai amoksilinanti B laktamase oral ditambah
makrolid generasi baru oral (roksitromisin, klaritromisin, azitromisin)
2. Kasus Probable SARS
A. Ringan/Sedan
1. Terapi suportif
2. Antibiotik
a. Golongan beta laktam + anti beta laktamase (IV) ditambah makrolid
generasi baru secara oral
b. Sefalosporin generasi ke-2 atau ke-3
c. respirasi (IV): moxifloksasin, levofloksasin,Fluorokuinon
gatifloksasin.
B. Berat
1. Terapi suportif
2. Antibiotik
a. Tidak ada faktor resiko infeksi pseudomonas
1. Sefalosporin generasi ke-3 (IV) non pseudomonas ditambah
makrolid generasi baru
2. Fluorokuinon respirasi
A. Tidak ada faktor resiko infeksi pseudomonas
1. Sefalosporin generasi ke-3 (IV) non pseudomonas ditambah makrolid
generasi baru, atau
2. Fluorokuinon respirasi
B. Ada faktor resiko infeksi pseudomonas:
1. Sefalosporin anti pseudomonas (seftazidim, sefoperazon,
sefipim)/karbapenem (IV) ditambah fluorokuinolon anti pseudomonas
(siprofloksasin)/aminoglikosida ditambah makrolid generasi baru.
2. Kortikosteroid.
9
3. Hidrokortison (IV) 4 mg/KgBB tiap 8 jam 4.
4. Ribavirin 1,2 gr oral tiap 8 jam atau 8 mg/KgBB IV tiap 8 jam.
Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan
fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk
mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum
tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk
menutupi terhadap patogen pernafasan Common per nasional atau pedoman
pengobatan lokal bagi masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.Setelah
mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek
antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki
sifat, khususnya quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah
belum ditentukan. SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit.
Sechagian kecil pasien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa
pengobatan atau terapi antibiotik saja.
Antibiotik:
a. Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
b. Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S. Aureus
10
2.6. Komplikasi SARS
SARS adalah penyakit serius yang harus ditangani dengan cepat. Jika
terlambat ditangani, SARS dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya,
seperti:
a. Radang paru-paru
b. sesak napas
c. Gagal jantung
d. Gagal jantung
e. Gangguan ginjal
11
d. Kontak dekat dengan orang yang didiagnosis suspek atau probable
SARS dalam 10 hari terakhir. Riwayat perjalanan ke tempat yang
terkena wabah SARS dalam 10 hari terakhir.
e. Bertempat tinggal ditempat yang terjangkau wabah SARS.
f. Riwayat kesehatan keluarga yang perlu dikaji atau ditanyakan yaitu
apakah ada yang mengidap penyakit sars di dalam keluarga.
g. Riwayat psikososialklien dengan penyakit SARS biasanya
menyangkal, takut, cemas, marah, ketergantungan, depresi, dan
penerimaan realistis.
3. Pemeriksaan Fisik
Dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal
(seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit,
bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan
oksigen). (Nurarif & Kusuma, 2015)
12
e. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya
dalam 8 jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu
mendeteksi antibody.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas b.d adanya sekresi mukus(00284)
2. Ketidakefektifan Pola Nafas b.d hiperventilasi (RR > 24x/menit) atau
hipoventilasi (RR < 16x/menit) (00290))
3. Kekurangan Volume Cairan b.d intake oral tidak kuat,takipneu,demam
(00276)
C. RENCANA KEPERAWATAN
Diangnosa
Tujuan dan Kriteria
No. Keperawata Intervensi rasionalisasi
Hasil
n
1. Ketidakefekti Setelah dilakukan NIC : 1. Adanya bunyi
fan Bersihan tindakan keperawatan ronchi
Jalan Nafas selama 3x24 jam Airway menandakan
b.d adanya diharapkan nyeri dapat Management terdapat
sekresi berkurang dengan 1. auskultasi penumpukan
mucus kriteria hasil sebagai bunyi nafas sekret atau sekret
berikut tambahan; berlebih di jalan
1. mendemonstrasikan ronchi, nafas.
batuk efektif dan wheezing. 2. posisi
suara nafas yang 2. berikan posisi memaksimalkan
bersih, tidak ada yang nyaman ekspansi paru dan
sianosis dan untuk menurunkan upaya
dyspneu mengurangi pernapasan.
2. menunjukkan jalan dispnea. Ventilasi
nafas yang paten 3. bersihan secret maksimal
3. mampu dari mulut dan membuka area
mengidentifikasikan trakea; lakukan atelektasis dan
fdan mencegah pengisapan meningkatkan
factor yang adapt sesuai gerakan sekret ke
13
menghambat jalan keperluan. jalan nafas besar
nafas 4. anjurkan untuk dikeluarkan.
asupan cairan 3. Mencegah
adekuat. obstruksi atau
5. ajarkan batuk aspirasi.
efektif. Penghisapan dapat
6. kolaborasi diperlukan bil
pemberian klien tak mampu
oksigen mengeluarkan
sekret sendiri.
Airway 4. Mengoptimalkan
Suctioning keseimbangan
cairan dan
membantu
1. putuskan kapan mengencerkan
dibutuhkan oral sekret sehingga
dan/atau trakea mudah
suction dikeluarkan
2. auskultasi suara 5. Fisioterapi dada/
nafas sebelum back massage
dan sesudah dapat membantu
suction menjatuhkan
3. informasikan secret yang ada
kepada dijalan nafas.
keluarga 6. Meringankan kerja
mengenai paru untuk
tindakan memenuhi
suction kebutuhan oksigen
serta memenuhi
kebutuhan oksigen
dalam tubuh.
Airway Suction
1. waktu tindakan
suction yang tepat
membantu
melapangan jalan
nafas pasien.
2. Mengetahui
adanya suara nafas
tambahan dan
kefektifan jalan
nafas untuk
memenuhi 02
pasien.
3. memberikan
pemahaman
kepada keluarga
14
mengenai indikasi
kenapa dilakukan
tindakan suction
15
Management rehidrasi
2. Evaluasi intervensi
1. Monitor status 3. Mengetahui
hidrasi keadaan umum
( membran pasien rehidrasi
mukus, tekanan optimal
ortostatik,
keadekuatan
denyut nadi)
2. Monitor
keakuratan
intake dan
output cairan
3. Monitor vital
signs
4. Monitor
pemberian
terapi IV
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut
diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tindakan keperawatan harus mendetail. Agar semua tenaga keperawatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan
pelayanan kepada penderita SARS dan atau dapat juga didelegasikan kepada
orang lain yang dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan
perawat.
E. EVALUASI
Berdasarkan data pengkajian, evaluasi keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien penderita SARS adalah Pasien tidak lagi menunjukkan gangguan
pernapasan (batuk yang diasosiasikan dengan SARS cenderung batuk kering
a) TTV tetap stabil.
b) Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman.
c) Pasien tidak merasakan kesulitan bernapas.
d) Pasien menyatakan tidak merasakan nyeri dada dan tampak tidak merasakan
sakit yang diakibatkan batuk.
e) Volume cairan sudah terpenuhi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit
pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus dan suatu
jenis kegagalan paru- paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang
menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu :
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas b.d adanya sekresi mukus(00284)
2. Ketidakefektifan Pola Nafas b.d hiperventilasi (RR > 24x/menit) atau
hipoventilasi (RR < 16x/menit) (00290))
3. Kekurangan Volume Cairan b.d intake oral tidak kuat,takipneu,demam
(00276)
3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa Perawat di harapkan mengerti dan memahami
tentang Asuhan Keperawatan pada Klien SARS, dengan mengedukasi untuk
memulai pola hidup yang lebih sehat, lebih peduli sekitar, lebih serius
menangani dan menanggapi hal-hal kecil, tidak meremehkan informasi dan
berita yang beredar, tetap waspada, jaga diri sendiri, ikuti protokol kesehatan,
mengikuti saran dan prasarana di situasi sekitar, tetap melakukan kegiatan
sehari-hari namun tetap hati-hati. Dan kami mohon kritikannya bagi pembaca
Asuhan Keperawatan yang kami buat agar bisa membangun makalah ini
dengan lebih baik lagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
18