Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“KAJIAN PENYAKIT INFEKSI ENDEMIK; SARS, FLU


BURUNG”

OLEH:
KELOMPOK 5 KELAS 2.2

1. I KADEK RISAN DERMANA (P07120016042)


2. DESAK NYOMAN RISKA KRISMAYANTI (P07120016050)
3. LUH PUTU SHINTYA BAGASWARI K. (P07120016056)
4. AYU SRI DEWI (P07120016062)
5. KADEK VINA ARDIANI (P07120016068)
6. NI LUH PUTU IKA SANJI RAHMAWATI (P07120016074)

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan
Makalah Kajian Penyakit Infeksi Endemik; SARS, Flu Burung ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang penyakit infeksi endemik seperti SARS dan
Flu burung yang dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah.
Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk
mendapatkan nilai, namun di latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan
khususnya tentang kajian penyakit infeksi endemik; SARS, flu burung. Untuk itu
penyusun berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini
tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan saran
yang objektif yang bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang
diinginkan.
Penulis sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak
yang terkait, Makalah Kajian Penyakit Infeksi Endemik; SARS, Flu Burung ini
tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini tidak
lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak/Ibu Dosen mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang selalu meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan tuntunan dalam pembuatan makalah ini.
Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, September2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan .....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Sejarah SARS ...................................................................5
2.2 Cara Penyebaran Virus SARS ...................................................................6
2.3 Penyebab Penyakit SARS ..........................................................................6
2.4 Gejala dan Penanggulangan Penyakit SARS .............................................7
2.5 Cara Pencegahan Penyakit SARS ..............................................................7
2.6 Pengertian Flu Burung ...............................................................................8
2.7 Cara Penularan Flu Burung .......................................................................8
2.8 Gejala Flu Burung.....................................................................................10
2.9 Pencegahan Flu Burung ............................................................................11
2.10 Penanggulangan Flu Burung...................................................................18

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ...................................................................................................20
3.2 Saran .........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Endemik adalah suatu keadaan dimana penyakit secara menetap berada dalam
masyarakat pada suatu tempat / populasi tertentu. Epidemik ialah mewabahnya
penyakit dalam komunitas / daerah tertentu dalam jumlah yang melebihi batas
jumlah normal atau yang biasa. Sedangkan pandemik ialah epidemik yang terjadi
dalam daerah yang sangat luas dan mencakup populasi yang banyak di berbagai
daerah / negara di dunia.
Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik pada suatu populasi jika infeksi
tersebut berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari
luar. Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang
terinfeksi penyakit tersebut menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara
rata-rata). Bila infeksi tersebut tidak lenyap dan jumlah orang yang terinfeksi
tidak bertambah secara eksponsial, suatu infeksi dikatakan berada dalam keadaan
tunak endemik (endemic steady state) suatu infeksi yang dimulai sebagai suatu
epidemik pada akhirnya akan lenyap atau mencapai tunak endemik, bergantung
pada sejumlah faktor termasuk virotensi dan cara penulisan penyakit
bersangkutan.Sindrom pernafasan akut yang parah / Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) disebabkan oleh infeksi virus dan hadir dengan gejala-gejala
seperti flu (demam, sakit kepala, menggigil, dan sakit otot) dan kesulitan bernafas,
yang kadangkala menjadi parah. Infeksi tersebut bisa jadi fatal.
Penyakit SARS pertama kali ditemukan di kota Guangzhou, provinsi
Guangdong, RRC, pada bulan November 2002. Setelah berjangkit di Hong Kong
pada bulan Februari lalu, virus SARS kemudian merambah ke lebih 20 negara di
empat benua dengan jumlah penderita 2400 orang sedang korban yang tewas
mencapi 800an orang. Sumber penularan global ini bermula ketika seorang dokter
asal Guangzhou bernama Prof. dr. Liu Jianlun menginap di Hotel Metropole,
Hongkong, setelah sebelumnya menangani sejumlah pasien SARS di rumah sakit
kotanya. Di hotel inilah kemudian virus SARS menulari delapan tamu hotel yang
menginap di lantai yang sama dengan Prof. Liu, dua tamu di lantai lainnya dan

1
seorang pengunjung melalui perantara lift hotel. Jadi ketika mereka pulang atau
pergi ke negara tujuan masing-masing, yakni Singapura, Hanoi, Kanada, AS dan
Irlandia, tanpa disadari virus SARS sudah menyerang tubuh mereka. Selanjutnya
penyakit ini menulari para kerabat keluarga dan petugas kesehatan di rumah sakit
mereka menginap hingga kemudian menyebar ke ribuan tubuh manusia di seluruh
dunia. Sedangkan penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza)
adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan
ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian
infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik
Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan
Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi
unggas yang terinfeksi.
Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Jawa
Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus
kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan
oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen
Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas
yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat
besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya
adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor). Kehebohan itu bertambah ketika
wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal. Pada tanggal 19
Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas akibat
flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah enam orang tewas akibat
terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang
Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah tersebut.
Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danuta
Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan
remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil
penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO
menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal,
seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis.Dengan demikian, pada bab
selanjutnya akan dibahas tentang SARS dan flu burung.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian dan sejarah penyakit sars?
2. Bagaimana cara penyebaran virus sars?
3. Bagaimana penyebab penyakit sars?
4. Bagaimana gejala dan penanganan penyakit sars?
5. Bagaimana cara pencegahan penyakit sars?
6. Bagaimana pengertian flu burung?
7. Bagaimana cara penularan flu burung?
8. Bagaimana gejala flu burung?
9. Bagaimana pencegahan flu burung?
10. Bagaimana penanggulangan flu burung?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah penyakit sars.
2. Untuk mengetahui cara penyebaran virus sars.
3. Untuk mengetahui penyebab penyakit sars.
4. Untuk mengetahui gejala dan penanganan penyakit sars.
5. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit sars.
6. Untuk mengetahui pengertian flu burung.
7. Untuk mengetahui cara penularan flu burung.
8. Untuk mengetahui gejala flu burung.
9. Untuk mengetahui pencegahan flu burung.
10. Untuk mengetahui penanggulangan flu burung.

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Agar mampu memahami pengertian dan sejarah penyakit sars.
2. Agar mampu memahami cara penyebaran virus sars.
3. Agar mampu memahami penyebab penyakit sars.
4. Agar mampu memahami gejala dan penanganan penyakit sars.
5. Agar mampu memahami cara pencegahan penyakit sars.
6. Agar mampu memahami pengertian flu burung.

3
7. Agar mampu memahami cara penularan flu burung.
8. Agar mampu memahami gejala flu burung.
9. Agar mampu memahami pencegahan flu burung.
10. Agar mampu memahami penanggulangan flu burung.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN SEJARAH PENYAKIT SARS


Sars (Severe acute respiratory syndrome atau kadang-kala severe Asian
respiratory syndrome) adalah sejenis penyakit pernafasan akut yang
mengakibatkan penyakit pada radang paru-paru (atypical pneumonia) . Sars
adalah penyakit pernafasan akut yang disebabkan oleh virus.
Kasus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau Syndrome
Pernapasan Akut Berat pertama kali ditemukan di propinsi Guangdong ( China )
pada bulan November 2003. Adanya kejadian luar biasa di Guangdong ini baru
diberitakan oleh WHO empat bulan kemudian yaitu pada pertengahan bulan
Februari 2003. Pada waktu itu disebut sebagai Atypical Pneumonia atau Radang
Patu Atipik. Informasi WHO ini menjadi dasar bagi DepKes untuk secara dini
pada bulan Februari 2003 menginstruksikan kepada seluruh Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP ) di Indonesia yang mengawasi 155 bandara, pelabuhan laut dan
pos lintas batas darat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-
langkah penangkalan yang perlu.
Pada tanggal 11 Maret 2003, WHO mengumumkan adanya penyakit baru
yang menular dengan cepat di Hongkong, Singapura dan Vietnam yang disebut
SARS. Pada tanggal 15 Maret 2003 Direktur Jenderal WHO menyatakan bahwa
SARS adalah ancaman global atau Global Threat. Dengan adanya pernyataan itu,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tangal 16 Maret 2003 segera
berkoordinasi dengan WHO dan menginformasikan kepada seluruh Dinas
Kesehatan Provinsi, Rumah sakit Provinsi, KKP di seluruh Indonesia dan lintas
sektor terkait untuk mengambil langkah yang perlu bagi pencegahan penularan
dan pencegahan penyebaran SARS pada tanggal 17 Maret 2003. Pada waktu itu
belum diketahui apakah penyakit ini sama dengan Atypicak Pneumonia yang
berjangkit di Guangdong. pada bulan April 2003 barulah WHO memastikan
bahwa Atypical Pneumonia di Guangdong adalah SARS. Pertimbangan WHO
menyatakan SARS sebagai ancaman global adalah SARS merupakan penyakit
baru yang belum dikenal penyebabnya, SARS meneybar secara cepat melalui alat

5
angkut antar negara dan SARS terutama menyerang tenaga kesehatan di rumah
sakit. Wabah SARS telah mendorong berbagai pakar kesehatan di dunia untuk
bekerja sama menemukan penyebab SARS dan memahami cara penularan SARS.
Atas kerjasama para pakar dari 13 laboratorium di dunia maka tanggal 16 April
2003 dipastikan bahwa penyebab SARS adalah Virus Corona atau Coronavirus.
Departemen Kesehatan secara dini dan sejak awal pandemi SARS pada bulan
Maret tahun 2003 melaksanakan Penanggulangan SARS dengan tujuan mencegah
terjadinya kesakitan dan kematian akibat SARS dan mencegah terjadinya
penularan SARS di masyarakat (community transmission) di Indonesia.

2.2 CARA PENYEBARAN VIRUS SARS


Virus bisa terbawa oleh cairan dan menular pada orang lain. Sedangkanvirus
yang mampu bertahan di udara kering selama tiga jam akan terbang di udara
dalam bentuk debu . Salah satu cara penyebaran virus penyebab SARS adalah
melalui butiran-butiran halus cairan (droplet) berisi virus yang berasal dari batuk-
pilek penderita. Jadi Virus itu melayang-layang di udara, tetapi berada dalam
droplet itu, yang sementara saja melayang di udara sebelum jatuh ke tanah.

2.3 PENYEBAB PENYAKIT SARS


Hingga saat ini virus utama penyebab SARS masih belum diketahui secara
pasti. Namun para ahli kesehatan dunia telah menemukan dua jenis virus yang
diduga kuat sebagai pelaku utama SARS, yakni Coronavirus dan
virus Paramoxyviridae. Sebenarnya kedua virus ini sudah lama ada tapi gejalanya
tidak seganas dan separah seperti saat ini. Coronavirus selama ini dikenal sebagai
virus penyebab demam flu, radang paru-paru dan diare, sedang
virus Paramoxyviridae adalah penyebab para influenza. Kesimpulan sementara
virus penyebab SARS saat ini adalah virus baru hasil mutasi dariCoronavirus.
Virus adalah parasit yang mudah mengalami mutasi atau perubahan gen, dan
biasanya terjadi apabila di dalam tubuh terdapat dua virus yang bertukar materi.
Faktor pemicu ganasnya hasil mutasi virus diantaranya adalah lingkungan hidup
yang mulai rusak oleh manusia, jumlah penduduk dunia yang semakin banyak dan
tentu saja perkembangan ilmu kedokteran di bidang virus (virulogi) yang

6
bertambah maju. Seperti halnya manusia yang berupaya segala cara untuk
bertahan hidup, begitu pula para virus yang beradaptasi supaya tetap dapat hidup
walaupun harus dengan menyerang manusia sekalipun.

2.4 GEJALA DAN PENANGANAN PENYAKIT SARS


Gejala-gejala SARS antara lain :
 Sakit kepala,
 Batuk,
 Sesak napas seperti asma,
 Bersin,
 Demam dengan suhu badan tinggi lebih dari 38 derajat Celcius,
 Nyeri otot dan persendian serta
 Sakit di dada terutama saat bernapas.
Apabila mengalami gejala atau keluhan seperti di atas maka tindakan yang
harus dilakukan adalah segera ke dokter atau rumah sakit. Tindakan yang sama
juga perlu dilakukan terhadap teman atau keluarga kita yang pernah mengunjungi
tempat terdapatnya wabah SARS atau berdekatan dengan penderita SARS dalam
waktu sebulan terakhir. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari semakin
parahnya infeksi virus pada tubuh penderita. Karena apabila penyakit tidak
ditangani dengan baik maka kondisi bagian tubuh yang diserang, yakni paru-paru,
makin bertambah berat rusaknya. Keadaan pasien yang semula mengalami radang
paru dapat berlanjut ke kondisi gagal napas yang berat karena paru sudah tidak
dapat berfungsi sebagai alat pernapasan yang menerima oksigen dan membuang
karbon dioksida.

2.5 CARA PENCEGAHAN PENYAKIT SARS


Cara Pencegahan paling utama adalah dengan tidak mengunjungi wilayah
yang sudah terjangkiti SARS, seperti negara yang terkena wabah dan rumah sakit
jika tidak perlu, karena sebagian besar infeksi terjadi di sini. Sebisa mungkin
hindari berdekatan dengan penderita SARS atau penderita bergejala sama, dan
apabila tidak memungkinkan gunakan selalu masker serta sarung tangan . Namun

7
, yang terpenting dari semua ini adalah menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh,
yakni dengan makan teratur, istirahat yang cukup, berhenti merokok dan hidup
secara sehat, mencuci tangan dengan menggunakan sabun setelah melakukan
aktivitas.
.
2.6 PENGERTIAN FLU BURUNG
Flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dari
Family Orthomyxomiridae. Virus ini dapat menimbulkan gejala penyakit
pernafasan pada unggas, mulai dari yang ringan (Low Pathogenic) Influensa A
(H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung yang sangat mematikan di
Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia dan Jepang.Penyebab flu burung adalah
virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus
influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan
epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan
Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu
burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2,
H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9.
Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe
A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 0C
dan lebih dari 30 hari pada 00C. Virus akan mati pada pemanasan 600 0C. selama
30 menit atau 560 C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya
formalin, serta cairan yang mengandung iodine.

2.7 CARA PENULARAN FLU BURUNG


Masa inkubasi (saat penularan sampai timbulnya penyakit) avian influensa
adalah 3 hari untuk unggas. Sedangkan untuk flok dapat mencapai 14-21 hari. Hal
itu tergantung pada jumlah virus, cara penularan, spesies yang terinfeksi dan
kemampuan peternak untuk mendeteksi gejala klinis (berdasarkan pengamatan
klinik). Unggas (ayam, burung dan itik) merupakan sumber penularan virus
influenza. Untuk unggas air lebih kebal(resistensi) terhadap virus avian influenza
darpada unggas peliharaan. Sedangkan burung kebanyakan dapat juga terinfeksi,
termasuk burung liar dan unggas air. Flu burung merupakan infeksi oleh virus

8
influenza A subtipe H5N1 (H = Hemagglutinin; N = Neuraminidase), sampai saat
ini tidak ditemukan bukti ilmiah adanya penularan antar manusia. Tetapi pada
keadaan sekarang ini virus flu burung belum mengalami mutasi pada manusia
yang dapat mengakibatkan penyebaran dari manusia ke manusia.
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia,
Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal
dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan
dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah menghirup udara
yang mengandung virus flu burung atau kontak langsung dengan unggas yang
terinfeksi flu burung. Sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa
virus flu burung dapat menular dari manusia ke manusia dan menular melalui
makanan.
Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Kuman ini
kemudian dikeluarkan bersama kotoran, dan infeksi akan terjadi bila orang
mendekatinya. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui
saluran pernapasan. Bila tidak segera ditolong, korban bisa meninggal. Seperti
halnya influensa, flu burung ini sangat mudah bermutasi.
Flu burung (H5N1) dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas
dengan kematian yang tinggi. Bahkan dapat menyebar antar peternakan dari suatu
daerah ke daerah lain. Orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu
burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah
unggas.
Saat ini, strain yang paling virulen penyebab flu burung adalah strain H5N1.
Dari hasil studi yang ada menunjukkan, unggas yang sakit (oleh Influenza A
H5N1) dapat mengeluarkan virus dengan jumlah besar dalam kotorannya. Di
dalam kotoran dan tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama, tapi
mati pada pemanasan 600 derajad celcius selama 30 menit. Virus ini sendiri
mempunyai masa inkubasi selama 1–3 hari.
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia,
melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Virus flu burung hidup di dalam
saluran pencernaan unggas. Burung yang terinfeksi virus akan mengeluarkan virus
ini melalui saliva (air liur), cairan hidung, dan kotoran. Avian Virus influenza

9
avian dapat ditularkan terhadap manusia dengan 2 jalan. Pertama kontaminasi
langsung dari lingkungan burung terinfeksi yang mengandung virus kepada
manusia. Cara lain adalah lewat perantara binatang babi. Penularan diduga terjadi
dari kotoran secara oral atau melalui saluran pernapasan.

2.8 GEJALA FLU BURUNG


Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
a) Gejala pada unggas.
 Jengger berwarna biru,
 Borok di kaki,
 Kematian mendadak.
b) Gejala pada manusia.
 Demam (suhu badan diatas 38 0C),
 Batuk dan nyeri tenggorokan,
 Radang saluran pernapasan atas,
 Pneumonia,
 Infeksi mata,
 Nyeri otot.

Masa Inkubasi
 Pada Unggas : 1 minggu
 Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari
sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .
Secara umum, gejala klinis serangan virus itu adalah gejala seperti flu pada
umumnya, yaitu demam, sakit tenggorokan, batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit
kepala, lemas, dan dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat dengan
terjadinya peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan
tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, setiap
kasus flu yang menderita pneumonia dengan faktor risiko kontak dengan burung
pada daerah yang sedang terjadi KLB unggas “flu burung” (kasus probable) perlu
diambil spesimennya untuk pembuktian laboratorium.

10
Flu burung banyak menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Hampir
separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak, karena sistem
kekebalan tubuh anak-anak belum begitu kuat. Padahal, penyakit ini belum ada
obatnya. Penderita hanya akan diberi untuk meredakan gejala yang menyertai
penyakit flu itu, seperti demam, batuk atau pusing. Obat-obatan itu hanya
meredam gejalanya, tapi tidak mengobati.
Kemampuan virus flu burung adalah membangkitkan hampir keseluruhan
respon “bunuh diri” dalam sistem imunitas tubuh manusia. Semakin banyak virus
itu tereplikasi, semakin banyak pula sitoksin–protein yang memicu untuk
peningkatan respons imunitas dan memainkan peran penting dalam peradangan
yang diproduksi tubuh. Sitoksin yang membanjiri aliran darah, karena virus yang
bertambah banyak, justru melukai jaringan-jaringan dalam tubuh.
Gejala klinis dari 10 kasus Avian influenza pada manusia di Vietnam adalah
sebagai berikut: Demam lebih dari 38ºC, sulit bernapas dan batuk adalah
gambaran utama. Seluruh pasien mengalami limfopenia dan gambaran
abnormalitas foto toraks. Tidak ada pasien yang terlihat sakit leher, konjungtivitis,
hidung kemerahan dan berair. Diare dengan feses cair terlihat pada setengah dari
kasus. Delapan pasien meninggal, dan dua sembuh. (Berita Buana, 2004)
Diagnosis kasus flu burung pada manusia yang dipastikan oleh WHO adalah
seperti:
1. Kultur virus influenza subtipe A (H5 N1) positif, atau
2. PCR influenza (H5) positif, atau
3. Peningkatan titer antibodi H5 sebesar 4 kali. (WHO. 2004)

2.9 PENCEGAHAN FLU BURUNG


a. Pada Unggas:
1. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
2. Vaksinasi pada unggas yang sehat
b. Pada Manusia :
1. Kelompok berisiko tinggi ( pekerja peternakan dan pedagang)
a) Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.

11
b) Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinsfeksi flu
burung.
c) Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).
d) Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
e) Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
f) Imunisasi
2. Masyarakat umum
a) Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat
cukup.
b) Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
o Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada
tubuhnya)
o Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800C selama 1
menit dan pada telur sampai dengan suhu ± 640C selama 4,5 menit.
o Burung dan unggas yang terinfeksi (hidup atau mati) atau
cairannya dapat membawa virus avian influenza. Dengan
demikian, kita seharusnya:
o Menghindari sentuhan dengan burung dan unggas (hidup atau
mati) serta cairannya.
o Bila Anda menyentuh mereka, cuci tangan dengan sabun hingga
bersih.
o Masaklah unggas dan produk telur hingga matang sebelum
dimakan.
o Ketika bepergian keluar Hong Kong, hindari menyentuh burung
atau unggas. Mereka yang bepergian dan kembali dari area yang
terjangkit, seharusnya kunjungi dokter sesegera mungkin bila
mereka memiliki gejala seperti flu. Katakan pada dokter akan
sejarah perjalanan Anda dan kenakan masker untuk mencegah
penularan penyakit.
Cermati kebersihan setiap saat :
 Jagalah tangan agar tetap bersih, sering mencuci tangan dengan sabun cair,
khususnya sebelum makan atau menyentuh hidung, mulut atau mata.

12
 Tutup mulut Anda ketika batuk atau bersin dengan kertas tisu. Buanglah
tisu yang telah digunakan dengan tepat ke dalam tempat sampah yang
tertutup, kemudian cuci tangan secara keseluruhan hingga bersih.
 Tinggal di rumah dan hindari bepergian ke tempat-tempat keramaian
dengan aliran udara yang buruk bila gejala seperti flu menjangkit.
Saat ini, tidak ada vaksinasi efektif untuk mencegah avian influenza pada
manusia. Ketahanan tubuh yang baik membantu pencegahan infeksi (termasuk
influenza). Hal ini dapat diraih melalui diet yang seimbang, olahraga secara
teratur, istirahat yang cukup, mengurangi stress dan tidak merokok.
Dari WHO Petunjuk bagi penduduk yang tinggal di daerah yang tertular flu
burung Penyebaran flu burung di daerah yang tertular bisa dicegah:
1. Orang sebaiknya menghindari kontak dengan ayam, bebek dan unggas
lainnya kecuali sangat perlu. Ini adalah cara terbaik untuk mencegah
infeksi oleh flu burung.
2. Anak anak memiliki resiko yang lebih tinggi karena mungkin mereka
bermain di tempat di mana unggas berada. Ajarilah anak anak untuk
mengikuti petunjuk berikut:
3. Hindari kontak dengan unggas jenis apapun, dengan bulu bulunya, kotoran
maupun limbahnya.
4. Jangan memelihara unggas sebagai hewan kesayangan.
5. Cucilah tangan dengan air dan sabun setiap sesudah bersentuhan dengan
unggas.
6. Jangan tidur di dekat tempat pemeliharaan unggas.
7. Jangan memindahkan unggas baik yang hidup maupun yang mati dari satu
tempat ke tempat lain, bahkan sekalipun anda kira unggas tersebut sehat.
8. Menangani unggas di daerah tertular harus dilakukan ditempat, tanpa
memindahkannya ke luar dari area tersebut.
9. Jangan memasak unggas berasal dari daerah tertular untuk makanan
keluarga maupun hewan peliharaan anda. Penyembelihan dan penanganan
unggas tersebut untuk makanan adalah berbahaya.

13
10. Apabila anda secara tidak sengaja kontak dengan unggas di daerah tertular,
seperti misalnya menyentuh badan unggas, feses atau kotoran unggas yang
lain, atau berjalan di atas tanah di mana ada kotoran unggasnya:
a. Cucilah tangan sampai bersih memakai air dan sabun sesudah
setiap kontak.
b. Lepaskan sepatu di luar rumah dan dibersihkan.
c. Periksa suhu tubuh anda sekali setiap hari selama 7 hari. Apabila
anda demam ( di atas 37.5 derajat C), periksakan diri anda ke
dokter atau ke rumah sakit terdekat dengan segera.
11. Penanganan yang benar terhadap unggas yang sakit, diduga karena flu
burung atau unggas yang mati merupakan kontrol yang penting untuk
mencegah penyebaran penyakit.
12. Anak anak di jaga agar tidak mendekati unggas yang sakit atau mati.
13. Apabila anda harus menangani unggas yang mati atau sakit, pakailah alat
pelindung, seperti masker, goggle (pelindung mata), sepatu boot, sarung
tangan. Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, gunakan kain/sapu
tangan untuk menutup mulut dan hidung, pakailah kaca mata, gunakan tas
plastik sebagai sarung tangan dan pembungkus sepatu dan mengikatnya
pada pergelangan tangan dan kaki dengan karet. Pakailah baju overall
yang bisa dicuci.
14. Apabila anda baru pertama kali mendapati unggas yang sakit atau mati dan
tidak yakin situasinya, segera beritahu petugas yang berwenang dan
serahkan penangan unggas tersebut kepada ahlinya. Dekontaminasi kebun
atau kandang ayam akan membantu menghambat penyebaran penyakit.
15. Apabila mungkin, mintalah jasa petugas yang ahli untuk membantu
dekontaminasi kebun atau kandang ayam.
16. Apabila hal itu tidak mungkin, dan anda harus mengejakannya sendiri,
pakailah perlengkapan untuk melindungi mata, kepala, tangan, kaki dan
bagian bagian lain yg tidak tertutup pakaian.
17. Unggas yang mati harus dikubur dengan aman
18. Pembersihan yang efektif akan menghilangkan bulu bulu atau feses yang
tertinggal di kandang.

14
19. Virus flu bisa bertahan untuk sementara waktu di bahan bahan organic,
jadi melalui pembersihan total dengan deterjen merupakan langkah yang
amat penting. Semua bahan organic harus disingkirkan dari kandang ayam
sedapat mungkin.
20. Oleh karena area terbuka (pekarangan) yang digunakan untuk memelihara
unggas sulit untuk di bersihkan ataupun didesinfeksi, unggas sebaiknya
ditiadakan dari area tersebut selama paling sedikit 42 hari untuk
membiarkan radiasi ultraviolet menghacurkan sisa sisa virus. Periode
pengosongan ini perlu diperpanjang pada musim dingin (hujan).
21. Penyemprotan desinfektan pada tumbuh tumbuhan di pekarangan/kebun
maupun pada tanah hampir tidak ada gunanya, karena bahan kimia
tersebut akan diinaktifkan oleh bahan organic. Pengupasan lapisan tanah
biasanya tidak dianjurkan kecuali bila kontaminasi feses pada tanah
tersebut sangat berat. Unggas yang mati dan feses/kotorannya harus
dikubur.
22. Sedapat mungkin, mintalah bantuan dari petugas peternakan setempat
bagaimana cara mengubur bangkai unggas dengan aman.
23. Pada waktu mengubur bangkai unggas dan fesesnya, usahakan untuk tidak
menimbulkan debu. Semprotlah terlebih dahulu area penguburan dengan
air untuk melembabkan. Kuburlah bangkai unggas dan fesesnya dengan
kedalaman paling sedikit 1 meter.
24. Setelah bangkai unggas telah dikubur dengan benar, bersihkan seluruh
area dengan seksama menggunakan deterjen dan air. Virus flu relatif bisa
dimatikan oleh berbagai jenis deterjen dan desinfektan. Pakaian pelindung
yang terkontaminasi harus ditangani dengan benar atau dimusnahkan.
25. Setelah area dibersihkan, lepaskan semua perlengkapan pelindung dan
cucilah tangan dengan air dan sabun.
26. Cucilah pakaian menggunakan air panas atau air sabun yang hangat.
Jemurlah dibawah sinar matahari.
27. Letakkan sarung tangan bekas pakai dan benda benda lain yg akan
dimusnahkan ke dalam kantung plastik untuk dimusnahkan dengan aman.

15
28. Bersihkan semua perlengkapan yang bisa dipakai kembali seperti misalnya
sepatu boot dan kaca mata pelindung menggunakan air dan deterjen, tapi
jangan lupa untuk mencuci tangan setelah memegang benda benda
tersebut.
29. Benda benda yang tidak dapat dibersihkan dengan baik harus
dimusnahkan.
30. Bersihkan badan/ mandi dengan air dan sabun. Cucilah rambut juga.
31. Hati - hati untuk tidak menyentuh lagi pakaian atau benda yang
terkontaminasi, atau mengotori lagi area yang telah dibersihkan.
32. Yang paling penting, cucilah tangan setiap selesai menangani benda benda
yang terkontaminasi. Alas kaki/sepatu juga harus didekontaminasi.
33. Setelah berjalan di area yang mungkin terkontaminasi ( misalnya:
peternakan, pasar, kebun tempat memelihara ayam), bersihkan sepatu
sebaik mungkin menggunakan air dan sabun.
34. Pada saat membersihkan sepatu, berhati hati agar tidak ada kotoran yang
terpercik ke wajah atau ke baju. Pakailah kantong plastik untuk
melindungi tangan, lindungi mata dengan kaca mata atau goggles, tutuplah
hidung dan mulut dengan kain/ saputangan.
35. Tinggalkan sepatu dan sepatu boot di luar rumah sampai kita merasa yakin
sepatu tersebut sudah benar benar bersih. Orang orang yang menderita
gejala flu/pilek sebaiknya lebih berhati hati.
36. WHO percaya bahwa sangatlah penting untuk mencegah penyebaran flu
manusia pada area yang terkena flu burung. Apabila flu manusia dan flu
burung saling kontak, ada resiko terjadinya pertukaran materi genetis yang
bisa menimbulkan terbentuknya jenis virus baru.
37. Setiap orang yang sedang menderita flu/pilek haruslah berhati hati dengan
kotoran dari hidung(ingus) dan mulutnya pada saat berada di sekitar orang
lain, terutama anak anak, untuk mencegah penularan flu manusia.
38. Tutuplah hidung dan mulut pada waktu batuk atau bersin. Gunakan tissue
dan dibuang setelah sekali pakai. Ajarkan anak anak untuk melakukan hal
ini juga.

16
39. Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setiap sehabis menyentuh
kotoran hidung atau mulut karena kotoran tersebut bisa mengandung virus.
40. Anak anak cenderung untuk menyentuh wajah, mata dan mulut dengan
tangan yang masih kotor. Ajarkan pada anak anak untuk mencuci tangan
setelah batuk, bersih dan menyentuh benda benda yang kotor.
41. Laporkan ke petugas kesehatan segera dan konsultasikan ke ahli kesehatan
apabila anda menderita demam dan atau gejala seperti flu. Tindakan
pencegahan bisa dilakukan apabila mengunjungi teman/saudara yang
dirawat di rumah sakit
42. Apabila anda mengunjungi pasien yang menderita flu burung, ikuti
petunjuk dari petugas rumah sakit untuk mengenakan pakaian pelindung,
termasuk masker, jas laboratorium, sarung tangan dan goggles (pelindung
mata).
43. Pakaian pelindung seperti itu dibutuhkan apabila anda akan kontak secara
langsung dengan pasien atau lingkungan di mana pasien berada.
44. Pastikan bahwa masker yang anda kenakan unkurannya pas buat anda.
Apabila tidak, bicarakan dengan petugas rumah sakit.
45. Pada waktu anda meninggalkan ruangan pasien, anda harus melepaskan
semua pakaian pelindung tersebut dan mencuci tangan dengan air dan
sabun. Di daerah tertular, di mana adanya flu burung telah dipastikan,
jangan mengkonsumsi daging ayam yang berasal dari ayam yang sakit
atau mati.
46. Di daerah tertular, disarankan untuk tidak memanfaatkan ayam sakit atau
mati untuk makanan orang maupun hewan. Walaupun nampak sehat, ayam
yang berasal dari daerah tertular jangan dimanfaatkan untuk makanan. Di
daerah sekitarnya ( yang berdekatan dengan daerah tertular) beberapa
tindakan pencegahan perlu dilakukan.
47. Secara umum, hanya unggas yang sehat yang boleh dimanfaatkan sebagai
bahan makanan.
48. Untuk memotong/mematikan unggas, gunakan cara cara agar anda
maupun lingkungan di rumah anda tidak dicemari oleh darah, debu, feses
maupun kotoran lain yang berasal dari unggas tersebut. Tanyakan ke

17
petugas peternakan setempat mengenai prosedur pemotongan unggas yang
benar.
49. Untuk pencabutan bulu, gunakan cara yang benar agar tidak mengotori
anda maupun lingkungan tempat tinggal anda. Cara terbaik adalah dengan
merendam unggas tersebut di dalam air panas sebelum mencabuti bulunya.
50. Untuk membersihkan isi perut dan usus unggas gunakan cara yang benar
agar tidak mengotori lingkungan tempat tinggal anda.
51. Jangan menyentuh benda benda lain maupun wajah anda (misalnya:
mengusap mata) pada saat anda melakukan prosedur prosedur tersebut di
atas, kecuali setelah anda mencuci tangan dengan air dan sabun. Lakukan
semua tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa unggas atau produk
asal unggas diproses dengan benar dan aman untuk di konsumsi.
52. Ayam diproses secara higienis dan di masak sampai matang, contohnya:
sudah tidak ada lagi cairan berwarna kemerahan, ayam dianggap aman
untuk di makan. Tetapi perlu diingat bahwa apabila ayam tersebut
mengandung penyakit menular spt misalnya flu burung, orang yang
memasak ayam tersebut mempunyai resiko tertular demikian juga
lingkungan tempat ayam itu dipersiapkan untuk dimasak bisa tercemar
oleh virus.
53. Telur juga bisa membawa bibit penyakit, seperti misalnya virus flu burung
di bagian dalam telur maupun di kulit luarnya. Telur mentah dan kulit telur
harus ditangani dengan hati hati. Cucilah kulit telur dengan air sabun dan
cucilah tangan setelahnya. Telur yang dimasak sampai matang (direbus
selama 5 menit pada temperature 70oC) tidak akan menularkan virus flu
burung apabila dimakan.
54. Secara umum, semua makanan harus dimasak sampai matang, mencapai
temperatur paling sedikit 70oC atau lebih di bagian dalam.

2.10 PENANGGULANGAN FLU BURUNG


Pengobatan bagi penderita flu burung adalah:
1. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).

18
Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7
hari.Amantadin diberikan pada awal infeksi , sedapat mungkin dalam waktu 48
jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2
dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Sars (Severe acute respiratory syndrome atau kadang-kala severe Asian
respiratory syndrome) adalah sejenis penyakit pernafasan akut yang
mengakibatkan penyakit pada radang paru-paru (atypical pneumonia). Kasus
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau Syndrome Pernapasan Akut
Berat pertama kali ditemukan di propinsi Guangdong (China) pada bulan
November 2003. Pertimbangan WHO menyatakan SARS sebagai ancaman
global adalah SARS merupakan penyakit baru yang belum dikenal penyebabnya,
SARS meneybar secara cepat melalui alat angkut antar negara dan SARS
terutama menyerang tenaga kesehatan di rumah sakit. Wabah SARS telah
mendorong berbagai pakar kesehatan di dunia untuk bekerja sama menemukan
penyebab SARS dan memahami cara penularan SARS. Atas kerjasama para pakar
dari 13 laboratorium di dunia maka tanggal 16 April 2003 dipastikan bahwa
penyebab SARS adalah Virus Corona atau coronavirus, paramoxyviridae.
Departemen Kesehatan secara dini dan sejak awal pandemi SARS pada bulan
Maret tahun 2003 melaksanakan Penanggulangan SARS dengan tujuan mencegah
terjadinya kesakitan dan kematian akibat SARS dan mencegah terjadinya
penularan SARS di masyarakat (community transmission) di Indonesia.Virus bisa
terbawa oleh cairan dan menular pada orang lain. Sedang virus yang mampu
bertahan di udara kering selama tiga jam akan terbang di udara dalam bentuk
debu.
Gejala-gejala SARS antara lain: Sakit kepala, batuk, sesak napas seperti
asma, bersin, demam dengan suhu badan tinggi lebih dari 38 derajat celcius,nyeri
otot dan persendian serta sakit di dada terutama saat bernapas. Apabila mengalami
gejala atau keluhan seperti di atas maka tindakan yang harus dilakukan adalah
segera ke dokter atau rumah sakit. Cara pencegahan paling utama adalah dengan
tidak mengunjungi wilayah yang sudah terjangkiti SARS, seperti negara yang
terkena wabah dan rumah sakit jika tidak perlu, karena sebagian besar infeksi
terjadi di sini. Sebisa mungkin hindari berdekatan dengan penderita SARS atau

20
penderita bergejala sama, dan apabila tidak memungkinkan gunakan selalu
masker serta sarung tangan. Namun , yang terpenting dari semua ini adalah
menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh, yakni dengan makan teratur, istirahat
yang cukup, berhenti merokok dan hidup secara sehat, mencuci tangan dengan
menggunakan sabun setelah melakukan aktivitas.
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia.
Secara umum, gejala klinis serangan virus itu adalah gejala seperti flu pada
umumnya, yaitu demam, sakit tenggorokan, batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit
kepala, lemas, dan dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat dengan
terjadinya peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan
tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. Epidemiologi flu burung
telah digambarkan pada pembahasan sebelumnya yakni pada distribusi orang
waktu dan tempat yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia bahkan
dunia. Pencegahan pada unggas yakni pemusnahan unggas/burung yang
terinfeksi flu burung dan vaksinasi pada unggas yang sehat. Pada Manusia
pencegahan dibedakan pada kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan
pedagang) dan masyarakat umum. Salah satu cara penanggulangan bagi penderita
flu burung yaitu oksigenasi bila terdapat sesak napas dan hidrasi dengan
pemberian cairan parenteral (infus).3

3.2 Saran
Perlu adanya penyuluhan/promosi kepada masyarakat tentang penyakit flu
burung agar masyarakat tidak panik dan takut untuk mengkonsumsi produk
unggas namun harus tetap waspada. Terutama kelompok berisiko tinggi (pekerja
di peternakan ayam, pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya),
dengan memperhatikan cara pencegahan. Bagi pembaca yang telah membaca
makalah ini agar kiranya lebih memperhatikan kesehatannya. Apabila anda
ataupun orang lain dicurigai menderita penyakit SARS ataupun flu burung maka
segeralah ke dokter ataupun melaporkan kasus ini pada dinas kesehatan terdekat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Mikrajuddin.2006.IPA Terpadu SMP dan MTs Jilid 2A.Jakarta:Erlangga


Darmawan,Hermansyah.2010.Tanya Jawab Flu Babi, Flu Singapura dan Flu
Burung.Jakarta:Penebar Swadaya
Depkes.2009.FLU Burung. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.Jakarta:Depkes
Filsafat Ilmu:Landasan Perkembangan Ilmu Jaman Sekarang.Jakarta:Teraju

22

Anda mungkin juga menyukai