Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN SARS

Sebagai Salah SatuTugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I

Pada Proses Belajar Mengajar Semester III

Jurusan Keperawatan Ambon

Di susun Oleh :

KELOMPOK VII:

1. Daud Fordatkosu

2. Anastasy L. Wuarlima

3. Karimila

4. Noveska Natalia Maskay

5. Safitri Sampulawa

6. Yunita R. Batuwael

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON

AMBON

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, yang atas

rahmat-Nya maka Kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SARS.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak

sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Kami juga

berharap dengan membaca makalah ini pembaca dapat mewaspadai berbagai virus

yang dapat mengganggu kesehatan kita dan Kami berharap semoga segala

bencana dan peristiwa yang kita alami sekarang dapat segera berakhir dan kita

semua dapat melakukan aktivitas seperti biasa lagi.

Akhirnya Kami berharap semoga bermanfaat kami ucapkan terimakasih.

Ambon, 25 Agustus 2020

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Penyakit......................................................................................4

1. Defenisi..............................................................................................4

2. Etiologi..............................................................................................5

3. Patofisiologi.......................................................................................6

4. Manifestasi Klinik.............................................................................6

5. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................7

6. Penatalaksana....................................................................................8

B. Konsep Dasar Keperawatan....................................................................9

1. Pengkajian.........................................................................................9

2. Diagnosa Keperawatan....................................................................10

3. Rencana Keperawatan.....................................................................11

BAB III PENUTUP

iii
A. Kesimpulan............................................................................................14

B. Saran .....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15

iv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) merupakan penyakit

yang menyerang sistem respirasi (WHO, 2006). SARS disebabkan oleh

virus khusus yaitu Coronavirus (CoV) yang sering disebut dengan SARS-

CoV. Virus tersebut mudah menular dari satu orang ke orang lain. Di

dalam tubuh, SARS-CoV melakukan replikasi virus pada sistem

pernapasan dan menyerang paru-paru yang berakibat sulit bernafas. Selain

itu, virus penyebab SARS ini dapat aktif selama 24-48 jam di dalam media

(manusia atau hewan) dan 24 jam di luar media (Serradell, 2010).

Berdasarkan penelitian Eramus Medical Center di Rotterdam

dalam Chowell (2003) menyatakan bahwa CoV merupakan penyebab

SARS yang penularannya belum diketahui secara pasti. Mengacu pada

hipotesis alur penyebaran SARS, sebagaian besar penyebarannya melalui

orang ke orang, tetapi memungkinkan juga melalui udara atau benda mati.

Saat ini SARS-CoV diketahui dapat menyebar melalui berberapa cara

kontak langsung dan tak langsung. Kontak langsung dengan hasil sekresi

pernafasan penderita SARS melalui udara atau melalui sekresi tubuh

(keringat, urin, atau feses). Sedangkan tak langsung dengan menyentuh

benda mati yang sudah terkontaminasi oleh CoV atau berkunjung ke

daerah endemik SARS (Serradell, 2010). Pada umunya seseorang tertular


2

SARS ketika penderita SARS mengalami batuk atau bersin sehingga

mengakibatkan penyebaran virus melalui udara dan masuk ke dalam

mulut, hidung atau mata seseorang yang berada disekitar penderita.

Pengobatan dan pencegahan penularan SARS dapat dilakukan berdasarkan

pada identifikasi dan pengaturan kebiasan pasien SARS secara tepat

(Serradell, 2010). Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang tepat

untuk penyakit SARS dan masih dalam tahap pengembangan. Identifikasi

dan pengaturan kebiasan penderita SARS dilakukan dengan cara

mengisolasi dan mengkarantina Ll (Gumel, 2004). Isolasi dilakukan pada

individu yang menunjukkan gejala SARS, seperti flu, demam tinggi, sakit

kepala, tidak enak badan dan diare.

Sedangkan karantina dilakukan pada individu yang rentan menjadi

exposed SARS. Kedua tindakan tersebut merupakan tindakan-tindakan

pencegahan penyebaran SARS yang dapat dilakukan oleh ahli medis.

Selain itu, tindakan pencegahan yang lebih sering dilakukan masyarakat

untuk melakukan pencegahan tertular SARS adalah dengan menggunakan

penutup hidung (masker), sering melakukan cuci tangan, serta

menggunakan baju seperti jubah. Pada bulan Mei 2003 kasus SARS

mencapai 7.861 kasus dan jumlah orang meninggal akibat penyakit SARS

sebanyak 664 orang di dunia (WHO,2006).

Awal Desember 2003 SARS telah menyebabkan lebih dari 800

orang meninggal dan lebih dari 8.400 orang terinfeksi SARS (Serradell,

2010). Hal tersebut menjadikan SARS sebagai penyakit yang banyak


3

merenggut nyawa dengan penyebaran yang cepat dalam selang waktu yang

singkat. Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor untuk melakukan

penelitian terhadap permasalahan ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan SARS ?

2. Apa etiologi dari SARS?

3. Bagaimana patofisiologi SARS?

4. Bagaimana manifestasi klinik SARS?

5. Bagaimana pemeriksaan panunjang pada SARS?

6. Bagaimana penatalaksana dari SARS?

7. Bagaimana pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan pada

SARS?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan SARS ?

2. Untuk mengetahui Apa etiologi dari SARS?

3. Untuk mengetahui Bagaimana patofisiologi SARS?

4. Untuk mengetahui Bagaimana manifestasi klinik SARS?

5. Untuk mengatahui Bagaimana pemeriksaan panunjang pada SARS?

6. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksana dari SARS?

7. Untuk mengetahui Bagaimana pengkajian, diagnosa, dan rencana

keperawatan pada SARS?


4

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT

1. Defenisi

Severe acute respiratory syndrome (SARS) merupakan suatu

penyakit yang serius dan disebabkan oleh infeksi  virus pada paru yang

bersifat mendadak dan menunjukkkan gejala gangguan pernafasan

pada pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS

(Nurarif & Kusuma, 2016, p. 226)

Sindrom pernafasan akut parah (severe acute respiratory

syndrome/SARS) merupakan kumpulan gejala (sindrom) pada saluran

nafas (seperti batuk,flu, bersin, dan sesak nafas) dan terjadinya infeksi

paru-paru / pneumonia yang timbul secara akut (tiba-tiba/dalam

hitungan  (Suprapto, 2013)

Jadi, SARS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus

corona SARS (SARS-COV). Penderita yang terkena SARS mengalami

gangguan pernapasan yang akut (terjadi dalam waktu cepat) dan dapat

menyebabkan kematia
5

2. Etiologi

Dua virus yang pertama kali dicurigai sebagai penyebab SARS

adalah Paramyxovirus dan Coronavirus. Dan terakhir hanya

Coronavirus yang diduga sebagai penyebab SARS. Proses penularan

SARS adalah berdasarkan droplet dan kontak. Penularan fecal-oral

juga mungkin terjadi

melalui diare. SARS juga bisa menyebar jika seseorang menyentuh

secret atau permukaan / objek yang terifeksius dan kemudian secara

langsung menyentuh mata, hidung atau mulut, juga melalui batuk atau

bersin dari pasien SARS. Setelah masuk ketubuh manusia Coronavirus

ini dapat menimbulkan infeksi saluran pernafasan atas dan juga bawah

sehingga mengakibatkan system imunitas pernafasan menjadi turun

dan berakibat batuk yang lama dan akan mengakibatkan kerusakan

epitel dan gerakan silla berkurang jika diteruskan akan mengakibatkan

infeksi bertambah berat (Nurarif & Kusuma, 2016, p. 226)


6

3. Patofisiologi (NarasidanPatoflow)

Patofisiologi severe acute respiratory syndrome (SARS) diawali

dengan interaksi protein pada severe acute respiratory syndrome

coronavirus (SARS-CoV) dengan sel di paru dan di jantung manusia

melalui reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). Setelah

memasuki sel manusia, encoding genome akan terjadi untuk

memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi virus dalam tubuh

inang dan mengaktivasi jalur inflamasi.

4. ManifestasiKlinik (tandadangejala)

 Gejala umum seperti flu.Terperatur diatas 38°C selama lebih dari

24 jam.

 Adanya batuk ringan sampai berat (batuk yang diasosiasikan

dengan SARS cenderung batuk kering).

 Satu/lebih gejala saluran pernafasan bagian bawah yaitu batuk ,

nafas pendek, kesulitan bernafas.

 Sakit kepala, kaku otot, anureksia, lemah, bercak merah pada

kulit, bingun dan diare.

 Gejala khas seperti gejala diatas menjadi semakin berat dan cepat

dan dapat menjadi peradangan paru (pneumonia), jika terlambat

dapat meninggal. Masa inkubasi 2-10 hari.

 Satu / lebih keadaan berikut (dalam 10 hari terakhir)


7

5. pemeriksaan penunjang

 Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop,

terdengar bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau

wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta

kuku penderita tampak kebiruan ( sianosis, karena kekurangan

oksigen).

 Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbuhan cairan ditempat

yang seharusnya terisi udara).

 CT-scan toraks menunjukkan gambaran Bronkiolitis Obleterans

Organizing Pneumonia (BOOP).

 Pemeriksaan laboratorium

 Pemeriksaan darah perifer lengkap

 Pemeriksaan SGOT/SGPT untuk mengetahui fungsi hati

 Pemeriksaan tes antibody (IgG/IgM)

 Pemeriksaan molecular (PCR) pada specimen dahak, feses

dan darah ferifer.

 Pemeriksaan deteksi antigen dan kultur virus.(Manurung,

2013, p. 91)
8

6. Penatalaksanaan

 Kasus dengan gejala SARS melewati triase (petugas sudah memakai

masker N95). Untuk segera dikirim ke ruangan pemeriksaan atau

bangsal yang sudah disiapkan.

 Berikan masker bedah pada penderita.

 Petugas yang masuk keruangan pemeriksaan sudah memakai

penggunaan alat proteksi perorangan (PAPP)

 Catat dan dapatkan keteranagan rinci mengenai tanda klinis, riwayat

perjalanan, riwayat kontak termasuk riwayat munculnya gangguan

pernafasan pada kontak sepuluh hari sebelumnya.

 Pemeriksaan fisik.

 Lakukan pemeriksaan foto toraks dan darah tepi lengkap.

 Bila foto toraks normal lihat indikasi rawat atau tetap dirumah,

anjurkan untuk melakukan kebersihan diri, kurangi aktifitas, dan

anjurkan menghindari menggunakan angkutan umum.

 Pengobatan di rumah diberikan antibiotik bila ada indikasi, vitamin

dan makanan bergizi.

 Anjurkan pada pasien apabila keadaan memburuk segera hubungi

dokter atau rumah sakit.

 Bila foto toraks menunjukkkan gambaran infiltrat satu sisi atau dua

sisi paru dengan atau tanpa infiltrat interstial lihat penatalaksanaan

kasus probable suspek SARS yang dirawat.

 Isolasi
9

 Perhatikan : keadaan umum, kesadaran, tanda vital (tensi, nadi,

frekuensi nafas , suhu)

 Terapi suportif

 Antibiotik : beta lactam atau beta lactam ditambahkan dengan anti

beta lactamase oral ditambah makrolid generasi baru oral

(roksitromisin, klaritromisin, azitromisin.(Nurarif & Kusuma, 2016,

p. 228)

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian (data fokus)

a. Identitas klien

SARS dapat terjadi pada segala usia (tanpa batasan

usia). (Suprapto, 2013, p. 22)

b. Keluhan utma

Demam disertai menggigil dan rasa sakit disekujur badan

penderita, sakit kepala yang disertai rasa lemah dan lesuh,

gangguan pernafasan ringan dan diare (Suprapto, 2013, p. 22)

c. Riwayat penyakit sebelumnya

Kontak dekat dengan orang yang didiagnosis suspek atau

probable SARS dalam 10 terakhir, Riwayat perjalanan ke tempat

yang terkena wabah SARS dalam 10 hari terakhir, Bertempat


10

tinggal ditempat yang terjangkau wabah SARS. (Suprapto, 2013, p.

23)

d. Pemeriksaan fisik

Temuan pada pemeriksaan pasien SARS adalah gejala

infeksi saluran pernapasan derajat ringan hingga berat yang mirip

dengan pasien pneumonia. Namun, terdapat pula pasien SARS

yang tidak bergejala sama sekali meskipun insidensinya kecil. Oleh

karena itu, dokter perlu mengembangkan clinical judgment bila

menemukan kasus yang dicurigai.

2. Diagnosa keperawatn

 Bersihan jalan nafas tidak efektif

Ketidak mampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan

nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.

 Pola nafas tidak efektif

Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi

adekuat.
11

3. Rencana keperawatan

PERENCANAAN
Tujuan Intervensi Rasionalisasi
NO DIAGNOSA
KEPEAWAT
AN
1. Bersihan jalan untuk mengukur 1. Pemantauan 1.Untuk
nafas tidak penyelesaian pernapasan memastikan
efektif. dari diagnosis pasien , kepatenan
Ketidakmampu setelah mengumpulk jalan napas dan
an dilakukan an dan pertukaran gas
membersihkan asuhan menganalisis yang adekuat
sekret atau keperawatan data  pasien (
obstruksi jalan selama 3 x 24 tanda vital ) 2.Memfasilitas
nafas untuk jam: 2. Manajemen i kepatenan
mempertahank jalan napas jalan napas
an jalan nafas  Menunjukan 3. Berikan
tetap paten. pembersihan udara/oksige 3.Membantu
jalan napas n jalan napas
yang efektif , 4. Pengaturan
yang posisi, 4.Untuk
dibuktikan mengubah memfasilitasi
oleh posisi pasien kesejahteraan
pencegahan fisiologis dan
aspirasi,
status 5.Mengencerka
pernapasan, n secret
ventilasi mempermudah
tidak pernapasan.
terganggu.
 Menunjukan
status
pernapasan,
kepatenan
jalan napas ,
yang
dibuktikan
oleh
indicator:
 Kemudahan
jalan napas
 Frekuensi
dan irama
pernasan
12

baik.

2. Pola nafas  Setelah 1. Manajemen 1)


tidak efektif diberikan jalan napas memfasilitasi
Inspirasi asuhan kepatenan
dan/atau keperawatan 2. Pemantauan jalan napas
ekspirasi yang selama 3x24 jam tanda vital
tidak diharapkan pola 2) Untuk
memberikan napas klien 3. Berikan terapi menentukan
ventilasi efektif dengan nebulizer dan mencegah
adekuat kriteria hasil: ultrasonik dan komplikasi
udara atau
1. pernapasan oksigen 3) Untuk
efektif , yang membantu
dibuktikan oleh 4. Berikan terapi pola
status nebulizer pernapasan
pernapasan ; ultrasonik dan
status  pentilasi udara atau 4)Mengoptima
pernapasan tidak oksigen lkan
terganggu , pernapasan.
kepatenan jalan 5. Atur posisi
napas, tidak ada pasien ( fowler) 5)Mengoptima
penyimpangan lkan  pola
tanda vital dari pernapasan.
rentang normal.

2. Perubahan
status
pernapasan :
ventilasi tidak
terganggu yang
dibuktikan oleh:

a. kedalaman
inspirasi dan
kemudahan
nafas   b.
ekspansi dada
simetris

3. Menunjukan
tidak ada
gangguan status
pernapasan ;

a.penggunaan
13

otot aksesorius  

b. suara napas
tambahan

c. pendek napas
pernapasan ,
auskultasi suara
napas
14

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, saya menarik kesimpulan

dan menjadikannya beberapa poin, sebagai berikut

 Aplikasikan bagaimana cara pencegahan penyebaran Sars dalam

kehidupan sehari-hari.

 Hindari kontak langsung dengan orang lain, dan usahakan agar

tidak keluarrumah kecuali di saat yang genting.

 SARS adalah virus yang merusak sistem pernapasan dan dapat

menyebabkan beberapa komplikasi akibat infeksinya hingga

kematian.

 Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani selama masa

pandemi wabah ini, karena yang dibutuhkan adalah kuatnya

sistem imun atau metabolisme tubuh dan dapat meningkatkan

imun denngan olahraga serta makan makananyang sehat

B. Saran

Demi perbaikan dari makalah ini kami mengharapkan segala saran

dan kritik dari segala pihak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi

semua.
15

DAFTAR PUSTAKA

Imam Suprapto, S. M. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem


Respirasi. Jakarta: Trans Info Media.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta:
Mediaction.

PPNI, T. P. (2016). Standart Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus


Pusat.

Santa Marunung, S. M. (2013). Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Trans Info


Media, Jakarta.

Wilkinson, J. M. (2016). Diangnosa Keperawatan. Jakarat: Karalog Dalam


Terbitan.

Anda mungkin juga menyukai