Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SARS

DOSEN PENGAMPUH
NS. BARDAH WASALAMAH, S.KEP, M.KEP

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

FEMADIMA AMATULAH F0H022039


FATMA PUTIKA SARI F0H022040
AMANDA JULITA SARI F0H022043
PIOLA SINTIA A F0H022050
DELVA PUTRIANA F0H022065
BELLA OKTA FIONA F0H022077
ADI PUTA PRAMANA F0H022102
DELA ZEFIANITA F0H022104
ANGGIA NUR ALIYA F0H022105
ASTIKA APRILIA F0H022106
INTAN APRIA FAHAMDINI F0H022110
LINDA RAFIKA F0H022113
CECEN HERLIN WULAN SUCI F0H022114
PUTRI DWI CAHYANI F0H022115

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karu
nia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan SAR
S”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah penyakit tropis di Progra
m Studi DIII Keperawatan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas B
engkulu.

Dalam penyusunan makalah ini, kami berusaha untuk menguraikan peran yang sangat
penting dari teknologi informasi dalam membentuk dan mengembangkan pendidikan di era m
odern saat ini. Kami juga menganalisis dampak positif dan tantangan yang mungkin timbul d
alam pemanfaatan teknologi informasi di dunia pendidikan. Semua materi yang terdapat dala
m makalah ini kami himpun dari berbagai sumber yang terpercaya dan relevan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang b
ermanfaat dan dapat dijadikan referensi bagi pembaca yang tertarik untuk lebih memahami pe
ran teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

Bengkulu, 31 September 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................1
1.3 Manfaat................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................................... 3
2.1 KONSEP DASAR SARS......................................................................................3
A. Definisi..............................................................................................................3
B. Etiologi..............................................................................................................3
C. Patofisologi........................................................................................................4
D. Pathway.............................................................................................................5
E. Manifestasi Klinis.............................................................................................5
F. Penatalaksanaan..............................................................................................6
G. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................7
2.2 Perbedaan Sars Dan Covid-19.............................................................................7
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sars ..............................................8
BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................................21
BAB IV PENUTUP........................................................................................................38
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................38
3.2 Saran...................................................................................................................38
3.3 Penutup...............................................................................................................39

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit merupakan sesuatu yang menyebabkan gangguan kesehatan bahkan kematia
n pada makhluk hidup. Selain itu, penyakit menyebabkan kerugian kapasitas produktif in
dividu dan kerugian keuangan dalam hal perawatan kesehatan, diagnosa medis, vaksinasi,
pengobatan, dan lain-lain (Kumar dan Srivastava, 2017). Jenis penyakit menular merupak
an salah satu jenis penyakit yang sering mendapat perhatian dari para ahli. Penyakit menu
lar merupakan penyakit yang disebabkan oleh patogen atau agen biologi seperti virus, bak
teri, jamur, dan mikroorganisme lainnya. Penyakit menular dapat ditularkan dari satu indi
vidu ke individu yang lain melalui berbagai media perantara seperti cairan tubuh, kotoran,
dan alat-alat yang sudah tercemar oleh individu yang terinfeksi penyakit (Huang, 2016).
Salah satu contoh penyakit menular yang disebabkan oleh virus adalah penyakit sindr
om pernapasan akut berat atau severe acute respiratory syndrome (SARS). Gejala-gejala
klinis dari penyakit SARS antara lain demam, batuk kering, sesak napas, dan gejala-gejal
a lain yang mirip dengan gejala penyakit radang paru-paru atau pneumonia (Gumel dkk.,
2004). Penyebaran penyakit SARS terjadi pada November 2002 di provinsi Guangdong,
Cina. Selanjutnya, penyakit SARS menyebar dengan cepat ke seluruh benua terutama di k
awasan Asia-Pasifik. Pada Maret 2003, WHO melaporkan bahwa penyakit SARS disebab
kan oleh virus yang disebut coronavirus (SARS-CoV). Namun, setelah dilakukan peneliti
an yang mendalam ternyata virus SARS merupakan evolusi dari coronavirus yang ada pa
da hewan (Gumel dkk., 2004).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien SARS?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep teori dari SARS
2. Untuk dapat memberikan pelayanan Asuhan keperawatan yang maksimal pada Pasie
n SARS

1.4 Manfaat

1
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang Asuhan Kep
erawatan, khususnya dalam perkembangan ilmu keperawatan
2. Manfaat Praktis
1) Bagi pasien dan keluarga
Pasien mendapat pelayanan Asuhan Keperawatan yang sesuai dengan standar A
suhan Keperawatan yang efektif serta efisien. Selain itu keluarga juga dapat men
getahui bagaimana cara merawat klien dengan diagnosa SARS.
2) Bagi profesi keperawatan
Bisa dijadikan sebagai acuan atau pedoman dalam memberikan pelayanan keseh
atan khusunya memberikan Asuhan Keperawatan yang efektif serta komprehens
if kepada klien SARS
3) Bagi Penulis
Menambah pemahaman tentang pemberian Asuhan Keperawatan SARS, serta da
pat menambah keterampilan dalam mengatasi masalah keperawatan.

BAB II

2
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR SARS


A. Definisi

Severe acute respiratory syndrome (SARS) adalah infeksi saluran pernapasan


yang disebabkan oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Penyakit dengan g
ejala infeksi saluran pernafasan berat disertai dengan gejala saluran pencernaan. SAR
S-CoV biasanya tidak stabil bila berada dalam lingkungan. Namun virus ini dapat bert
ahan berhari-hari pada suhu kamar. Virus ini juga mampu mempertahankan viabilitas
nya dengan baik bila masih berada di dalam feces (World Health Organization, 2010).
Para ahli menduga bahwa virus penyebab SARS berasal dari kelelawar dan luwak. Vi
rus ini kemudian bermutasi menjadi virus baru yang isa menular dari hewan ke manu
sia dan antar manusia.

B. Etiologi
Menurut (Hardjodiastro, 2006), SARS disebabkan oleh salah satu jenis corona
virus yang dikenal dengan SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Coronavirus s
endiri merupakan kelompok virus yang bisa menginfeksi saluran pernapasan. Saat teri
nfeksi virus ini, penderita akan mengalami gangguan pernapasan ringan-berat.
 Cara penularan virus SARS, menurut (World Health Organization, 2010):
1. Tidak sengaja terhirup (droplet) percikan air liur penderita SARS yang batuk a
tau bersin
2. Menyentuh mulut, mata, atau hidung dengan tangan yang sudah terpapar perci
kan dahak dan cairan tubuh lainnya misalnya (darah, air seni, air liur penderit
a)
3. Menggunakan alat makan yang sama dengan penderita SARS

3
C. Patofisiologi
Menurut, (Lupita & Erdayani, 2016) hasil pemeriksaan post mortem yang dilakuk
an, diketahui SARS memiliki 2 fase dalam pathogenesis yaitu,
Fase awal terjadi selama 10 hari pertama penyakit, pada fase ini terjadi proses ak
ut yang mengakibatkan diffuse alveolar damage (DAD) yang eksudatif. Fase ini diciri
kan dengan adanya infiltrasidari campuran sel – sel inflamasi serta edema dan pemben
tukan membrane hialin. Membran hialin terbentuk dari endapan protein plasma serta d
ebris nucleus dan sitoplasma sel – sel epitel paru (pneumonia) yang rusak. Dengan ad
anya nekrosis sel – sel epitel paru maka barrier antara sirkulasi darah dan jalan udara
menjadi hilang sehingga cairan yang berasal dari pembuluh darah kapiler paru menjad
i bebas untuk masuk kedalam ruang alveolus. Pada tahap eksudatif ini,RNA dan antig
en virus dapat diidentifikasi dari makrofag alveolar dan sel epitel paru dengan mengg
unakan mikroskop electron.
Fase selanjutnya tepat setelah 10 hari perjalanan penyakit dan ditandai dengan pe
rubahan pada DAD eksudatif menjadi DAD yang terorganisir. Pada periode ini, terda
pat metaplasia sel epitel skuamosa bronkial, bertambahnya ragam sel dan fibrolisis pa
da dinding dan lumen alveolus. Pada fase ini tampak dominasi pneumosit tipe 2 denga
n pembesaran nucleus, serta nucleoli yang eosinofilik. Selanjutnya sering kali ditemuk
an sel raksasa dengan banyak nucleus (multinucleated giant cells) di dalam rongga alv
eoli. Seperti infeksi CoV lainnya, maka sel raksasa tersebut awalnya diduga sebagai a
kibat langsung dari SARS- CoV.
Maka disimpulkan, bahwa pada fase ini berbagai proses patologis yang terjadi tid
ak diakibatkan langsung oleh karena replikasi virus yang terus menerus, melainkan ka
rena beratnya kerusakan sel epitel paru yang terjadi pada tahap DAD eksudatif dan di
perberat dengan penggunaan ventilator.

D. Pathway

4
E. Manifestasi Klinis
Menurut, (Nurarif & Kusuma, 2015). Gejala SARS biasanya muncul 2-7 hari sete
lah seseorang terinfeksi virus SARS- CoV, tetapi bisa juga baru muncul 10 hari setela
hnya. Gejala infeksi virus ini bisa bervariasi pada tiap onrang, tetapi secara umum aka
n muncul gejala berupa:
1. Demam, umunya lebih dari 38*C
2. Pneumonia
3. Batuk
4. Sesak napas
5. Tubuh mudah lelah
6. Penurunan nafsu makan
7. Menggigil
8. Sakit kepala
9. Nyeri otot
10. Diare
11. Mual dan muntah

5
Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien SA
RS, orang ini bisa disebut suspect SARS sedangkan jika setelah di rontgen terlihat ad
a pneumonia (radang paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang ini bisa disebut proba
ble SARS atau bisa diduga terkena SARS

F. Penatalaksanaan
Menurut (Lupita & Erdayani, 2016).
a) Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang a
dekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
1. Terapi oksigen
2. Humidifikasi dengan nebulizer
3. Fisioterapi dada
4. Pengaturan cairan
5. Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
6. Obat inotropik
7. Ventilasi mekanis
8. Drainase empiema
b) Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan
fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk men
diagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum tersedia
Antibiotik empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk menutupi t
erhadap patogen pernafasan Common per nasional atau pedoman pengobatan l
okal bagi masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Sel
ain efek antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal m
emiliki sifat, khususnya quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS
adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil p
asien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau
terapi antibiotik saja.
Antibiotik :
a. Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
b.Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus

6
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologis: air bronchogram: Streptococcus pneumonia.
2. Pada pemeriksaan fisik: dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafas
an abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan k
ulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksi
gen).
3. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS:
 Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharu
snya terisi udara)
 Gas darah arteri
 Hitung jenis darah dan kimia darah
 Bronkoskopi.
4. Pemeriksaan Laboratorium: Leukosit
5. Pemeriksaan Bakteriologis sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal, a
spirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy
6. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 ja
m dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

2.2 Perbedaan SARS dan COVID-19


Severe acute respiratory syndrome (SARS) dan COVID-19 adalah penyakit ya
ng disebabkan oleh kelompok atau keluarga virus yang sama, yaitu coronavirus. Kedu
anya merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran pernapasan. COVID-19 mu
ncul akhir 2019 dan telah menyebabkan banyak kematian di seluruh dunia, sedangkan
SARS muncul pada 2003. Meski sama-sama menyerang saluran pernapasan, COVID-
19 dan SARS memiliki perbedaan yaitu:

COVID-19 SARS
Kepanjangan Coronavirus Disease 19 Severe acute respiratory syndro
me
Catatan kasus Desember 2019 di Wuhan, Cina November 2003 di Provinsi Gua
pertama ngdong, Cina
Patogen/ viru SARS-CoV-2 SARS-CoV

7
s yg menyeba
bkan
Kelompok yan Dewasa hingga lansia di atas 65 tahun serta p Hampir segala usia, tetapi yang
g rentan terken asien di segala usia yang memiliki riwayat pe paling beresiko pada orang dewa
a nyakit bawaan sa dan lanjut usia di atas 65 tahu
n yang memiliki riwayat penyaki
t tertentu
Masa inkubas Muncul gejala pada hari ke 5 Muncul gejala pada hari ke 4-5
i
Gejala Demam, batuk, kelelahan, sesak napas, nyeri Demam, batuk, rasa tidak nyama
otot, sakit kepala, diare, pilek atau hidung ters n, pegal-pegal, sakit kepala, sesa
umbat, sakit tenggorokan, mual, menggigil (d k napas, diare, menggigil
engan atau tanpa gemetar berulang kali), kehil
ngan indera perasa, kehilngan indera pencium
an, muntah
Cara penyeba 1. Melalui droplet 1. Melalui droplet
ran 2. Melalui kontak fisik 2. Melalui kontak fisik
3. Melalui permukaan yang terkontaminasi 3. Melalui permukaan yang ter
4. Ruangan dengan ventilasi yang buruk kontaminasi
5. Tempat ramai

2.3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SARS


1. PEMERIKSAAN UMUM
A. Identitas
 Nama
 Jenis kelamin
SARS tidak mempengaruhi jenis kelamin
 Umur
Penyakit SARSpada paling banyak di temuksn orang -orang yang lebi
h tua karna memiliki sistem kekebalan tubuh yang mungkin lebih lem
ah
 Agama

8
Penyakit sarns ini tidak berpengaruh terhadap agama seseorang
 Pekerjan
sars dapat mempengaruhi pekerjaan individu trutama bagi mereka yan
g berkerja di bidang Kesehatan atau berada di lingkungan yang berisik
o tinggi penyebaran penyakit
 Alamat
Alamat tidak mempengaruhi penyakit ini
 Diagnostic medis

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien
berobat atau keluhan saat awal dilakukan pengkajian pertama kali. Pada
pasien SARS biasanya mengatakan demam
b. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan awal mula penyakit yang dirasa
kan oleh pasien dari waktu terkena penyakit hingga saat dialakukan pengkaj
ian. Misalnya pada SARS pada saat dikaji adalah adanya demam >38c , bat
uk ,sesak ,kesulitan napas.
c. Riwayat penyakit dahulu
Kaji tentang penyakit masa anak-anak, pengalaman pernah dirawat
dirumah sakit dengan penyakit yang sama atau tidak, kontak dengan orang
yang didiagnosis suspek atau probable SARS dalam 10 hari terakhir, bertem
pat tinggal di tempat yang terkena wabah SARS
d. Riwayat Kesehatan keluarga
Kaji atau Tanyakan yaitu apakah ada yang mempunyai penyakit SARS di d
alam keluarga.

3. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON


a) Tanyakan apakah pasien perokok aktif atau mengkonsumsi alcohol
b) Tanyakan apakah pasien melakukan pemeriksaan rutin

A. Pola Aktifitas Dan Latihan

9
 Tanyakan tentang aktivitas sehari hari (jenis pekerjaan,lamanya,dll)
AKTIVITAS 0 1 2 3 4

Mandi
Berpakaian/berdandan
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Makan/Minum

Keterangan :
Skore 0 : Mandiri
Skore 1 : Dibantu sebagian
Skore 2 : Perlu Dibantu orang lain
Skore 3 : Perlu dibantu orang lain dan alat
Skore 4 : Tergantung atau tidak mampu

B. Pola Istirahat Dan Tidur


a. Waktu tidur,lama,kualitas /sering terbangun
b. Insomnia,sinambulisme? pola nutrisi
C. Pola Eliminasi
1) Kebiasaan BAB (frekuensi, kesulitan, ada/ tidak darah, penggunaan obat
pencahar)
2) Kebiasaan BAK (Frekuensi, bau, warna, kesulitan BAK disuna, nokturi
a,, inkontinensia)
D. Pola Kognitif Dan Perceptual
Nyeri (kualitas, intensitas, durasi, skala nyeri, cara mengurangi nyeri)
E. Kemampuan Konsep Diri
1) Bagaimana klien memandang dirinya
2) Hal apa yang disukai klien mengenai dirinya?
3) Apakah klien dapat mengidentifikasi kekuatan antara kelemahan yang ad
a pada dirinya?
4) Hal-hal apa yang dapat dilakukan klien secara baik

4. PEMERIKSAAN FISIK

10
A. KEADAAN UMUM
1) Kesadaran:
2) Kondisi klien secara umum :
3) Tanda – tanda vital
4) Pertumbuhan fisik: TB,BB,postur tubuh.
5) Keadaan kulit: wana, tekstur, kelaianan kulit.

B. PEMERIKSAAN CEPALO KAUDAL


A. Kepala
1. Bentuk, keadaan kulit, pertumbuhan rambut.
2. Mata : kebersihan, penglihatan, pupil, reflek, sklera, konjungtiva.
3. Telinga: bentuk, kebersihan, sekret, fungsi dan nyeri telinga?
4. Hidung: fungsi, polip,sekret, nyeri?
5. Mulut: kemampuan bicara, keadaan bibir, selaput mukosa, warna
lidah, gigi ( letak, kondisi gigi), oropharing ( bau nafas, suara
parau, dahak
B. Leher
Bentuk, gerakan, pembesaran thyroid,kelenjar getah bening, tonsil, JVP,
nyeri telan
C. Dada
1. Inspeksi : Bentuk dada, kelainan bentuk, retraksi otot dada,
pergerakan selama pernafasan, jenis pernafasan.
2. Auskultasi : Suara pernafasan, Bunyi jantng, suara abnormal yang
ditemuai.
3. Perkusi : batas jantung dan paru? Dullness
4. Palpasi : simetris?, nyeri tekan? Massa? Pernafasan (kedalaman,
kecepatan), ictus kordis
D. Abdomen
1. Inspeksi : simetris?, contour, warna kulit, vena, ostomy.
2. Auskultasi : frekuensi dan intensitas peristaltik.
3. Perkusi : Udara. Cairan, massa/ tumor?
4. Palpasi : tonus otot, kekenyalan, ukuran organ, massa, hernia,
hepar, lien?
E. Genetalia, Anus, dan Rektum

11
1. Inspeksi : warna, terpasang alat bantu, kelainan henital,
simpisis?
2. Palpasi : teraba penumpukan urine?
F. Ektremitas
1. Atas : kelengkapan, kelainan jari, tonu otot, kesimetrisan
gerak, ada yang menggganggu gerak? Kekuatan otot,
gerakan otot, gerakan bahu, siku, pergelangan tangan
dan jari – jari
2. Bawah : kelengkapan, edema perifer, kekuatan otot, bentuk
kaki, varices, gerakan otot, gerakan panggul, luutut,
pergelangan kaki dan jari – jari.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang bertuju
an untuk membantu untuk menegakkan diagnosis penyakit dengan tepat cep
at dan akurat
b. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan ditempat yang seha
rusnya terisi udara)
c. CT-Scan Toraks menunjukkan gambaran Bronkiolitis Obleterans Pengorga
nisasian Pneumonia (BOOP)

ANASIS DATA
Data Senjang Etiologi Masalah
DS: 1. Depresi pusat pernapasan Pola napas
1. Dispnea 2. Hambatan upaya napas mis. nyeri saat tidak
2. Ortopnea bernapas, kelemahan otot pernapasan) efektif
DO: 3. Deformitas dinding dada
1. Penggunaan otot bantu 4. Deformitas tulang dada
pernapasan 5. Gangguan neuromuskular
2. Fase ekspirasi memanjang 6. Gangguan neurologis
3. Pola napas abnormal (mis. (mis,elektroensefalogram
takipnea, EEGpositifcedera kepalaganguan kejang)

12
bradipneahiperventilasikussm 7. Imaturitas neurologis
aulcheyne-stakes) 8. Penurunan energi
4. Pernapasan pursed-lip 9. Obesitas
5. Pernapasan cuping hidung 10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi
6. Diameter thoraks anterior- paru
posterior meningkat 11. Sindrom hipoventilasi
7. Ventilasi semenit menurun 12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan
8. Kapasitas vital menurun saraf C5 ke atas)
9. Tekanan ekspirasi menurun 13. Cedera pada medula spinalis
10. Tekanan inspirasi menurun 14. Efek agen farmakologis
11. Ekskursi dada berubah 15. Kecemasan
DS : (tidak tersedia) 1. Dehidrasi Hipertermi
DO: 2. Terpapar lingkungan panas
1. Suhu tubuh diatas nilai 3. Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
normal 4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu
2. Kulit merah lingkungan
3. Kejang 5. Peningkatan laju metabolisme
4. Takikardi 6. Respon trauma
5. Takipnea 7. Aktivitas berlebihan
6. Kulit terasa hangat 8. Penggunaan inkubator
DS: 1. Kehilangan cairan aktif Hipovole
1. Merasa lemah 2. Kegagalan mekanisme regulasi mia
2. Mengeluh haus 3. Peningkatan permeabilitas kapiler
DO: 4. Kekurangan intake cairan
1. Frekuensi nadi meningkat 5. Evaporasi
2. Nadi teraba lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Tekanan nadi menyempit
5. Turgor kulit menurun
6. Membran mukosa kering
7. Volume urin menurun
8. Hematokrit meningkat
9. Pengisian vena menurun

13
10. Status mental berubah.
11. Suhu tubuh meningkat
12. Konsentrasi urin meningkat
13. Berat badan turun tiba-tiba

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas (kelemahan otot pernapasan) d.d
Dispnea, Ortopnea, Penggunaan otot bantu pernapasan, Fase ekspirasi memanjang,
Pernapasan pursed-lip, Pernapasan cuping hidung.
2. Hipertermi b.d Proses penyakit (infeksi) d.d Suhu tubuh diatas nilai normal, Kulit merah,
Kejang, Takikardi,Takipnea, Kulit terasa hangat.
3. Hipovolemia b.d Kekurangan intake cairan d.d Frekuensi nadi meningkat, Nadi teraba
lemah, Tekanan darah menurun, Tekanan nadi menyempit, Turgor kulit menurun,
Membran mukosa kering, Volume urin menurun , Hematokrit meningkat, Pengisian vena
menurun.

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Pola napas Setelah dilakukan intervensi Manajemen Jalan Manajemen Jalan
tidak selama 2x24 jam maka nafas nafas
efektif b.d diharapkan pola napas Observasi: Obsevasi :
Hambatan membaik dengan kriteria 1. Monitor pola 1. untuk
upaya hasil : napas (frekuensi, mengetahui pola
napas 1. Ventilasi semenit kedalaman, usaha pola nafas
(kelemaha meningkat napas) (frekuensi,kedala
n otot 2. Kapasitas vital 2. Monitor bunyi man, usaha
pernapasa meningkat napas tambahan nafas)
n) d.d 3. Diameter thoraks (mis. gurgling, 2. untuk
Dispnea, anterior- posterior mengi, wheezing, mengetahui
Ortopnea, meningkat ronkhi kering) bunyi nafas
Penggunaa 4. Tekanan ekspirasi 3. Monitor sputum tambahan (mis:
n otot meningkat (jumlah, warna, gurgling,mengi,
bantu 5. Tekanan inspirasi whezing , rongki
14
pernapasa meningkat aroma) kering)
n, Fase 6. Dispnea menurun Terapeutik: 3. untuk
ekspirasi 7. Penggunaan otot bantu 1. Pertahankan mengetahui
memanjan napas menurun kepatenan jalan sputum ( jumlah,
g, 8. Pemanjangan fase napas dengan warna,aroma)
Pernapasa ekspirasi menurun head-tilt dan chin- Terapeutik:
n pursed- 9. Ortopnea menurun lift (jaw-thrust 1. untuk
lip, 10. Pernapasan pursed-lip jika curiga trauma mempertahankan
Pernapasa menurun servikal) jalan nafas
n cuping 11. Pernapasan cuping 2. Posisikan semi- dengan head-tilt
hidung. hidung menurun Fowler atau dan ehin-lif
12. Frekuensi napas Fowler ( jaw-thhust jika
membaik 3. Berikan minum curiga trauma
13. Kedalaman napas hangat servikal)
membaik 4. Lakukan 2. agar pasien
14. Ekskursi dada membaik fisioterapi dada, nyaman
jika perlu 3. untuk mengencer
5. Lakukan kan dahak
penghisapan 4. untuk
lendir kurang dari mengetahui
15 detik keefektifaan
6. Lakukan fisioterapi dada
hiperoksigenasi 5. untuk
sebelum mengurangi
penghisapan lendir pda pasien
endotrakeal 6. agar pasien lebih
7. Keluarkan rileks
sumbatan benda 7. untuk
padat dengan mengeluarkan
forsep McGill sumbatan padat
8. Berikan oksigen, 8. agar pasien
jika perlu mendapat nafas
Edukasi: bantuan dan
1. Anjurkan asupan pasien tidak
15
cairan 2000 sesak
ml/hari, jika tidak Edukasi:
kontraindikasi 1. agar pasien
2. Ajarkan teknik mendapatkan
batuk efektif asupan cairan
Kolaborasi: 2. agar psien dapat
1. Kolaborasi melakukannya
pemberian dengan mandiri
bronkodilator, Kolaborasi:
ekspektoran, 1. untuk meredakan
mukolitik, jika dahak pada
perlu. pasien
2. Hipertermi Setelah dilakukan interpensi Manajemen Manajemen
b.d Proses keperawatan selama 2x24 Hipertermi Hipertermi
penyakit jam maka diharapkan Observasi Observasi :
(infeksi) termoregulasi membaik 1. Identifikasi 1. untuk mengetahui
d.d Suhu dengan kriteria hasil : penyebab suhu tubuh
tubuh 1. Menggigil menurun hipertermia (mis. 2. untuk mengetahui
diatas nilai 2. Kulit merah menurun dehidrasi, terpapar penyebab
normal, 3. Kejang menurun lingkungan panas, hipotermi (mis
Kulit 4. Akrosianosis menurun penggunaan terpapar suhu
merah, 5. Konsumsi oksigen inkubator) lingkungan
Kejang, menurun 2. Monitor suhu rendah, pakaian
Takikardi, 6. Piloreresis menurun tubuh tipis, kerusakan
Takipnea, 7. Vasokonstriksi perifer 3. Monitor kadar hipotalamus,
Kulit menurun elektrolit penurunan laju
terasa 8. Cutis memorata 4. Monitor haluaran metabolisme,
hangat. menurun urine kekurangan
9. Pucat menurun 5. Monitor lemak subkutan)
10. Takikardi menurun komplikasi akibat 3. Untuk mengetahui
11. Takipnea menurun hipertermia tanda dan gejala
12. Bradikardia menurun Terapeutik akibat hipotermia
13. Dasar kuku sianolik 1. Sediakan Terapeutik:
menurun lingkungan yang 1. memfasilitasi
16
14. Hipoksia menurun dingin lingkungan yang
15. Suhu tubuh membaik 2. Longgarkan atau hangat (mis. atur
16. Suhu kulit membaik lepaskan pakaian suhu ruangan,
17. Kadar glukosa darah 3. Basahi dan kipasi inkubator)
membaik permukaan tubuh 2. agar pasien
18. Pengisian kapiler 4. Berikan cairan nyaman
membaik oral 3. agar pasien tidak
19. Ventilasi membaik 5. Ganti linen setiap kedinginn
20. Tekanan darah hari atau lebih 4. agar asien
membaik sering jika nyaman
mengalami 5. agar pasien
hiperhidrosis nyaman
(keringat berlebih)
6. Lakukan
pendinginan
eksternal (mis.
selimut hipotermia
atau kompres
dingin pada dahi,
leher, dada,
abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
8. Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
17
perlu
3. Hipovole Setelah dilakukan intervensi Manajemen Manajemen
mia b.d keperawatan selama 2x24 hipovolemia Hipovolemia
Kekuranga jam maka diharapkan status Observasi: Observasi :
n intake cairan membaik dengan 1. Periksa tanda dan 1. Untuk
cairan d.d kriteria hasil : gejala mengetahui
Frekuensi 1. Kekuatan nadi hipovolemia (mis. tanda dan gejala
nadi meningkat frekuensi nadi hipovolemia
meningkat, 2. Turgor kulit meningkat meningkat, nadi (mis. frekuensi
Nadi 3. Output urine meningkat teraba lemah, nadi meningkat,
teraba 4. pengisian vena tekanan darah nadi teraba
lemah, meningkat menurun, tekanan lemah, tekanan
Tekanan 5. Ortopnea menurun nadi menyempit, darah menurun,
darah 6. Dispnea menurun turgor kulit tekanan nadi
menurun, 7. Paroxysmal nocturnal menurun, menyempit,
Tekanan menurun membran mukosa turgor kulit
menyempi 8. dyspnea (PND) kering, volume menurun,
t, Turgor menurun urin menurun, membran
kulit 9. Edema anasarka hematokrit mukosa kering,
menurun, menurun meningkat, haus, volume urin
Membran 10. Edema perifer menurun lemah) menurun,
mukosa 11. Berat badan menurun 2. Monitor intake hematokrit
kering, 12. Distensi vena jugularis dan output cairan meningkat, haus,
Volume menurun Terapeutik: lemah)
urin 13. Suara napas tambahan 1. Hitung kebutuhan 2. Untuk
menurun , menurun cairan mengetahui
Hematokri 14. Kongesti paru menurun 2. Berikan posisi intake dan ouput
t 15. Perasaan lemah modified cairan
meningkat, menurun Trendelenburg Teraupeutik:
Pengisian 16. Keluhan haus menurun 3. Berikan asupan 1. untuk
vena 17. Konsentrasi urine cairan oral mengetahui
menurun. menurun Edukasi: kebutuhan
18. Frekuensi nadi 1. Anjurkan cairannya
membaik memperbanyak 2. agar pasien
18
19. Tekanan darah asupan cairan oral nyaman
membaik 2. Anjurkan 3. agar pasien
20. Tekanan nadi membaik menghindari terpenuhi
21. Membran mukosa perubahan posisi asupannya
membaik mendadak Edukasi:
22. Jugular Venous Kolaborasi 1. agar asupan ciran
Pressure (JVP) 1. Kolaborasi oral terpenuhi
membaik pemberian cairan 2. untuk
23. Kadar Hb membaik IV isotonis (mis. mengindari
24. Kadar Ht membaik NaCl, RL) terjadinya cidera
25. Cental Venous Pressure 2. Kolaborasi Kolaborasi:
membaik pemberian cairan 1. agar kebutuhan
26. Refuks hepatojugular IV hipotonis (mis. cairannya
membaik glukosa 2,5%, terpenuhi
27. Berat badan membaik NaCl 0,4%) 2. agar kebutuhan
28. Hepatomegali membaik 3. Kolaborasi cairan IV
29. Oliguria membaik pemberian cairan hipotonis
30. Intake cairan membaik koloid (mis. terpenuhi
31. Status mental membaik albumin, 3. agar cairan
32. Suhu tubuh membaik Plasmanate) koloid terpenuhi
4. Kolaborasi 4. agar produk
pemberian produk darah terpenuhi
darah

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Adalah proses dimana perawat melaksanakan rencana yang telah ditetapkan sebelumn
ya. Berdasarkan terminology SIKI, implementasi terdiri atas melakukan serta mendokumenta
sikan tindakan khusus yang dilakukan untuk penatalaksaan intervensi keperawatan.
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan diberikan dengan tujuan menilai kondisi kesehatan pasien setel
ah diberikan implementasi keperawatan, evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan dan kriteria h
asil yang ditetapkan untuk mengetahui apakah tujuan, baik tujuan jangka panjang ataupun jan
gka pendek tercapai maupun memperoleh informasi yang akurat agar tindakan dapat memodi
fikasi, melanjutkan tindakan, atau dihentikan.
19
S: Subjektif
0: Objektif
A: Assesment
P: Pleaning

BAB III
TINJAUAN KASUS

Seorang pria Tn.A berusia 38 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam, sesak napas 3
hari yang lalu. Pasien tampak gelisah dan meggigil hasil pemeriksaan didapatkan pasien
demam dengan suhu 39*C, RR: 30x/menit, nadi 120x/menit , tekanan darah 100/60 MmHg,

20
pasien tampak lemah, pasien merupakan perokok aktif, pasien mengatakan nyeri saat
bernafas, terdapat otot bantu nafas, terdapat pernapasan cuping hidung, pernapasan
diagfragma dan perut meningkat dan terdengar suara nafas tambahan takipnea.

A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Rabu, 08 November 2023
Jam : 09:00
Ruangan : Seruni
Perawat : Kelompok 2
1. Identitas pasien
a. Nama : Tn. A
b. Jenis kelamin :Laki laki
c. Umur : 38 tahun
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Kawin
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Pendidikan terakhir : SMA
h. Alamat : Lingkar Barat
i. No RM : 047163
j. Diagnostik medis : SARS
k. Masuk RS : 07 November 2023

2. Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. Z
b. Umur : 35 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Alamat : Lingkar Barat
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Pasien
 Keluhan Utama
Klien datang dengan keluhan sesak napas dan demam
 Riwayat Kesehatan Sekarang

21
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 8 november 2023 didapatkan data Pasi
en mengatakan sesak napas sejak 3 hari yang lalu, disertai demam dengan suh
u 39*C, pasien juga mengatakan nyeri saat bernafas dengan skala 5, nyeri hila
ng timbul saat bernafas. kondisi pasien tampak gelisah dan menggigil, terdapat
otot bantu nafas, terdapat pernapasan cuping hidung, dan terdengar suara nafas
tambahan takipnea. Hasil pemeriksaan didapatkan: suhu 39*C, RR: 30x/menit,
nadi 120x/menit , tekanan darah 100/60 MmHg.
 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
klien tidak ada riwayat Penyakit keturunan atau yang sama seperti sebelumnya
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang s
ama

2. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON


 Persepsi Terhadap Kesehatan Dan Manajemen Kesehatan
1. Kilen mengatakan seorang perokok aktif tetapi tidak mengonsumsi alkohol.
2. Klien Juga mengatakan bahwa kesehatan itu penting, tidak boleh lengah, dan
Kesehatan harus di jaga
 Pola Aktivitas dan Latihan
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat melakukan aktivitas secara mandiri
b) Setelah sakit : Kilen mengatakan dapat melakukan jika dibantu keluarga dan p
erawat
Aktivitas 0 1 2 3 4

Mandi 

Berpakaian 

Mobilisasi ditempat tidur 

Pindah 

Ambulasi 

Makan atau minum 

Keterangan score:

22
0 = Mandiri
1 = Dibantu sebagian
2 = Perlu dibantu
3 = Perlu dibantu orang lain
4 = Tergantung /tidak mampu

 Pola Istirahat Dan Tidur


Klien mengatakan pola tidur tidak teratur dan sering terjaga karena nyeri dan sesa
k yang dirasakan
 Pola Nutrisi Dan Metabolik
1. Klien sehari hari mengonsumsi nasi dan lauk pauk misalnya ayam, ikan, sayur,
telur, daging, dan makan dengan porsi kecil sebanyak 2 x sehari.
2. Kilen mengatakan tidak ada nyeri telan, tidak mengalami penurunan Berat bad
an, tidak ada diet khusus.
 Pola Eliminasi
a. Kebiasaan BAB: Klien mengatakan bahwa defekasi nya sebanyak 2-3 x sehari
tidak ada darah, warna coklat, dan tidak mengalami kesulitan
b. Kebiasaan BAK: Kilen mengatakan lumayan sering untuk buang air kecil kura
ng lebiih 7x sehari, warna kuning keruh, dan tidak ada kesulitan
 Pola kognitif dan perceptual
1. Pasien mengatakan nyeri
Paliative (penyebab) : Nyeri Ketika bernafas
Quality (kualitas) : Nyeri seperti tertimpa benda berat
Regio (lokasi) : Nyeri dibagian dada
Scale (skala) : Skala nyeri 5
Time (waktu) : Nyeri hilang timbul
2. Indra berfungsi dengan baik (Penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghiru
pan, dan Peraba.
3. Klien mampu berbicara berbicara maupun membaca
 Pola Peran dan hubungan
1. Klien mempercayai keluarga jika sedang mengalami kesulitan
2. Klien sering mengikuti kegiatan Masyarakat
 Pola seksualitas dan reproduksi

23
Pola seksualitas dan reproduksi pasien baik dan tidak memiliki masalah
 Pola nilai dan kepercayaan
1. Klien beragama islam
2. Klien mengatakan saat sakit mengalami kesulitan dalam beribadah

3. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Compos mentis
2) Kondisi klien secara umum : Keadaan umum klien lemah, Pucat,
Gelisah,dan terdapat sianosis
3) Tanda-tanda vital
- TD : 100/60 mmHg
- RR : 35x/menit
- Nadi : 120 x/menit
- Suhu : 39,0° C
4) Pertumbuhan fisik
- TB : 170 cm
- BB : 70 Kg
5) Keadaan kulit : Warna kulit putih, tidak ada edema dan tidak terlihat kelainan
Kulit

B. Pemeriksaan Cepalo Kaudal


1) Kepala
Rambut panjang berwarna hitam, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, bentuk ke
pala agak bulat
2) Mata
Terdapat kantung mata hitam bentuk simetris, sklera putih, konjungtiva anemis,
penglihatan normal, dan simetris
3) Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri telinga, dan pendeng
aran normal.
4) Hidung
Simetris, tidak ada polip, tidak ada kotoran, dan terdapat pernapasan cuping hid
ung
24
5) Mulut
kemampuan bicara lancar. bibir sianosis dan kering, gigi bersih
6) Leher
tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada nyeri telan. tidak ada lesi, tidak ada ke
merahan
7) Dada
- Inspeksi : terdapat otot bantu napas, pernapasan cuping hidung warna
kulit merata, tidak ada kemerahan, tidak ada massa, tidak
ada lesi
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : suara napas tambahan takipnea
- Palpasi : dada simetris, tidak ada massa
8) Abdomen
- Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada acites dan benjolan,
Penyebaran warna kulit merata, simetris
- Auskultasi : Bising usus 10 /menit
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
9) Genetalia, Anus, Rektum
- Inspeksi : warna kulit merata, dan tidak tampak kelainan
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10) Ekstremitas
- Atas : Terpasang (nfus sebelah kanan edema (-), lest (-), massa (-),
simetris (+), Jari lengkap dan warna kulit merata.
- Bawah : edema(-), lest(-), massa(-). Simetris(+). Jari lengkap dan
warna kulit merata

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
H11.65 11.65 Pria: 13-17gr/dl
Wanita: 12-15gr/dl
Hemoglobin

25
Hematoktrit 36,79 37-54%
Leukosit 14,5 3.60-11.00 10 3^/ul
Trombosit 346.70 150.00-440.00 10^3/μl
Ureum 7.0 <50 mg/d
Creatinin 0,56 0.6-1.1 mg/dl
GFR 126.8 >60 ml/mnt/1.73 m^2
Gula darah sewaktu 71 <200 mg/dl

ANALISA DATA
No Data/ Symptom Etiologi Problem

1 DS: Hambatan Up Pola Napas Ti


- Dispnea aya napas ( n dak Efektif
DO: yeri saat bern
- Pasien tampak sesak dengan frekuensi napa apas)
s 30x/menit
- Tampak pernapasan cuping hidung
- terdengar suara nafas tambahan takipnea.
- pernapasan diagfragma dan perut meningkat
- terdapat otot bantu nafas
- pasien mengatakan nyeri saat bernafas
2. DS: - Proses Penya Hipertermia
DO: kit
- pasien demam dengan suhu 39*C, frekuen
si napas 30x/menit, nadi 120x/menit , teka
nan darah 100/60 MmHg,
- kulit teraba hangat
- Menggigil
- Pucat
- Takipnea
3. DS: Agen pencede Nyeri Akut
1. Mengeluh nyeri ra fisiologis (i
P : Nyeri Ketika bernafas nflamasi)
Q : Nyeri seperti tertimpa benda berat
R : Nyeri dibagian dada
S : Skala nyeri 5

26
T : Nyeri hilang timbul
2. Pasien mengatakan sulit tidur dan serin
g terjaga
DO:
1. Tampak meringis
2. Pola napas berubah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola Napas Tidak Efektif b.d Hambatan Upaya Napas (nyeri saat bernapas) d.d men
geluh sesak, RR: 30x/menit, pernapasan cuping hidung, terdengar suara nafas tambah
an takipnea, terdapat otot bantu nafas
2. Hipertermi b.d Proses Penyakit d.d, pasien demam dengan suhu 39*C, frekuensi napa
s 30x/menit, nadi 120x/menit , tekanan darah 100/60 MmHg, kulit teraba hangat, Men
ggigil
3. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis (inflamasi) d.d mengeluh nyeri, tampak mer
ingis, pola napas berubah

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasionalisasi
Kriteria Hasil

1. Pola Napas Setelah dilak Manajemen pola napas Manajemen pola napas
Tidak Efek ukan asuhan Observasi Observasi
tif b.d Ham keperawatan 1. Monitor pola napas (fr 1. Untuk mengetahui frekuens
batan Upay selama 2 x 24 ekuensi,kedalama, usa i, irama,kedalaman, dan Up
a Napas (n jam, maka di ha napas) aya napas
yeri saat be harapkan pol
2. Monitor bunyi napas t 2. Untuk mengetahui pola nap
rnapas) d.d a napas mem
ambahan (mis.Gurglin as tambahan
mengeluh s baik, dengan
g, mengi, wheezing, ro 3. Untuk mengetahui adanya s
esak, RR: kriteria hasil :
nkhikering) putum
35x/menit, 1. Tekanan e
3. Monitor sputum (juml Terapeutik
pernapasan kspirasi m
ah, warna,aroma) 1. Untuk mengetahui kemamp
cuping hid eningkat
Terapeutik uan kepatenan jalan napas
ung, terden 2. Tekanan i
1. Pertahankan kepatenan 2. agar pasien tidak bertamba

27
gar suara n nspirasi m jalan napas dengan hea h sesak
afas tamba eningkat d.till dan chin-lift (jaw- 3. untuk mengencerkan dahak
han takipn 3. Dispnea m thrust jika curiga traum atau sputum
ea, terdapat enurun aservikal) 4. untuk membantu mengelua
otot bantu 4. Frekuensi 2. Posisikan semi-fowler rkan dahak
nafas napas me atau fowler 5. untuk membersihkan jalan
mbaik 3. Berikan minum hangat napas dari lende
5. Kedalama 4. Lakukan fisioterapi da 6. untuk meningkatkan satura
n napas m da, jika perlu si oksige
embaik 5. Lakukan penghisapan l 7. nmempertahankan kepaten
6. Ekskursi d ender kurang dari 15de an jalan napas
ada memb tik 8. untuk membantu klien bern
aik 6. Lakukan hiperoksigena apas
si sebelum penghisapa Edukasi
n endotrakeal 1. untuk memenuhi kebutuhan
7. Keluarkan sumbatan b cairan klien
enda padat dengan fors 2. agar dapat mengeluarkan s
ep McGill putum
8. Berikan oksigen, jika p Kolaborasi
erlu 1. pemberian obat dengan tuju
Edukasi an mengencerkan kekentala
1. Anjurkan asupan cairan n sputum
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk ef
ektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspekto
ran, mukolitik, jika per
lu
2. Hipertermi Setelah dilak Manajemen Hipertermia Manajemen Hipertermia
b.d Proses ukan asuhan Observasi Observasi
Penyakit d. keperawatan 1. identifikasi penyebab h 1. untuk mengetahui penyeba
28
d, pasien d 2x24 jam dih ipertermia (mis. Dehidr b hipertermi
emam den arapkan term asi, terpapar lingkunga 2. untuk memonitor suhu tubu
gan suhu 3 oregulasi me n panas) h
9C, frekue mbaik denga 2. monitor suhu tubuh 3. untuk memgetahui kadar el
nsi napas 3 n kriteria hasi 3. monitor kadar elektroli ektrolit
5x/menit, n l: t Terapeutik
adi 120x/m 1. menggigil Terapeutik 1. untuk mengurangi panas tu
enit , tekan menurun 1. sediakan lingkungan y buh
an darah 1 2. pucat me ang dingin 2. untuk mengurangi hiperter
00/60 Mm nurun 2. longgarkan atau lepask mi
Hg, kulit te 3. takipnea an pakaian 3. untuk mengalihkan suhu pa
raba hanga menurun 3. basahi dan kipasi perm nas
t, Menggig 4. suhu tubu ukaan tubuh 4. agar pasien tidak mengala
il h mambai 4. berikan cairan oral mi dehidrasi
k 5. lakukan pendinginan e 5. untuk mempercepat penuru
5. suhu kulit ksternal (mis. Kompres nan suhu tubuh
membaik dingin pada dahi, leher, Edukasi
6. tekanan d dada, abdomen, aksila) 1. agar pasien mengetahui car
arah mem Edukasi a dan manfaat tirah baring
baik 1. jelaskan tirah baring Kolaborasi
Kolaborasi 1. untuk memenuhi kebutuhan
1. kolaborasi pemberiaan cairan pada tubuh pasien
cairan dan elektrolit int
ravena
3. Nyeri Akut Setelah dilak Manajemen nyeri Manajemen nyeri
b.d Agen p ukan asuhan Observasi Observasi
encedera fi keperawatan 1. Identifikasi lokasi, kara 1. Untuk mengetahui lokasi, k
siologis (in selama 2 x 24 kteristik, durasi, frekue arakteristik, durasi, frekuen
flamasi) d. jam, maka di nsi, kualitas, intensitas si dan intensitas nyeri
d mengelu harapkan ting nyeri 2. Untuk mengetahui skala ny
h nyeri, ta kat nyeri men 2. Identifikasi skala nyeri eri
mpak meri urun. Dengan 3. Idenfitikasi respon nye 3. Untuk mengetahui respon n
ngis, pola kriteria hasil: ri non verbal on verbal
napas beru 1. Keluhan 4. Identifikasi faktor yang 4. Agar kita dapat mengurang
29
bah nyeri men memperberat dan mem i factor-faktor yang mempe
urun peringan nyeri rberat nyeri yang dirasakan
2. Meringis 5. Identifikasi pengetahua oleh pasien
menurun n dan keyakinan tentan 5. Untuk mengetahui sejauh
3. Sikap pro g nyeri mana pemahaman dan pen
tektif men 6. Identifikasi pengaruh b getahuan pasien terhadap n
urun udaya terhadap respon yeri yang diirasakan
4. Gelisah m nyeri 6. Untuk memperngaruhi bag
enurun 7. Identifikasi pengaruh n aimana pasien mengartikan
5. Kesulitan yeri pada kualitas hidu nyeri itu sendiri
tidur men p 7. Untuk mencegah terjadinya
urun 8. Monitor keberhasilan t penurunan kualitas hidup d
6. Frekuensi erapi komplementer ya ari pasien itu sendiri
nadi mem ng sudah diberikan 8. Agar kita mengetahui sejau
baik 9. Monitor efek samping h mana kemajuan yang di a
penggunaan analgetik lami pasien setelah dilakuk
Terapeutik an terapi komplementer
1. Berikan Teknik nonfar 9. Agar kekita timbul ciri-ciri
makologis untuk meng abnormal paa tubuh pasien
urangi nyeri (mis: TEN kita dapat menghentikan pe
S, hypnosis, akupresur, mberian obat analgetik itu s
terapi music, biofeedba endiri
ck, terapi pijat, aromat Terapeutik
erapi, Teknik imajinasi 1. Agar pasien juga mengetah
terbimbing, kompres h ui kondisinya dan memper
angat/dingin, terapi ber mudah perawatan
main) 2. Agar dapat mengurai rasa n
2. Kontrol lingkungan ya yeri yang dirasakan oleh pa
ng memperberat rasa n sien yang menggunakan car
yeri (mis: suhu ruanga a non-farmakologis
n, pencahayaan, kebisi 3. Agar nyeri yang rasakan pa
ngan) sien tidak menjadi lebih bur
3. Fasilitasi istirahat dan t uk
idur 4. Agar kebutuhan tidur pasien
30
4. Pertimbangkan jenis da terpenuhi
n sumber nyeri dalam 5. Agar Tindakan yang kita be
pemilihan strategi mer rikan sesuai dengan jenis da
edakan nyeri n sumber nyeri itu sendiri
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan penyebab, per 1. Agar pasien dapat menghind
iode, dan pemicu nyeri ari penyebab dari nyeri yang
2. Jelaskan strategi mered dirasakan
akan nyeri 2. Agar pasien dapat meredaka
3. Anjurkan memonitor n n nyeri secara mandiri
yeri secara mandiri 3. Agar Ketika nyeri yang diras
4. Anjurkan menggunaka akan klien bisa memberitahu
n analgesik secara tepa keluarga atau tim medis
t 4. Agar pasien dapat menghila
5. Ajarkan Teknik farmak ngkan rasa nyeri itu dengan
ologis untuk menguran obat analgesic
gi nyeri Kolaborasi
Kolaborasi 1. agar pasien rasa nyeri yang d
1. Kolaborasi pemberian irasakan pasien dapat dihilan
analgetik, jika perlu gkan atau dikurangi

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Hari/Tgl Diagnosa keperawa Implementasi keperawatan Respon
tan
/Jam

1. Rabu, 8 nove Pola napas tidak ef 1. Memonitor pola napas 1. Frekuensi napas 30x/
mber 2023. ektif b.d Hambata 2. Memonitor bunyi napa menit, bernapas cepa
n upaya napas ( ny s tambahan t dan dangkal
Jam 09.30 W
eri saat bernapas) 3. Memonitor sputum 2. Bunyi napas tambaha
IB
d.d mengeluh sesa 4. Memposisikan semi-fo n takipnea
k wler atau fowler 3. Tidak ada sputum
5. Memberikan oksigen n 4. Pasien mengatakan le
asal kanul 1-5 liter bih baik

31
5. Pasien mengatakan m
asih terasa sesak dan
masih nyeri saat bern
apas

Jam: 09.45 Hipertermi b.d Pro 1. Mengidentifikasi peny 1. Pasien mengataka

WIB ses Penyakit d.d, p ebab hipertermia (mis. n kepanasan

asien demam deng terpapar lingkungan pa 2. Suhu pasien 39*C

an suhu 39*C, kuli nas) 3. Pasien mengataka

t teraba hangat, Me 2. Memonitor suhu tubuh n sudah lebih baik

nggigil 3. Menyediakan lingkung


an yang dingin (mengh
idupkan kipas/AC) P : Nyeri Ketika bernafas
1. Mengidentifikasi lokasi, Q : Nyeri seperti tertimpa
karakteristik, durasi, fre
Jam:10.00 W Nyeri Akut b.d Ag benda berat
en pencedera fisiol kuensi, kualitas, intensit R : Nyeri dibagian dada
IB
ogis (inflamasi) d. as nyeri S : Skala nyeri 5
d mengeluh nyeri, t 2. Mengidentifikasi skala T : Nyeri hilang timbul
ampak meringis, p nyeri

ola napas berubah

2. Kamis, 9 no Pola napas tidak ef 1. Memonitor pola napas 1. Frekuensi napas 30x/
vember 2023 ektif b.d Hambata 2. Memonitor bunyi napa menit
n upaya napas ( ny s tambahan 2. Bunyi napas tambaha
Jam 09.00 W
eri saat bernapas) 3. Memberikan oksigen n n takipnea
IB
d.d mengeluh sesa asal kanul 1-5 liter 3. Pasien mengatakan se
k sak berkurang dan ma
sih nyeri saat bernapa
s

Jam : 09.30 Hipertermi b.d Pro 1. Melonggarkan atau lep 1. Keluarga pasien mem
WIB ses Penyakit d.d, p askan pakaian bantu mengganti pak
asien demam deng 2. Memberikan cairan ora aian pasien yang lebi

32
an suhu 39*C, kuli l h tipis
t teraba hangat, Me 3. Melakukan pendingina 2. Keluarga pasien mem
nggigil n eksternal (mis. Komp berikan pasien makan
res hangat pada dahi, le dan minum
her, dada, abdomen, ak 3. keluarga pasien mem
sila) bantu melakukan ko
4. Berkolaborasi pemberi mpres hangat
aan cairan dan elektroli 4. memberikan cairan le
t intravena wat infus IV

1.Pasien mangatakan bisa


Jam : 10.00
1. Mengajarkan Teknik n melakukan Teknik nap
Nyeri Akut b.d Ag
WIB
apas dalam as dalam
en pencedera fisiol
2. Kolaborasi pemberian
ogis (inflamasi) d. 2.Pemberian obat indom
analgetik
d mengeluh nyeri, t ethacin atau ibu profen,
ampak meringis, p jika tidak ada indikasi
ola napas berubah

EVALUASI KEPERAWATAN
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa keperawatan Evaluasi keperawatan

1. Rabu, 8 nove Pola napas tidak efektif b. S : Pasien mengatakan masih mengeluh sesak
mber 2023 d Hambatan upaya napas ( RR:30x/menit
Jam 10.30 WI nyeri saat bernapas) d.d m O : pasien tampak lemah
B engeluh sesak A : Masalah belum teratasi
1. Tekanan ekspirasi sedang (3)
2. Tekanan inspirasi sedang (3)
3. Dispnea sedang (3)
4. Frekuensi napas sedang (3)
5. Kedalaman napas sedang (3)
6. Ekskursi dada sedang (3)
P : Intervensi manajemen pola napas dilanjutk
an

33
Hipertermi b.d Proses Pen S: pasien mengatakan menggigil
yakit d.d, pasien demam d O: pasien terlihat menggigil
engan suhu 39*C, kulit ter A: masalah belum teratasi
aba hangat, Menggigil 1. menggigil sedang (3)
2. pucat sedang (3)
3. takipnea sedang (3)
4. suhu tubuh sedang (3)
5. suhu kulit sedang (3)
6. tekanan darah sedang (3)
P: Intervensi manajemen Hipertermi dilanjutk
Nyeri Akut b.d Agen penc an
edera fisiologis (inflamasi) S : Pasien mangatakan masih nyeri, skala 5
d.d mengeluh nyeri, tampa O : pasien terlihat meringis
k meringis, pola napas ber A : Masalah belum teratasi
ubah 1. Keluhan nyeri sedang (3)
2. Meringis sedang (3)
3. Kesulitan tidur sedang (3)
4. Frekuensi nadi sedang (3)
P : Intervensi manajemen nyeri dilanjutkan
2. Kamis, 9 nove Pola napas tidak efektif b. S : Pasien mengatakan masih mengeluh sesak
mber 2023 d Hambatan upaya napas ( RR:26x/menit
Jam 10.30 WI nyeri saat bernapas) d.d m O : pasien tampak gelisah
B engeluh sesak A : Masalah teratasi sebagian
1. Tekanan ekspirasi cukup meningkat(4)
2. Tekanan inspirasi cukup meningkat (4)
3. Dispnea cukup menurun (4)
4. Frekuensi napas cukup membaik (4)
5. Kedalaman napas cukup membaik (4)
6. Ekskursi dada cukup membaik (4)
P : Intervensi manajemen pola napas dilanjutk
an

Hipertermi b.d Proses Pen S: pasien mengatakan kadang-kadang masih m


34
yakit d.d, pasien demam d enggigil
engan suhu 39*C, kulit ter O: pasien terlihat menggigil sekali-kali
aba hangat, Menggigil A: masalah teratasi sebagian
1. menggigil cukup menurun (4)
2. pucat cukup menurun (4)
3. takipnea cukup menurun (4)
4. suhu tubuh cukup membaik (4)
5. suhu kulit cukup membaik (4)
6. tekanan darah cukup membaik (4)
P: Intervensi manajemen Hipertermi dilanjutk
Nyeri Akut b.d Agen penc an
edera fisiologis (inflamasi) S : Pasien mangatakan nyeri berkurang skala 3
d.d mengeluh nyeri, tampa O : pasien terlihat tidak terlalu meringis
k meringis, pola napas ber A : Masalah teratasi sebagian
ubah 1. Keluhan nyeri cukup menurun (4)
2. Meringis sedang (3)
3. Kesulitan tidur cukup menurun (4)
4. Frekuensi nadi cukup membaik (4)
P : Intervensi manajemen nyeri dilanjutkan
3. Jumat, 10 nov Pola napas tidak efektif b. S : pasien mengatakan tidak merasakan sesak l
ember 2023 d Hambatan upaya napas ( agi
Jam 10.30 WI nyeri saat bernapas) d.d m O : pasien tidak terlihat meringis ataupun gelis
B engeluh sesak ah, RR:22x /menit
A :masalah teratasi
1. Tekanan ekspirasi meningkat (5)
2. Tekanan inspirasi meningkat (5)
3. Dispnea menurun (5)
4. Frekuensi napas membaik (5)
5. Kedalaman napas membaik (5)
6. Ekskursi dada membaik (5)
P : Intervensi manajemen pola napas dihentika
n, pasien pulang

35
Hipertermi b.d Proses Pen S: pasien mengatakan tidak menggigil lagi
yakit d.d, pasien demam d O: pasien terlihat lebih ceria
engan suhu 39*C, kulit ter A: masalah teratasi
aba hangat, Menggigil 1. menggigil menurun (5)
2. pucat menurun (5)
3. takipnea menurun (5)
4. suhu tubuh membaik (5)
5. suhu kulit membaik (5)
6. tekanan darah membaik (5)
P: Intervensi manajemen Hipertermi dihentika
Nyeri Akut b.d Agen penc n, pasien pulang
edera fisiologis (inflamasi) S : Pasien mangatakan nyeri berkurang skala 0
d.d mengeluh nyeri, tampa O : pasien sudah tampak tidak meringis
k meringis, pola napas ber A : Masalah teratasi
ubah 1. Keluhan nyeri menurun (5)
2. Meringis menurun (5)
3. Kesulitan tidur menurun (5)
4. Frekuensi nadi membaik (5)
P : Intervensi manajemen nyeri dihentikan, pa
sien pulang

36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit
pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru
dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan
cairan di paru-paru (edema paru).

4.2 Saran
1. Bagi Peneliti
Peneliti diharapkan lebih teliti dalam melalukan asuhan keperawatan, salah
satunya dalam mengangkat diagnose keperawatan peneliti sebaiknya dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dapat melaksanakan pengkajian dan pengisian
data ecara komperhensif dan menyeluruh.
2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Hasil peneliti ini diharapkan agar selalu menambah dan memperdalam imu
pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien SARS menggunakan litearur-literatur terbaru.

37
DAFTAR PUSTAKA

Hardjodiastro, D. (2006). Menuju Seni Ilmu Kedokteran. Jakarta: Gramedia.


LUPITA, D., & ERDAYANI. (2016). SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Pekan B
aru: UNIVERSITAS ABDURRAB.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC (Revisi Jil). Yogyakarta: MediAction.
World Health Organization. (2010). SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME (10th
ed.). World Health Organization.

38

Anda mungkin juga menyukai