Oleh Kelompok 2
Nama Anggota :
1. Arien Abelia (225130011)
2. Calistinisa Nicel A. (225130066)
3. Fransiska Maharani (225130070)
4. Mieko Jonathan S. (225130079)
Dosen Pengampu :
a) Nana Novariana, SKM., M. Kes
b) Nova Mega Rukmana, S.ST, M.Kes
Bismillahirahmanirrahim
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan nikmat kepada
kami sehingga dalam penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul “Penyakit Infeksi
Emerging” ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Tujuan yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari mata kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan. Makalah ini
membahas tentang pencegahan penyakit infeksi emerging. Yang diharapkan dapet bermanfaat
dan menambah wawasan bagi para pembaca termasuk kami penyusun makalah ini.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih, rasa hormat,dan
penghargaan kepada pihak-pihak yang membantu serta mengarahkan kami dalam proses
penyusunan makalah ini terutama kepada .
1. Dosen pengampu Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat yaitu :
a) Nana Novariana, SKM., M. Kes
b) Nova Mega Rukmana, S.ST, M.Kes
2. Rekan kerjasama kelompok 2 yang telah berusaha dengan baik sebagai tim sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pihak manapun yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Terima kasih.
Tim penyusun
i
Daftar Isi
1. Kata pengantar..............................................................................................................i
2. Daftar isi.......................................................................................................................ii
3. BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................................1
1.4 Manfaat.............................................................................................................1
5. BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Infeksi Emerging...............................................................................2
2.2 Faktor Kemunculan..........................................................................................3
2.3 Potensi Penyebaran...........................................................................................3
6. BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................5
3.2 Daftar pustaka...................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis penyakit infeksi emerging.
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pencegahan penyakit infeksi emerging.
1.4 Manfaat
1. Manfaat bagi pembaca
Agar dapat dijadikan bahan informasi dan mampu memberikan sumbangan pikiran
khususnya bagi rekan-rekan yang membutuhkan referensi.
2. Manfaat bagi penulis
a. Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dan pembaca
tentang studi hubungan antara citra tubuh dengan komunikasi interpersonal teman sebaya.
b. Diharapkan penulis dapat memperdalam keilmuan dan praktek secara langsung
dilapangan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Faktor kemunculan penyakit
Ada banyak faktor yang mempercepat kemunculan kemudahan penyakit baru, karena
faktor-faktor ini menyebabkan agen infeksi berkembang menjadi bentuk ekologis baru, agar dapat
menjangkau dan beradaptasi dengan inang yang baru, dan agar dapat menyebar lebih mudah
diantar inang-inang baru.
Faktor-faktor
a) Urbanisasi dan penghancuran habitat asli yang menyebabkan hewan dan manusia hidup
dalam jarak dekat
b) Perubahan iklim dan perubahan ekosistem
c) Perubahan dalam populasi inang reservoir atau vektor serangga perantara;
d) Dan mutasi genetik mikroba. Akibatnya dampak dari penyakit baru sulit untuk diprediksi
namun bisa signifikan, karena manusia mungkin hanya memiliki sedikit kekebalan terhadap
penyakit ini atau tidak sama sekali.
a) Endemi
adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat.
Endemi merupakan keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit
tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu. Contoh penyakit
endemi di Indonesia adalah malaria dan demam berdarah dengue (DBD).
b) Epidemi
adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan
banyak korban. Peningkatan angka penyakit di atas normal yang biasanya terjadi secara tiba-
tiba pada populasi suatu di area geografis tertentu. Contoh penyakit yang pernah menjadi
epidemi adalah virus Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada 2019, Avian
Influenza/flu burung (H5N1) di Indonesia pada 2012, dan SARS di 2003.
c) Pandemi
adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas.
Pandemi merupakan epidemi yang menyebar hampir di seluruh negara atau benua, biasanya
mengenai banyak orang. Contoh penyakit yang menjadi pandemi adalah Coronavirus disease
2019 (Covid-19).
3
d) PHEIC/KKMMD
PHEIC/KKMMD merupakan kependekan dari Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD),
artinya masalah kesehatan masyarakat global yang memerlukan kerjasama internasional
sesuai ketetapan dalam IHR 2005 (International Health Regulation / Peraturan Kesehatan
Internasional).
Kriteria khas penyakit infeksi emerging (infem) adalah mudah menyebar dengan cepat.
Penyakit ini dapat merupakan penyakit yang baru muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama
kalinya maupun penyakit yang pernah terjadi di suatu daerah di masa lalu, kemudian menurun atau telah
dikendalikan, namun kemudian dilaporkan lagi dalam jumlah yang meningkat. Seperti yang kita ketahui,
beberapa kali kejadian Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)
merupakan penyakit infem antara lain Flu A (H1N1)pdm09, Poliomielitis, Penyakit Virus Ebola, dan
Penyakit Virus Zika. Dampak yang ditimbulkan dari sebuah penyakit baru sulit diprediksi namun
diketahui bisa sangat bermakna, karena pada saat penyakit baru itu menyerang manusia mungkin hanya
sedikit kekebalan yang dimiliki manusia atau bahkan tidak ada sama sekali.
Mengetahui hal tersebut maka upaya deteksi dini menjadi hal penting dalam cegah tangkal
penyakit infem. Salah satu upaya deteksi dini penyakit infem yang penting untuk dilakukan adalah
pemetaan risiko. Pemetaan risiko dapat memberikan panduan bagi setiap daerah dalam melihat situasi dan
kondisi penyakit infem. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengoptimalkan penyelenggaraan
penanggulangan kejadian penyakit infem di suatu daerah yang difokuskan pada upaya penanggulangan
beberapa parameter risiko utama yang dinilai secara objektif dan terukur. Hasil penilaian pemetaan risiko
dapat dijadikan perencanaan pengembangan program pencegahan dan pengendalian penyakit infem.
Untuk mendapatkan nilai risiko ada tiga komponen penting yang harus dinilai oleh suatu daerah yaitu
kondisi ancaman, kerentanan, dan kapasitas yang diformulasikan dalam bentuk numerik sehingga
didapatkan besaran nilai risiko penyakit infem di suatu daerah. Risiko merupakan besarnya potensi
ancaman penyakit infem dan kerentanan wilayah yang dibandingkan dengan kapasitas atau kemampuan
pemerintah dan masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan penanggulangan
penyakit infem. Ketiga komponen tersebut akan selalu berubah seiring perkembangan waktu sehingga
komponen tersebut perlu diidentifikasi secara berkala dan berkelanjutan.
Saat ini Sub Direktorat Penyakit Infeksi Emerging sudah menyusun Standar Pemetaan
Risiko untuk 3 jenis penyakit antara lain penyakit Mers, penyakit polio dan penyakit difteri. Pada tahun
2020, kegiatan pemetaan risiko ini akan dijadikan sebagai indikator Sub Direktorat Penyakit Infeksi
Emerging sehingga di tahun 2019 perlu dilakukan uji coba pemetaan risiko di beberapa wilayah
menggunakan standar yang sudah disusun sebelumnya. Salah satu wilayah yang dilakukan uji coba
adalah Kota Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan uji coba pemetaan risiko di Jakarta Utara
dilakukan pada tanggal 11 Februari 2019. Teknis pelaksanaan kegiatan ini melibatkan peran dari Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta serta beberapa bidang di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara mengingat
beberapa pertanyaan dari tools pemetaan ini membutuhkan jawaban dari lintas program lintas sektor.
Hasil dari kegiatan ini didapatkan besaran nilai kategori ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko
penyakit Mers, Polio, dan Difteri di wilayah Jakarta Utara.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit infeksi emerging (emerging infectious disease atau EIDs) menjadi kekhawatiran
khusus dalam kesehatan masyarakat. Tidak hanya karena penyakit ini bisa memnyebabkan
kematian pada manusia dalam jumlah besar saat ini menyebar, tapi karena penyakit ini juga
membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar dalam dunia yang telah saling berhubungan
saat ini. Sebagai contoh, perkiraan biaya langsung yang ditimbulkan SARS di Kanada dan
negara-negara Asia adalah sekitar 50 miliar dolar AS. Selain itu, dampak dari penyakit infeksi
baru ini relatif lebih besar di negara-negara berkembang yang memiliki sumber daya yang lebih
sedikit. Dalam 30 tahun terakhir, telah muncul lebih dari 30 EIDs. Asia, sayangnya, seringkali
menjadi episentrumnya.
Ada banyak faktor yang mempercepat kemunculan kemudahan penyakit baru, karena
faktor-faktor ini menyebabkan agen infeksi berkembang menjadi bentuk ekologis baru, agar dapat
menjangkau dan beradaptasi dengan inang yang baru, dan agar dapat menyebar lebih mudah
diantar inang-inang baru
5
3.2 Daftar pustaka
Admin. (2017). Waspada Penyebaran Penyakit Infeksi Emerging. Buletin Master PIE. Vol 01. Jakarta.
Seksi Surveilans & Imunisasi (2018).Mengenal Penyakit Infeksi emerging. Dinas Kesehatan. Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Bramono. (2021). Perilaku Masyarakat dalam Memilih Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Kompasiana