Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT INFEKSI EMERGING

(EMERGING INFECTIOUS DISEASE)


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat

Oleh Kelompok 2
Nama Anggota :
1. Arien Abelia (225130011)
2. Calistinisa Nicel A. (225130066)
3. Fransiska Maharani (225130070)
4. Mieko Jonathan S. (225130079)

Dosen Pengampu :
a) Nana Novariana, SKM., M. Kes
b) Nova Mega Rukmana, S.ST, M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2023
Kata Pengantar

Bismillahirahmanirrahim
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan nikmat kepada
kami sehingga dalam penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul “Penyakit Infeksi
Emerging” ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Tujuan yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari mata kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan. Makalah ini
membahas tentang pencegahan penyakit infeksi emerging. Yang diharapkan dapet bermanfaat
dan menambah wawasan bagi para pembaca termasuk kami penyusun makalah ini.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih, rasa hormat,dan
penghargaan kepada pihak-pihak yang membantu serta mengarahkan kami dalam proses
penyusunan makalah ini terutama kepada .
1. Dosen pengampu Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat yaitu :
a) Nana Novariana, SKM., M. Kes
b) Nova Mega Rukmana, S.ST, M.Kes
2. Rekan kerjasama kelompok 2 yang telah berusaha dengan baik sebagai tim sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pihak manapun yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Terima kasih.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabaraktuh

Lampung, Januari 2023

Tim penyusun

i
Daftar Isi

1. Kata pengantar..............................................................................................................i
2. Daftar isi.......................................................................................................................ii
3. BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................................1
1.4 Manfaat.............................................................................................................1
5. BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Infeksi Emerging...............................................................................2
2.2 Faktor Kemunculan..........................................................................................3
2.3 Potensi Penyebaran...........................................................................................3
6. BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................5
3.2 Daftar pustaka...................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Munculnya istilah penyakit infeksi emerging atau yang juga dikenal dengan emerging
disease dilatarbelakangi karena umumnya penyakit yang ditularkan lintas negara berpotensi
menimbulkan epidemi bahkan pandemi dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini karena risiko
keluar dan masuknya penyakit tersebut dapat lebih cepat dibanding dengan masa inkubasi
penyakit, sehingga sangat mungkin gejala klinis penyakit belum dapat terdeteksi namun penyakit
sudah berpindah ke negara lain.
Penyakit infeksi emerging dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan parasit. Di
Indonesia sendiri, kementerian kesehatan telah menetapkan jenis penyakit, yang menyebabkan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia yaitu: pes, kolera, meningitis
meningokukus, yellow fever, hanta virus, SARS (Severe Accute Respiatory Syndrome), avian
influenza, cacar, ebola, japanese encephalitis, poliomielitis akut, anthrax, virus nipah, flu burung,
dll (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.612/Menkes/SK/V/2010 Tentang Pedoman
Penyelenggaran Karantina Kesehatan Pada Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Yang Meresahkan Dunia). Di dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa salah satu upaya
pencegahan dan penanggulangan emerging disease dilakukan dengan melakukan kegiatan
karantina kesehatan di pintu masuk dan di luar pintu masuk negara yang meliputi kegiatan
pengawasan lalu lintas orang, barang dan alat angkut dengan cepat dan tepat sesuai prosedur.

1.2 Rumusan Masalah


Dari penjelasan latar belakang diatas kita dapat merumuskan masalah yaitu pengertian
penyebaran penyakit infeksi emerging.

1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis penyakit infeksi emerging.
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pencegahan penyakit infeksi emerging.

1.4 Manfaat
1. Manfaat bagi pembaca
Agar dapat dijadikan bahan informasi dan mampu memberikan sumbangan pikiran
khususnya bagi rekan-rekan yang membutuhkan referensi.
2. Manfaat bagi penulis
a. Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dan pembaca
tentang studi hubungan antara citra tubuh dengan komunikasi interpersonal teman sebaya.
b. Diharapkan penulis dapat memperdalam keilmuan dan praktek secara langsung
dilapangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Infeksi Emerging


Penyakit infeksi emerging (emerging infectious disease atau EIDs) menjadi kekhawatiran
khusus dalam kesehatan masyarakat. Tidak hanya karena penyakit ini bisa menyebabkan
kematian pada manusia dalam jumlah besar saat ini menyebar, tapi karena penyakit ini juga
membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar dalam dunia yang telah saling berhubungan
saat ini. Sebagai contoh, perkiraan biaya langsung yang ditimbulkan SARS di Kanada dan
negara-negara Asia adalah sekitar 50 miliar dolar AS. Selain itu, dampak dari penyakit infeksi
baru ini relatif lebih besar di negara-negara berkembang yang memiliki sumber daya yang lebih
sedikit. Dalam 30 tahun terakhir, telah muncul lebih dari 30 EIDs. Asia, sayangnya, seringkali
menjadi episentrumnya.
EIDs adalah penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya,
atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam hal jumlah kasus
baru didalam suatu populasi, atau penyebaranya ke daerah geografis yang baru. Yang juga
dikelompokkan dalam EIDs adalah penyakit yang pernah terjadi di suatu daerah di masa lalu,
kemudian menurun atau telah dikendalikan, namun kemudian dilaporkan lagi dalam jumlah yang
meningkat. Kadang-kadang sebuah penyakit lama muncul dalam bentuk klinis baru, yang bisa
jadi lebih parah atau fatal. Penyakit ini disebut dengan penyakit lama (re-emerging), contoh
terbaru adalah chikungunya di India.
Kebanyakan penyakit emerging dan re-emerging asalnya adalah zoonotik, yang artinya
penyakit ini muncul dari seekor hewan dan menyeberangi hambatan spesies dan menginfeksi
manusia. Sejauh ini sekitar 60% dari penyakit infeksi pada manusia telah dikenali, dan sekitar
75% EIDs, yang menyerang manusia dalam tiga dekade terakhir, berasal dari hewan. Beberapa
negara WHO kawasan Asia Tenggara memiliki kondisi yang mengundang kemunculan penyakit
ini, banyak diantaranya adalah penyakit yang dapat mematikan dan menyebar dengan cepat. Riset
ilmiah terhadap 335 penyakit baru diantara tahun 1940 dan 2004 mengindikasikan bahwa besar
kemungkinan beberapa daerah di dunia mengalami kemunculan EIDs ini. Beberapa “hotspot”
global untuk EIDs adalah negara-negara yang berhubungan dengan Dataran Indo-Gangga dan
DAS Mekong. Virus Nipah, demam berdarah Crimean-Congo dan avian influenza (H5N1)
merupakan contoh penyakit yang telah muncul baru-baru ini dan menyerah WHO Kawasan Asia
Tenggara.
Walaupun sistem kesehatan masyarakat yang kuat menjadi syarat untuk memerangi KLB
EIDs, KLB ini juga dapat mengganggu sistem tersebut secara signifikan. Karena itu memperkuat
kesiapsiaggan, surveilans, penilaian resiko, komunikasi resiko, fasilitas laboratorium dan
kapasitas respon di Kawasan merupakan hal yang sangat penting. Dan yang juga sama pentingnya
adalah membangun mitra di antara sektor kesehatan hewan, pertanian, kehutanan dan kesehatan
di tingkat nasional, regional dan global.

2
2.2 Faktor kemunculan penyakit
Ada banyak faktor yang mempercepat kemunculan kemudahan penyakit baru, karena
faktor-faktor ini menyebabkan agen infeksi berkembang menjadi bentuk ekologis baru, agar dapat
menjangkau dan beradaptasi dengan inang yang baru, dan agar dapat menyebar lebih mudah
diantar inang-inang baru.
Faktor-faktor
a) Urbanisasi dan penghancuran habitat asli yang menyebabkan hewan dan manusia hidup
dalam jarak dekat
b) Perubahan iklim dan perubahan ekosistem
c) Perubahan dalam populasi inang reservoir atau vektor serangga perantara;
d) Dan mutasi genetik mikroba. Akibatnya dampak dari penyakit baru sulit untuk diprediksi
namun bisa signifikan, karena manusia mungkin hanya memiliki sedikit kekebalan terhadap
penyakit ini atau tidak sama sekali.

Ruang lingkup dari kemunculan penyakit infeksi emerging :


a) Penyakit Virus Emerging.
Contohnya : Penyakit virus Ebola, Penyakit virus Hanta, Penyakit kaki tangan dan mulut,
Penyakit virus Nipah, Penyakit visrus MERS , Demam berdarah Crimean-Congo, Demam
Rift Valley, Poliomyelitis dan Penyakit virus baru, COVID-19
b) Penyakit Bakteri Emerging
Contohnya : Botulisme, Bruselosis, Listeriosis, Melioidosis, Pes, Demam semak.
c) Penyakit Parasitik Emerging
Contohnya : Toksoplasmosis, Penyakit parasit baru

2.3 Potensi Penyebaran

a) Endemi
adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat.
Endemi merupakan keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit
tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu. Contoh penyakit
endemi di Indonesia adalah malaria dan demam berdarah dengue (DBD).
b) Epidemi
adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan
banyak korban. Peningkatan angka penyakit di atas normal yang biasanya terjadi secara tiba-
tiba pada populasi suatu di area geografis tertentu. Contoh penyakit yang pernah menjadi
epidemi adalah virus Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada 2019, Avian
Influenza/flu burung (H5N1) di Indonesia pada 2012, dan SARS di 2003.
c) Pandemi
adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas.
Pandemi merupakan epidemi yang menyebar hampir di seluruh negara atau benua, biasanya
mengenai banyak orang. Contoh penyakit yang menjadi pandemi adalah Coronavirus disease
2019 (Covid-19).

3
d) PHEIC/KKMMD
PHEIC/KKMMD merupakan kependekan dari Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD),
artinya masalah kesehatan masyarakat global yang memerlukan kerjasama internasional
sesuai ketetapan dalam IHR 2005 (International Health Regulation / Peraturan Kesehatan
Internasional).

Kriteria khas penyakit infeksi emerging (infem) adalah mudah menyebar dengan cepat.
Penyakit ini dapat merupakan penyakit yang baru muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama
kalinya maupun penyakit yang pernah terjadi di suatu daerah di masa lalu, kemudian menurun atau telah
dikendalikan, namun kemudian dilaporkan lagi dalam jumlah yang meningkat. Seperti yang kita ketahui,
beberapa kali kejadian Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)
merupakan penyakit infem antara lain Flu A (H1N1)pdm09, Poliomielitis, Penyakit Virus Ebola, dan
Penyakit Virus Zika. Dampak yang ditimbulkan dari sebuah penyakit baru sulit diprediksi namun
diketahui bisa sangat bermakna, karena pada saat penyakit baru itu menyerang manusia mungkin hanya
sedikit kekebalan yang dimiliki manusia atau bahkan tidak ada sama sekali.
Mengetahui hal tersebut maka upaya deteksi dini menjadi hal penting dalam cegah tangkal
penyakit infem. Salah satu upaya deteksi dini penyakit infem yang penting untuk dilakukan adalah
pemetaan risiko. Pemetaan risiko dapat memberikan panduan bagi setiap daerah dalam melihat situasi dan
kondisi penyakit infem. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengoptimalkan penyelenggaraan
penanggulangan kejadian penyakit infem di suatu daerah yang difokuskan pada upaya penanggulangan
beberapa parameter risiko utama yang dinilai secara objektif dan terukur. Hasil penilaian pemetaan risiko
dapat dijadikan perencanaan pengembangan program pencegahan dan pengendalian penyakit infem.
Untuk mendapatkan nilai risiko ada tiga komponen penting yang harus dinilai oleh suatu daerah yaitu
kondisi ancaman, kerentanan, dan kapasitas yang diformulasikan dalam bentuk numerik sehingga
didapatkan besaran nilai risiko penyakit infem di suatu daerah. Risiko merupakan besarnya potensi
ancaman penyakit infem dan kerentanan wilayah yang dibandingkan dengan kapasitas atau kemampuan
pemerintah dan masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan penanggulangan
penyakit infem. Ketiga komponen tersebut akan selalu berubah seiring perkembangan waktu sehingga
komponen tersebut perlu diidentifikasi secara berkala dan berkelanjutan.
Saat ini Sub Direktorat Penyakit Infeksi Emerging sudah menyusun Standar Pemetaan
Risiko untuk 3 jenis penyakit antara lain penyakit Mers, penyakit polio dan penyakit difteri. Pada tahun
2020, kegiatan pemetaan risiko ini akan dijadikan sebagai indikator Sub Direktorat Penyakit Infeksi
Emerging sehingga di tahun 2019 perlu dilakukan uji coba pemetaan risiko di beberapa wilayah
menggunakan standar yang sudah disusun sebelumnya. Salah satu wilayah yang dilakukan uji coba
adalah Kota Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan uji coba pemetaan risiko di Jakarta Utara
dilakukan pada tanggal 11 Februari 2019. Teknis pelaksanaan kegiatan ini melibatkan peran dari Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta serta beberapa bidang di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara mengingat
beberapa pertanyaan dari tools pemetaan ini membutuhkan jawaban dari lintas program lintas sektor.
Hasil dari kegiatan ini didapatkan besaran nilai kategori ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko
penyakit Mers, Polio, dan Difteri di wilayah Jakarta Utara.

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penyakit infeksi emerging (emerging infectious disease atau EIDs) menjadi kekhawatiran
khusus dalam kesehatan masyarakat. Tidak hanya karena penyakit ini bisa memnyebabkan
kematian pada manusia dalam jumlah besar saat ini menyebar, tapi karena penyakit ini juga
membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar dalam dunia yang telah saling berhubungan
saat ini. Sebagai contoh, perkiraan biaya langsung yang ditimbulkan SARS di Kanada dan
negara-negara Asia adalah sekitar 50 miliar dolar AS. Selain itu, dampak dari penyakit infeksi
baru ini relatif lebih besar di negara-negara berkembang yang memiliki sumber daya yang lebih
sedikit. Dalam 30 tahun terakhir, telah muncul lebih dari 30 EIDs. Asia, sayangnya, seringkali
menjadi episentrumnya.
Ada banyak faktor yang mempercepat kemunculan kemudahan penyakit baru, karena
faktor-faktor ini menyebabkan agen infeksi berkembang menjadi bentuk ekologis baru, agar dapat
menjangkau dan beradaptasi dengan inang yang baru, dan agar dapat menyebar lebih mudah
diantar inang-inang baru

5
3.2 Daftar pustaka

Admin. (2017). Waspada Penyebaran Penyakit Infeksi Emerging. Buletin Master PIE. Vol 01. Jakarta.

Seksi Surveilans & Imunisasi (2018).Mengenal Penyakit Infeksi emerging. Dinas Kesehatan. Daerah
Istimewa Yogyakarta.

Bramono. (2021). Perilaku Masyarakat dalam Memilih Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Kompasiana

Anda mungkin juga menyukai