Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Handayani P2116214
2. Syarifatun Nisaa Jamal P2116218
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
STIKES GRAHA EDUKASI
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan anugerah-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Aplikasi Asuhan Keperawatan
Kesehatan Kelompok Penyakit Menular di Komunitas” tepat pada waktu yang telah
ditentukan, sebagai tugas kelompok untuk mata ajar keperawatan komunitas II ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis telah mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik dalam hal materi maupun moril sehingga pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan asuhan
keperawatan ini menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan terutama bagi kelompok kami dan mahasiswa/i Stikes Graha
Edukasi Makassar.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................................3
2.1.1 Definisi.................................................................................................................3
2.1.2 Etiologi.................................................................................................................5
2.1.3 Patofisiologi.........................................................................................................6
3.1 Pengkajian.................................................................................................................11
3.1.2 Subsistem...........................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
ii
1 PENDAHULUAN
1
dan ibu menyusui.
Oleh karena itu, untuk menghindari tertularnya penyakit menular atau memperlambat
penyebarannya, kita harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, memakan makanan yang sehat dan bergizi, dan olahraga yang teratur.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa mampu memahami secara ringkas
pengaplikasian asuhan keperawatan kesehatan kelompok penyakit menular di suatu
komunitas.
2
2 LAPORAN PENDAHULUAN
3
Typhoid;
Kolera:
Rubella;
Yellow Fever;
Influensa;
Meningitis;
Tuberkulosis;
Hepatitis;
penyakit akibat Pneumokokus;
penyakit akibat Rotavirus;
penyakit akibat Human Papiloma Virus (HPV);
penyakit virus ebola;
MERS-CoV;
SERS-CoV;
Infeksi Saluran Pencernaan;
Infeksi Menular Seksual;
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV);
Infeksi Saluran Pernafasan;
Kusta; dan
Frambusia.
2) Penyakit menular vektor dan binatang pembawa penyakit
Penyakit ini terjadi karena adanya perpindahan melalui berbagai perantara atau
mediator pembawa agen penyakit yaitu fomite atau benda mati (obyek yang di
sentuh oleh penderita/pembawa agen/patogen), vektor, partikel debu di udara,
udara yang beredar membawa kuman, droplet, air, makanan, transmisi fecal oral
(perpindahan partikel tinja yang mengandung patogen ke mulut).
Malaria;
Demam Berdarah;
Chikungunya;
Filariasis dan Kecacingan;
Schistosomiasis;
Japanese Enchepalitis;
Rabies;
4
Antraks
Pes;
Toxoplasma;
Leptospirosis;
Flu Burung (Avian Influenza); dan
West Nile.
2.1.2 Etiologi
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi. Faktor tersebut yaitu lingkungan (enviroment), agen penyebab penyakit
(agent), dan pejamu (host), ketiga faktor penting ini biasa disebut segi tiga
epidemiologi atau trias epidemiologi (epidemiological triangel). Hubungan ketiga
faktor tersebut digambarkan secara sederhana seperti timbangan, yaitu agen penyebab
penyakit pada satu sisi dan pejamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai
penumpunya. Bila agen dengan pejamu berada dalam keadaan seimbang maka
seseorang akan berada dalam keadaan sehat. Perubahan keseimbangan akan
menyebabkan seseorang sehat atau sakit. Penurunan daya tahan tubuh akan
menyebabkan bobot agen penyebab penyakit menjadi lebi berat sehingga seseoang
menjadi sakit. Demikian pula bila agen penyakit lebih banyak atau lebih ganas
sedangkan faktor pejamu tetap, maka bobot agen menjadi lebih berat. Sebaliknya jika
daya tahan tubuh seseorang baik atau meningkat maka ia akan dalam keadaan sehat.
Apabila faktor lingkungan berubah menjadi cenderung menguntungkan agen penyebab
penyakit, maka orang akan sakit. Pada prakteknya seseoarang menjadi sakit akibat
pengaruh berbagai faktor baik lingkungan, agen maupun pejamu (Widoyono,2011).
Faktor tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1) Agen atau patogen; adalah penyebab penyakit. Agen penyebab penyakit menular
dikenal dengan agen biologis adalah mikroorganisme, unsur organisme hidup atau
kuman penyebab terjadinya suatu penyakit, contohnya: bakteri, virus, parasit dan
jamur. Penting untuk mengetahui sifat-sifat dari suatu agen penyakit menular untuk
mengidentifikasi bagaimana upaya pencegahan dan penangannya. Sifat-sifat yang
dimaksud adalah bagaimana ukuran, kemampuan suatu agen berkembangbiak yang
dapat memberikan informasi tentang jumlah mikroba dalam waktu tertentu, daya
tahan agen terhadap suhu panas dan dingin serta kematian agen.
2) Host atau pejamu adalah mahluk hidup baik manusia atau hewan yang menjadi
5
tempat persinggahan suatu penyakit. Karateristik pejamu yang berhubungan dengan
kejadian penyakit yaitu daya tahan tubuh, status gizi, perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), keturunan/hereditas, ras, selain itu ada beberapa karakteristik yang
lain seperti jenis kelamin dan umur.
3) Lingkungan adalah hal – hal yang berkaitan dan juga berada diluar individu baik
manusia maupun hewan yang dapat menyebabkan atau menjadi sumber penularan
suatu penyakit. Faktor lingkungan dapat dibedakan menajdi 2 yaitu lingkungan fisik
dan lingkungna non fisik. Faktor lingkungan fisik dapat berupa keadaan geografis
suatu wilayah, suhu, kelembapan udara dan lingkungan tempat tinggal. Sementara
untuk faktor lingkungan non fisik dapat meliputi faktor budaya seperti adat istiadat,
ritual – ritual atau kebiasaan secara turun temurun, faktor ekonomi, politik dan
faktor sosial seperti pendidikan, pekerjaan.
Unsur penyebab penyakit menular dikelompokkan dalam:
1) Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis, dll.
2) Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut.
3) Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll.
4) Fungus atau jamur baik uni maupun multiselular.
5) Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia.
6) Virus sebagai kelompok penyebab yang paling sederhana.
Cara penularan:
1) Kontak langsung
2) Melalui udara
3) Melalui makanan atau minuman
4) Melalui vector
2.1.3 Patofisiologi
Patogenesis penyakit menular adalah mekanisme agen penyebab menularkan
penyakit dari host yang rentan kepada individu yang sehat, serta mekanisme timbulnya
kelainan-kelainan akibat penyakit menular tersebut.
Mekanisme pathogenesis yaitu:
1) Invasi jaringan secara langsung
2) Produksi toksin
3) Rangsangan imunologis atau reaksi alergi yang menyebabkan kerusakan pada tubuh
pejamu
6
4) Infeksi yang menetap (infeksi laten)
5) Merangsang kerentanan pejamu terhadap obat dalam menetralisasi toksisitas
6) Ketidakmampuan membentuk daya tangkal (immuno supression).
Rantai penularan
Melihat Perjalanan penyakit pada pejamu, bentuk pembawa kuman (carrier)
dapat dibagi dalam beberapa jenis :
1) Healthy carrier (inapparent)
“Mereka yang dalam sejarahnya tidak pernah menampakkan menderita penyakit
tersebut secara klinis akan tetapi mengandung unsur penyebab yang dapat menular
kepada orang lain”.
2) Incubatory carrier (masa tunas)
“Mereka yang masih dalam masa tunas tetapi telah mempunyai potensi untuk
menularkan penyakit”.
3) Convalescent carrier (baru sembuh klinis)
“Mereka yang baru sembuh dari penyakit menular tertentu tetapi masih merupakan
sumber penularan penyakit tersebut untuk masa tertentu”.
4) Chronis carrier (menahun)
“Merupakan sumber penularan yang cukup lama”.
7
program, keterangan untuk kepentingan pendidikan.
3) Sumber Penularan penyakit
Sumber penularan adalah media yang menjadikan suatu penyakit bisa menular
kepada orang lain. Sumber penularan penyakit dapat melalui penderita, pembawa
kuman, binatang yang terinfeksi penyakit, vektor, tumbuhan, benda yang
terkontaminasi. Penyakit dapat menyerang manusia dengan beberapa cara
diantaranya dengan kontak langsung, melalui udara, melalui makanan/ minuman,
melalui vektor, keadaan penderita. Penyabab penyakit dapat menyerang manusia
melalui berbagau cara diantaranya; kulit atau mukosa, sslurang pernapasan, saluran
pencernaan, salurang urogenetalia, plasenta, suntikan, luka, serta interaksi penyakit
dengan penderita.
Karakteristik manifestasi kilinik dari tiga jenis penyakit menular yaitu sebagai
berikut.
1) Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik (terselubung)
Kelompok penyakit dengan keadaan lebih banyak penderita tanpa gejala atau
hanya gejala ringan saja, tidak tampak pada berbagai tingkatan, patogenisitas
rendah. Contoh, Tuberkulosis, Poliomyelitis, Hepatitis A.
2) Lebih banyak dengan gejala klinik jelas
Kelompok dengan bagian terselubung kecil, sebagian besar penderita tampak
secara klinis dan dapat dengan mudah didiagnosa, karena umumnya penderita
muncul dengan gejala klasik. Contoh: Measles, chickenpox.
3) Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian
Kelompok penyakit yang menunjukkan proses kejadian yang umumnya berakhir
dengan kelainan atau berakhirnya dengan kematian, Contoh: Rabies.
8
pencegahan meliputi upaya promosi kesehatan, pendidikan kesehatan dan
perlindungan kesehatan. Upaya pencegahan primer sejatinya perlu di fokuskan
pada pengendalian faktor perilaku atau mengubah faktor perilaku
individu/masyarakat dan melakukan pengendalian lingkungan. Berbagai upaya
dapat dilakukan seperti melakukan perubahan gaya hidup; pemenuhan gizi
seimbang; perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)); pengendalian sumber
infeksi/agen/ patogen seperti sanitasi lingkungan (mengelola sampah dan
limbah baik organik maupun non organik, penyediaan air bersih); dan
imunisasi.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua adalah segala upaya yang
dilakukan pada saat sakit untuk dapat menghentikan atau memperlambat
perkembangan suatu penyakit menular. Upaya pencegahan yaitu untuk
menemukan status patogenik, diagnosis dini serta pengobatan yang cepat dan
tepat. Salah satu bentuk upaya pencegahan sekunder adalah program skrining
penyakit menular. Program ini sangat baik dilaksanakan pada acara-acara
kesehatan, acara teprogram seperti pada kegiatan puskesmas keliling, atau
program khusus disebuah institusi pemerintah maupun swasta yang tujuannya
untuk deteksi dini, perujukan dan pengobatan secara cepat dan tepat untuk
menyembuhkan ataupun menghentikan perkembangan suatu penyakit sedini
mungkin.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier atau pencegahan tingkat ketiga merupakan upaya yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya kecatatan atau kematian serta mencegah
terulannya kembali penyakit menular. Pencegahan tersier juga meliputi
pembatasan pada segala ketidakmampuan dengan menyediakan upaya
rehabilitatif dari munculnya efek dari suatu penyakit, baik berupa cedera
maupun munculnya ketidakmampuan dan menimbulkan kerusakan baik
kecatatan fisik, psikis maupun sosial akibat penyakit menular.Upaya
rehabilitatif merupakan upaya yang dilakukan untuk memulihkan seseorang dari
sakit sehingga menjadi manusia yang lebih produktif , berdaya guna dan
memberikan kualitas hidup yang lebih baik sesuai dengan tingkatan penyakit
dan ketidakmampuan/ kecatatannya.
2) Upaya Penanggulangan
9
Upaya penanggulangan penyakit menular dilakukan untuk menekan seminimal
mungkin kejadian penyakit menular dalam masyarakat sehingga tidak menimbulkan
gangguan kesehatan yang lebih besar dan menimbulkan terjadinya wabah penyakit
menular. Upaya penanggulangan penyakit menular dapa meluputi upaya dibawah
ini:
a. Penanggulangan langsung pada sumber penularan
Sumber penularan (reservoir) merupakan faktor yang utama dalam rantai
penulatan penyakit menular. Contoh Sumber penularan bisa terdapat pada
binatang yang terinfeksi penyakit, sehingga upaya untuk mengatasi penularan
adalah dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi
binatang lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan pemeriksaan berkala).
Selain itu sumber penularan yang lain adalah dari menuasia, sehingga upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan isolasi dan karantina serta menjalani
pengobatan.
b. Penanggulangan ditujukan pada cara penularan
Salah satu penularan penyakit menular dapat terjadi dengan cara ditularkan
melalui udara. Upaya yang bisa dilakukan adalah desinfeksi udara dengan bahan
kimia atau dengan sinar ultra violet serta perbaikan sistem ventilasi serta aliran
udara dalam ruangan.
c. Penanggulangan ditujukan pada penjamu yang potensial
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit menular ada
penjamu potensial adalah tingkat kekebalan (imunitas) serta tingkat
kerentanan/kepekaan yang pengaruhi oleh status gizi, keadaan umum serta
faktor genetika. Salah atu upaya untuk menangani hal tersbut adalah perbaikan
status gizi, dan peningkatan kekebalan aktif pada penjamu dengan pemberian
vaksinasi.
10
3 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Core / Inti Komunitas
A. Histori
Histori merupakan suatu gambaran terkait sejarah yang berkaitan dengan kondisi
perkembangan suatu wilayah tertentu yang mencakup semua komponen yang
terdapat dalam wilayah tersebut termasuk di dalamnya adalah perbatasan wilayah.
B. Demographic
Demografi berasal dari kata demos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein
yang berarti menulia. Jadi, demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-
karangan mengenai penduduk.(Mubarak Wahit dan Nurul Chayatin 2009).
Menurut A. Guillard (1985), demografi adalah elements de statistique humaine
on demographic compares. Defenisi demografi antara lain.
Demografi merupakan studi ilmiah yang menyangkut masalah kependudukan,
terutama dalam kaitannya dengan jumlah, struktur dan perkembangan suatu
penduduk.
Demografi merupakan studi statistik dan matematis tentang besar, komposisi, dan
distribusi penduduk, serta peruban-perubahannya sepanjang masa melalui
komponen demografi, yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, dan mobilitas
sosial.
Demografi merupakan studi tentang jumlah, penyebaran teritorial dan komponen
penduduk, serta perubahan-perubahan dan sebab-sebabnya.
C. Ethnicitic
Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu
(kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu yang
mempunyai budaya dan sosial yang unik serta menurunkannya kepada generasi
berikutnya. Etnik berbeda dengan ras. Ras merupakan sistim pengklasifikasian
manusia berdasarkan karakteristik visik, pegmentasi, bentuk tubuh, bentuk wajah,
bulu pada tubuh, dan bentuk kepala. Sedangkan budaya merupakan keyakinan
dan perilaku yang diturunkan atau yang diajarkan manusia kepada generasi
berikutnya. (Efendi ferry dan Makhfudli ,2009).
D. Values
11
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenal apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Nilai budaya adalah sesuatu yang
dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya baik atau buruk. Sedangkan,
norma budaya adalah aturan sosial atau patokan perilaku yang dianggap pantas.
Norma budaya merupakan sesuatu kaidah yang memiliki sifat penerapan terbatas
pada penganut budaya terkait. Nilai dan norma yang diyakini oleh individu
tampak di dalam masyarakat sebagai gaya hidup sehari-hari. (Efendi ferry dan
Makhfudli, 2009).
3.1.2 Subsistem
A. Lingkungan Fisik
Perumahan: rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi, dan
kepadatan.
B. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
C. Ekonomi
Tingkat social ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan upah
minimum regional (UMR), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya
kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuaran untuk konsumsi
jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.
D. Transportasi dan Keamanan
Keamanan dan keselamatan lingkungan tempat tinggal: apakah tidak
menimbulkan stress.
E. Politik dan pemerintahan
Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan diberbagai
bidang termasuk kesehatan.
F. Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dimanfaatkan di komuitas tersebut untuk
meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya televisi,
radio, koran atau leaf let yang diberikan kepada komunitas.
G. Education
12
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meingkatkan
pengetahuan?
H. Rekreasi
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka dan apakah biayanya terjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk
megurangi stress. ( R. Fallen & R Budi Dwi K, 2010 ).
13
HEPATITIS:
1. Diagnosa : Nyeri akut b/d agen cedera biologis (pembengkakan hepar)
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
- Skala nyeri berkurang
- Pasien dapat beristirahat
- Wajah pasien tampak rileks
Intervensi :
a. Monitor nyeri, lokasi, intensitas skala nyeri
b. Berikan posisi dan lingkungan yang nyaman
c. Ajarkan teknik napas dalam untuk mengurangi nyeri
d. Ajarkan teknik distraksi relaksasi
e. Monitor TTV
TB PARU :
1. Diagnosa : ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d produksi secret yang
meningkat
Tujuan : jalan napas efektif
Kriteria hasil : secret dapat keluar tanpa bantuan, sesak hilang dan batuk berkurang
Intervensi :
a. Observasi fungsi pernapasan (bunyi nafas, kecepatan, trauma dan penggunaan
otot aksesori)
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret, catat tentang warna, jumlah dan
secret yang mengandung darah
c. Berikan posisi semi fowler
d. Anjurkan memasukkan cairan sedikitnya 2500 ml/hari, keculi ada
kontraindikasi
e. Kolaborasi sesuai kebutuhan klien
2. Diagnosa : Resiko penularan penyakit TB b/d Kurang pengetahuan tentang
perawatan penyakit TB paru
Intervensi :
a. Berikan penyuluhan tentang perawatan penyakit TB pru
b. Jelaskan kepada masyarakat untuk mengkususkan alat tenun dan makan antara
penderita TB dan orang sehat
c. Jelaskan kepada masyarakat pentingnya penerangan rumah oleh matahari
14
d. Anjurkan masyarakat untuk meiliki pencahayaan dalam rumah yang terang
3. Diagnosa : Resiko penularan penyakit TB b/d Kurang pengetahuan tentang
perawatan penyakit TB paru
Intervensi :
a. Identifikasi pengetahuan masyarakat tentang TB Paru
b. Lakukan penyuluhan kesehatan tentang TB paru(pengertian, penyebab, cara
pencegahan dan penularan)
c. Anjurkan untuk meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
15
4 PENUTUP
Makalah ini dibuat agar kami bisa melakukan tindakan asuhan keperawatan yang benar,
tepat, dan tentunya memahami materi maupun tindakan dalam asuhan keperawatan kelompok
penyakit menular dikomunitas, selain itu kita sebagai mahasiswa kesehatan khusunya
keperawatan agar bisa menerapkan sesuai dengan SOP (Standart Operational Prosedur).
16
5 DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Armaidi. 2016. Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular.
JMJ, 4 (2), 195-202.
Muslimin, Irma, dkk. 2021. Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular.
Duta Media Publishing.
https://www.scribd.com/doc/306156090/Askep-Komunitas-Dengan-Keluarga-TBC
https://www.ciputrahospital.com/5-daftar-penyakit-menular-yang-sering-dialami-orang-
indonesia/
17