Anda di halaman 1dari 22

TINDAKAN PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI SILANG

Oleh :
Kelompok 4

AYU ARTIKA SARI (12201804)


JUMANDALIA (12201809)
NUR ALAM (12201814)
RISMAYANTI (12201818)
WINDA YUNIAR. R (12201823)
SRI AYU WAHYUNI (12201827)
SUNARTI (12201822)

AKADEMI KEPERAWATAN LAPATAU BONE


2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas nikmat nya dan karunia-

Nyalah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dan shalawat serta salam

yang senantiasa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

perawatan luka, serta meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan kami

mengenai Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Silang. Kami menyadari

bahwa, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, masukan pendapat

yang sifatnya membangun, sangat kami butuhkan. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kelangsungan belajar mengajar.

Akhir kata, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kesalahan

maupun kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih.

Watampone, 18 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Sampul ................................................................................................................. 1

Kata Pengantar ..................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan ...................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian infeksi silang .......................................................................... 6

B. Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi silang ........................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 22

B. Saran ........................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang

mampu menyebabkan sakit, jika mikroorganisme gagal menyebabkan cidera

yang serius terhadap sel atau jaringan. Penyakit timbul jika patogen berbiak dan

menyebabkan perubahan pada jaringan normal. Penyakit infeksi dapat ditularkan

baik langsung dari satu orang ke orang lain, penyakit ini merupakan penyakit

menular.

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,

termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari

komunitas (Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah

sakit (Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi

nosokomial. Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertujuan

untuk perawatan atau penyembuhan pasien, apabila dilakukan tidak sesuai prosedur

maka berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien yang lain atau

bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri. Karena tidak dapat ditentukan secara

pasti asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital acquired

infection) diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare-associated infections”

(HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di

fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, serta tidak terbatas infeksi pada pasien saja,

4
tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan

tindakan perawatan pasien (Akib et al, 2008).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari infeksi silang ?

2. Apa saja tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi silang ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu infeksi silang

2. Untuk mengetahui apa saja tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi

silang

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Infeksi Silang

Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang menyerang

jaringan. Kondisi infeksi disebabkan oleh adanya serangan dan perkembangbiakan

mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit yang pada dasarnya tidak berasal

dari dalam tubuh. Infeksi bisa terjadi pada satu area saja pada tubuh atau bisa

menyebar melalui darah sehingga menjadi bersifat menyeluruh.

Infeksi silang adalah penularan penyakit dari seseorang kepada orang lain,

yang umumnya melalui suatu perantara. Media perantara penularan

mikroorganisme penyebab infeksi dapat terjadi melalui cara kontak langsung

dengan contohnya melalui cairan mulut dan darah. Kontak tidak langsung, dapat

melalui suatu objek yang tercemar mikroorganisme pathogen, yang umumnya

terjadi karena instrumen yang digunakan tidak steril.

B. Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Silang

1. Prosedur perawatan pasien pengelolaan alat dan bahan perawatan atau

pelayanan medis.

Tujuan pengelolaan alat medis yaitu memutus mata rantai penularan infeksi

dari peralatan medis kepada pasien, petugas kesehatan , pengunjung dan

lingkungan rumah sakit.

6
2. Penjagaan Kebersihan, penataan lingkungan dan sanitasi lingkungan

Menjaga kebersihan dan keindahan merupakan upaya untuk menjaga

kelestarian lingkungan. Membudayakan hidup bersih dan keindahan harus

menjadi sikap dan tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap dan

sifat menjaga kebersihan merupakan langkah awal menuju kesuksesan.

Sebab dengan suasana bersih dan indah, akan menambah pikiran jernih dan

tenang dalam bertindak.

Kesehatan Lingkungan berkisar pada usaha manusia mengelola

lingkungan sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan manusia dapat

lebih ditingkatkan.

Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu

maupun kesehatan masyarakat.

Penataan lingkungan merupakan proses pengelompokan, pemanfaatan,

dan pengendalian lingkungan hidup sesuai dengan potensi dan fungsinya.

Lingkungan yang bersih menandakan sikap para penghuninya yang taat dan

patuh terhadap tatanan yang berlaku di masyarakat. Indah berhubungan

dengan estetika. Indah merupakan sesuatu yang sangat menarik yang

menimbulkan rasa enak atau nikmat hati. Nilai kebersihan dan keindahan

menopang kehidupan masyarakat dalam bersikap.

Sanitasi lingkungan berkaitan erat pada perilaku menjaga kebersihan

dan kesehatan pada lingkungan tempat kita berada. Sanitasi lingkungan

7
bertujuan untuk mencegah diri sendiri maupun lingkungan untuk

bersentuhan langsung dengan kotoran atau bahan buangan/limbah lainnya.

Ini berarti bahwa sanitasi lingkungan adalah segala sesuatu yang merupakan

upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan kita.

Sanitasi sering juga disebut dengan sanitasi lingkungan dan kesehatan

lingkungan, sebagai suatu usaha pengendalian semua faktor yang ada pada

lingkungan fisik manusia yang diperkirakan dapat menimbulkan hal-hal

yang mengganggu perkembangan fisik, kesehatannya ataupun

kelangsungan hidupnya (Adisasmito, 2006).

Lingkungan yang sanitasinya buruk dapat menjadi sumber berbagai

penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pada akhirnya jika

kesehatan terganggu, maka kesejahteraannya juga akan berkurang. Karena

itu, upaya sanitasi lingkungan menjadi bagian penting dalam meningkatkan

kesejahteraan.

3. Personal Hygiene

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah

suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang

untuk kesejahteraan fisik dan psikis.Jadi Personal Hygiene adalah suatu

tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis.

8
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan

dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan

psikisnya.Seseorang dikatakanmemiliki personal hygiene baik apabila,

orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi

kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki

dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal

ini terjadi karena bila menganggap masalah kebersihan adalah masalah

sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi

kesehatan secara umum.

a. Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene :

(1) Citra Tubuh

(2) Status Sosio – Ekonomi

(3) Pengetahuan

(4) Kebudayaan

(5) Pilihan Pribadi

(6) Kondisi Fisik

Kesehatan dari setiap orang adalah tanggung jawab individu masing

– masing orang. Manfaat apa yang didapatkan dari menjaga kesehatan.

Tentu saja banyak manfaat yang dapat kita peroleh bil kita mampu

menjaga kesehatan.

9
b. Manfaat Personal Hygiene

(1) Mencegah Penularan Penyakit dan juga kuman

(2) Mengurangi eksposur terhadap bahan kimia dan kontaminan

lainnya

(3) Menghindari mengembangkan alergi kulit, kondisi kulit, dan

kepekaan kimia.

c. Macam - Macam Personal Hygiene

Terdapat setidaknya 7 jenis macam dari upaya personal hygiene,

antara lain :

(1) Mandi : Kegiatan mandi mempunyai tujuan untuk menjaga

kebersihan kondisi tubuh, memperlancar sistem peredaran darah

dan untuk menambahnya kenyamanan dari pasien.

(2) Perawatan Kulit : Dalam dunia medis khususnya merawat pasien

perawatan kulit merupakan hal yang penting untuk diperhatikan

karena tujuannya adalah agar pasien terbebas dari bau badan,

memiliki kulit yang utuh, kenyamanan serta memahami dari metode

perawatan kulit itu sendiri setelah beberapa pasien menggunakan

baju pengikat, gips, balutan dan lain - lain.

(3) Kebersihan Mulut : kebersihan mulut dimaksudkan untuk

membantu mempertahankan kondisi kesehatan pada area mulut

seperti terbebasnya dari bau dan rasa yang tidak nyaman, kebersihan

gusi, menghilang kan sisa makanan, dan plak pada gigi. Tujuan

10
sebenarnya dari kebersihan mulut adalah untuk mencegahnya

penyebaran penyakit yang bisa saja ditularkan melalui mulut.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh buruknya perawatan

kesehatan mulut adalah karies, radang gusi dan sariawan.

(4) Perawatan Hidung, Mata dan Telinga : Perawatan dari panca

indra merupakan hal yang dianggap paling penting, walaupun

seperti halnya kebersihan telinga yang tidak harus dibersihkan

secara rutin namun tetap harus dilakukan perawatan. Tujuannya

adalah agar organ dari panca indra tersebut kembali berfungsi secara

normal, bebas dari potensi terjadinya infeksi dan untuk mengajarkan

pada pasien agar dikemudian hari dapat melakukan perawatannya

sendiri dengan baik.

(5) Perawatan Rambut : Rambut adalah bagian tubuh dimana selain

sebagai mahkota untuk menghias diri rambut juga berfungsi sebagai

pengontrol suhu tubuh. Perawatan rambut seperti halnya keramas

dan menyisir merupakan dasar dari personal hygiene bagian rambut.

Tujuan dilakukannya perawatan rambut adalah untuk menjaga

kondisi kepala dalam keadaan bersih, terbebas dari kutu serta

meningkatkan kenyamanan dari pasien.

(6) Perawatan Kaki dan Kuku : Perawatan kaki sebenarnya bisa

dilakukan ketika melakukan kegiatan mandi seperti menggosok sela

sela jari kaki, sedangkan cara merawat kuku bisa dengan

11
menggunting kuku dan membersihkan dari sisa kotorannya. Tujuan

dilakukannya perawatan kaki dan kuku adalah untuk memiliki

permukaan kulit yang lembut, terbebas dari bau, mencegah

terjadinya infeksi akibat luka yang disebabkan oleh kuku dan

berkembangnya bakteri dan kuman yang terdapat pada kotoran

kuku.

(7) Perawatan kelamin/Genitalia : Kelamin merupakan bagian tubuh

yang dianggap vital yang tidak terlepas dari peran perawatan, cara

perlakuan dari perawatan kelamin adalah dengan membersihkannya

ketika mandi berserta area-area disekitarnya menggunakan sabun.

Tujuannya adalah untuk mempertahankan status kebersihan,

mencegah potensi terjadinya infeksi dan untuk kenyamanan dari

pasien

4. Tindakan Keperawatan Pre dan Post Operasi

Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh

(Smeltzer and Bare, 2002). Tindakan keperawatan adalah setiap terapi

perawatan langsung yang dilakukan perawat untuk kepentingan klien,

terapi tersebut termasuk terapi yang dilakukan perawat berdasarkan

diagnosis keperawatan, pengobatan yang dilakukan dokter berdasarkan

diagnosis medis, dan melakukan fungsi penting sehari – hari untuk klien

yang tidak dapat melakukannya ( Mc. Closkey dan Bulechek 1992 ).

12
Tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan

oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan

tindakan pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien

intraoperatif.

a. Adapun tindakan keperawatan preoperatif yang dapat dilakukan sesuai

peran perawat perioperatif antara lain :

(1) Membina hubungan terpeutik, memberi kesempatan pada klien

untuk menyatakan rasa takut dan perhatiannya terhadap rencana

operasi.

(2) Melakukan sentuhan untuk menunjukkan adanya empati dan

perhatian.

(3) Menjawab atau menerangkan tentang berbagai prosedur operasi

(4) Meningkatkan pemenuhan nutrisi dan hidrasi

(5) Mengajarkan batuk efektif dan nafas dalam.

(6) Mengajarkan manajemen nyeri setelah pembedahan.

(7) Mengajarkan latihan lengan dan ambulasi.

(8) Menerangkan alat – alat yang akan digunakan oleh klien selama

operasi.

(9) Memberikan dukungan emosional, menjawab pertanyaan dan

memberikan dukungan spiritual bila diperlukan.

(10) Melakukan pembatasan diet pre operasi .

13
(11) Menyiapkan kebutuhan eliminasi selama dan setelah pembedahan

(12) Mencukur dan menyiapkan daerah operasi.

b. Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya

adalah:

(1) Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca

anastesi.

(2) Perawatan post anastesi di ruang pemulihan (recovery room),

(3) Transportasi pasien ke ruang rawat

(4) Perawatan di ruang rawat.

5. Penerapan Isolasi Pada Pasien dengan Resiko Tinggi Penularan

Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian

infeksi yang disusun oleh CDC dan harus diterapkan di rumah sakit dan

pelayanan kesehatan lainnya. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk

menurunkan resiko trasmisi penyakit dari pasien ke pasien lain atau ke

pekerja medis. Kewaspadaan isolasi memiliki 2 pilar atau tingkatan, yaitu

Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions) dan Kewaspadaan

berdasarkan cara transmisi (Transmission based Precautions) (Akib et al,

2008).

a. Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions)

Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan dalam pencegahan

dan pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua

pasien di semua fasilitas kesehatan. Kewaspadaan standar/universal

14
yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga

kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan

pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan

penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan

(Nursalam, 2007).

Tindakan dalam kewaspadaan standar meliputi:

(1) Kebersihan tangan.

(2) APD : sarung tangan, masker, kaca mata pelindung, dsb.

(3) Peralatan perawatan pasien.

(4) Pengendalian lingkungan.

(5) Penatalaksanaan Linen.

(6) Pengelolaan limbah tajam/ Perlindungan & Kesehatan

karyawan.

(7) Penempatan pasien

(8) Hygiene respirasi/Etika batuk

(9) Praktek menyuntik aman

(10) Praktek pencegahan infeksi unt prosedur lumbal fungsi

b. Kewaspadaan berdasarkan transmisi (Transmission based

Precautions).

Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan tambahan

untuk kewaspadaan standar, yaitu tindakan pencegahan atau

15
pengendalian infeksi yang dilakukan setelah jenis infeksinya sudah

terdiagnosa atau diketahui (Akib et al, 2008). Tujuannya untuk

memutus mata rantai penularan mikroba penyebab infeksi, jadi

kewaspadaan ini diterapkan pada pasien yang memang sudah

terinfeksi kuman tertentu yang bisa ditransmisikan lewat udara,

droplet, kontak kulit atau lain-lain (Muchtar, 2014).

Berdasarkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di

13 Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya tahun

2008, jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi:

(1) Kewaspadaan transmisi kontak

Transmisi kontak merupakan cara transmisi yang terpenting

dan tersering menimbulkan HAIs. Kewaspadaan transmisi

kontak ini ditujukan untuk menurunkan resiko transmisi

mikroba yang secara epidemiologi ditransmisikan melalui

kontak langsung atau tidak langsung.

(2) Kewaspadaan transmisi droplet

Diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar terhadap

pasien dengan infeksi diketahui atau suspek mengidap mikroba

yang dapat ditransmisikan melalui droplet ( > 5μm). Droplet

yang besar terlalu berat untuk melayang di udara dan akan jatuh

dalam jarak 1 m dari sumber.

16
Transmisi droplet melibatkan kontak konjungtiva atau

mukus membran hidung/mulut, orang rentan dengan droplet

partikel besar mengandung mikroba berasal dari pasien

pengidap atau carrier dikeluarkan saat batuk, bersin, muntah,

bicara, selama prosedur suction, bronkhoskopi.

(3) Kewaspadaan transmisi melalui udara ( Airborne Precautions )

Kewaspadaan transmisi melalui udara diterapkan sebagai

tambahan kewaspadaan standar terhadap pasien yang diduga

atau telah diketahui terinfeksi mikroba yang secara

epidemiologi penting dan ditransmisikan melalui jalur udara.

Seperti transmisi partikel terinhalasi (varicella zoster) langsung

melalui udara.

6. Prinsip Perlindungan Diri dalam Perawatan Pasien

Prinsip perlindungan diri dalam perawatan pasien tentunya harus

sesuai dengan ketetapan yang ada, dimana APD merupakan hal yang paling

ditekankan. Occupational Safety and Health Administration (OSHA)

mendefinisikan Alat Pelindung Diri (APD) adalah pakaian khusus atau

peralatan yang digunakan oleh karyawan untuk perlindungan diri dari bahan

yang menular (Centers for Disease Control and Prevention). APD

merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri terhadap bahaya-

bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi tingkat

17
keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi. Meskipun tidak

menghilangkan ataupun mengurangi bahaya yang ada dengan

menggunakan APD (Mulyanti, 2008).

Alat pelindung diri bertujuan untuk melindungi dirinya dari sumber

bahaya tertentu, yang berasal dari pekerjaan maupun lingkungan pekerjaan

dan sebagai usaha untuk mencegah atau mengurangi kemungkinana cedera

atau sakit (Siburian, 2012).

Jenis-Jenis APD

a. Sarung tangan

Sarung tangan digunakan oleh petugas kesehatan dianjurkan untuk

dua alasan utama, yaitu:

1) untuk mengurangi resiko kontaminasi tangan petugas kesehatan

dengan darah dan cairan tubuh pasien;

2) untuk mengurangi resiko penyebaran kuman ke lingkungan dan

transmisi dari petugas kesehatan ke pasien dan sebaliknya, serta dari satu

pasien ke pasien lain (WHO, 2009).

b. Masker

Masker digunakan untuk menghindarkan perawat menghirup

mikroorganisme dari saluran pernapasan klien dan mencegah penularan

patogen dari saluran pernapasan perawat ke klien, begitu pula sebaliknya.

Misalnya berinteraksi atau memberikan tindakan pada klien yang

18
menderita infeksi penularan lewat udara (airborne), misalnya merawat

pasien tuberculosis.

c. Goggle atau Kacamata

Perawat menggunakan kacamata pelindung, masker, atau pelindung

wajah saat ikut serta dalam prosedur invasif yang dapat menimbulkan

adanya percikan atau semprotan darah atau cairan tubuh lainnya meliputi

pembersihan luka, membalut luka, mengganti kateter atau dekontaminasi

alat bekas pakai.

Kacamata harus terpasang dengan pas sekeliling wajah sehingga

cairan tidak dapat masuk antara wajah dan kacamata (Potter & Perry,

2005).

d. Gown atau Gaun pelindung

Gaun digunakan untuk melindungi seragam atau baju petugas dari

kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan tubuh yang

terinfeksi, serta digunakan untuk menutupi pakaian atau seragam saat

merawat pasien yang atau dicurigai menderita penyakit menular melalui

udara.

e. Penutup kepala atau Topi

Penutup kepala atau topi digunakan untuk menutup rambut dan kulit

kepala sehingga mencegah mikroorganisme yang terdapat di 20 rambut

dan kulit kepala tidak masuk atau jatuh ke daerah atau alat yang steril.

19
Topi digunakan untuk melindungi petugas kesehatan dari darah atau

cairan tubuh yang menyemprot atau terpercik (KEMENKES, 2010).

f. Sepatu Pelindung (Pelindung Kaki)

Sepatu pelindung adalah sepatu khusus yang digunakan oleh petugas

yang bekerja diruangan tertentu misalnya ruang bedah, laboratorium,

ICU, ruang isolasi, ruang pemulasaran, dan petugas sanitasi, tidak boleh

dipakai ke ruangan lainnya. Tujuannya untuk melindungi kaki petugas

dari tumpahan atau percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan

mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat

kesehatan (KEMENKES, 2010).

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Infeksi silang adalah penularan penyakit dari seseorang kepada orang lain, yang

umumnya melalui suatu perantara. Media perantara penularan

mikroorganisme penyebab infeksi dapat terjadi melalui cara kontak langsung

dengan contohnya melalui cairan mulut dan darah. Kontak tidak langsung, dapat

melalui suatu objek yang tercemar mikroorganisme pathogen, yang umumnya

terjadi karena instrumen yang digunakan tidak steril.

Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi silang diantaranya

1. Prosedur perawatan pasien pengelolaan alat dan

bahanperawatan/pelayanan medis.

2. Penjagaan kebersihan, penataan lingkungan, dansanitasi lingkungan

3. Personal hygiene

4. Tindakan keperawatan pre dan post operasi

5. Penerapan isolasi pada pasien dengan resiko tinggi penularan

6. Prinsip perlindungan diri dalam perawatan pasien

B. Saran

Pembaca mampu menjadikan makalah ini sebagai refrensi pembelajaran,

namun tak lupa untuk tetat mengimbangi dengan berbagai refrensi yang ada karena

sejatinya makalah ini masih membutuhkan saran maupun kritik yang sifatnya

membangun dari pembaca sekalian.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7355/f.%20BAB%20II.pdf?seque
nce=6&isAllowed=y
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nanangqosi-6162-2-
babii.pdf
https://farmakepoo.blogspot.com/2018/03/macam-macam-personal-hygiene.html
https://www.kompasiana.com/yulianarakhmawati/54f94e87a3331176178b4b14/p
entingnya-personal-hygiene

22

Anda mungkin juga menyukai