Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Konsep Dasar Timbulnya Penyakit”

DISUSUN OLEH

Kelompok II :

Hardiman Abdul Wahid Ahmad (811417161)

Ditha Nurfitria Lauma (811417004)

Maya Revi Yanna (811417065)

Nurhijrah Hermanis (811417102)

Putri Paramytha R.A (811417124)

Rifka Reflinawati H Paris (811417097)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga makalah dengan judul Konsep Dasar Timbulnya Penyakit ini dapat
terselesaikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Epidemiologi Kesehatan Reproduksi.
Sehubungan dengan penyelesaian penyusunan makalah ini, dengan rasa
rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua
pihak yang terlibat, semoga amal baik dari semua pihak mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.
Disadari bahwa makalah ini masih memiliki banya kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna
penyempurnaan makalah ini. Semoga paper ini dapat bermanfaat.

Gorontalo, 20 Agustus 2019

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI Hal

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB 2. PEMBAHASAN 3

2.1. Konsep Sehat Sakit ....................................................................................... 3


2.2. Proses Terjadinya Penyakit .......................................................................... 4
2.3 Faktor Resiko Terjadinya Penyakit ............................................................... 8
BAB 3. PENUTUP 12

3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 12


3.2. Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengalami perkembangan dari waktu
kewaktu. Perkembangan itu dilatar belakangi oleh perubahan dari berbagai aspek
terhadap lingkungan hidup yang kemudian berimplikasi kepada perubahan
masalah kesehatan masyarakat antara lain perubahan pola penyakit. Pada awalnya
epidemiologi lebih banyak membahas masalah infeksi dan wabah penyakit namun
dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit kearah penyakit tidak menular
dan epidemiologi tidak hanya diperhadapkan dengan masalah penyakit semata,
tetapi juga hal-hal lain baik yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung
dengan penyakit serta masalah non kesehatan. Disamping itu dampak dari
perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kedokteran berkembang begitu pesat
disamping perkembangan ilmu-ilmu lainnya seperti biostatistik, administrasi, dan
ilmu perilaku (behavior science) berdampak pada perkembangan epidemiologi
penyakit menular.
Proses perubahan dan perkembangan diatas secara langsung
mempengaruhi pola pikir para ahli kesehatan masyarakat dari masa kemasa yang
kemudian melahirkan teori terjadinya penyakit menular yang di landasi oleh
kondisi zaman dimana mereka berada pada saat itu.
Penyakit tidak pernah datang tanpa sebab. Penyakit bukanlah nasib dan
bukan merupakan keseluruhan yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan
kita. Kebanyakan dari penyakit-penyakit disebabkan oleh kesalahan sederhana
terhadap hukum-hukum dari sebab dan akibat. Terjadinya penyakit terutama
adalah akibat dari pelanggaran terhadap hukum-hukum kesehatan yaitu hukum-
hukum aktivitas dan istirahat,hukum-hukum nutrisi, dan hukum-hukum pikiran
dan jiwa.
Kemiskinan dan kurangnya makanan menurunkan daya tahan tubuh
masyarakat, dan terbatasnya pengertian akan hal medis, sehingga perawatan-
perawatan sangat kurang efektif. Semua dari faktor-faktor ini menghasilkan akibat

1
dari penyakit-penyakit infeksi dan kematian dini, sebagaimana yang masih sering
terjadi di Negara-negara berkembang. Sekarang gambarannya berbeda di Negara-
negara berkembang, tetapi tidak selalu menjadi lebih baik. Diet dan gaya hidup
ala Barat menjadi semakin dan semakin populer bagi setiap orang yang
membayar. Pekerjaan kantor yang dilakukan sambil duduk dan memiliki
kenderaan-kenderaan menjadi tuntutan, para penjual makanan siap saji gaya Barat
yang menjual makanan-makanan dengan kadar lemak tinggi semakin menjamur,
penggunaan tembakau dan alkohol juga meningkat, dan dengan adanya
perubahan-perubahan semacam ini, demikianlah terjadi penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh infeksi, juga penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup
yang semakin buruk.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep sehat sakit ?
2. Bagaimana proses terjadinya penyakit?
3. Bagaimana faktor Resiko Terjadinya Penyakit?
1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep sehat sakit
2. Untuk mengetahui proses terjadinya penyakit
3. Untuk mengetahui faktor resiko terjadinya penyakit

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Sehat Sakit
Timbulnya penyakit pada manusia pada awalnya dikemukakan oleh teori
single causation of disease, bahwa timbulnya penyakit disebabkan hanya oleh satu
penyebab. Namun, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan kemudian diyakini
bahwa penyebab penyakit tidak hanya oleh disebabkan oleh satu penyebab
tunggal, tetapi hasil dari interaksi antara beberapa penyebab (multiple causation of
disease).
a. Konsep sehat
Sehat menurut WHO pada 1948, adalah keadaan baik yang lengkap
secara fisik, mental, dan sosial dan bukan berarti hanya bebas dari
penyakit atau kelainan atau cacat.
b. Konsep sakit
Sakit dapat diartikan sebagai suatu penyimpangan dari status
penampilan yang optimal. Sedangkan, penyakit merupakan suatu proses
gangguan fisiologis (faal tubuh), serta atau gangguan psikologis
ataumental maupun suatu gangguan tingkah laku (behavior).
Proses dari sehat ke sakit diawali dari keadaan keterpaparan dan penjamu
harus dalam keadaan kerentanan sehingga dapat memproses sakit.
1) Keterpaparan dan Kerentanan
Sehat ke sakit mempunyai batas tidak jelas. Melalui proses yang didahului
oleh keterpaparan terhadap suatu unsur tertentu serta host dalam kondisi
kerentanan tertentu untuk menjadi sakit.
2) Keterpaparan
Suatu keadaan dimana host berada pada pengaruh atau berinteraksi dengan
unsur penyebab primer maupun sekunder atau dengan unsur lingkungan yang
dapat mendorong proses terjadinya penyakit.

3
3) Kerentanan
Suatu keadaan dimana host mempunyai kondisi yang mudah dipengaruhi
atau berinteraksi dengan unsur penyebab sehingga memungkinkan timbulnya
penyakit.
2.2.Proses Terjadinya Penyakit
a. Interaksi manusia dan lingkungan
Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan untuk
kelangsungan hidupnya. Ia perlu suplai udara, makanan, minuman, tempat
untuk bernaung, tempat kerja, tempat aktivitas lainnya, tempat untuk
membuang limbahnya, tempat untuk peristirahatan terakhirnya. Oleh karena itu
manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya mulai ia dilahirkan sampai
ia meninggal. Ia juga perlu bersosialisasi dengan sesamanya. Hal ini
menunjukan bahwa manusia memang bagian dari alam. Dilihat dari segi
manusia interaksinya dengan alam ini dimaksudkan untuk mendapatkan
keuntungan, tetapi apabila sumber daya alam tdi tidak mendukung kesehatan
manusia maka bisa terjadi yang sebaliknya, yang antara lain adalah terjadinya
penyakit. Hal ini dimungkinkan karena di dalam alam, selain bnyak hal yang
menguntungkan (faktor augenik) kehidupan manusia, juga terdapat banyak
yang merugikannya (faktor disgenik). Di alam banyak terdapat kuman
penyakit, serangga pembawa penyakit, hewan besar yang membahayakan
keselamatan manusia , dan juga terdapat banyak zat kimia-fisika yang bersifat
racun bagi tubuh manusia.
1) Model Gordon
Model gordon menggambarkan terjadinya penyakit pada mansyarakat,
model ini dinamakan sesuai nama pencetusnya, seorang dokter, Jhon Gordon.
Ia memodelkan atau menggambarkan sebagai adanya batang pengungkit, yang
mempunyai titik tumpuh di tengah-tengahnya, pada kedua ujung batang tadi
terdapat pemberat yakni A, H dan tumpuannya adalah L. Bila suatu bentuk
pelayanan kesehatan baru diperkenalkan kedalam suatumasyarakat dimana
faktor-faktor budaya masih kuat. Biasanya dengan segera mereka akan
menolak dan memilih cara pengobatan tradisional sendiri.Banyak teori yang

4
dikemukakan para ahli mengenai timbulnya penyakit.Dewasa ini dikenal tiga
proses terjadinya penyakit, sebagai berikut:
a) Segitiga Epidemiologi (the epidemiologic triangle)
H A

Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang


memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam
terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu),
Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan).
- Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung
dan arthropoda, yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah
perkembangan penyakit.
- Agent (bibit penyakit) adalah suatu subtansi tertentu yang
keberadannnya atau ketidakberadannya diikuti kontakefektif pada
manusia dapat menimbulkan penyakit atau memengaruhi perjalanan
suatu penyakit.
- Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada disekitar
manusia yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Untuk memprediksi pola penyakit, model ini menekankan perlunya
analisis dan pemahaman masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi
karena adanya ketidakseimbangan antara ketiga komponen tersebut.
Model ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad
epidemologi, dan cocok unutk menerangka penyebab penyakit infeksi.
Sebab peran Agent (mikroba) mudah diisolasi dengan jelas dari
lingkungannya.

5
Menurut model ini, perubahan salah satu komponen akan mengubah
keseimbangan interaksi ketiga komponen yang akhirnya berakibat bertambah atau
berkurangnya penyakit. Hubungan antara ketiga komponen tersebut digambarkan
seperti tuas pada timbangan. Host dan Agent berada di ujung masing-masing tuas,
sedangkan environment sebagai penumpunya.
Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu factor,
maka akan terjadi perubahan keseimbangan di antara mereka, yang
berakibat akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
1. Jaringan – jaringan sebab akibat (The web of causation).
Menurut model ini, bahwa suatu penyakit tidak tergantung kepada
suatu sebab yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan sebagai akibat dari
serangkaian proses sebab akibat.dengan demikian timbulnya suatu
penyakit dapat di cegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai di
berbagai faktor.
Hubungan antara penjamu, agent, dan lingkungan menimbulkan
penyakit kompleks, karena ketiga faktor ini saling mempengaruhi,
penjamu, agent, dan lingkungan saling berlomba untuk menarik
keuntungan dari lingkungan.Hubungan anatar ketiganya diibaratkan
sebagai timbangan.Dimana bibit penyakit dan penjamu berada di masing-
masing ujung tuas, sedangkan lingkungan sebagai penumpunya.
Seorang berada dalam keadaan sehat apabila tuas penjamu berada
dalam keadaan seimbang dengan tuas bibit penyakit, sebaliknya bila bibit
penyakit berhasil menarik keuntungan dari lingkungan maka orang itu
akan berada dalam keadaan sakit.
Untuk lebih jelas digambarkan sebagai berikut:

H A

6
H A
L A H L

Keadaan ke-1 keadaan ke-2


H A
L A H
L

Keadaan ke-3 keadaan ke-4

Keadaan ke-1
Pada kasus ini dikatakan bahwa A memberatkan keseimbangan
sehingga batang pengungkit miring kearah A. Dalam kasus ini
diartikan sebagai agent/penyebab penyakit mendapat kemudahan
menimbulkan penyakit pada host, misalnya virus influenza.
Keadaan ke-2
Pada kasus ini dikatakan bahwa H memberatkan keseimbangan
sehingga batang pengungkit miring kearah H. Dalam kasus ini
diartikan sebagai Dimungkinkan apabila H menjadi lebih peka
terhadap suatu penyakit, misalnya pertumbuhan proporsi penduduk
yang begitu besar.
Keadaan ke-3
Pada kasus ini penyebab ketidak seimbangan disebabkan oleh
bergesernya titik tumpu. Hal ini menggambarkan terjadinya
pergeseran kualitas lingkungan sedemikian rupa sehingga A
memberatkan keseimbangan. Misalnya terjadi banjir.
Keadaan ke-4
Pada kasus ini penyebab ketidak seimbangan disebabkan oleh
bergesernya titik tumpu. Hal ini menggambarkan terjadinya

7
pergeseran kualitas lingkungan hanya sekarang mengakibatkan H
memberatkan keseimbangan. Misalnya Pencemaran udara.
2. Kuasai yang multipel
Di masyarakat, tidak semua orang menderita sakit sekalipun sama-
sama kebanjiran atau menghirup udara segar atau makan makanan
yang terkontaminasi bakteri/ racun. Hal ini sangat penting untuk di
simak, karena keadaan inilah yang menggsambarkan dadanya peran
faktor penentu yang telah disebut sebelum ini. Misalnya sebagian host
mempunyai tingkat imunitas yang lebih tinggi dari pada yang lain,
maka apabila terjadi pemaparan dengan dosis kuman yang sama
banyaknya, maka jumlah yang menjadi sakitdi antara yang
imunitasnya tinggi akan lebih sedikit dibandingkan dengan mereka
yang tingkat imunitasnya terhadap kuman tadi yang lebih rendah. Jadi
imunitas merupakan salah satu faktor penentu pada host.
2.3 Faktor Resiko Terjadinya Penyakit
Dengan menggunakan paradigma epidemiologi klasik yang menganggap
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan sebgai hasil akhir dari interaksi
pejamu ( host ), agent (bibit penyakit) dan lingkungan ( environment).
a. Pejamu ( Host)
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Macam- macam faktor pejamu, antala
lain :
1)Faktor keturunan, Dalam dunia kedokteran dikenal dengan berbagai
penyakit yang dapat diturunkan seperti riwayat alergis, kelainan jiwa dan
beberapa penyakit kelainan darah.
2) Mekanisme pertahanan tubuh, Jika pertahahn tubuh baik maka
dalam batas-batas tertentu jenis penyakit akan dapat diatasi.
3) Umur, Pada saat ini dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang
golongan umur tertentu. Misalnya penyakit campak, polio dan difteri
yang banyak ditemukan pada anak-anak.

8
4) Jenis kelamin, Beberapa penyakit tertentu hanya pada jenis kelamin
tertentu saja. Misalnya tumor leher rahim.
5) Ras, Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa
penyakit tertentu. Misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan
pada orang
barat.
6) Status perkawinan
7) Pekerjaan, Melihat dari tingkat stress dan beban masalah yang dihadapi,
serta kejiwaanya.
8) Kebiasaan hidup
b. Bibit Penyakit ( Agent)
Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau
ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi penyakit. Agent
adalah faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan. Dan penyebab
agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.
1) Biotis , khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan:
a) Protozoa : misalnya Plasmodium, amodea
b) Metazoa : misalnya arthopoda , helminthes
c) Bakteri : misalnya Salmonella, meningitis
d) Virus misalnya : dengue, polio, measies, lorona
e) Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis
2) Abiotis, terdiri dari:
a) Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat,
lemak, mineral, protein dan vitamin).
b) Chemical Agent , misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
c) Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi,
kebisingan.
d) Mechanical Agent, misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan,
gesekan, dan getaran
e) Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi
f) Phycologis Agent, misalnya gangguan genetik.

9
c. Lingkungan ( Environment)
Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Unsur lingkungan
memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat
karakteristik individu sebagai pejamu dan itu memegang peranan dalam proses
kejadian penyakit.
1) Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara
lain meliputi :
a) Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen
b) Vektor pembawa infeksi
c) Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan
makanan dan obat-obatan), maupun sebagai reservoir /sumber
penyakit atau pejamu antara ( host intermedia )
d) Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit
tertentu terutama penyakit menular. Lingkungan biologis tersebut
sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam
interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab,
baik sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia
(sebagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan /
kesehatan manusia.
2) Lingkungan Fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia
baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan
sosial manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi)
meliputi :
a) Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
b) Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk
pemencaran pada air

10
c) Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan
lain sebagainya. Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara
alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat manusia sendiri.
3) Lingkungan Sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem
organisasi. Serta instusi/ peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang
membentuk masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
a) Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta
sistem ekonomi yang berlaku;
b) Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
c) Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat
masyarakat setempat
d) Kebiasaan hidup masyarakat
e) Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai
sistem kehidupan sosial lainnya.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam epidemiologi, penyakit dipandang sebagai keadaan yang
disebabkan oleh banyak faktor, tidak hanya oleh karena adanya mikroorganisme
yang menganggu fungsi biologis tubuh, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor
lainnya seperti lingkungan fisik dan sosial. dengan memandang keberadaan
penyakit secara lengkap maka penanganan akan akan dapat dilakukan dengan
lebih komprehensif.
Terjadinya penyakit digambarkan dalam tiga konsep yaitu konsep segitiga,
jaring-jaring sebab akibat dan model roda. Dalam konsep segitiga penanganan
penyakit dapat dilakukan dengan menyeimbangkan interaksi antara host, agent
dan lingkungan. Dalam konsep jaring-jaring, penyakit dapat ditangani dengan
memutuskan salah satu rantai jaring-jaring. Dalam konsep roda, penyakit dapat
ditangani dengan adaptasi yang tepat sesuai pergeseran roda kondisi lingkungan
dan internal.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat bahwa penyakit
muncul dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat, maka dari itu, agar tubuh kita
tidak terserang penyakit kita harus menerapkan pola hidup sehat serta melakukan
pemeriksaan secara berkala.

12
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2015. Makalah Epidemiologi.
http://hilyatulhusnaazizah.blogspot.com/2015/11/makalah-konsep-
epidemiologi.html diakses pada 20 Agustus 2019
Budioro.B.2007. Pengantar Epidemiologi edisi II. Semarang : Badan Penerbit
Undip
Dr. Irwan. 2017. Epidemiologi Penyakit Menular. Yogyakarta : CV. Absolute
Media
Maharani, Elisa. 2013. Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular.
https://www.academia.edu/9034701/TUGAS_MATA_KULIAH_PENG
ENDALIAN_PENYAKIT_MENULAR_DAN_NON_MENULAR
diakses pada 20 Agustus 2019

13

Anda mungkin juga menyukai