Anda di halaman 1dari 6

Hardiman Abdul Wahid A hmad

Ditha Nurfitria Lauma

Gladis A Ismail Kelompok 1


Nurafwa Gumohung

EPIDEMIOLOGI DEVISIENSI ZN
Pengertian Zn
Seng adalah salah satu mineral yang dibutuhkan
oleh tubuh dan dikelompokkan dalam golongan
trace mineral.
Fungsi seng terbilang sangat vital bagi
kelangsungan hidup sel-sel tubuh manusia.
Salah satunya sebagai zat perantara bagi lebih
70 macam enzim dan protein yang ada di tubuh
manusia, maka jika enzim-enzim ini tidak
terbentuk sempurna, fungsi sel tubuh akan
terganggu.
Seng adalah pembentuk ratusan jenis
enzim tubuh dan pemberi vitalitas serta
berpatisipasi dalam proses penyatuan protein
dan nucleid acid, sehingga berpengaruh langsung
terhadap pembelahan, pertumbuhan dan
regenerasi sel.
FUNGSI ZN
Mengatur
Kekebalan
Tubuh

Manfaat Zinc
Mengobati Diare
bagi Anak

Membuat
Penglihatan
Menjadi Lebih
Zn Mempengaruhi
Proses Belajar
dan Memori
Tajam Anak

Menyembuhkan
Mengatasi Pilek
Luka
KONSEP PENYEBAB DEVISIENSI ZN
Semenjak hampir setengah abad yang lampau, tampak
bahwa defisiensi Zn pada manusia semakin prevalent.
Defisiensi Zn tersebut menyebar secara luas di seluruh dunia,
Di Indonesia ada indikasi bahwa defisiensi Zn menyebar
termasuk di Indonesia. Di samping di Iran dan Mesir, defisiensi
secara luas di masyarakat. Beberapa penelitian yang dilakukan
Zn sekarang juga dilaporkan terjadi di Turki, Portugal, Maroko,
oleh Hadi Riyadi di Pedesaan Bogor menunjukkan bahwa
Yugoslavia, Jamaika, Kanada. Zaire, Malawi, Nigeria, dan lain-
prevalensi defisiensi Zn pada anak baduta sebesar 20,1 persen
lain
pada anak sekolah dasar sebesar 27,5 persen Riyadi,
prevalensi pada remaja sebesar 44,3 persen Berdasarkan
indikator kadar zinc serum, prevalensi defisiensi zinc pada
bayi di Bogor sebesar 17 persen.

Defisiensi Zn akan menjadi prevalent di negara-negara lain


dimana penduduknya mengkonsumsi protein nabati dan
pangan yang tinggi kandungan serat dan fitatnya, seperti
serealia, kacang-kacangan
HASIL PENELITIAN GIZI TENTANG DEVISIENSI ZN

DEFISIENSI VITAMIN A DAN ZINC SEBAGAI FAKTOR RISIKO


TERJADINYA STUNTING PADA BALITA DINUSA TENGGARA BARAT”
oleh Taufiqurrahman, Hamam Hadi, Madarina Julia, Susilowati Herman.

Pada awal pengolahan data penelitian dimulai, jumlah


Penelitian
subyek ini membuktikan
adalah 360 anak, bahwa defisiensi
tetapi selamavitamin A dan zinc
cleaning bukan
data sebagai
terdapat
faktor risiko
subyek terjadinya
yang tidak stunting
lengkappada balita di Provinsi
datanya terhadap NTB.beberapa
Umur anak dan status
variabel
menyusu
yang merupakan dalam
dibutuhkan efek modifikasi hubungan
penelitian status vitamin
sebanyak Adengan
33 anak kejadian
sehingga
stunting. Variabel yang bermakna secara sendiri maupun bersamaan sebagai
pada akhir pengolahan data penelitian, jumlah subyek yang
faktor risiko terjadinya stunting di Provinsi NTB adalah status menyusu. Balita yang
dianalisis adalah 327 anak yang terdiri dari 147 kelompok
tidak lagi menyusu mempunyai risiko 2 kali lebih besar mengalami stunting
stunting dan
dibandingkan 180
balita kelompok
yang normal.
masih menyusu. Di antara balita yang tidak diberikan ASI
lagi, ditemukan asupan zinc yang berbeda pada kelompok stunting dan normal.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai