ADVOKASI GIZI
Oleh :
Elma Natalia Anggraeni
P17111173036
A. Definisi Advokasi
B. Langkah – Langkah
1. Analisis
Langkah awal advokasi yang efektif.
Adanya ketersediaan informasi yg akurat dan pemahaman mendalam mengenai
permasalahan yg ada
Pemahaman seputar masyarakat yg terlibat;kebijakan serta keberadaannya;
organisasi-organisasi (pemerintah, non pemerintah (LSM, NGO) dan jalur2
pembuat keputusan (birokrasi)
2. Strategi
Tahapan strategi dibangun berdasarkan tahapan analisis yg mengarahkan,
merencanakan dan memfokuskan upaya pada tujuan khusus, serta menetapkan
pada jalur yg jelas dalam mencapai tujuan dan sasaran yg telah ditentukan.
Menetapkan tujuan
Pemilihan bentuk aksi
Perumusan isi pesan konsep BISSWTS
- B = Bahasa
- I = Ide / isi pesan
- S = Subyek / sasaran
- S = Sumber pesan yang dipercaya sasaran advokasi
- W = waktu penyampaian pesan advokasi
- T = tempat melakukan advokasi
- S = saluran komunikasi pesan
Isi pesan Advokasi konsep SEEA
- S : STATEMENT / pernyataan sederhana
- E : EVIDENCE / bukti / fakta-faktanya
- E : EXAMPLE / contoh dg cerita / analogi
- A : ACTION / tindakan aksi
- Pemilihan media
3. Mobilisasi
Penggunaan media massa
Peingkatan jejaring
Pengangkaran issu (memblow-up) dengan cara :
- Kembangkan rencana kerja yg sesuai
- Delegasikan tanggung jawab kpd anggota koalisi untuk memonitor setiap
peristiwa
- Buat jaringan kerja!
- Organisasikan pelatihan dan praktek advokasi
- Identifikasi , uji dan gabungkan semua data yg mendukung
4. Tindakan / aksi
Makin banyak yang “terlibat”, makin baik
Tindakan “Bersama”
Dilakukan terus menerus dan konsisten
5. Evaluasi
Aspek yang di evaluasi:
Penetapan sasaran
Perumusan tujuan
Perumusan isi pesan
Pemilihan saluran
Peran jejaring
Pencapaian hasil
Indikator Keberhasilan
7. Evaluasi
Evaluasi perlu dilakukan baik terhadap proses, output maupun dampak dari
advokasi yang telah dilakukan. Dengan menggunakan Rencana Strategis yang telah
disusun akan memudahkan dalam melakukan evaluasi. Evaluasi memuat :
1. Penilaian terhadap penetapan sasaran
- Untuk mengevaluasi suatu kegiatan advokasi yang pertama-tama kita
harus menyusun beberapa pertanyaan yang terkait dengan apa yang
dilakukan saat menjalankan advokasi.
- Mengetahui kembali kelompok sasaran advokasi yang direncanakan
apakah itu kelompok Legislatif (Anggota dewan dengan merinci
komisis-komisi yang ada di dewan tersebut dengan maksud program
yang akan kita ajukan tepat pada bagian yang membidanginya,
demikian pada kelompok Eksekutif.
2. Penilaian terhadap perumusan tujuan
- Melihat kembali tujuan yang sudah direncanakan itu sangat penting
supaya apa yang dilakukan tidak melenceng dari tujuan awal
mengapa advokasi ini dilakukan.
- Pada kegiatan advokasi gizi ini tidak hanya satu kelompok sasaran
saja maka perlu dilihat apakah masing masing tujuan tiap kelompok
sudah sesuai dengan yang diinginkan
3. Penilaian terhadap isi pesan
a. Isi yang sudah dibuat dapat menggambarkan tujuan yang akan dicapai
(misal, tujuannya penurunan angka stunting, pesan yang dibuat Cegah
Stunting itu Penting)
b. Pesan dalam advokasi salah satu syaratnya adalah menggunakan
kalimat yang sederhana dan mudah dipahami oleh setiap kelompok
sasaran, seperti contoh di atas, dengan menanyakan kepada sasaran
apakah pesan yang disampaikan mudah dimengerti atau tidak dan juga
dapat menggugah respon untuk berkontribusi dalam program tersebut.
c. Dengan pesan yang telah disampaikan dapat menggambarkan program
yang dilakukan mencapai target yang diharapkan. Contoh: dengan
melakukan kegiatan pencegahan stunting berupa pembangunan
jamban keluarga yang dampaknya mengurangi kejadian diare sehingga
menurunkan angka kesakitan di masyarakat, yang akhirnya dapat
menurunkan kejadian stunting di wilayah tersebut.
B. Tujuan Advokasi
1) Tujuan Umum
Mempercepat pencegahan stunting
2) Tujuan Khusus
Memperoleh simpati pemangku kebijakan dalam upaya pencegahan stunting
Memperoleh saran dan solusi mengenai kendala dalam penanganan stunting
Memperoleh kebijakan dalam rangka percepatan pencegahan stunting
C. Metode Advokasi
Negosiasi
D. Isu Strategis
Stunting dapat menurunkan produk domestik bruto negara sebesar 3% atau 300 juta
trilyun per tahun
E. Isi Pesan
Bahaya stunting mengancam bangsa Indonesia. Hampir 9 juta balita di
Indonesia mengalami stunting. Indonesia merupakan negara peringkat 3 dengan
angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017. Kota Malang juga merupakan
daerah dengan prevalensi tertinggi stunting di Jawa Timur yaitu sebesar 51,7%. Jika
di situasi ini biarkan, mereka akan menjadi generasi yang hilang.
Stunting adalah keadaan balita lebih pendek standart tinggi badan balita
seumurnya. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi yang lama sejak 1000 HPK.
Pekembangan otak dan fisik menjadi terhambat, rentan terhadap penyakit, anak
stunting cenderung sulit berprestasi dan mudah mengalami kegemukan serta
terkena penyakit degeneratif. Pada usia produktif, anak stunting berpenghasilan lebih
rendah 20% dibanding mereka yang tumbuh optimal. Stunting dapat menurunkan
produk domestik negara sebesar 3% . Bagi Indonesia stunting menyebabkan
kerugian sebesar 300 trilyun per tahun.
F. Sasaran Advokasi
Wali Kota Malang
Gubernur
Bupati
Kepala Dinas Kesehatan
Kepala Puskesmas
Direktur Perguruan Tinggi Kesehatan
Tokoh masyarakat
G. Kelompok Pendukung
Tenaga Kesehatan (Ahli Gizi, Bidan) : mengedukasi kader dan masyarakat
mengenai stunting dan program upaya pencegahan
Kader Posyandu : mengedukasi masyarakat dan keluarga mengenai stunting
dan pencegahannya serta menggerakkan masa untuk turut serta dalam upaya
pencegahan stunting
Mahasiswa kesehatan : menerapkan dalam upaya pencegahan stunting dalam
kehidupannya, mengedukasi masyarakat dan keluarga
Masyarakat (orang tua) : menerapkan upaya pencegahan stunting dengn
penerapan efektifitas 1000 HPK
H. Media
Materi (data – data)
Video animasi
Media (instagram)
Leaflet
I. Rancangan Kegiatan time table
https://docplayer.info/33264709-Teknik-metode-advokasi-rekomendasi-kebijakan.html
Bulan
No. Deskripsi Kegiatan Januari Februari Maret April
Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Mengumpulkan data
2. Menganalisis data
3. Merumuskan issue
4. Merumuskan tujuan
jangka panjang
5. Menentukan sasaran
advokasi
6. Membangun dukungan
7. Mengembangkan pesan
8. Memilih saluran
komunikasi
9. Penggalangan dana
10.
J. Materi Advokasi
Pengertian stunting
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksiberulang terutamapada periode 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak
tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah
minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya (Sekretariat
Wakil Presiden RI, 2018).
Dampak stunting
Menurut Kemenkes (2018) dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi
menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang.
1. Dampak Jangka Pendek.
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK di
samping berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap
penyakit, juga menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan
berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Tahun 2017, jika
Pendapatan Domestik Bruto Indonesia tahun 2017 yang mencapai Rp13.000 triliun,
maka kerugian dari stunting ini sifatnya 2-3 %.