Anda di halaman 1dari 16

Dr.

ASTRID NOVITA, SKM, MKM


1. PERENCANAAN
2. PELAKSANAAN
3. MONITORING DAN EVALUASI
 Bagian terpenting dari advokasi adalah aspek
perencanaannya. Sebuah perencanaan lengkap
yang kita sebut sebagai kerangka kerja
(framework) advokasi yang mancakup hasil
analisis kasus sesuai isu, aktivitas, dan situasi
yang mempunyai peran dalam suatu advokasi.
Kerangka kerja ini sangat diperlukan
mengingat advokasi merupakan jalinan
interaksi dari berbagai pihak, aktivitas dan
situasi. Kerangka kerja advokasi terdiri dari
beberapa kegiatan, yaitu:
1) Identifikasi dan memahami masalah, yang
akan diangkat menjadi isu strategis. Kriteria
penentuan isu strategis meliputi:
 masalah yang paling prioritas dirasakan oleh
stakeholder lokal dan mendapat perhatian publik
dikaitkan dengan hasil penelitian,
 masalahnya mendesak (aktual) dan sangat penting
untuk diberi perhatian segera, jika tidak diatasi akan
segera berakibat fatal di masa depan,
 relevan dengan masalah-masalah nyata dan aktual
yang dihadapi oleh masyarakat (sedang hangat atau
sedang menjadi perhatian masyarakat).
 Daftar tolok ukur analisa isu strategis:
 Aktual : apakah isu ini sedang jadi pusat perhatian?
 Urgensi : apakah isu ini mendesak?
 Relevansi : apakah isu ini sesuai kebutuhan?
 Dampak positif : apakah isu ini sesuai dengan visi &
misi kita?
 Kesesuaian: dapatkah konstituen kita berpartisipasi
dalam isu ini?
 Sensitivitas: apakah isu ini aman dari dampak
sampingan?
2) Pemanfaatan data sebagai bahan advokasi

Dalam tahap ini dilakukan pula pengumpulan dan


analisis data untuk dapat mengidentifikasi dan memilih
masalah serta dikembangkan dalam tujuan advokasi,
membuat pesan, memperluas basis dukungan dan
mempengaruhi pembuat kebijakan. Data hasil riset
akademik yang dilakukan mendukung pelaksanaan
kegiatan advokasi, terutama untuk memperoleh
gambaran umum tentang situasi problematik, keadaan
sarana prasarana, dan kebijakan yang berlaku termasuk
kebijakan anggaran. Kegaitan advokasi juga ditunjang
oleh pakar secara akademis sehingga menghasilkan daya
dorong kuat karena akan bersifat mendesak kepada
stakeholder (isunya terbukti merupakan kepentingan
publik) sekaligus sahih secara ilmiah.
3) Tentukan tujuan advokasi

Penentuan tujuan diharapkan fokus pada satu


tujuan kunci, yang merupakan pernyataan apa saja
harapan yang ingin dicapai dengan melakukan
advokasi, baik dalam hal kebutuhan-kebutuhan
kepada pembuat kebijakan maupun hasil-hasil
jangka menengah. Tujuan merupakan penyataan
umum tentang apa yang diharapkan dan akan
dicapai dalam jangka panjang (tiga sampai lima
tahun), disusun dengan prinsip SMART: Specific,
Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound
4) Identifikasi target audiens

Penentuan ini juga berkaitan dengan


permasalahan yang ingin diatasi oleh
komunikator melalui advokasi. Target audiens
atau komunikan bisa merupakan kelompok-
kelompok yang mewakili masyarakat umum
ataupun yang mewakili pemuka masyarakat atau
pengambil kebijakan.
Siapa aktor kunci potensial, kita perlu melakukan
analisis kepentingan mereka dan tingkat
pengaruhnya. Sehingga menghasilkan matriks
siapa-siapa yang mendukung, dapat diyakinkan,
mungkin akan menentang, dan harus dinetralkan.
5) Analisis SWOT

Metode perencanaan strategi menggunakan


analisis SWOT: Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats yang dirancang untuk
membantu mengidentifikasi kekuatan internal,
kelemahan organisasi atau kelompok dalam
hubungannya dengan peluang dan ancaman
yang ditemui dalam pelaksanaan kerja.
6) Identifikasi peluang kerjasama :

Organisasi / grup yang dapat menjadi patner:


Institusi/organisasi atau individu yang memiliki komitmen
terhadap tujuan yang sama
 Pengalaman dalam hal komunikasi (communication specialist)
Peluang kerjasama ini dimaksudkan untuk membangun
konstituen dalam hal mendukung keberhasilan advokasi.
Semakin besar basis dukungan, semakin besar peluang
keberhasilan. Kita perlu membangun aliansi dengan
berbagai kelompok dan memanfaatkan berbagai media,
antara lain membangun jejaring dengan organisasi melalui
kegiatan-kegiatan bersama, pertemuan publik, media-media
sosial, serta menggunakan jaringan berbasis internet.
7) Agenda/aktivitas advokasi dan
mengumpulkan/menyusun dokumen rencana
strategi

Penyusunan agenda kegiatan secara detail, terdiri:


a. Rencana implementasi : tujuan yang akan dicapai per
kegiatan, waktu pelaksanakan, melakukan apa oleh
siapa, serta informasi yang mendukung
b. Mengembangkan pesan dan memilih saluran
komunikasi
c. Anggaran kegiatan, sumber daya diperlukan untuk
pengembangan dan penyebaran materi, perjalanan
anggota tim peneliti untuk bertemu dengan pembuat
keputusan dan menghasilkan dukungan, biaya
komunikasi, dan keperluan logistik lainnya.
 Pelaksanaan advokasi mencakup banyak
kegiatan, baik berurutan maupun serempak.
Satu tujuan yang dapat diraih dengan
melakukan beberapa hal secara serentak dan
saling mendukung. Dalam pelaksanaannya
setelah disusun kerangka kerja lengkap,
kegiatan advokasi yang dapat dilakukan antara
lain:
Berbagai pendekatan model komunikasi untuk mendefinisikan
advokasi dalam mempengaruhi kebijakan publik dan masing
masing memiliki proses berbeda-beda, sebagai berikut:
 Legislasi, upaya yang dilakukan adalah di level legislatif
dengan membangun payung hukum, misalnya legal drafting
dan judicial review.
 Birokrasi, dilakukan untuk mengusulkan dan memperbaiki
tata laksana suatu peraturan/payung hukum di level
eksekutif pemerintah (melalui lobby, mediasi, audiensi,
kapasitasi, dll) sehingga terjadi peningkatan pelayanan.
 Sosialisasi dan Mobilisasi, dilakukan untuk membangun
suatu budaya (terutama budaya hukum) di masyarakat
sebagai stakeholder utama (melalui pengembangan program
komunikasi partisipatif, kampanye, penggalangan dukungan basis
masa/networking, tekanan sosial, dll).
 Kegiatan evaluasi dan monitoring terjadi selama proses advokasi
dilakukan, sebelum melaksanakan advokasi perlu ditentukan
bagaimana akan memantau rencana pelaksanaannya. Dalam hal
ini indikator sebagai ukuran kemajuan dan hasil yang dicapai,
perlu dipersiapkan.Dapatkah kita secara realistis mengharapkan
untuk membawa perubahan dalam kebijakan, program, atau dana
sebagai hasil dari upaya? Secara spesifik, apa yang akan berbeda
setelah selesainya kampanye advokasi? Bagaimana kita tahu
bahwa situasi telah berubah?
 Kegiatan advokasi yang sering kali dilakukan di lingkungan yang
bergejolak. Seringkali, kita tidak memiliki kesempatan untuk
mengikuti setiap langkah dalam proses advokasi sesuai dengan
model yang disajikan di sini. Namun demikian, pemahaman yang
sistematis dari proses advokasi akan membantu advokat
merencanakan dengan bijaksana, menggunakan sumber daya
secara efisien, dan tetap fokus pada tujuan advokasi.
 Buatlah sebuah rencana advokasi: Apa isu utama
Anda dan tentukan sebuah tujuan advokasi
 Identifikasi siapa audien (primer dan sekunder)
advokasi ini
 Identifikasi pihak pendukung dan pihak oposisi
Anda, siapa yang akan dilibatkan dalam
memperjuangkan kasus/isu tersebut dan sebagai
apa posisi mereka dalam kasus ini?
 Buat pesan advokasi untuk anggota kunci dari
audien target Anda, apa saja bentuk atau taktik
pemanfaatan media yang bisa digunakan dan
siapa saja sasaran penggunaan media tersebut?

Anda mungkin juga menyukai