Anda di halaman 1dari 12

PROSES KOMUNIKASI DAN ADVOKASI DALAM

PROMOSI KESEHATAN

AFIF ZULMI
(210207002)
PRINSIP KOMUNIKASI

Menurut Ahmad Sultra Rustan dan Nurhakki Hakki dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (2017), prinsip
komunikasi adalah dasar atau asas pikiran untuk membahas komunikasi

Berikut 12 prinsip komunikasi menurut Deddy Mulyana :


● Komunikasi adalah proses simbolik
● Setiap perilaku memiliki potensi komunikasi
● Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
● Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
● Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
● Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
● Komunikasi bersifat sistemik
● Semakin mirip latar belakang sosial budaya-,semakin efektif komunikasi
● Komunikasi bersifat nonsekuensial
● Komunikasi bersifat prosesual,dinamis dan transaksional
● Komunikasi bersifat irreversible
● Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
KOMUNIKASI KESEHATAN

Komunikasi kesehatan merupakan bagian dari


komunikasi antar manusia dengan fokus utama pada
bagaimana individu menghadapi isu-isu kesehatan
serta bagaimana upaya memelihara kesehatannya
PROSES PERENCANAAN KOMUNIKASI

Tahapan perencanaan komunikasi pada dasarnya terdiri dari:

(1) tahap identifikasi masalah komunikasi


(2) tahap perumusan tujuan komunikasi
(3) tahap penetapan rencana strategik
(4) tahap penetapan rencana operasional
(5) tahap penyusunan rencana evaluasi
(6) tahap merencanakan rekomendasi
PEMASARAN SOSIAL

Pemasaran social merupakan aplikasi atau penerapan teknik dan strategi


pemasaran komersial melalui tahapan analisis,perencanaan,pelaksanaan dan
evaluasi aneka program yang dirancang untuk secara sengaja mempengaruhi
perilaku target subjek sasaran dalam upaya mempebaiki kesejahteraan
perorangan dan kesejahteraan masyarakat
PRINSIP- PRINSIP ADVOKASI
 Realistis.
Advokasi yang berhasil bersandar pada isu dan agenda yang spesifik, jelas dan terukur
(measurable). Karena kita tidak mungkin melakukan segala hal, kita harus menyeleksi pilihan-
pilihan dan membuat keputusan prioritas. Pilihlah isu dan agenda yang realistis dan karenanya
dapat dicapai (achievable) dalam kurun waktu tertentu (time-bound). Jangan buang energi dan
waktu kita dengan pilihan yang tidak mungkin dicapai. Gagas kemenangan-kemanangan kecil
namun konsisten. Sekecil apapun, keberhasilan senantiasa memberi motivasi. Kegagalan
biasanya ditemani frustrasi.
 Sistematis.
Advokasi adalah seni, tetapi bukan lukisan abstrak. Advokasi memerlukan perencanaan yang
akurat. “If we fail to plan, we plan to fail,” artinya jika kita gagal merencanakan, maka itu
berarti kita sedang merencanakan kegagalan. Kemas informasi semenarik mungkin. Libatkan
media secara efektif. Proses advokasi dapat dimulai dengan memilih dan mendefinisikan isu
strategis, membangun opini dan mendukungnya dengan fakta, memahami sistem kebijakan
publik, membangun koalisi, merancang sasaran dan taktik, mempengaruhi pembuat kebijakan,
dan memantau serta menilai gerakan atau program yang dilakukan.
 Taktis.
Ingat, kita tidak mungkin melakukan advokasi sendirian. Pekerja sosial harus membangun koalisi
atau aliansi atau sek utu dengan pihak lain. Sekutu dibangun berdasarkan kesamaan kepentingan dan
saling percaya (trust). Sekutu terdiri dari sekutu dekat dan sekutu jauh. Sekutu dekat biasanya
dinamakan pemrakarsa, penggerak dan pengendali utama seluruh kegiatan advokasi’ (Topatimasang,
et al 2000:53). Sekutu jauh adalah pihak-pihak lain yang mendukung kita, namun tidak terlibat dalam
gerakan advokasi secara langsung. Lingkar inti biasanya disatukan atau bersatu atas dasar kesamaan
visi dan ideologis
 Strategis.
Advokasi melibatkan penggunaan kekuasaan atau power. Ada banyak tipe kekuasaan. Adalah penting
untuk mempelajari diri kita, lembaga kita dan anggotanya untuk mengetahui jenis kek uasaan yang
dimiliki. Kekuasaan intinya menyangkut kemampuan untuk mempengaruhi dan membuat orang
berperilaku seperti yang kita harapkan. Kita tidak mungkin memiliki semua kekuasaan seperti yang
diinginkan, tetapi tidak perlu meremehkan kekuasaan yang kita miliki. Sadari bahwa advokasi dapat
membuat perbedaan. Kita dapat melakukan perubahan-perubahan dalam hukum, kebijakan dan
program yang bermanfaat bagi masyarakat. Melakukan perubahan tidaklah mudah, tetapi bukan hal
yang mustahil. Yang terpenting adalah kita bisa memetakan dan mengidentifikasi kekuatan kita dan
kekuatan ‘lawan’ atau pihak oposisi secara strategis. Kemas informasi semenarik mungkin.
 Berani.
Advokasi menyentuh perubahan dan rekayasa sosial secara bertahap. Jangan tergesa-
gesa. Tidak perlu menakut-nakuti pihak lawan, tetapi tidak perlu pula menjadi
penakut. Trust your hopes, not fear. Jadikan isu dan strategi yang telah dilakukan
sebagai motor gerakan dan tetaplah berpijak pada agenda bersama. Pragmatis tanpa
harus opportunis.
KOMUNIKASI DALAM ADVOKASI
Advokasi yaitu komunikasi dengan pengambilan keputusan atau penentu kebijakan. Oleh karena itu advokasi
pada sector Kesehatan merupakan komunikasi antara petugas kesehatan dan dengan penentu kebijakan atau
tatanan tersebut. Keberhasilan komunikasi interpersonal dalam advokasi sangat ditentukan oleh efektifitas
petugas Kesehatan,supaya komunikasi efektif perlu prakondisi sebagai berikut :
 Atraksi interpersonal
Sikap positif yang dimiliki seseorang untuk memudahkan orang lain dalam
berhubungan/berkomunikasi
 Perhatian
Faktor yang memengaruhi perhatian ada dua yaitu faktor internal (biologis dan seks), eksternal
(pengetahuan,sikap,motivasi,kebiasaaan)
 Intensitas Komunikasi
Pesan yang disampaikan melalui komunikasi advokasi yaitu program Kesehatan yang
dukungannya dari pembuat keputusan
 Visualisasi
Informasi atau pesan yang menarik perlu divisualisasikan dalam media,khususnya
interpersonal. Media yang efektif meliputi flip chart,booklet,slide dimana pesan itu
diilustrasikan ke gambar grafik maupun tabel
INDIKATOR HASIL ADVOKASI

 Input
Input merupakan kegiatan advokasi yang paling utama adalah orang yang akan melakukan
advokasi, bahan – bahan yakni data atau informasi yang membantu argument advokasi.
Indikator untuk mengevaluasi kemampuan tenaga Kesehatan dalam advokasi sebagai
input antara lain :

 Beberapa petugas Kesehatan mengikuti pelatihan tentang komunikasi,advokasi yang


berkaitan dengan pengembangan kemampuan hubungan
 Dinkes baik tingkat provinsi/kabupaten punya kewajiban untuk menfasilitasi petugas
Kesehatan
 Laporan yang menghasilkan data, diolah menjadi informasi dan dianalisis menjadi
evidence
 Proses
Kegiatan yang berlangsung untuk melakukan advokasi. Dengan demikian
indicator proses advokasi antara lain adalah :

 Beberapa kali melakukan lobbying dalam rangka memperoleh komitmen dan


dukungan terkait Kesehatan
 Menghadiri rapat membahas masalah program pembangunan Kesehatan
pada suatu daerah
 Beberapakali seminar tentang masalah dan program Kesehatan diadakan dan
mengundak sector yang terkait
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai