Anda di halaman 1dari 22

ADVOKASI DALAM PROMOSI

KESEHATAN

Maria Vilastry Nuhan, S.KM., M.Kes

Prodi D3 Kebidanan
STIKes Maranatha Kupang
Pendahuluan
F Advokasi mulai digunakan dlm program
Kesmas oleh WHO (1984), sbg salah
satu strategi global Promkes.

F Strategi global Promkes: Advokasi


(advocacy), Dukungan sosial (social
support), dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
Pengertian
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan
terhadap orang lain yang dianggap
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan.

Advokasi adalah upaya mendekati,


mendampingi, dan mempengaruhi para
pembuat kebijakan ssecara bijak, sehingga
mereka sepakat untuk memberi dukungan
terhadap pembangunan kesehatan.
F Advokasi akan lebih efektif bila
dilaksanakan dengan prinsip kemitraan,
yaitu dengan membentuk jejaring advokasi
atau forum kerjasama.

F Pengembangan kemitraan adalah upaya


membangun hubungan para mitra kerja
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan
saling memberi manfaat.
Pelaku advokasi kesehatan adalah siapa saja yang peduli
terhadap upaya kesehatan , dan memandang perlu adanya
mitra untuk mendukung upaya tersebut. Pelaku advokasi
dapat berasal kalangan pemerintah, swasta, perguruan
tinggi, organisasi profesi, organisasi berbasis
masyarakat/agama, LSM, dan tokoh berpengaruh..
SASARAN

Berbagai pihak yang di harapkan dapat


memberikan dukungan terhadap upaya
kesehatan khususnya para pengambil keputusan
dan penentu kebijakan di pemerintahan,

lembaga perwakilan rakyat , mitra dikalangan


pengusaha/swasta, badan penyandang dana,
media massa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat,
tokoh-tokoh berpengaruh dan tenar, dan
kelompok potensial lainya dimasyarakat.
Tujuan

Diperolehnya komitmen dan dukungan


dalam upaya kesehatan baik berupa
kebijakan, tenaga, dana, sarana,
kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan
maupun berbagai bentuk lainnya sesuai
keadaan dan usaha.
Prinsip Advokasi

• Memilih isu dan agenda


yang realistis, jangan buang
Realitas waktu kita untuk sesuatu
yang tidak mungkin
tercapai.

• Advokasi memerlukan
perencanaan yang akurat,
Sistematis kemas informasi semenarik
mungkin dan libatkan media
yang efektif.
• Advokasi tidak mungkin bekerja sendiri,
Taktis jalin koalisi dan aliansi terhadap rekan.
Rekan dibangun berdasarkan kesamaan
kepentingan dan saling percaya.

• Kita dapat melakukan perubahan untuk


Strategis masyarakat dengan membuat stratefis jitu
agar advokasi berjalan dengan sukses.

• Jadikan isu dan strategis sebagai motor


Berani gerakan dan teteaplak berpijak pada
agenda bersama.
Pendekatan dalam Advokasi
1. Identifikasi dan analisis masalah atau isi yang
memerlukan advokasi
Isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data
atau fakta. Data berbasis fakta sangat
membantu menetapkan masalah,
mengidentifikasi solusi, dan menentukan tujuan
yang realistis.

2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran.


Perlu ditetapkan siapa saja yang menjadi
sasaran (pembuat keputusan, penentu
kebijakan, apa harapan kita kepadanya.
3. Siapkan dan kemas bahan informasi
Pesan/informasi apa yang diperlukan agar
sasaran yang dituju dapa membuat keputusan
yang mewakili kepentingan advokator.
4. Rencanakan teknik atau acara kegiatan
operasional
Beberapa kegiatan operasional meliputi
konsultasi, lobi, pembicaraan formal/informal thd
para pembuat keputusan.
5.Laksanakan kegiatan, pantau evaluasi serta
tindak lanjut.
Lobi Politik
(Political
Lobying)

Kegiatan- Seminar
Media Kegiatan atau
Advokasi presentasi

Perkumpulan
(asosiasi)
peminat
Komunikasi dalam Advokasi
• Yaitu daya tarik seseorang/sikap
Atraksi positif pd ssorg yg memudahkan org
lain untuk berkomunikasi (daya tarik,
Interpersonal percaya diri, kemampuan, familiar,
kedekatan).

• Tujuan utama advokasi adalah


memperoleh komitmen atau
dukungan kebijakan dari para
pembuat keputusan.
Perhatian • Untuk memberikan komitmen dan
dukungan terhadap sesuatu pertama
kali ia harus mempunyai perhatian
terhadap sesuatu tersebut.
• Pesan akan bersifat menonjol bila
intensitasnya tinggi dan diulang-
ulang.
• Agar komunikasi advolasi efektif
Intensitas maka harus sering dikomunikasikan
melaui berbagai kesempatan atau
pertemuan, baik pertemuan formal
atau informal, melalui seminar dan
sebagainya.

• informasi atau pesan perlu


divisualisasikan dalam bentuk
media.
• Media yang paling efektif adalah
Visualisasi flip chard, booklet, slide atau video.
• Pesan itu didasari fakta-fakta yang
diilustrasikan melalui grafik, table,
gambar, atau foto.
Indikator Hasil Advokasi
1. Input
 Input untuk kegiatan advokasi yang paling utama adalah
orang (man) yang akan melakukan advokasi dan
bahan-bahan yakni data atau informasi yang membantu
atau mendukung argumen dalam advokasi.
 Indikator untuk mengevaluasi kemampuan tenaga
kesehatan dalam melakukan advokasi sebagai input
antara lain :
• Berapa kali petugas kesehatan/bidan telah mengikuti
pelatihan-pelatihan tentang komunikasi, advokasi atau
pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan
kemampuan hubungan antar manusia (human relation).

• Sebagai institusi, dinas kesehatan baik ditingkat provinsi


maupun kabupaten, juga mempunyai kewajiban untuk
memfasilitasi para petugas kesehatan termasuk bidan
dengan kemampuan advokasi melalui pelatihan-pelatihan.

• Hasil-hasil studi, hasil surveillance atau laporan-laporan


yang menghasilkan data, diolah menjadi informasi dan
informasi dianalisis menjadi evidence yang kemudian akan
dikemas dalam media khususnya media interpersonal dan
digunakan sebagai alat bantu untuk memperkuat
argumentasi.
2. Proses
Indikator proses advokasi antara lain:

• Berapa kali melakukan lobying dalam rangka memeproleh


komitmen atau dukungan kebijakan terhadap program dan
dengan siapa saja lobbying itu dilakukan.

• Berapa kali mengahdiri rapat atau pertemuan yang


membahas masalah dan program-program pembangunan
kesehatan dan oleh sipa rapat itu diadakan dan seberapa
jauh pembahasanya dlam rapat itu.

• Seberapa sering media lokal teramsuk media elektronik


membahas atau mengeluarkan artikel tentang pelayanan
kebidanan yang ada pada masyarakat.
3. Output
Indikator output dalam Indikator output dalam bentuk
bentuk perangkat lunak perangkat keras antara lain:
adalah peraturan atau
undang-undang sebagai 1. Meningkatnya dana atau
bentuk kebijakan atau anggaran untuk pembangunan
perwujudan dari komitmen kesehatan.
politik terhadap program 2. Tersedianya fasilitas pelayanan
kesehtan termasuk kesehatan seperti rumah sakit,
pelayanan kebidanan. Cth: puskesmas, poliklinik
UU Kebidanan, Pergub, 3. Dibangunnya sarana dan
Perda, SK Gubernur, SK prasarana kesehatan misalnya
Bupati air bersih, jamban keluarga,
tempat sampah
4. Dilengkapinya peralatan
kesehatan seperti lab,
peralatan pemeriksaan fisik.
Peran bidan sebagai Advokator

Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam


mempromosikan hak-haknya yang diperlukan untuk
mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam
memperoleh pelayanan kebidanan)

Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman. Contoh:


Jika ada ibu bersalin yang lahir di dukun dan menggunakan
peralatan yang tidak steril, maka bidan melakukan advokasi
kepada pemerintah setempat agar melakukan kolaborasi
dukun-bidan, dan memberikan sangsi jika ditemukan masih
ada dukun yang menolong persalinan.
Ketika klien menolak untuk
menandatangani persetujuan operasi sesar
dan tetap ingin melahirkan normal, padahal
kondisi ibu sangat tidak memungkinkan
untuk melahirkan normal karena indikasi
bayi besar.

Dlm kondisi ini, bidan memberi penjelasan


dan dorongan (bukan paksaan) kepada
ibu dan keluarga mengenai kondisi ibu dan
janin jika tidak segera dilakukan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai