a. Credible : artinya program yang diajukan harus dapat meyakinkan para penentu
kebijakan,
oleh sebab itu harus didukung data dari sumber yang dapat dipercaya.
b. Feasible : artinya program tersebut secara teknik, politik maupun ekonomi layak untuk
dilaksanakan. Secara teknik dapat dilaksanakan karena tersedia petugas yang mempunyai
kemampuan yang memadai,
c. Relevant : artinya memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar memecahkan
masalah yang dirasakan masyarakat serta ada keterkaitan dari program yang dilakukan
oleh lintas program maupun lintas sektor.
d. Urgent : artinya program itu mempunyai urgensi yang tinggi, harus segera dilaksanakan
kalau tidak dilaksanakan akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi.
e. High priority : artinya program yang diajukan harus mempunyai prioritas tinggi, oleh
sebab itu diperlukan analisis cermat, baik terhadap masalahnya sendiri, maupun
terhadap alternatif pemecahan masalah atau program yang diajukan.
3. Menggalang Kemitraan
(Mobilisasi)
a. Melakukan identifikasi mitra potensial
b. Melakukan sinkronisasi program kerja kesehatan dari setiap mitra potensial.
c. Mengembangkan koalisi dan melakukan nota kesepahaman (MoU)
d. Membuat program kerja terpadu
e. Mendelegasikan tanggung jawab dan kewenangan
f. Melakukan peningkatan kapasitas, misalnya menyelanggarakan pelatihan/ orientasi
g. Mengembangkan jaringan informasi serta menyelenggarakan forum komunikasi
secara rutin
h. Mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan oleh mitra serta mengekspose
kegiatan
yang telah dilakukan melalui berbagai jenis media.
4. Tindakan Aksi Pelaksanaan
Advokasi
🞅 Mengacu pada rencana yang telah disusun berdasarkan hasil analisis, rancangan
strategi yang telah dituangkan dalam plan of action (POA)
🞅 Tindakan atau aksi dalam proses advokasi pada dasarnya adalah serangkaian
kegiatan komunikasi baik yang bersifat individual, kelompok atau massa. Melalui
langkah tindakan/aksi dalam proses advokasi perlu terus dibangun dijaga citra (image)
bahwa : proses advokasi ini merupakan “tindakan bersama”.
🞅 Diharapkan para penentu kebijakan Tahu bahwa masalah kesehatan bisa
diatasi/dipecahkan dan memberikan dukungan sumberdaya (resources) untuk
memecahkan masalah kesehatan yang ada
5.
Evaluasi
🞅 Pelaksanaan evaluasi mengacu pada indikator yang telah ditetapkan sebelumnya,
Indikator input, proses, out put maupun dampak dari advokasi yang telah dilakukan.
🞅 Ada beberapa aspek yang perlu dievaluasi secara berkala, diantaranya:
a. Kegiatan dan kemampuan mitra atau jejaring dalam mencapai tujuan advokasi
b. Kegiatan komunikasi advokasi.
c. Kejelasan isi pesan yang disampaikan.
d. Kekuatan media advokasi yang digunakan.
e. Pemahaman, ketertarikan, kepedulian serta tindakan sasaran advokasi dalam
memberikan dukungan kebijakan maupun sumberdaya untuk program kesehatan.
f. Realisasi dukungan dari sasaran advokasi
g. Dampak kegiatan advokasi terhadap pencapaian tujuan program kesehatan.
6.
Kesinambungan
🞅 Advokasi adalah suatu bentuk program komunikasi strategis yang dirancang untuk
menghasilkan perubahan nilai dan perilaku sasaran penentu atau pengambil
kebijakan.
🞅 Apabila kebijakan tersebut sudah ada maka perlu diterjemahkan atau ditindak
lanjuti menjadi kebijakan operasional atau kebijakan teknis dan harus
disosialisasikan kepada berbagai pihak terkait agar dapat diimplementasikan.
🞅 Sehubungan dengan itu proses advokasi seringkali memerlukan waktu yang cukup
panjang, harus dilakukan secara berkesinambungan
IDENTIFIK
ASI
🞅 Sasaran tersier Sasaran tersier dalam advokasi kesehatan adalah para penentu
kebijakan dan untuk menentukan sasaran tersier yang akan diadvokasi maka
sebaiknya harus dipetakan terlebih dahulu dengan menggunakan metode analisa
pemercaya (stakeholders).
🞅 Misalnya sasaran advokasi pejabat pemerintah, legislatif , eksekutif dan yudikatif,
para petugas kesehatan, para media massa, wartawan, dunia usaha/swasta. Juga
kelompok yang bertentangan, untuk mendapatkan saling pengertian, mungkin bisa
dipengaruhi terhadap isu yang akan dibahas
Data-data strategi untuk melakukan
pendekatan
c. Membangun Kemitraan
Membuat jejaring, kemitraan yang berkelanjutan dengan individu, organisasi profesi,
organisasi masyarakat dan sektor lain yang bergerak dalam isu yang sama perlu
dipertahankan sesuai dengan perannya masing-masing.
Model kemitraan yang tidak mengikat akan lebih langgeng.
Prinsip kemitraan seperti, kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
menjadi acuan untuk mencari mitra yang cocok untuk advokasi kesehatan.
Data-data strategi untuk melakukan
pendekatan
d. Memobilisasi Massa
Suatu proses mengorganisasikan individu yang telah termotivasi ke dalam kelompok-
kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang sudah ada.
Pada tahap awal dapat melibatkan orang yang mempunyai pengaruh dan dipercaya
seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, mereka perlu diidentifi kasi serta diberi
informasi tentang isu advokasi yang dipilih.
kelompok mahasiswa, pelajar yang mempunyai minat yang sesuai dengan isu advokasi
dapat dilibatkan untuk mobilisasi massa
Data-data strategi untuk melakukan
pendekatan
e. Membangun Kapasitas
Membagakan kemampuan untuk mengelola program yang komprehensif dan
membangun critical mass pendukung yang memiliki ketrampilan advokasi
Kegiatan membangun kapasitas dapat dilakukan dengan pelatihan dan memberikan
bantuan teknis oleh organisasi tertentu, misalnya Asia Foundation, John Hopkins
Universit
Kelompok profesi, LSM juga kelompok diluar bidang kesehatan seperti WALHI
(Wahana Lingkungan Hidup Indomesia) yang bergerak dalam isu lingkungan,
kelompok advokasi untuk masyarakat miskin perkotaan, dan KUIS ( Koalisi Untuk
Indonesia Sehat) yang bergerak dalam advokasi kesehatan dalam desentralisasi.
PENYUSUNAN PERENCANAAN
ADVOKASI