Anda di halaman 1dari 5

 Teori Sharma

Kerja advokasi merupakan proses yang dinamis sebab melibatkan seperangkat


pelaku, gagasan, dan agenda yang selalu berubah. Untuk melakukan kerja
advokasi, Sharma (2004: 18-20) menawarkan lima langkah penting yang harus
diperhatikan, yaitu mencari akar permasalahan, merumuskan dan memilih jalan
keluar, membangun kesadaran, tindakan kebijakan, dan penilaian. Lima langkah
itu tidak bersifat linier sehingga bisa saja beberapa tahapan berjalan bersamaan.

1. Tahap pertama, mencari akar permasalahan. Pada tahap ini kita harus
menetapkan agenda advokasi. Penetapan agenda harus mempertimbangkan
skala prioritas, tidak seluruh masalah harus selesai secara bersamaan. Kita
perlu memilah secara cermat masalah-masalah yang ada supaya dapat
menemukan akar persoalannya. 
2. Tahap kedua, yaitu merumuskan dan memilih jalan keluar, segera
menyusul. Seperti pekerjaan di dunia kesehatan, keputusan jenis
pengobatan sangat tergantung ketelitian sang dokter dalam mendiagnosis
penyakit. Pelaku advokasi harus mampu menawarkan jalan keluar yang
tepat supaya permasalahan serupa tidak terulang kembali.
3. Tahap ketiga, kita akan membangun kesadaran atau kemauan politik
pihak-pihak yang terlibat dalam masalah. Hal itu dapat diraih lewat
pembentukan koalisi, menemui dan meyakinkan para pengambil
keputusan, dan membangun penalaran seluruh pemangku kepentingan
akan pentingnya perubahan kebijakan.
4. Tahap keempat, tindakan kebijakan. Pemahaman akan proses pengambilan
keputusan dan strategi advkasi akan meningkatkan kemungkinan
terciptanya celah peluang untuk bertindak. Tentu keputusan untuk
bertindak dilakukan setelah akar permasalahan diketahui, tawaran jalan
keluar diterima, dan ada kemauan politik pada pihak yang terkait untuk
melakukan perubahan.
5. Tahap kelima, penilaian. Penilaian perlu dilakukan untuk mengetahui
efektivitas kegiatan advokasi. Penilaian bisa berupa tindakan refleksi atas
kerja-kerja yang telah dilakukan.
 Teori 6 lingkaran Advokasi Efektif

1. Koordinator atau Penyusun Strategi (The Strategist)


Orang yang mempunyai visi dan seorang koordinator yang mampu
mengkonsep rencana advokasi dan mengkonsep proses dalam sebuah
koalisi. Ia seorang yang mampu menjalankan “permainan legislasi”,
memiliki bakat, gigih, memiliki jaringan, memiliki skill interpersonal yang
baik, kreatif untuk menerapkan strategi tahap demi tahap, sabar, dan
memiliki daya tahan.

2. Manajer Lobi atau Pelobi (The Lobby Manager/Lobbyist)


Orang yang mengatur kegiatan lobi terhadap anggota dewan. Pelobi
bertugas untuk mempersuasi, mengumpulkan informasi mengenai anggota
dewan yang akan melakukan voting, dan untuk menyampaikan kepada
penyusun strategi untuk menyusun kembali rencana advokasi kedepan.

3. Pengacara Legislasi (The Legislative Lawyer)


pengacara legislasi adalah orang yang berpraktek hukum di bidang politik
atau kebijakan. Chai mengatakan bahwa pengacara legislasi yang baik
adalah: 1) Pengacara yang memahami, menganalisa dan mampu membuat
teks hukum dan dalamwaktu bersamaan memahami dinamika politik
dalam system legislasi dan administrasi; 2) Mampu mendapatkan
kepercayaan dan rasa hormat dari actor politik hukum dalam upaya
advokasi karena mereka memiliki kompetensi di bidang hukum dan
politik; 3) Mampu menjadi penerjemah efektif dan kreatif, serta negosiator
antara dunia hukum, kebijakan, dan politik yang sering berbeda.

4. Peneliti Kebijakan (The Policy Researcher)


Para peneliti kebijakan adalah pembuat substansi kebijakan dan
penghubung aktor akademis dalam isu tertentu. Akademisi dalam advokasi
bisa saja dari bidang ekonomi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, linguistic,
antropologi, teknologi, komunikasi, dan lain-lain.
5. Community Organizer atau The Outreach Strategist
Dalam sebuah advokasi memerlukan sebuah gerakan akar rumput besar
dan kampanye yang sukses. Publik atau masyarakat harus terlibat sehingga
seorang CO atau OS merupakan seseorang yang memiliki keterampilan
strategi, imajinasi, ketekunan, dan komunikasi. Ia juga merupakan
pendengar yang baik, penerjemah, dan pendidik yang menciptakan
hubungan simbiosis antara konstituen akar rumput dan koalisi.

6. Koordinator/Pemimpin Komunikasi (The Communications Director)


Koordinator komunikasi adalah pembentuk pesan. Koalisi harus mampu
memenangkan perdebatan terkait kebijakan atau undang-undang yang
dibahas. Tanggung jawab utama dari koordinator advokasi ini adalah
membentuk dan mencari tahu pertanyaan dan pernyataan public, legislatif,
dan eksekutif dalam kerangka yang paling menguntungkan untuk tujuan
advokasi koalisi.

 Teori Advokasi Miller dan Covey

Definisi advokasi beraneka ragam dan berubah-ubah sepanjang waktu karena


terbentuk melalui berbagai pengertian tentang kekuasaan dan politik. Oleh karena
itu, advokasi idealnya didefinisikan secara kontekstual. Hal ini berarti dalam
menyusun definisi suatu organisasi perlu menilai keadaan dan konteks mereka
sendiri. Pada saat tertentu, advokasi dapat didefinisikan lebih sebagai proses
melobi yang terfokus untuk mempengaruhi para pembuat kebijakan secara
langsung. Dalam situasi yang lain, advokasi lebih memberi aksentuasi pada
proses pendidikan dan pemberdayaan yang ditujukan untuk meningkatkan
kesadaran politik masyarakat agar mereka dapat menjadi pembela yang
lebihefektif dan membangun organisasi akar rumput yang lebih kuat (Valerie
Miller Dan Jane Covey, 2005:12).
Valerie Miller dan Jane Covey (2005:12) lebih melihat advokasi sebagai
proses perubahan dan transformasi sosial yang diarahkan untuk membuat relasi
kuasa yang beroperasi dalam masyarakat lebih demokratis. Seiring dengan hal
itu, advokasi juga merupakan upaya menjamin orang-orang yang dipinggirkan
mendapatkan tempat dalam proses dan mekanisme pengambilan keputusan publik
dan membuat hidup serta lingkungan hidup mereka lebih sehat, lebih aman, dan
lebih produktif.

 Bagan "A" untuk Advokasi, Teori John Hopkins University atau Center for-
Communication Programs

Analisis

Usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui berbagai macam bentuk


komunikasi sebuah gerakan yang ditentukan oleh pihak berwenang untuk
membimbing perilaku lembaga, masyarakat dan individu. Langkah awal untuk
advokasi efektif dengan adanya ketersediaan informasi akurat dan pemahaman
mendalam mengenaipermasalahan yang ada.

Strategi

Tahapan dalam strategi dibangun berdasarkan analisis yang mengarah,


merencanakan dan memfokuskan upya dan tujuan khusus, serta menetapkan pada
jalur yang jelas dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.
Membentuk kelompok kerja untuk mengembangkan strategi dan rencana kegiatan.

Mobilisasi

Membentuk koalisi memperkuat advokasi, dalam sebuah peristiwa, kegiatan,


pesan harus sesuai dengan tujuan dengan sasaraan kelompok, kemitraan dan
sumber - sumber yang ada. Dampak positif bagi pembuat kebijakan, dengan
berpartisipasi penuh dari anggota koalisi dan memperkecil reaksi oposisi.
Aksi

Mempertahankan kekompakan kegiatan aksi dan semua mitra. Pengulangan pesan


dan penggunaan alat bantu yang kredibel dapat mempertahankan perhatian
terhadap issue yang ada. Bersikap fleksibel terhadap oposisi, melaksanakan
kegiatan sesuai jadwal. Menentukan kiat agar koalisi dapat informasi tentang
kegiatan aksi, dan jangan takut terhadap kontroversi.

Evaluasi 

Indikator (indikator ialah perantara dan proses). Kemudian evaluasi peserta


pendokumentasian perubahan berdasarkan SMART, dan identifikasi faktor kunci.
Dokumentasi perubahan yang tidak direncanakan, dan sosialisasikan hasil yang
dicapai.

Kesinambungan 

Advokasi adalah proses berlangsung terus menerus. Kesinambungan memperjelas


tujuan jangka panjang, mempertahankan fungsi koalisis dan menyesuaikan data
argumentasi seiring perubahan yang terjadi. Evaluasi situasi yang dihasilkan,
dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan jika perubahan diinginkan
terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai