Anda di halaman 1dari 20

1.

PENGERTIAN, TEKNIK DAN MANFAAT


ADVOKASI KESEHATAN

I. Pengertian advokasi advokasi kesehatan

Pengertian advokasi
 Advokasi adalah program komunikasi untuk mendekatkan problem
publik kepada pembuatan kebijakan (Proceeding IFPPD, 2002)
 Advokasi pada dasarnya merupakan suatu perangkat kegiatan
yang dilakukan secara terencana dan terorganisir, ditujukan pada
para pengambil keputusan agar memberikan dukungan kebijakan
untuk mengatasi masalah spesifik.
 Advokasi adalah suatu usaha untuk mendapatkan atau
menciptakan perhatian para pembuat keputusan terhadap sesuatu
permasalahan / issue yang penting dan mengarahkan agar mau
memberikan dukungannya untuk memecahkan permasalahan
tersebut.
 Secara sederhana advokasi kesehatan merupakan serangkaian
kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi penentu kebijakan
dengan cara: membujuk, meyakinkan, menjual ide agar
memberikan dukungan terhadap pemecahan masalah kesehatan

Tujuan advokasi

Secara umum tujuan advokasi kesehatan adalah :

1. Komitmen politis (political commitment)


Adalah komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan
berbagai pihak terkait terhadap upaya pemecahan masalah
kesehatan

2. Dukungan kebijakan (policy support)


Adalah dukungan nyata yang diberikan oleh para pimpinan institusi
terkait dalam bentuk kebijakan publik untuk mengatasi permasalahan
kesehatan yang ada di wilayahnya.

Dukungan kebijakan ini dapat berupa undang-undang, peraturan,


peraturan daerah, surat keputusan, instruksi / surat edaran, dll

3. Penerimaan social (social acceptance)


Adalah diterimanya suatu program kesehatan oleh masyarakat
terutama tokoh masyarakat.

4. Dukungan system (system support)


Adanya sistem atau organisasi kerja yang memasukkan program
kesehatan dalam program kerjanya (partnership)
1
Jenis advokasi

a. Advokasi reaktif terjadi apabila sasaran advokasi sudah


merasakan adanya masalah penting yang harus diatasi.
b. Advokasi pro-aktif apabila masalah telah terjadi, namun sasaran
advokasi belum memahami bahwa hal itu merupakan suatu
masalahnya dan belum ada kepedulian. Petugas advokasi harus
melakukan kegiatan advokasi secara pro-aktif

II. Teknik advokasi kesehatan

Pada dasarnya ada banyak teknik / bentuk tindakan dalam melakukan


advokasi. Namun, dari pengalaman menunjukkan bahwa upaya advokasi
lebih berhasil apabila pelaksanannya mampu melakukan berbagai teknik
advokasi secara bersamaan. Teknik advokasi tergantung pada sasaran
dan tujuan yang ingin dicapai.

Beberapa teknik advokasi yang bisa digunakan diantaranya adalah :

1. Lobi / lobi politik


2. Negosiasi
3. Debat
4. Dialog
5. Petisi / Resolusi
6. Seminar atau presentasi
7. Mobilisasi
8. Pengembangan kelompok peduli
9. Penggunaan media massa

1. Lobi

Lobi / lobi politik pada dasarnya adalah variant dari komunikasi


interpersonal/ wawan muka. Oleh karena itu dalam lobi politik ini
pengenalan sasaran yang mendalam (nilai kepentingannya,
kebiasaannya, hobinya sampai kelemahannya dan lain-lain) akan
sangat mempengaruhi keberhasilan lobi.
Lobi politik ini pada awalnya digunakan sebagai bentuk aksi untuk
mempengaruhi pejabat publik kelas atas, terutama para legislator
yang memiliki peran untuk menggolkan produk hukum yang sangat
strategis.
Lobi ini sangat penting dan banyak digunakan untuk mengadvokasi
pembuat kebijakan/pejabat publik dalam bentuk bincang-bincang
(pendekatan tokoh). Pengalaman menunjukan bahwa untuk
melakukan suatu lobi, mencari waktu untuk bisa bertemu dengan
pejabat publik merupakan suatu tantangan/seni tersendiri bagi para
pelobi. Aspek lain yang perlu dipersiapkan adalah data dan argumen
yang kuat untuk meyakinkan si pejabat : betapa seriusnya
permasalahan kesehatan reproduksi dan betapa pentingnya
2
peranan si pejabat. Untuk lobi dalam program advokasi kesehatan,
prinsipnya adalah “low profile, high pressure”.

2. Negosiasi

Negosiasi merupakan teknik advokasi yang bertujuan untuk


menghasilkan kesepakatan. Dalam hal ini pihak yang bernegosiasi
menyadari bahwa masing-masing pihak mempunyai kepentingan
yang sama tentang upaya mengatasi permasalahan kesehatan
reproduksi, sekaligus menyatukan kepentingan yang berbeda tentang
program kesehatan reproduksi sesuai tupoksinya / valuenya masing-
masing.
Dalam negosiasi diperlukan kemampuan untuk melakukan tawar
menawar dengan alternatif yang cukup terbuka. Untuk teknik
negosiasi, Harry A. Mills memperkenalkan 7 langkah (RESPECT)
yang dapat dipelajari ( NEGOSIASI : Seni untuk menang ) yaitu:

a. Alternatif
Adalah cara kerja jalan keluar yang dimiliki oleh setiap pihak
dalam mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi

b. Kepentingan
Kepentingan bukanlah posisi (permintaan satu pihak). Namun
kepentingan disini adalah alasan untuk memenuhi kebutuhan,
kepedulian, harapan serta mengatasi ketakutan. Kesepakatan
yang baik adalah kesepakatan yang dapat memuaskan
kepentingan semua pihak.

c. Opsi
Adalah kisaran kemungkinan dimana semua pihak dapat
mencapai kesepakatan. Opsi yang baik apabila dapat
menguntungkan semua pihak

d. Legitimasi
Semua pihak dalam negosiasi ingin diperlakukan secara adil.
Mengukur keadilan dengan menggunakan beberapa kriteria atau
standar, misalnya: peraturan, instruksi , dll

e. Komunikasi
Komunikasi yang baik membantu satu pihak untuk memahami
persepsi maupun value / kepedulian pihak lain

f. Hubungan
Hubungan kerja atau hubungan antar manusia yang erat akan
memperlancar pelaksanaan musyawarah dengan semua pihak.

g. Komitmen
Komitmen adalah pernyataan lisan atau tulisan mengenai apa
yang akan atau tidak boleh dilakukan oleh satu pihak.
3
3. Debat

Debat pada dasarnya juga merupakan salah satu tehnik advokasi


dalam kelompok. Ciri spesifiknya, adalah berbagai isu kesehatan
reproduksi dibuat dan dibahas dalam pendekatan pro dan kontra.
Dengan tehnik ini pelibatan sasaran (khalayak) akan lebih aktif dan
permasalahan kesehatan dapat dibahas dari berbagai sudut pandang
secara tajam serta bisa lebih mendalam. Dengan dukungan media TV
dan Radio, debat dapat menjangkau khalayak yang sangat luas
secara cukup menarik.

4. Dialog

Hampir sama dengan debat, dialog lebih tepat digunakan sebagai


tehnik advokasi dalam menjangkau kelompok, yang bila didukung
oleh media massa, khususnya TV dan Radio bisa menjangkau
kelompok yang sangat luas. Tehnik dialog memberi peluang yang
cukup baik untuk mengungkapkan aspirasi/pandangan sasaran
(khalayak).

5. Petisi - Resolusi

Petisi-resolusi merupakan salah satu teknik advokasi dengan jalan


membuat pernyataan tertulis dan formal untuk menyampaikan
masalah dan mencoba memaksa / memberikan tekanan kolektif
trehadap para penentu kebijakan.
Petisi-resolusi merupakan pernyataan yang singkat dan jelas atas
issue strtegis/permasalahan serta tindakan yang perlu diambil yang
dibubuhi nama, alamat, tanda tangan atau identitas lainnya dari
sejumlah individu yang mendukung pernyataan itu.

6. Seminar atau presentasi

Bentuk seminar/presentasi baik untuk digunakan untuk


mengadvokasi beberapa jenis pejabat publik sekaligus, apalagi kalau
dibantu oleh beberapa instansi berbeda dan Tokoh Masyarakat yang
berkaitan dengan program kesehatan.
Selain dapat menjangkau beberapa orang/pejabat sekaligus (lebih
efisien), tehnik seminar/presentasi juga lebih menguntungkan dalam
menyamakan persepsi, menumbuhkan kebersamaan dan
membangun komitmen.
Hampir sama dengan lobi, data yang akurat dan argumentasi yang
kuat tentang permasalahan kesehatan reproduksi merupakan hal
penting yang harus dipersiapkan bila ingin berhasil. Selain itu, dalam
tehnik seminar/presentasi diupayakan agar menggunakan/
memanfaatkan berbagai tehnik/alat bantu penyajian yang terus
semakin berkembang kecanggihannya.

4
7. Mobilisasi

Mobilisasi adalah teknik advokasi dengan menggunakan kekuatan


massa/orang yang dapat dilakukan melalui berbagai variasi seperti
parade, pawai, demo, unjuk rasa dan sejenisnya. Kegiatan seperti ini
mudah mengundang media massa untuk memblow-upnya. Dalam
advokasi program kesehatan, teknik mobilisasi dapat digunakan
sewaktu-waktu.

8. Pengembangan kelompok peduli

Pengembangan kelompok peduli adalah teknik advokasi dengan cara


menghimpun kekuatan baik orang maupun organisasi dalam suatu
jaringan kerja sama untuk menyuarakan/memperjuangkan isu yang
diadvokasikan. Kelompok ini bisa bernama “Koalisi” seperti Koalisi
Indonesia Sehat atau Aliansi Pita Putih atau Forum atau apapun yang
memiliki jaringan yang kuat dalam ide/gagasan meskipun secara
organisasi tidak terlalu ketat keterikatannya. Dalam pengembangan
kelompok peduli ini, pemilihan tokoh pelopor dan penyamaan
persepsi terhadap program kesehatan menjadi dua langkah penting
yang harus mendapat perhatian.

9. Penggunaan media massa

Peranan media massa sangat besar dan menentukan dalam


keberhasilan advokasi kesehatan, baik dalam membentuk opini,
menyamakan persepsi maupun dalam memberikan tekanan. Media
massa ini adalah media yang mampu memberi informasi kepada
banyak orang pada banyak tempat yang berbeda dalam waktu yang
hampir bersamaan. Dalam advokasi kesehatan kita bisa memilih
media massa elektronik ( TV, radio, internet ) dan cetak (koran,
majalah, tabloid dan lain-lain). Beberapa rincian tehnis dalam
pemanfaatan media massa yang perlu diketahui oleh
perancang/pelaksana advokasi di antaranya :
1) Siaran pers
2) Press kit
3) Lembar fakta (fact sheet)
4) Koferensi pers
5) Wisata pers (press tour)

Memperhatikan besarnya peranan media massa dalam suatu upaya


advokasi kesehatan, maka bagaimana menjalin kerja sama yang baik
dengan pihak media massa merupakan suatu tantangan sekaligus
seni tersendiri yang perlu dipelajari oleh perancang dan pelaksana
advokasi. Sebaiknya para pelaksana memiliki daftar media yang ada di
wilayahnya secara rinci dan menggalang hubungan pribadi yang akrab
dengan jurnalis dan redakturnya

5
III. Manfaat advokasi kesehatan
1. Program kesehatan memperoleh prioritas yang tinggi dalam agenda
pembangunan daerah
2. Implikasinya adalah adanya dukungan kebijakan yang kuat dalam
mengatasi masalah kesehatan.
3. Adanya alokasi sumberdaya yang diperlukan untuk meningkatkan
status kesehatan.
4. Upaya mengatasi kesehatan menjadi tugas dan tanggung jawab
semua pihak, jadi bukan merupakan masalah keluarga atau sektor
kesehatan saja.
5. Program kesehatan dapat dirancang dengan baik
6. Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan dan non kesehatan
dalam melakukan kegiatan advokasi kesehatan

6
I. Penetapan tujuan advokasi kesehatan

1. Pengertian , persyaratan dan unsur-unsur tujuan advokasi

Pengertian penetapan tujuan advokasi

Adalah hasil yang ingin dicapai dalam jangka pendek yang bersifat
spesifik, terukur dan realistis berdasarkan issue strategis

Persyaratan mengembangkan tujuan advokasi

S - Specific = spesifik
M - Measurable = terukur
A - Achievable = dapat dicapai
R - Realistic = realistik, wajar
T - Time bound = batas rentang waktu

Unsur-unsur yang ada dalam tujuan advokasi

 Aktor sebagai penentu kebijakan bisa perorangan atau


institusi yang mempunyai wewenang untuk menetapkan
pemberian dukungan.
 Aksi kebijakan atau keputusan merupakan hal yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan kebijakan
 Batas rentang waktu yang menjelaskan kapan tujuan dapat
dicapai

2. Mengembangkan tujuan advokasi kesehatan

Penetapan sasaran advokasi

Contoh: Penetapan sasaran untuk tujuan advokasi agar anggaran APBD


untuk kegiatan kesehatan naik 20 persen

Sasarannya adalah :

Sasaran primer :
1. Lintas program
2. Lintas sektor
3. LSM Peduli
4. TP PKK

Sasaran sekunder
1. Ketua PKK Kabupaten
2. Pengelola Media Massa

Sasaran tersier
1. Bappeda
2. Bupati
7
3. DPRD
I. Pengembangan pesan advokasi kesehatan

1. Pengertian pesan advokasi


 Merupakan pernyataan singkat, padat dan bersifat membujuk.
Pernyataan merupakan intisari dari ide atau gagasan pesan
 Berhubungan dengan tujuan advokasi
 Ada bukti akurat yang mendukung pernyataan
 Ada contoh manusiawi yang dapat membangkitkan, menyentuh
perasaan . Contoh manusiawi tersebut dapat berupa pengalaman
pribadi, anekdot, data / fakta yang dapat menghidupkan isi pesan
 Mengarahkan sasaran advokasi untuk mau melakukan aksi.

2. Merencanakan isi pesan advokasi

Dalam merencanakan / menyusun isi pesan advokasi ada formula


singkatan yang mudah diingat yaitu BISSWTS, kepanjangannya
adalah:

B = Bahasa
I = Ide / isi pesan harus sederhana, singkat dan jelas
S = Subyek sasaran
S = Sumber pesan yang dapat dipercaya oleh sasaran advokasi
W = waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan advokasi
T = tempat melakukan advokasi, mis: di ruang kerja bupati, forum
S = saluran komunikasi pesan ( tatap muka, pernyataan pers,
poster, debat publik , dll)

Atau :

SEEA:

S : Tulis sebuah STATEMENT / pernyataan sederhana


E : Sediakan EVIDENCE / bukti beserta dengan fakta-faktanya
E : Berikan EKXAMPLE / contoh dengan cerita / analogi
A : Tawarkan ACTION / tindakan aksi

3. Pengembangan pesan advokasi kesehatan

Langkah-langkah pengembangan pesan advokasi :


1. Merumuskan ide-ide khusus atau permasalahan yang sedang terjadi.
2. Mengembangkan pesan / informasi yang secara spesifik mengandung
nilai dan menyentuh kepentingan sasaran advokasi
3. Memilih media atau saluran informasi serta mengemas pesan yang
sesuai dengan metode dan teknik penyampaian pesan.

8
4. Menyediakan dana, sarana dan tenaga untuk mengembangkan
desain kreatif bentuk pesan yang akan disampaikan kepada sasaran
advokasi, sesuai pesan yang sudah diformulasikan
Gaya pesan advokasi :
1. Ada sentuhan Emosional vs Rasional
2. Seruan positif vs negatif
3. Seruan massa vs individu
4. Mengandung kesimpulan terhadap masalah tertentu – bersifat
terbuka
5. Seruan berulang vs seruan sekali

Pengemasan pesan :
1. Presentasi merupakan kunci untuk menyampaikan pesan
2. Presentasi yang berhasil harus menggugah / menarik
3. Pengemasan pesan mencakup materi cetakan dan materi audio-
visual
4. Dukung kemasan dengan ilustrasi sederhana/ mudah dipahami,
grafik, foto, dll

Efektifitas pesan advokasi ( Seven C’s for Effective Communication)


Suatu pesan advokasi dapat dikatakan efektif dan kreatif jika memenuhi
tujuh criteria sebagai berikut:

1. Command Attention
Kembangkan satu issue / ide yang singkat, jelas, terfokus dan dapat
menarik perhatian sasaran

2. Clarify the massage


Pesan yang efektif harus dapat memberikan informasi yang relevan
dan baru bagi penentu kebijakan

3. Creative trust
Pesan advokasi harus dapat dipercaya kebenarannya, oleh sebab itu
harus didukung oleh data yang akurat.

4. Communicate a benefit
Tindakan yang diharapkan dilakukan oleh sasaran advokasi harus
menyentuh nilai keuntungan baginya

5. Consistency
Pesan advokasi harus konsisten artinya sampaikan satu pesan utama
di media apa saja secara terus menerus

6. Cater to the main, market and hart share


Pesan advokasi harus dapat menambah pengetahuan, membentuk
opini sasaran advokasi secara luas, serta dapat menyentuh hati / rasa
sehingga pesan tersebut dapat memberikan sentuhan emosional
serta membangkitkan kebutuhan yang nyata.

9
7. Call to action
Pesan advokasi harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak
(pesan aksi)
LANGKAH-LANGKAH PENGELOLAAN
ADVOKASI KESEHATAN

Agar proses advokasi bisa berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan
yang diharapkan, perlu dilakukan melalui langkah-langkah yang sistematis.
John Hopkins University – Center for Communication Program (JHU – CCP)
mengembangkan langkah-langkah advokasi yang dikenal sebagai bagan “A”
(A frame) yang terdiri dari langkah-langkah, sebagai berikut :

1. Analisis.

Analisis merupakan langkah pertama untuk sebuah advokasi yang


efektif. Hasil analisis menjadi fondasi dalam menyusun strategi yang
tepat. Oleh karena itu mutu analisis akan sangat mempengaruhi kualitas
dari strategi yang akan disusun.

a. Analisis Isu

Analisis isu akan sangat berpengaruh dalam merumuskan tujuan dan isi
pesan. Analisis isu dapat dilakukan apabila tersedia data dan informasi,
termasuk teori, yang dapat diperoleh dari bahan bacaan (literatur).
Analisis isu ini dapat kita lakukan dengan mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1) Apa yang menjadi masalah pokok kesehatan ?


2) Bagaimana situasi nyata yang ada?
3) Apa penyebabnya dan bagaimana situasi yang diharapkan ?
4) Bagaimana peluang untuk mengubah situasi yang ada menjadi situasi
yang diinginkan ?
5) Kebijakan apa yang menyebabkan atau berhubungan dengan
masalah kesehatan?
6) Instrumen kebijakan publik apa yang berkaitan dengan issu/masalah
kesehatan?
7) Bagaimana perubahan kebijakan publik yang ada akan membantu
memecahkan masalah ?
8) Apa implikasi keuangan dari perubahan kebijakan yang diusulkan ?
9) Instrumen kebijakan publik apa perlu dirubah / dibuat ? (Peraturan
Daerah/PERDA, Surat Keputusan, Surat Edaran).

b. Analisis Publik

Analisis publik selain penting untuk merumuskan isi pesan juga akan
sangat diperlukan dalam pemilihan bentuk aksi dan tindakan serta media
dan saluran informasi. Analisis publik dapat dilakukan dengan
memanfaatkan berbagai hasil penelitian, need assessment maupun dari
hasil penjajakan/pendekatan pribadi, khsusnya untuk sasaran individu.
10
Analisis publik ini sebaiknya dilakukan secara rinci untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

1) Unsur/Instansi Pemerintah mana yang terkait/bisa turut membuat


kebijakan publik dalam kaitan masalah ini ?
2) Unsur/Instansi mana yang berwenang membuat kebijakan kunci ?
3) Unsur/Instansi Pemerintah mana yang mendukung, mana yang
menjadi lawan ?
4) Instrumen kebijakan apa yang bisa dibuat/dilaksanakan oleh masing-
masing unsur/instansi Pemerintah ?
5) Bagaimana nilai kepentingan (Value) yang berkembang pada masing-
masing unsur/instansi pemerintah tersebut terhadap masalah ini ?
6) Bagaimana praktek perilaku yang terjadi dalam masing-masing
unsur/instansi Pemerintah tersebut dalam masalah ini ?
7) Daya (Resources) apa yang dimiliki masing-masing unsur/instansi
Pemerintah tersebut dalam kaitan masalah ini dan seberapa
besarkah?
8) Media/saluran informasi apa yang efektif menjangkau unsur/instansi
Pemerintah tersebut ?
9) Siapa saja/kelompok masyarakat mana yang akan mendapat manfaat
apabila masalah ini ditanggulangi/proses advokasi berhasil ?
10)Bagaimana persepsi masing-masing kelompok masyarakat tersebut
terhadap masalah ini ?
11) Bagaimana pengetahuan masing-masing kelompok masyarakat
tersebut terhadap kemungkinan pemecahan masalah ini ?
12)Bagaimana nilai (Value) yang berkembang pada masing-masing
kelompok masyarakat tersebut terhadap masalah ini ?
13)Bagaimana praktek perilaku yang terjadi dalam masing-masing
kelompok masyarakat tersebut dalam masalah ini ?
14)Daya (Resources) apa yang dimiliki masing-masing kelompok
masyarakat tersebut dalam kaitan masalah ini dan seberapa besar ?
15)Media/saluran informasi apa yang efektif menjangkau kelompok
masyarakat tersebut ?
16)Siapa saja / pihak-pihak mana yang mempunyai kaitan cukup erat
dengan masalah ini ?
17)Bagaimana bentuk keterkaitan masing-masing pihak tersebut dengan
masalah ini ? Bagaimana persepsi masing-masing pihak tersebut ?
18)Bagaimana pengetahuan masing-masing pihak tersebut terhadap
kemungkinan pemecahan masalah ini ?
19)Bagaimana nilai kepentingan (Value) yang berkembang pada masing-
masing pihak tersebut terhadap masalah ini ?
20)Bagaimana praktek perilaku yang terjadi dalam masing-masing pihak
tersebut dalam masalah ini ?
21)Daya (Resources) apa yang dimiliki oleh pihak-pihak tersebut dalam
kaitan masalah ini dan seberapa besar ?
22)Media/saluran informasi apa yang efektif menjangkau pihak-pihak
tersebut ?

11
c. Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan akan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan


mobilisasi dan tindakan & aksi. Analisis kebijakan dapat dilakukan
dengan melakukan pengkajian terhadap arahan/kebijakan Penentu
Kebijakan (DPRD,Pemda, Bappeda dll) dengan potensi/kondisi
lapangan atau dengan melakukan kajian/studi banding dengan
pengalaman ditempat lain.
Analisis kebijakan dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut ini :

1) Bagaimana kemungkinan kekuatan dan peluang ?


2) Bagaimana kemungkinan hambatan dan tantangan ?.
3) Bagaimana arahan / kebijakan yang ada ?
4) Bagaimana kondisi masyarakat dan kondisi lapangan lainnya ?
5) Seberapa feasibel program kesehatan reproduksi dapat dilaksanakan.
6) Apa yang perlu ada modifikasi ?
7) Seberapa besar daya yang dimiliki (tenaga, sarana dan biaya) ?
8) Bagaimana implikasi keuangan yang akan terjadi bagi masing-masing
kelompok sasaran ?

2. Rencana Strategi.

Advokasi sebagai sebuah proses komunikasi strategis memerlukan


strategis yang jelas dan kuat, baik menyangkut pendayagunaan tenaga,
sarana dan dana maupun dalam pemilihan methoda yang tepat.
Salah satu unsur penting dalam strategi advokasi, adalah menentukan
tahapan program advokasi yang akan dilaksanakan. Tahapan ini dapat
dibagi atas jangka pendek, menengah dan panjang.

Sesuai dengan tahapan tersebut, maka dalam langkah strategi ini disusun
tujuan untuk tiap-tiap kelompok sasaran dengan memperhatikan kaidah
SMART (S = spesifik/khusus; M = measureable/dapat diukur; A =
action/dapat dikerjakan; R = realistic dan T = time bound/ada ukuran waktu
yang jelas).

Dengan memperhatikan tujuan yang telah dirumuskan serta hasil analisis


khalayak, maka dalam langkah strategi kita lakukan :

1) Penetapan tujuan/sasaran/target.
2) Pemilihan bentuk aksi/tindakan.
3) Perumusan isi pesan.
4) Identifikasi dan pemilihan media/saluran informasi.
5) Pengaturan pendayagunaan tenaga (termasuk penyiapan/
pelatihannya), sarana dan dana.

12
Dengan demikian, bila langkah strategi ini dikerjakan dengan baik, maka
akan dihasilkan suatu RENCANA STRATEGIS advokasi untuk isu, wilayah
dan waktu tertentu.

3. Mobilisasi.

Mobilisasi merupakan salah satu langkah penting dalam proses advokasi.


Mobilisasi perlu dilakukan untuk membangun kebersamaan dan sekaligus
tekanan kepada pihak-pihak yang tidak/belum mendukung. Mobilisasi ini
sangat penting khususnya untuk membuat “nilai kepentingan” dari berbagai
kelompok yang terkait menjadi kompatibel. Mobilisasi selain merupakan
suatu tehnik, juga merupakan suatu “seni” dengan berbagai “trick” yang bisa
dikembangkan melalui pengalaman.

Beberapa langkah mobilisasi yang bisa dilakukan :

a. Memberikan pelatihan/orientasi kepada kelompok pelopor (kelompok


yang paling mudah menerima isu yang sedang diadvokasikan).
b. Mengkonsolidasikan mereka yang telah mengikuti pelatihan/orientasi
menjadi kelompok-kelompok pendukung/kader.
c. Mengembangkan koalisi diantara kelompok-kelompok maupun pribadi-
pribadi pendukung.
d. Mengembangkan jaringan informasi diantara anggota koalisi agar selalu
mengetahui dan merasa terlibat (concern) dengan isu yang
diadvokasikan.
e. Melaksanakan kegiatan yang bersifat massal dengan melibatkan
sebanyak mungkin anggota koalisi.
f. Mendayagunakan media massa untuk mengekspose kegiatan koalisi dan
sebagai jaringan informasi.
g. Mendayagunakan berbagai media massa untuk membangun
kebersamaan dalam masalah/isu ( menjadikan issu/masalah sebagai
masalah bersama). Hal ini cukup efektif bila dilakukan dengan
menggunakan TV filler/spot, radio spot atau billboard dan spanduk.

4. Tindakan Aksi.

Tindakan atau aksi dalam proses advokasi pada dasarnya adalah


serangkaian kegiatan komunikasi baik yang bersifat individual, kelompok atau
massa maupun berupa pawai/demo/unjuk rasa/show of force.
Melalui langkah tindakan/aksi dalam proses advokasi perlu terus dibangun
dijaga citra (image) bahwa :

Proses ini merupakan “tindakan bersama”. Makin banyak orang yang


dicitrakan terlibat dalam kegiatan ini makin baik.
Proses ini dilakukan secara terus menerus dan konsisten.

Dengan memanfaatkan berbagai media/saluran komunikasi yang ada,


melalui langkah tindakan/aksi ini kita upayakan agar :

13
a. Para Penentu Kebijakan.

 Tahu dan yakin, bahwa masalah kesehatan benar-benar perlu


dilaksanakan dan akan menguntungkan bagi semua unsur.
 Tahu faktor-faktor penyebab masalah kesehatan.
 Tahu bahwa masalah kesehatan bisa diatasi/dipecahkan.
 Tahu bahwa pemerintah mempunyai pilihan instrumen kebijakan publik
untuk memecahkan masalah kesehatan, baik berupa Perda maupun
Surat Keputusan.
 Menyadari bahwa Pemerintah mempunyai kewajiban untuk membuat
kebijakan untuk memecahkan masalah kesehatan.
 Membuat instrumen kebijakan publik tentang kesehatan.
 Melaksanakan kebijakan publik tentang kesehatan yang dibuatnya
secara konsisten dan bertanggung jawab.
 Tahu bahwa Penentu Kebijakan publik mempunyai daya (resources)
untuk memecahkan masalah kesehatan.
 Mampu memilih cara yang cocok untuk menyelesaikan masalah
kesehatan.
 Mampu menggalang potensi untuk kesinambungan kesehatan.

b. Kelompok Pendukung/pro.

 Tahu dan yakin bahwa ada kelompok masyarakat (marjinal) yang


mengalami masalah dalam pelayanan Kesehatan.
 Tahu bahwa masalah pelayanan kesehatan bisa diatasi melalui
program kesehatan.
 Tahu dan yakin bahwa masalah kesehatan benar-benar tidak
menguntungkan bagi kelompok masyarakat yang mengalami.
 Tahu bahwa masalah kesehatan bisa dipecahkan.
 Tahu bahwa dia memiliki potensi untuk ikut mengatasi masalah
kesehatan .
 Tahu bahwa dia akan mendapat manfaat dan atau memiliki kewajiban
moral untuk ikut membantu menyeselsaikan kesehatan.
 Mampu dan mau ikut mendukung pemecahan masalah ini sesuai
dengan potensi yang dia miliki.

Untuk mencapai kondisi tersebut, maka isi pesan perlu disusun secara
bertahap dan dirancang secara cermat sesuai dengan kondisi nyata dari
kelompok khalayaknya.

Demikian pula pemilihan dan desain media harus benar-benar dipilih yang
cocok dengan sasaran. Untuk sasaran penerima langsung, kegiatan
penyuluhan kelompok di samping media massa dan media lain akan cukup
efektif. Sedangkan untuk sasaran penentu kebijakan dan pendukung akan
lebih cocok dijangkau melalui media massa (TV, Radio dan Koran/Majalah).
Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa, kemampuan advokator dalam
14
mendayagunakan media massa (memblow-up informasi) menjadi salah satu
faktor penting dalam langkah mobilisasi.

5. Evaluasi

Langkah evaluasi juga merupakan bagian penting dari advokasi. Evaluasi


perlu dilakukan baik terhadap proses, out put maupun dampak dari advokasi
yang telah dilakukan.
Dengan menggunakan Rencana Strategis yang telah disusun, beberapa
aspek dalam proses yang perlu dievaluasi secara berkala, diantaranya :

a. Penetapan sasaran.

 Apakah sasaran sudah di klasifikasi sesuai dengan


kelompoknya ?
 Apakah masing-masing kelompok sudah terinci secara
jelas?.
 Apakah aksi/tindakan yang dilakukan sudah menjangkau
semua sasaran.

b. Perumusan tujuan.

 Apakah tujuan advokasi telah terumuskan dengan jelas.


 Apakah tujuan juga telah dirumuskan secara spesifik untuk tiap
kelompok?
 Bagaimana respons tiap kelompok terhadap rumusan tujuan
tersebut ?

c. Perumusan isi pesan.

 Apakah isi pesan telah dirumuskan konsisten dengan tujuan ?


 Apakah rumusan isi pesan menggugah/dapat diterima sasaran.
 Apakah rumusan isi pesan telah menggambarkan perkembangan/
peningkatan ?

d. Pemilihan media dan saluran.

 Media dan saluran apa saja yang potensial untuk digunakan ?


 Media dan saluran apa yang paling kuat menjangkau kelompok
sasaran tertentu.
 Bagaimana penempatan/placement dari tiap media ?
 Bagaimana penggunaan multi media ager sinerji ?

e. Pembentukan dan penggalangan kelompok pendukung/koalisi.

 Siapa saja yang potensial untuk dijadikan pelopor dalam


pembentukan koalisi ?
 Bagaimana pelatihan/seminar/lokakarya untuk membentuk koalisi ?
15
 Apakah jumlah anggota koalisi berkembang ?
 Apakah anggota koalisi telah memberikan sumbangan/memainkan
peran sebagaimana yang diharapkan ?

f. Intensitas, sekuen dan jadual kegiatan.

 Apakah intensitas kegiatan telah memadai ?


 Apakah kegiatan telah tersusun dalam jadual yang sekuen (runtut) ?
 Apakah kegiatan telah sinerji satu sama lain ?
 Apakah jadual kegiatan telah dilaksanakan secara konsisten ?

Selain menggunakan rencana strategis yang telah disusun sebagai tolok


ukur, dalam proses evaluasi kita perlu pula memperhatikan perkembangan
global, perubahan kebijakan-kebijakan lain yang mungkin
berkaitan/berpengaruh serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan kata lain langkah evaluasi yang baik harus mampu
membantu kita untuk mewujudkan YANG AKAN DATANG MENJADI LEBIH
BAIK DARI YANG SUDAH.

6. Kesinambungan

Advokasi adalah suatu bentuk program komunikasi strategis yang dirancang


untuk menghasilkan perubahan nilai dan perilaku. Oleh karena itu proses
advokasi seringkali memerlukan waktu yang cukup panjang. Dengan kata
lain, advokasi bukanlah bentuk “komunikasi tunggal”. Tujuan dari waktu ke
waktu perlu dirinci dan diperjelas. Demikian pula isi pesan dari waktu ke
waktu.

“A” frame

3
Mobilisasi

2 4
Strategi
Tindakan/
Aksi
K es 6
ina
mb
ung
an 5
1
Evaluasi
Analisis

16
Peran petugas advokasi kesehatan

a. Mengumpulkan informasi atau data yang akurat.


b. Melakukan analisis data, masalah, penyebab masalah, upaya
pemecahan masalah, sumberdaya yang dibutuhkan, keterlibatan
berbagai pihak baik yang dapat memberi dukungan, dll
c. Mengidentifikasi dan menentukan sasaran dan tujuan advokasi
d. Mengidentifikasi nilai dan kepentingan sasaran advokasi secara spesifik,
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
e. Membangun kerjasama / jaringan kemitraan
f. Menyusun pesan / bahan informasi untuk melakukan advokasi yang
sesuai dengan karakteristik sasaran dan tujuan advokasi. Melontarkan
ide-ide khusus atau permasalahan penting yang sedang terjadi di
masyarakat
g. Memilih teknik dan media advokasi yang sesuai
h. Membuat dan melakukan presentasi yang dapat meyakinkan orang lain
i. Mencari peluang sumberdaya yang dapat dipergunakan untuk melakukan
kegiatan advokasi.
j. Mencari peluang situasi yang tepat untuk melakukan advokasi sesuai
dengan karakteristik sasaran.
k. Melakukan rencana aksi advokasi
l. Mengevaluasi kegiatan advokasi
m. Mengkomunikasikan hasil advokasi.

Persyaratan petugas advokasi

Agar advokasi dapat mencapai tujuan, maka perlu didukung oleh


kemampuan tenaga advokasi yang memadai. Ada beberapa syarat tenaga
advokasi yaitu :

 Latar belakang pendidikan

- Akademik
- Mampu berkomunikasi
- Pengalaman kerja di bidang kesehatan
- Pengalaman berorganisasi / mobilisasi social
- Mampu berbicara didepan umum dan memfasilitasi kelompok
- Mampu menulis pidato, artikel, dll
- Pengalaman bekerjasama dengan media
- Mampu mengangkat issue menjadi pesan advokasi.

 Kualitas pribadi
17
- Fasih berbicara dan menjadi pendengar yang baik
- Senang bekerja sama dengan berbagai tingkatan masyarakat
- Bersedia dilatih dan membuka diri bagi peningkatan profesionalisme
- Mendukung program

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan advokasi:

1. Credible : artinya program yang diajukan harus dapat meyakinkan


para penentu kebijakan, oleh sebab itu harus didukung data dari
sumber yang dapat dipercaya.

2. Feasible : artinya program tersebut secara teknik, politik maupun


ekonomi layak untuk dilaksanakan. Secara teknik dapat dilaksanakan
karena tersedia petugas yang mempunyai kemampuan yang
memadai, tidak membawa dapak politik yang meresahkan
masyarakat, dana terjangkau.

3. Relevant : artinya memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar


memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat serta ada
keterkaitan dari program yang dilakukan oleh lintas program maupun
lintas sektor.

4. Urgent : artinya program itu mempunyai urgensi yang tinggi, harus


segera dilaksanakan kalau tidak dilaksanakan akan menimbulkan
masalah yang lebih besar lagi.

5. High priority : artinya program yang diajukan harus mempunyai


prioritas tinggi, oleh sebab itu diperlukan analisis cermat, baik
terhadap masalahnya sendiri, maupun terhadap alternatif pemecahan
masalah atau program yang diajukan.

18
19
INDIKATOR KEBERHASILAN
ADVOKASI KESEHATAN

1. Indikator input

a. Ada data tentang kesehatan beserta permasalahannya secara


lengkap dan akurat
b. Adanya tenaga atau jaringan yang mau melakukan advokasi
c. Adanya waktu dan sumberdaya untuk melakukan advokasi.

2. Indikator proses

a. Adanya individu, kelompok, institusi potensial yang


telah memahami permasalahan kesehatan .
b. Adanya komitmen serta tindakan aksi dari berbagai
pihak terkait untuk melakukan upaya mangatasi masalah sesuai
c. Masalah kesehatan menduduki prioritas utama dalam
agenda pembangunan daerah

3. Indikator output

a. Adanya dukungan sumberdaya dari individu, kelompok,


institusi potensial dalam mengatasi permasalahan kesehatan.
b. Adanya kebijakan publik yang memadai dalam upaya
mengatasi masalah kesehatan secara berkelanjutan

4. Indikator dampak

a. Meningkatnya jumlah sumberdaya untuk pembangunan


kesehatan
b. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam perilaku
hidup bersih dan sehat.
c. Menurunnya angka kesakitan dan kematian
d. Meningkatnya akses masyarakat dalam pelayanan
kesehatan yang berkualitas

20

Anda mungkin juga menyukai