Anda di halaman 1dari 49

BAB III

STRATEGI PENDEKATAN KEGIATAN

A. Lokasi dan Waktu Kegiatan


1. Lokasi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Pelaksanaan kegiatan Praktek Belajar Lapangan dilaksanakan di
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Wilayah Kerja Tg. Perak
yang berlokasi di Jalan Perak Timur No. 514-516, Perak Utara, Pabean
Cantian, Kota Surabaya.
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan praktek lapangan dilakukan setiap hari
kerja (Senin-Jumat) selama 4 minggu berturut-turut mulai tanggal 4
Februari 2019 s/d 1 Maret 2019. Waktu pelaksanaan kegiatan
disesuaikan dengan jam kerja yang diterapkan di Kantor Kesehatan
Pelabuhan, dengan rincian sebagai berikut:
a. Senin – Kamis : 07.30 – 16.00 WIB
b. Jumat : 08.00 – 16.30 WIB

B. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan yang kami lakukan di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Wilayah Kerja Tg. Perak didasarkan
pada pelaksanaan program-program institusi tersebut. Rincian kegiatan-
kegiatan yang telah kami laksanakan selama Praktik Belajar Lapangan kami
sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

21
Tabel III.1
Pelaksanaan Kegiatan Praktik Belajar Lapangan di Institusi
KKP Kelas I Surabaya Wilayah Kerja Tg. Perak

No Tanggal Uraian Kegiatan Penanggung


Jawab
1. 04/Feb/2019 - Penyerahan mahasiswa
ke instansi lokasi praktek
kerja lapangan KKP
Juanda
- Pengenalan bagian Bapak Mulyo
pengendalian risiko Arianto
lingkungan oleh DR.
Bangun Cahyo Utomo
dan Mulyo Arianto,
SKM., MM
2. 06/Feb/2019 Mempelajari literatur bidang
pengendalian risiko Ibu Siti Nurhayati
lingkungan
3. 07/ Feb /2019 - Pelayanan kesehatan
- Pengemasan larvasida
- Pembersihan gudang dan
laboratorium rodent
- Inspeksi sanitasi kapal Bapak Mas adhi
- Menyusun & Presentasi Hardian U
perencanaan survei jentik
disekitar KKP Kelas I
Surabaya Wilayah Kerja
Tg. Perak
4. 08/ Feb 2019 - Inspeksi tempat
pengolahan makanan,
sampling makanan, dan
usap alat makan
- Survei dan identifikasi Bapak Mas adhi
jentik disekitar KKP Hardian U
Kelas I Surabaya &
Wilayah Kerja Tg. Perak Bu Siti Nurhayati
- Presentasi hasil survei
jentik disekitar KKP
Kelas I Surabaya
Wilayah Kerja Tg. Perak
5. 11/Feb/2019 - Pembuatan larvitrap
- Pemasangan larvitrap di
lingkungan KKP Kelas I Bapak Mas adhi
Surabaya Wilayah Kerja Hardian U
Tg. Perak
- Pelayanan kesehatan

22
No Tanggal Uraian Kegiatan Penanggung Jawab
6. 12/Feb/2019 - Inspeksi sanitasi kapal Bapak Mas adhi
- Pemeriksaan TTU Hardian U
7. 13/Feb/2019 - Menyusun & presentasi
perencanaan survei Bapak Mas adhi
kepadatan alat Hardian U
- Melakukan observasi &
kepadatan lalat Bu Amen Desina
- Menyusun perencanaan Sari
sampling air bersih
8. 14/Feb/2019 - Melakukan sampling air Bu Amen Desina
bersih Sari
- Menyusun dan presentasi &
perencanaan PSN Bu Siti Nurhayati
9. 15/Feb/2019 - PSN di Kelurahan Perak
Utara Kecamatan Pabean
Cantian Surabaya RW 01
Bapak Mas adhi
- Melakukan identifikasi
Hardian U
larva
- Presentasi hasil PSN dan
Identifikasi larva
10. 18/Feb/2019 - Inspeksi kapal
Bapak Mas adhi
- Pemasangan umpan
Hardian U
perangkap tikus
11. 19/Feb/2019 - Trapping tikus Bapak Mas adhi
- Identifikasi tikus Hardian U
12. 20/Feb/2019 - Trapping tikus
- Identifikasi tikus Bapak Mas adhi
- Observasi kepadatan Hardian U
lalat
13. 21/Feb/2019 - Trapping tikus
- Identifikasi tikus
- Identifikasi pinjal
Bu Siti Nurhayati
- Observasi kepadatan
lalat
- Inspeksi sanitasi kapal
14.
22/Feb/2019 Menyusun laporan
15.
25/Feb/2019 Menyusun laporan
16. 26/Feb/2019 - PSN di Kelurahan Perak
Bu Amen Desina
Utara Kecamatan Pabean
Sari
Cantian Surabaya RW 06
17. 27/Feb/2019 Menyusun laporan
18. Presentasi hasil PSN RW 06, Bapak Mas adhi
28/Feb/2019
hasil sanitasi kapal & Hardian U & Bu Siti

23
kepadatan tikus serta
identifikasi pinjal
19. 01/Maret/2019 Menyusun laporan

C. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya Wilayah kerja Tg. Perak untuk mendapatkan data
mengenai manajemen yang diterapkan intansi tersebut dalam
melaksanakan program-programnya.
2. Observasi
Observasi dilakukan secara langsung dengan cara mengamati
kualitas dan keadaan lingkungan diantaranya adalah Terminal Jamrud
dan rumah warga.
3. Pengukuran
Pengukuran dilakukan untuk mengukur kualitas air bersih, angka
bebas jentik, House Index, Container Index, kepadatan lalat dan
kepadatan tikus.
4. Alat pengumpul data
a) Formulir Penilaian Sanitasi Kapal
b) Formulir Penilaian Sanitasi TPM
c) Formulir Survei Jentik
d) Formulir Perhitungan Kepadatan Lalat dan Tikus
e) Water Test Kit
f) Fly Grill
g) Perangkap Tikus
h) Larvitrap
i) Alat tulis

24
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengawasan Sanitasi Lingkungan


1. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu (PVBP)
a) Survei jentik nyamuk di Pelabuhan
1) Survei Jentik Nyamuk di Lingkungan Kantor Kesehatan
Pelabuhan
Waktu Pelaksanaan : 08, 11 - 15 Februari 2019
Tempat : Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya Tanjung Perak
a. Bentuk Kegiatan
Pemetaan daerah perimeter dan daerah buffer
merupakan tempat perindukkan pontesial nyamuk Aedes
aegypti. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit
yang ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Kegiatan ini
dilakukan dengan metode Single Larva yang artinya pada
setiap kontainer atau tempat penampungan air (TPA) yang
ditemukan keberadaan jentik, maka satu ekor jentik akan
diambil dengan cidukan (gayung plastik) atau menggunakan
pipet panjang jentik sebagai sampel, untuk pemeriksaan
spesies jentik (identifikasi). Jentik diambil ditempatkan dalam
botol kecil atau vial dan diberi label. Setelah dilakukan
pengambilan jentik, kontainer atau tempat penampungan air
tersebut dilakukan pembuangan air atau pembersihan tempat
penampungan air. Selain itu, kegiatan ini dilakukan
perhitungan Container Index (CI) dan House Index (HI).
Kemudian dipasangkan larvitrap di titik lokasi yang diperiksa.
b. Sasaran dan target
Pelaksanaan survei jentik nyamuk di pelabuhan
dilakukan pada daerah buffer dan perimeter. Pada kegiatan ini
dilakukan di Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

25
I Surabaya Tanjung Perak, dimana daerah tersebut merupakan
wilayah perimeter. Target yang diharapkan dari pelaksanaan
survei jentik ini yaitu hasil House Index (HI) > 1%.
c. Pelaksanaan kegiatan
(1) Pengelolaan sumber daya
Pelaksanaan kegiatan survei jentik ini dilakukan
setiap minggunya guna mencegah penularan penyakit
menular. Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan ini yaitu
(a) Survey Jentik
1. Senter
2. Vial
3. Pipet
4. Gayung
5. Kertas Label
6. Form survei jentik nyamuk
(b) Identifikasi jentik
Alat Bahan
1. Mikroskop 1. Entelan
2. Pipet
3. Cover Glass
4. Preparat
5. Jarum Seksi
(c) Pembuatan Larvitrap
Alat
1. Botol plastic
2. Gunting
3. Lakban
4. Kantong plastic berwarna hitam
5. Kain Kera

26
(2) Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan survei jentik dilakukan pada tanggal 08
Februari 2019.
(3) Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pelaksanaan survei jentik dilakukan sesuai SOP yaitu
dengan memeriksa keberadaan jentik di seluruh kontainer
atau tiap jenis tempat penampungan air dengan mengambil
jentik untuk identifikasi. Hasil survei kemudian dihitung
nilai House Index dan Container Index dengan
menggunakan rumus berikut:

𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 (+) 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘


HI = × 100%
𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 (+) 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘


CI = × 100%
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
d. Pelaporan
Kegiatan survei jentik nyamuk dapat diketahui hasilnnya
sebagai berikut:
(1) Hasil survei
 Tempat Penampungan Air
Tabel IV. 1
Hasil Survei Tempat Penampungan Air

N Dengan Dengan Jenis


Nama Tempat Letak Pencahayaan Penutup
O Air Jentik Jentik

Ruang Pelayanan Kesehatan


1 Ember (Kamar mandi) Dalam Terang - Ada - -

2 Ember (Kamar mandi) Dalam Gelap - Ada - -

3 Ember (Kamar mandi) Dalam Gelap - Ada - -


4 Ember(Kamar Mandi) Dalam Terang - Ada - -

5 Closet (Kamar mandi) Dalam Terang - Ada - -

27
Gedung depan

6 Ember (Kamar mandi) Dalam Terang - Ada - -


7 Ember (Kamar mandi) Dalam Terang - Ada - -
Gedung Utama
8 Ember (Kamar mandi) Dalam Terang - Ada - -
9 Ember (Kamar mandi) Dalam Terang - Ada - -
Gudang
10 Ember (Kamar mandi) Dalam Terang - Ada - -
Musholla
11 Ember (Kamar mandi) Dalam Terang - Ada - -
12 Ember (Kamar mandi) Dalam Terang - Ada - -

 Bukan Tempat Penampungan air dan Alamiah


Tabel IV. 2
Hasil Survei Bukan Tempat Penampungan Air dan Alamiah

N Dengan Dengan Jenis


Nama Tempat Letak
O Air Jentik Jentik

Gedung Utama

1 Dispenser Dalam Ada - -

2 Dispenser (Ruang PKSE) Dalam Ada Ada Ae.aegypti

Diluar Gedung

3 Timba/Bak Cuci Piring Luar Ada Ada Ae.aegypti


4 Bekas Tong Luar Ada - -

5 Besi Bekas Luar Ada - -

6 Galon Luar Ada - -

7 Tutup Drum Luar Ada - -

28
 Perhitungan Container Index
Kontainer yang positif = 2
Kontainer yang diperiksa = 19

 Perhitungan House Index


Diket :
Rumah yang positif = 2
Rumah yang diperiksa = 5

Berdasarkan hasil yang didapat, nilai HI melebihi dari


nilai target yaitu melebihi 1%. Hal tersebut dapat berpotensi
penularan penyakit yang ditransmisikan oleh nyamuk Aedes
aegypti. Sebagai bentuk pengendalian pemberantasan sarang
nyamuk dapat dilakukan dengan larvasidasi, larvitrap,
melakukan gerakan 3M dan fogging
(2) Hasil Identifikasi Jentik
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan,
jenis larva yang ditemukan adalah larva Aedes aegypti. Jenis
larva tersebut memiliki ciri-ciri yaitu siphon berbetuk
besar/gemuk dan comb berbentuk trisula yang berjajar rapat.
Nyamuk Aedes aegypti menyukai berkembang biak didalam
rumah maupun diluar rumah yang dapat berpotensi menampung
air, kondisi yang terbuka, tidak mengalir dan terlindung dari
cahaya matahari.

29
(3) Hasil Pemasangan Larvitrap di Lingkungan Kantor Kesehatan
Pelabuhan
Tabel IV. 3
Hasil Pemasangan Larvitrap

Penggunaan
Hari ke-
Titik Lokasi Kasa
1 2 3 4 5 Ada Tidak
Kamar Mandi
1 - - - - Telur √
Karyawan
2 Depan Lobby - - - - - √
3 Ruang PKSE - - - - - √
Kamar Mandi
4 - - - - - √
Gedung Lama
Kamar Mandi
5 Ruang - - - - - √
Pelayanan

Pemasangan larvitrap dilakukan dilokasi KKP Kelas


I Wilayah Tanjung Perak Surabaya dengan melakukan dua
perbandingan yaitu larvitrap tanpa kain kasa dan larvitrap
menggunkan kain kasa.
Pengamatan dilakukan selama 5 hari dihitung mulai
tanggal 11 – 15 Februari 2019, dari 5 titik pemasangan
didapatkan hasil positif telur di titik 1 depan kamar mandi
karyawan dengan penggunaan larvitrap yang disertai kain
kasa. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi dinding botol
yang licin dan pemasangan kain kasa yang kurang tepat,
berdasarkan hasil penelitian Nur Endah Wahyuningsih
(2008) menyatakan bahwa telur nyamuk lebih banyak
didapatkan dari ovitrap tempurung kelapa dibandingkan
ovitrap gelas kaca dikarenkana permukaan dinding kasar
menyebabkan nyamuk lebih mudah meletakkan telur.

30
2) Survei Jentik Nyamuk di Rumah Warga
Waktu Pelaksanaan : 15-22, 26 Februari 2019
Tempat : Di Kelurahan Perak Utara,
Kecamatan Pabean Cantian Kota
Surabaya
a. Bentuk Kegiatan
Pemetaan daerah perimeter dan daerah buffer
merupakan tempat perindukkan pontesial nyamuk Aedes
aegypti. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit
yang ditransmisikan oleh nyauk Aedes aegypti. Kegiatan ini
dilakukan dengan metode Single Larva yang artinya pada
setiap kontainer atau tempat penampungan air (TPA) yang
ditemukan keberadaan jentik, maka satu ekor jentik akan
diambil dengan cidukan (gayung plastik) atau menggunakan
pipet panjang jentik sebagai sampel, untuk pemerikasaan
spesies jentik (identifikasi). Jentik diambil ditempatkan dalam
botol kecil atau vial dan diberi label. Setelah dilakukan
pengambilan jentik, kontainer atau tempat penampungan air
tersebut dilakukan pembuangan air atau pembersihan tempat
penampungan air. Apabila ditemukannya keberadaan jentik,
maka akan dilakukan larvasidasi yaitu dengan memberikan
larvasida ke tempat penampungan air maupun ke pemilik
rumah. Selain itu, kegiatan ini dilakukan perhitungan
Container Index (CI) dan House Index (HI).
b. Sasaran dan target
Pelaksanaan survei jentik nyamuk di pelabuhan
dilakukan pada daerah buffer dan perimeter. Pada kegiatan ini
dilakukan di Di Kelurahan Perak Utara, Kecamatan Pabean
Cantian Kota Surabaya, dimana daerah tersebut merupakan
wilayah buffer. Target yang diharapkan dari pelaksanaan
survei jentik ini yaitu hasil House Index (HI) > 1%.

31
c. Pelaksanaan kegiatan
(1) Pengelolaan sumber daya
Pelaksanaan kegiatan survei jentik ini dilakukan oleh
Pihak KKP Surabaya dan Jumantik atau kader desa yang
telah dipilih dan diberikan pelatihan oleh pihak KKP
Surabaya serta diawasi oleh perwakilan dari KKP
Surabaya dan Puskesmas Perak Timur. Peralatan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu:
(a) Survey Jentik
1. Senter
2. Vial
3. Pipet
4. Gayung
5. Kertas Label
6. Form survei jentik nyamuk
7. Larvasida
(b) Identifikasi jentik
Alat Bahan
1. Mikroskop 1. Entelan
2. Pipet
3. Cover Glass
4. Preparat
5. Jarum Seksi
(2) Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan survei jentik dilakukan pada tanggal 08
dan 26 Februari 2019 di lokasi yang berbeda. Pada tanggal
08 Februari 2019 dilakukan PSN di RW 01 sedangkan
pada tanggal 26 Februari 2019 dilakukan PSN di RW 06.
(3) Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pelaksanaan survei jentik dilakukan sesuai SOP yaitu
dengan memeriksa keberadaan jentik di seluruh kontainer
atau tiap jenis tempat penampungan air dengan

32
mengambil jentik untuk identifikasi. Hasil survei
kemudian dihitung nilai House Index dan Container Index
dengan menggunakan rumus berikut:

𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 (+) 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘


HI = × 100%
𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 (+) 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘


CI = × 100%
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
d. Pelaporan
(1) Hasil Survei Jentik
Tabel IV. 4
Hasil Survei Jentik di RW 01 Kelurahan Perak Utara,
Kecamatan Pabean Cantian Kota Surabaya

RUMAH
CONTAINER
NO LOKASI TEMPAT (+) CI % HI%
(+) JENTIK
JENTIK
Drum, Bak
Kamar
1. RT 01 7 6 14,8 60
Mandi,
Aquarium
2. RT 02 Bak Mandi 2 2 4,5 20
3. RT 03 - - - - -
4. RT 04 Bak Mandi 2 2 11,1 33,3
5. RT 05 Bak Mandi 3 3 12 30
6. RT 06 - - - - -
7. RT 07 - - - - -
8. RT 08 - - - - -
Drum, Bak
9. RT 09 3 3 7,5 30
Mandi

33
Bak Mandi,
10. RT 10 Drum, 4 4 7,8 30,7
Tempayan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kontainer


air bersih di lingkungan RW 01, Kelurahan Perak Utara,
Kecamatan Pabean Cantian menggunakan metode
pengamatan Single larva didapatkan fakta di lapangan
bahwa dari 63 rumah yang diperiksa terdapat 20 rumah
yang positif terdapat jentik Aedes aegypti, sedangkan dari
ke-63 rumah yang diperiksa terdapat 21 kontainer dari 247
kontainer yang positif jentik Aedes aegypti. dapat diketahui
nilai House index (HI) sebesar 32% dan Container Index
(CI) sebesar 8,5%.
Tabel IV. 5
Hasil Survei Jentik di RW 06 Kelurahan Perak Utara,
Kecamatan Pabean Cantian Kota Surabaya

CONTAINER RUMAH
NO LOKASI TEMPAT CI % HI %
(+) JENTIK (+) JENTIK
1. RT 01 Bak Mandi 5 5 18% 25%
2. RT 02 Bak Mandi, drum 3 3 12.5% 15%
3. RT 03 Bak mandi 3 3 7.14% 15%
4. RT 04 Bak mandi, drum 4 4 17.4% 20%
5. RT 05 Bak Mandi 3 3 11.11% 15%
6. RT 06 Bak mandi 4 4 13.3% 20%
7. RT 07 - - - - -
8. RT 08 Bak mandi 11 11 18% 52%

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kontainer


air bersih di lingkungan RW 06, Kelurahan Perak Utara,
Kecamatan Pabean Cantian menggunakan metode
pengamatan Single larva didapatkan fakta di lapangan

34
bahwa dari 141 rumah yang diperiksa terdapat 33 rumah
yang positif terdapat jentik Aedes aegypti, sedangkan dari
ke-141 rumah yang diperiksa terdapat 33 kontainer dari 234
kontainer yang positif jentik Aedes aegypti. dapat diketahui
nilai House index (HI) sebesar 23,4% dan Container Index
(CI) sebesar 14,1%.
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur
Nasional Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan di Pintu
Masuk Negara oleh Dirjen P2PL KEMENKES Tahun 2010
angka HI untuk wilayah yang masih termasuk wilayah
Buffer adalah <1. jika ditemukan angka HI >1 maka
tindakan yang diperlukan antara lain larvasidasi, fogging,
PSN, dan Penyuluhan
(2) Hasil perhitungan Larvitrap
Kegiatan ini dilakukan hanya di RW 01 Kelurahan Perak
Utara kecamatan pabean Cantian Kota Surabaya.
Tabel IV. 6
Hasil Pemasangan Larvitrap di RW 01 Kelurahan Perak
Utara, Kecamatan Pabean Cantian Kota Surabaya

Jumlah Keberadaan
No Lokasi Pemasangan Nyamuk
Larvitrap Negatif Positif
1. RT 01 2 2 -
2. RT 02 2 2 -
3. RT 03 - - -
4. RT 04 4 2 2
5. RT 05 12 12 -
6. RT 06 - - -
7. RT 07 - - -
8. RT 08 - - -
9. RT 09 10 8 2
10. RT 10 10 9 1

35
Berdasarkan hasil pemasangan larvitrap dirumah
warga RW 01 didapatkan bahwa larvitrap tersebut efektif
untuk memberantas sarang nyamuk. Sebab, nyamuk masuk
kedalam perangkap larvitrap sesuai dengan bionomiknya
yaitu salah satunya menyukai tempat yang gelap. Menurut
peelitian Henny Arwina menggunakan perangkap yang
terbuat dari gula merah dengan ragi efektif menarik nyamuk
masuk kedalam larvitrap. Menurut Endang Puji Astuti dan
Roy Nusa RES tahun 2011, bahwa target dalam
pengendalian ini adalah organ sensoris nyamuk, salah
satunya adalah organ olfactory (penciuman) yang dimiliki
nyamuk berbentu sensilla yang tersebar di seluruh
permukaan tubuhnya tapi sensilla ini paling banyak terdapat
pada antena nyamuk. Organ ini sangat peka terhadap bau
kimia.

b) Survei Kepadatan Lalat


Waktu Pelaksanaan : Jumat, 15 Februari 2019
Tempat : Pelabuhan Tanjung Perak
1) Bentuk Kegiatan
Adanya potensi penularan penyakit dari lingkungan fisik
yang belum memadai dimana lalat merupakan satu diantara jenis
serangga pengganggu yang dapat menularkan penyakit. Penyakit
yang ditularkan oleh lalat antara lain disentri, kolera, tifus, dan
diare dimana penularan terjadi secara mekanik. Oleh karena itu
perlu dilakukan pengawasan terhadap kepadatan lalat guna
meminimalisasi potensi penyebaran penyakit oleh lalat.
Kegiatan ini dilakukan di beberapa titik yang berpotensi
keberadaan lalat seperti di Tempat Pengolahan Makanan dan
Tempat Penampungan Sampah di sekitar Pelabuhan dengan
melakukan pengukuran kepadatan lalat dengan menggunakan
flygrill.

36
2) Pelaksanaan kegiatan
a. Pengelolaan Sumberdaya
Pelaksanaan kegiatan pengukuran kepadatan lalat
dilakukan oleh petugas dari KKP Surabaya. Peralatan yang
dibutuhkam dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu flygrill,
counter, stopwatch, hygrometer, anemometer, alat tulis,
formulir survey alat dan surat tugas.
b. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan suvei kepadatan lalat dilakukan secara
rutin di Pelabuhan pada tiap bulannya
c. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Survei kepadatan lalat dilakukan sesuai dengan SOP.
Pelaksanaan survei kepadatan lalat dilakukan dengan
pengukuran suhu, kelembaban udara, kecepatan angin,
kemudian meletakkan flygrill di tempat sekitar TPS dan
membiarkan flygrill dihinggapi lalat selama 30 detik setelah
itu dicatat pada formulir yang tersedia.
3) Pelaporan
Tabel IV. 7
Hasil Kepadatan Lalat

Angka
RH Kec.
No Lokasi Waktu °C kepadatan Ket
(%) Angin
lalat

Terminal Roro
1 09.40 33,4 64 97 1,4 Rendah
(TPS)

TPM Kantin
2 10.00 34,7 58 116 3,2 Sedang
Rudy

TPM Kantin
3 10.09 33,3 63,6 117 0,8 Rendah
Roro

37
Angka
RH Kec.
No Lokasi Waktu °C kepadatan Ket
(%) Angin
lalat

Tempat
4 Tunggu 10.20 33,8 63 0 0 Rendah
Penumpang

Ruang Tunggu
5 10.24 34,2 61 97 1,4 Rendah
Terminal Roro

6 TPM TKBM 10.30 34 62,6 0 1,2 Rendah

Gapura Surya
7 10.53 36 56 97 2,8 Sedang
Nusantara

Gerbang
8 Keberangkatan 11.03 34,8 59,2 0 0 Rendah
GSN

Gerbang
9 Keberangkatan 11.09 34 63 77 0 Rendah
GSN

Gerbang
Terminal
Tunggu depan
10 11.15 33,6 62,2 214 0,6 Rendah
posko
Pelayanan
Kesehatan

Counter Check
11 11.23 32,5 63,8 0 0,2 Rendah
In

12 Foodcourt SNQ 11.38 31 65,7 0 0 Rendah

38
Jenis lalat yang ditemukan selama pengukuran kepadatan lalat
dibeberapa titik lokasi yaitu Musca domestica, Chrysomyia
megacephala dan Sarcophaga sp. Suhu maupun kelembaban yang
optimum menjadi faktor adanya keberadaan lalat untuk hinggap. Selain
itu, lalat dapat ditemukan di tempat penampungan sampah dan tempat
pengolahan makanan, sehingga lalat sebagai hewan pengganggu yang
dapat menularkan beberapa penyakit seperti disentri, kolera, tifus, dan
diare. Bentuk pengendalian yang dapat dilakukan oleh KKP Surabaya
yaitu
 Meniadakan tempat-tempat yang digemari oleh lalat
 Sampah ditampung di tempat sampah yang kedap air, tertutup
 Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari dan memenuhi
syarat

c) Pengendalian Tikus dan Pinjal


Waktu pelaksanaan : Tanggal 18 - 21 Februari 2019

Tempat : Gudang 604, 605,607 C Pelindo, Gudang


100, Ruang tunggu penumpang dan Foodcourt Surabaya
North Quay

1) Bentuk Kegiatan
Pemberantasan terhadap pinjal tikus yang berada di sekitar
pelabuhan merupakan bentuk pencegahan terhadap penularan
penyakit pes yang dapat ditularkan melalui pinjal tikus. Kegiatan
ini dapat dilakukan dengan cara memasang trapping di beberapa
gudang sekitar pelabuhan. Trapping dipasangkan di sudut sudut
tempat yang dapat berpotensi tanda tanda keberadaan tikus.
Tanda tanda keberadaan tikus dapat dilihat dari jejak kaki tikus,
kotoran tikus, bau tikus.

39
2) Pelaksanaan kegiatan
a. Pengelolaan sumber daya
Pelaksanaan kegiatan pengendalian tikus dan pinjal
dilakukan oleh petugas dari KKP Perak. Peralatan yang
dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah
Alat :
1. Perangkap tikus
2. Kantong
3. Baskom
4. Sisir
5. Timbangan
6. Mikroskop
7. Object glass
8. Cover glass
9. Petridish
10. Penyedot pinjal
11. Tabung glass
12. Botol – botol vial
13. Penggaris
14. Kapas
15. Handscoon
16. Masker
17. Formulir dan ATK

Bahan :
1. Umpan
2. Alcohol
3. Chloroform
4. Lysol
5. Air
6. Racun tikus

40
b. Jadwal kegiatan
Pelaksanaan pengendalian tikus dan pinjal dilakukan
rutin oleh petugas KKP setiap 40 hari sekali dan dipasangkan
selama 5 hari berturut-turut.
c. Standart Operasional Prosedur (SOP)
Survei kepadatan tikus dan pinjal dilakukan sesuai
dengan SOP. Pelaksanaan survei kepadatan tikus dan pinjal
dilakukan dengan mengukur berat badan tikus, mengukur
panjang ekor. Menghitung panjang kaki belakang,
menghitung panjang badan dan menghitung panjang telinga.
kemudian menyisir untuk mencari keberadaan pinjal setelah
itu dicatat pada formulir yang tersedia.
3) Pelaporan
Jumlah Perangkap Tikus : 150 perangkap
Jumlah Perangkap yang hilang/rusak : 20 perangkap
Jumlah Tikus yang ditangkap : 10 ekor
Jumlah Pinjal yang ditemukan : 9 ekor
Jenis Pinjal : Xenopsylla cheopis

Tabel IV. 8
Hasil Kepadatan Tikus

Panjang
Panjang Panjang Panjang Berat Kaki
No. Badan Ekor Telinga Badan Jenis Tikus
Belakang
(cm) (cm) (cm) (gr) (cm)

Ratus
1 23 22 2 303 4,5
Norvegicus

Ratus
2 45 20 1,5 500 4,5
norvegicus

41
Panjang
Panjang Panjang Panjang Berat Kaki
No. Badan Ekor Telinga Badan Jenis Tikus
Belakang
(cm) (cm) (cm) (gr) (cm)

Ratus
3 13 16,5 2 90 3
Tanezumi

Ratus
4 16 19 2 160 2,5
Tanezumi

Ratus
5 13 16 2 80 2,5
norvegicus

Ratus
6 18 23 3,5 290 3,5 norvegicus

Ratus
7 18,5 19 3 110 3,5
Tanezumi

Ratus
8 16 19,5 1,2 140 3,5
norvegicus

Ratus
9 17 21 2 160 4
Tanezumi

Ratus
10 25 21,5 2 460 4,7
norvegicus

𝑇𝑖𝑘𝑢𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝
Kepadatan tikus =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔

= 10 / 150

= 0,067

42
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛
Indeks Pinjal =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑘𝑢𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝

= 9 / 10

= 0,9

Berdasarkan Pengamatan yang dilakukan, bahwa indeks


pinjal yang ditemukan sebesar 0,9. Dan menurut depkes tahun 2000
tentang Petunjuk Pemberantasan Pes Di Indonesia mengatakan
bahwa nilai indeks pinjal khusus (spesies yang sama) tidak boleh
melebihi dari 1. Jenis pinjal yang ditemukan di inangnya yaitu
Xenopsylla cheopis. Pinjal tersebut ditemukan dibadan tikus yang
berspesies yaitu Rattus norvegicus dan Rattus tanezumi. Hal ini
sesuai dengan penelitian Arum Sih Joharina tahun 2016 yang
menyatakan bahwa kedua spesies tikus tersebut merupakan jenis
tikus yang paling banyak ditemui pada lingkungan dekat
pemukiman.

Sebagai bentuk pengendalian tikus di pelabuhan oleh pihak


KKP dapat dilakukan dengan cara pemasangan perangkap yang
memiliki tanda-tanda keberadaan tikus dari segi bau, jejak kaki,
kotoran, bekas gigitan dan lubang tikus serta pemberian asosiasi
kepada karyawan di pelabuhan apabila ditemukan satu tikus dalam
keadaan mati maka sebaiknya melaporkan pada pihak KKP.

2. Tempat Pengambilan Makanan (TPM)


a) Pemeriksaan sampel makanan di TPM pelabuhan
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 8 Fabruari 2019
Tempat : Warung Ali Sabrina Gudang 100, Kantin
Roro, Kantin Rudy, TKBM Kantin Roro
1) Bentuk Kegiatan
Kegiatan pemeriksaan sampel makanan secara bakteriologis
merupakan bentuk aplikasi tugas kerja bidang pengendalian
resiko lingkungan nomer satu yaitu mengenai pengawasan

43
penyediaan air bersih, serta pengamanan makanan dan minuman.
Tujuan kegiatan ini ditekankan sebagai bentuk pencegahan agar
makanan yang diproduksi tidak terkontaminasi sehingga aman
untuk dikonsumsi bagi tenaga kerja bongkar muat (TKBM).
Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan pengambilan
sampel makanan dari semua jenis makanan yang diproduksi pada
hari itu juga. Selain pengambilan sampel makanan juga dilakukan
kegiatan uji organoleptik. Tujuan dari dilakukannya uji
organoleptik adalah agar dapat memberikan indikasi kebusukan,
kemunduran mutu, dan kerusakan lainnya dari makanan yang di
produksi di catering TKBM tersebut. Apabila dari hasil
pemeriksaan sampel makanan dan uji organoleptik yang
dilakukan didapatkan hasil tidak memenuhi syarat maka
dilakukan kegiatan pengendalian berupa penyuluhan mengenai
hygiene sanitasi makanan kepada pemilik catering dan petugas
atau pegawai yang bekerja di catering tersebut.
2) Sasaran dan target
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah TPM yang
melayani pelabuhan. Sedangkan targetnya adalah TPM yang
diperiksa memiliki status layak sehat. TPM dikatakan layak sehat
jika berdasarkan hasil pemeriksaan sampel makanan hasilnya
memenuhi syarat yang ditentukan. Parameter yang diperiksa
yaitu MPN Coliform dan ALT.
3) Pelaksanaan Kegiatan
a. Pengelolaan Sumberdaya
Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan sampel makanan
dan air bersih secara bakteriologis dilakukan oleh petugas
bidang PRL (Pengendalian Resiko Lingkungan) yang
berjumlah 2 orang dan masing-masing memiliki kualifikasi
pendidikan berlatar belakang kesehatan lingkungan.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
ini yaitu cool box, etiket, botol sampel, ice pack, kapas,

44
alkohol, korek api, handscoon, masker, dan alat tulis. Seluruh
biaya yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan
kegiatan ini berasal dari subsidi negara yang didapatkan
melalui tahap pengajuan DIPA (Daftar Isi Penggunaan
Anggaran) ke KKP induk yang kemudian diteruskan ke
Menteri Keuangan.
b. Jadwal kegiatan
Pelaksaan pemeriksaan sampel makanan dilaksanakan
secara rutin setiap 1 bulan sekali.
c. SOP (Standart Oprasional Prosedur)
SOP dari kegiatan pemeriksaan sampel makanan dan air
bersih secara bakteriologis diantaranya:
(1) Persiapan pelaksanaan kegiatan diantaranya pengurusan
surat izin serta menyiapkan alat dan bahan
(2) Petugas pengambil sampel menggunakan APD berupa
handscoon dan masker
(3) Petugas KKP mengambil sampel makanan yang sudah
disediakan oleh penjamah makanan sesuai dengan jenis
makanan untuk dimasukkan ke dalam masing-masing
plastic sampel yang sebelumnya sudah di usap
menggunakan alkohol.
(4) Memberikan etiket atau label pada sampel yang telah
diambil
(5) Memasukkan sampel yang telah diambil kedalam
coolbox.
(6) Mengirim sampel makanan dan air bersih yang telah
diambil ke Labkesda
Dari hasil kegiatan yang dilakukan diketahui bahwa
kegiatan pemeriksaan sampel makanan secara bakteriologis
sudah sesuai dengan SOP yang ada.

45
4) Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan pada saat setelah
dilakukan pengambilan sampel secara berkala yaitu tiap bulan
dengan melampirkan hasil laboratorium sesuai dengan
pemeriksaannya yaitu MPN Coliform. Pada pelaksanaan kegiatan
ini hasil laboratorium dapat diperoleh seminggu setelah
pengiriman sampel. Evaluasi terhadap pelaksanaan dilakukan
oleh KKP induk terhadap penanggung jawab per bidang tiap
triwulan dan per wilker tiap semester. Hasil evaluasi tersebut
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
tindak lanjut dan penyusunan program kerja berikutnya. Apabila
hasil laboratorium menunjukkan bahwa sampel makanan dan air
bersih yang diperiksa melebihi kadar yang ditentukan, maka
pihak KKP akan melakukan inspeksi lebih lanjut untuk
menemukan sumber pencemaran dan memberikan pembinaan
kepada pemilik catering sebagai bentuk tindak lanjut terhadap
program pengawasan TPM.

b) Pemeriksaan Usap Alat


Waktu pelaksanaan : Jumat, 8 Februari 2019
Tempat : Warung Ali Sabrina Gudang 100, Kantin
Roro, Kantin Rudy, TKBM Kantin Roro
1) Bentuk Kegiatan
Kegiatan pemeriksaan usap alat pada TPM yang dilakukan
merupakan salah satu kegiatan pengawasan makanan dan
minuman yang berada di wilayah kerja KKP. Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk mengontrol tempat pengelolaan
makanan dengan cara usap alat agar tidak terjadi penularan
penyakit melalui makanan yang produksi. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara mengusap alat yang digunakan untuk memasak oleh
jasa boga tersebut untuk dihitung angka kumannya yang

46
kemudian dikirim ke Labkesda oleh petugas pengambil sampel
dari KKP.
2) Sasaran dan target
Sasaran dari kegiatan usap alat di tempat pengelolaan
makanan adalah TPM yang berada di wilayah kerja KKP. Pada
kegiatan ini dilakukan di Warung Ali Sabrina Gedang 100 dan
Kantin terminal Roro. Kegiatan usap alat mengambil 2 alat
makan yaitu piring dan gelas.
3) Pelaksanaan kegiatan
a. Pengelolaan sumberdaya
Pelaksanaan kegiatan usap alat dilakukan oleh petugas
dari KKP yang kemudian dilakukan pembacaan angka
kuman di LABKESDA. Alat dan bahan yang digunakan
dalam kegiatan usap alat ini berasal dari LABKESDA yaitu
media NaCl dan cotton swab. Seluruh biaya yang diperlukan
dalam menunjang pelaksanaan kegiatan ini berasal dari
subsidi negara yang didapatkan melalui tahap pengajuan
DIPA (Daftar Isi Penggunaan Anggaran) ke KKP induk yang
kemudian diteruskan ke Menteri Keuangan.
b. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan usap alat pada tempat
pengelolaan makanan dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu
tahun menurut PERMENKES No. 1096 Tahun 2011 tentang
Hygiene Sanitasi Jasa Boga.
c. SOP (Standart Oprasional Prosedur)
Dalam kegiatan usap alat pada tempat pengelolaan
makanan di lakukan usap secara representative atau
mewakili setiap bagian yang akan di ambil. Untuk
pelaksanaannya harus sesuai dengan persyaratan
pengambilan usap alat yang secara steril karena dilakukan
pembacaan angka kuman. Sampel alat makan yang akan di
usap merupakan peralatan yang digunakan untuk memasak

47
termasuk tempat makan yang digunakan TPM tersebut untuk
memberikan pada customer.
4) Pelaporan
Kegiatan usap alat pada tempat pengelolaan makanan
diketahui dari hasil yang keluar dari LABKESDA mengenai
angka kuman dari alat masak dan makan yang digunakan. Pada
pelaksanaan kegiatan ini hasil laboratorium dapat diperoleh
minggu setelah pengiriman sampel. Dari hasil tersebut akan
disimpan dalam dokumen penilaian sanitasi untuk pihak KKP dan
juga diberikan kepada pihak TPM yang bersangkutan sebagai
informasi dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara online langsung
ke KKP induk (Juanda) tiap pelaksanaan kegiatan dan dibuat
dalam bentuk rekapitulasi laporan per triwulan dan per tahun.
Evaluasi terhadap hasil kegiatan dan kendala yang ditemukan
selama pelaksanaan dilakukan oleh KKP induk terhadap
penanggung jawab per bidang tiap triwulan dan per wilker tiap
semester. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan tindak lanjut dan penyusunan
program kerja berikutnya.

c) Pengawasan TPM di Pelabuhan


Waktu pelaksanaan : Jumat, 8 Februari 2019
Tempat : Warung Ali Sabrina Gudang 100, Kantin
Roro, Kantin Rudy, TKBM Kantin Roro
1) Bentuk Kegiatan
Pengawasan hygiene sanitasi TPM merupakan bentuk
aplikasi dari tugas kerja bidang pengendalian resiko lingkungan
no.1 yaitu mengenai pengawasan serta pengamanan makanan dan
minuman. Tujuan kegiatan ini ditekankan sebagai bentuk
pencegahan terhadap kontaminasi makanan seacara fisik, biologi,
dan kimia baik langsung maupun tidak langsung. Selain itu

48
kegiatan ini juga ditekankan agar TPM tidak menjadi tempat
perindukan vektor pembawa penyakit dan binatang pengganggu
lainnya. Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan penilaian
hygiene sanitasi TPM sesuai dengan Keputusan menteri
Kesehatan No. 1098 Tahun 2003 Tentang Hygiene Sanitasirumah
makan dan restoran. Apabila dalam hasil penilaian tersebut
didapatkan hasil yang tidak memenuhi persyaratan maka
dilakukan pengendalian berupa pemberian penyuluhan kepada
penjamah makanan dan pemilik usaha tentang bagaimana cara
menajamah makanan yang baik dan benar, peralatan apa saja
yang harus digunakan pada saat menjamah makanan, serta
persyaratan tentang TPM yang memenuhi syarat sesuai dengan
Keputusan menteri Kesehatan No. 1098 Tahun 2003 Tentang
Hygiene Sanitasi rumah makan dan restoran. Jika pada form
penilaian terdapat komponen yang belum terpenuhi maka
dilakukan penyuluhan mengenai komponen yang belum
terpenuhi tersebut dengan harapan agar kedepan komponen
tersebut telah terpenuhi dan sesuai dengan persyaratan.
2) Sasaran dan Target
Sasaran pelaksanaan kegiatan pengawasan hygiene sanitasi
TPM adalah pada usaha jasa boga atau rumah makan yang
melayani makanan pada pekerja di wilayah pelabuhan yang
berada dalam pengawasan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya. Pada kegiatan ini pelaksaan pengawasan TPM
dilakukan di empat tempat, yaitu Warung Ali Sabrina Gudang
100, Kantin Roro, Kantin Rudy, TKBM Kantin Roro. Target yang
diharapkan dalam kegiatan ini adalah hasil dari penilaian hygiene
sanitasi TPM memenuhi persyaratan sesuai dengan dengan
Keputusan menteri Kesehatan No. 1098 Tahun 2003 Tentang
Hygiene Sanitasi rumah makan dan restoran.

49
3) Pelaksanaan Kegiatan
a. Pengelolaan Sumber daya
Pelaksanaan kegiatan pengawasan hygiene sanitasi
TPM dilakukan oleh petugas bidang Pengendalian Resiko
Lingkungan KKP Kelas I Surabaya dengan jumlah tenaga 2
orang yang semuanya memiliki kualifikasi pendidikan
berlatar belakang kesehatan lingkungan.
Peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan ini alat tulis dan form penilaian
hygiene sanitasi TPM. Seluruh biaya yang dibutuhkan dalam
menunjang kegiatan ini berasal dari subsidi Negara yang
didapatkan melalui tahap pengajuan DIPA (Daftar Isi
Pengguanaan Anggaran) ke KKP induk yang kemudian
diteruskan kepada Kementerian Keuangan
b. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan pengawasan hygiene sanitasi TPM
dilakukan secara rutin sabu bulan sekali.
c. SOP (Standard Operational Procedure)
Hasil dari pengawasan hygiene sanitasi TPM
memenuhi syarat apabila tempat usaha catering tersebut
dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
usaha jasa boga yang diatur dalam PMK No. 1096 Tahun
2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasa Boga seperti alat
pengendalian serangga dan vektor, cerobon asap, alat
perangkap lemak dan alat untuk sterilisasi alat makan dan
masak. Pengawasan hygiene sanitasi TPM yang sesuai
dengan SOP yaitu membawa alat ukur yang dibutuhkan
dalam penilaian tersebut, namun dalam pelaksanaannya
belum sesuai dengan SOP.Seharusnya untuk pencahayaan
dilakukan pengukuran menggunakan luxmeter untuk
mengetahui berapa intensitas cahaya ditempat tersebut, tetapi

50
dalam pelaksanaannya hanya mengira intensitas cahaya yang
ada ditempat tersebut, sudah terlihat terang atau tidak.
4) Pelaporan
Tabel IV. 9
Hasil kegiatan pengawasan TPM di wilayah Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya

No Nama Tempat Hasil


1. Warung Ali Sabrina Gudang Memenuhi syarat
100
2. Kantin Roro Memenuhi syarat
3. Kantin Rudy Memenuhi syarat
4. TKBM Kantin Roro Memenuhi syarat

Hasil pengawasan hygiene sanitasi TPM di wilayah


pelabuhan Tanjung Perak Surabaya telah memenuhi syarat sesuai
dengan Form Keputusan menteri Kesehatan No. 1098 Tahun
2003 Tentang Hygiene Sanitasi rumah makan dan restoran.
Pelaporan hasil pengawasan hygine sanitasi TPM
dilakukan secara online langsung ke KKP induk (Juanda), tiap
pelaksanaan pengawasan dibuat dalam bentuk rekapitulasi
laporan per triwulan dan per tahun. Evaluasi terhadap kendala dan
hasil yang diperoleh dilakukan oleh KKP induk terhadap
penanggung jawab per bidang tiap tri wulan dan per wilker tiap
semester. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan tindak lanjut dan penyusunan
program kerja berikutnya.

3. Air Bersih
a) Pemeriksaan kualitas air bersih
Waktu pelaksanaan : Kamis, 14 Februari 2019
Tempat : Terminal Roro, Terminal Jambrud Roro
(hydrant), Pompa terminal roro, Gudang 100,
WTP Kalimas.

51
1) Bentuk Kegiatan
Pemeriksaan kualitas air bersih merupakan bentuk aplikasi
tugas kerja bidang pengendalian resiko lingkungan no. 1 yaitu
mengenai pengawasan penyediaan air bersih, serta makanan dan
minuman. Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan
pengukuran pH dan sisa Chlor air bersih di wilayah pelabuhan
tanjung perak atau wilayah kerja KKP.
2) Sasaran dan target
Sasaran dalam kegiatan ini yaitu kualitas air bersih di
Terminal Roro, Terminal Jambrud Roro (hydrant), Pompa
terminal roro, Gudang 100, WTP Kalimas . Target dalam
kegiatan ini yaitu untuk mengetahui nilai pH dan sisa Chlor air
bersih pada 5 tempat tersebut.
3) Pelaksanaan kegiatan
a. Pengelolaan sumber daya
Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kualitas air bersih
dilakukan oleh petugas bidang PRL (Pengendalian Resiko
Lingkungan) KKP dengan jumlah 2 orang dan masing
masing memiliki kualifikasi pendidikan berlatar belakang
kesehatan lingkungan.
Instrumen/peralatan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan ini yaitu formulir pemeriksaan
kualitas air bersih dan water test kit. Seluruh biaya yang
diperlukan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan ini
berasal dari subsidi negara yang didapatkan melalui tahap
pengajuan DIPA (Daftar Isi Penggunaan Anggaran) ke
KKP induk yang kemudian diteruskan ke Menteri
Keuangan.
b. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan
secara rutin pada setiap bulan.

52
c. SOP (Standart Oprasional Prosedur)
Pemeriksaan kualitas air bersih haruslah sesuai dengan
SOP yang telah ditentukan agar menghindari terjadinya
kesalahan dalam pemeriksaan kualitas air bersih yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Berikut Standar
Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan air bersih.
Persiapan :
(1) Membuat dan mengirimkan surat perizinan untuk
melakukan pengawasan penyediaan air bersih kepada
instansi terkait.
(2) Menyiapkan formulir dan water test kit untuk
pemeriksaan air bersih.
Pelaksanaan pemeriksaan sisa Chlor :
(1) Membilas tabung Hellige dengan air yang akan
diperiksa
(2) Memasukkan sampel air bersih ke tabung Hellige
sebanyak 10 ml.
(3) Meneteskan 0,5 ml (5 tetes) larutan reagen Cl2dan 0,2
ml (2tetes) larutan reagen Cl2. Kemudian homogenkan.
(4) Kemudian baca hasil perubahan warna pada
komparator tersebut.
(5) Setelah selesai, membuang sampel tersebut, lalu
membilas tabung/komparator tersebut dengan sampel
air yang diukur.
(6) Memasukkan sampel air ke tabung sebanyak 10 ml.
(7) Meneteskan 5 ml (5 tetes) larutan reagen pH.
Kemudian dihomogenkan.
(8) Kemudian baca hasil perubahan warna pada
komparator tersebut.

53
d. Pelaporan
Berikut ini hasil pemeriksaan air bersih di wilayah
pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Tabel IV. 10
Hasil Pemeriksaan Kualitas Fisik Air bersih

NO Tempat Pemeriksaan Parameter


pH Cl
1. Terminal Roro 7,6 1,5
2. Terminal Jamrud Roro 7,4 0,2
(Hydrant)
3. Pompa Terminal Roro 7,6 1,5
4. Gudang 100 7,6 0,1
5. WTP Kalimas 7,6 1,5

Pelaporan hasil kegiatan pemeriksaan air bersih


dilakukan secara online langsung ke KKP induk (Juanda)
tiap pelaksanaan pengawasan dan dibuat dalam bentuk
rekapitulasi laporan per triwulan dan per tahun. Dari
pelaksanaan pemeriksaan air bersih di 5 tempat tersebut
(Terminal roro, terminal jamrud roro, pompa terminal roro,
gudang 100, dan WTP kalimas) didapatkan hasil yaitu pH air
bersih memenuhi syarat sedangkan untuk sisa Chlor hanya
satu yang memenuhi syarat berdasarkan PMK No 32 Tahun
2017 Tentang Standart baku mutu kesehatan lingkungan dan
persyaratan kesehatan air untuk keperluan hygiene sanitasi,
kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum. Baku
mutu pH = 6,5 – 8,5 dan sisa Chlor = 0,2 – 0,5 mg/l.
Evaluasi terhadap hasil survei dan kendala yang ditemukan
selama pelaksanaan dilakukan oleh KKP induk terhadap
penanggung jawab per bidang tiap triwulan dan per wilker
tiap semester. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai

54
bahan pertimbangan dalam menentukan tindak lanjut dan
penyusunan program kerja berikutnya.

b) Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Bersih secara


Mikrobiologis
Waktu pelaksanaan : Fabruari 2019
Tempat : Terminal Roro, Terminal Jambrud Roro
(hydrant), Pompa terminal roro, Gudang 100,
WTP Kalimas.
1) Bentuk kegiatan
Pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih secara
mikrobiologis merupakan bentuk aplikasi tugas kerja bidang
pengendalian resiko lingkungan no. 1 yaitu mengenai
pengawasan penyediaan air bersih, serta makanan dan minuman.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan pengambilan
sampel air bersih di Terminal Roro, Terminal Jambrud Roro
(hydrant), Pompa terminal roro, Gudang 100, WTP Kalimas.
Yang kemudian akan dilakukan pemeriksaan di LABKESDA.
2) Sasaran dan target
Sasaran dalam kegiatan ini yaitu kualitas air bersih secara
mikrobiologi di Terminal Roro, Terminal Jambrud Roro
(hydrant), Pompa terminal roro, Gudang 100, WTP Kalimas.
Target dalam kegiatan ini yaitu untuk mengetahui total MPN
coliform pada air sampel tersebut.
3) Pelaksanaan Kegiatan
a. Pengelolaan sumber daya
Pelaksanaan kegiatan survei jentik dilakukan oleh
petugas bidang PRL (Pengendalian Resiko Lingkungan)
KKP dengan jumlah 2 orang dan masing-masing memiliki
kualifikasi pendidikan berlatar belakang kesehatan
lingkungan.

55
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
ini yaitu botol sampel, coolbox, alcohol, masker, bunsen,
dan sarung tangan. Seluruh biaya yang diperlukan dalam
menunjang pelaksanaan kegiatan ini berasal dari subsidi
negara yang didapatkan melalui tahap pengajuan DIPA
(Daftar Isi Penggunaan Anggaran) ke KKP induk yang
kemudian diteruskan ke Menteri Keuangan.
b. Jadwal kegiatan
Pelaksanaan pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan
secara rutin pada setiap bulan.
c. SOP (Standart Oprasional Prosedur)
Pemeriksaan kualitas air bersih haruslah sesuai dengan
SOP yang telah ditentukan agar menghindari terjadinya
kesalahan dalam pemeriksaan kualitas air bersih yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Berikut Standar
Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan air bersih.
Persiapan :
(1) Membuat dan mengirimkan surat perizinan untuk
melakukan pengawasan penyediaan air bersih kepada
instansi terkait.
(2) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
Pelaksanaan :
(1) Memasukkan sampel air bersih ke dalam botol sampel
hingga penuh.
(2) Membuang air sampel hingga tersisa ¾ botol sampel,
kemudian flambir
(3) Menutup botol sampel dan memberi etiket atau label
(4) Masukkan ke dalam cool box
(5) Mengirim ke laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan

56
4) Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan pada saat setelah
dilakukan pengambilan sampel secara berkala yaitu tiap bulan di
setiap titik pengambilan sampel air bersih secara mikrobiologis
dengan melampirkan hasil laboratorium sesuai dengan
pemeriksaannya. Pada pelaksanaan kegiatan ini hasil
laboratorium dapat diperoleh 1-2 minggu setelah pengiriman
sampel. Evaluasi terhadap pelaksanaan dilakukan oleh KKP
induk terhadap penanggung jawab per bidang tiap triwulan dan
per wilker tiap semester. Hasil evaluasi tersebut digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan tindak lanjut
dan penyusunan program kerja berikutnya. Apabila hasil
laboratorium menunjukkan bahwa total MPN coliform air bersih
tersebut melebihi baku mutu yang ditentukan, maka pihak KKP
wilker akan melakukan inspeksi lebih lanjut untuk menemukan
sumber pencemaran dan memberikan pembinaan kepada
pemilik sumber air tersebut sebagai bentuk tindak lanjut
terhadap program pengawasan pencemaran air.

4. Sanitasi Kapal
Program-program yang dilaksanakan pada bidang ini diantaranya :
a) Penerbitan PHQC (Port Health Quarantine Certficate) dan
Pemeriksaan Sanitasi Kapal
Waktu pelaksanaan : 13 Februari 2019
Tempat : KKP Wilayah Kerja Perak
1) Bentuk kegiatan
Penerbitan PHQC (Port Health Quarantine Certficate)
atau Surat Izin Berlayar merupakan salah satu upaya dalam
karantina kesehatan. Penerbitan dokumen PHQC bertujuan
untuk memastikan bahwa kapal yang datang dan berangkat
dari pelabuhan di wilayah KKP Wilker (Wilayah Kerja) Perak

57
telah diperiksa atau dilakukan inspeksi sanitasi dan
dinyatakan bebas dari resiko.
2) Sasaran dan target
Sasaran pelaksanaan penerbitan PHQC ditujukan
terhadap seluruh kapal yang datang ke pelabuhan di wilayah
kerja KKP Perak baik yang berasal dari luar negeri maupun
dalam negeri. Dalam hal ini pelabuhan yang terdapat di
wilayah kerja KKP Perak merupakan pelabuhan milik
industri. Sehingga kapal yang masuk maupun keluar dari
pelabuhan tersebut berupa kapan non-ferry. Target yang
diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu seluruh kapal
yang masuk dan keluar dari pelabuhan di wilayah kerja perak
bebas dari resiko penyebaran penyakit, diantaranya bebas
vektor, kualitas air baik/sehat, bersih, dan lainnya.
3) Pelaksanaan kegiatan
a. Pengelolaan sumberdaya
Pelaksanaan kegiatan beserta pemeriksaannya
sanitasi kapal dilakukan oleh petugas bidang dan PRL
(Pengendalian Risiko Lingkungan) KKP Perak dengan
jumlah 3 orang dan masing-masing memiliki kualifikasi
pendidikan dan keterampilan berlatar belakang
entomologi, epidemiologi dan kesehatan
lingkungan.Seluruh biaya yang diperlukan dalam
menunjang pelaksanaan kegiatan ini berasal dari agen
kapal atau dibebankan secara mandiri.
b. Jadwal kegiatan
Pelaksanaan penerbitan PHQC dilakukan
berdasarkan ada tidaknya pengajuan dari agen kapal dan
ketika masa berlaku sertifikat sanitasi kapal habis.
c. SOP (Standar Operasional Prosedur)
Pelaksanaan penerbitan PHQC sesuai SOP diantaranya :

58
(1) Nahkoda kapal melalui agen pelayaran melaporkan
tentang rencana kedatangan dan keberangkatan kapal
ke wilker Perak.
(2) Agen pelayaran datang ke loket pelayanan KKP
Wilker Perak untuk melakukan pendaftaran dan
pembayaran PNBP dengan menyerahkan dokumen
kesehatan kapal yang asli, antara lain Buku
Kesehatan Kapal; SSCEC/SSCC; dan Sertifikat P3K.
(3) Agen kapal menyerahkan bukti pembayaran kepada
petugas jaga. Selanjutnya dilakukan verifikasi oleh
Petugas Jaga KKP Wilker Perak untuk mengecek
dokumen kesehatan kapal dan entri data sesuai
dengan form yang ada pada komputer.
(4) Apabila dari hasil verifikasi ternyata terdapat
dokumen yang tidak lengkap atau habis masa
berlakunya, maka pihak agen harus melengkapi
dokumen terlebih dahulu. Baru kemudian akan
diproses lebih lanjut.
(5) Setelah dilakukan verifikasi terhadap dokumen
kesehatan kapal, maka dilakukan pemeriksaan ada
tidaknya faktor risiko diatas kapal.
(6) Jika diatas kapal tidak ditemukan adanya faktor
risiko, PHQC dapat langsung diterbitkan. Sedangkan
jika dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya faktor
risiko maka terhadap kapal tersebut harus dilakukan
tindakan penyehatan kapal
(disinfeksi/disinseksi/deratisasi/dekontaminasi).
(7) Setelah proses tindakan penyehatan kapal selesai,
maka PHQC dapat diterbitkan.
(8) Dalam penerbitan PHQC petugas jaga KKP Wilker
Perak melakukan :
(a) Pengisian Buku Kesehatan Kapal

59
(b) Pengisian Lembar PHQC
(c) Legalisasi Buku Kesehatan Kapal dan Lembar
PHQC
(9) Petugas jaga Wilker Perak mendokumentasikan
kegiatan penerbitan ke dalam form yang telah ada.
Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan penerbitan
PHQC di KKP Wilker Perak dilakukan tanpa melaksanakan
pemeriksaan terhadap kesehatan kapal. Syarat yang harus
dipenuhi oleh agen kapal untuk penerbitan PHQC yaitu
telah melakukan pendaftaran dan pembayaran serta telah
melengkapi dokumen-dokumen diantaranya Buku
Kesehatan Kapal; SSCEC/SSCC; dan Sertifikat P3K. Hal
ini dikarenakan terbatasnya jumlah tenaga kerja yang
dimiliki KKP Wilker Perak.
4) Pelaporan
Identitas kapal yang telah dilakukan pemeriksaan
Sanitasi Kapal:
a. Nama kapal : KM. ALTAMANDA
Bendera : Indonesia
Datang dari pelabuhan : Balikpapan
Tanggal kedatangan : 6 Februari 2019
Lokasi sandar : Terminal Mirah
Berangkat ke pelabuhan : Balikpapan
Tanggal keberangkatan :8 Februari 2019
Jenis kapal : Non-ferry
Jumlah ABK/penumpang : 17 orang
Penerbitan SSCEC :Surabaya, 07 Agustus
2018
b. Nama kapal : KM. VICTORIA 8
Bendera : Indonesia
Datang dari pelabuhan : Asiki
Tanggal kedatangan : 9 Februari 2019

60
Lokasi sandar : Terminal Mirah
Berangkat ke pelabuhan : Asiki
Tanggal keberangkatan : 12 Februari 2019
Jenis kapal : Non-ferry
Jumlah ABK/penumpang : 17 orang
Penerbitan SSCEC :Surabaya, 01 Agustus
2018
c. Nama kapal : KM. GUHI MAS
Bendera : Indonesia
Datang dari pelabuhan : Samarinda
Tanggal kedatangan : 16 Februari 2019
Lokasi sandar : Terminal Mirah
Berangkat ke pelabuhan : Balikpapan
Tanggal keberangkatan : 17 Februari 2019
Jenis kapal : Non-ferry
Jumlah ABK/penumpang : 17 orang
Penerbitan SSCEC :Surabaya, 21 Agustus
2018
Hasil dari pemeriksaan inspeksi sanitasi kapal
Guhi Mas, Victoria 8 dan Altamanda di dapatkan dari
aspek yang dinilai ialah dapur, ruang rakit makan, Dari
aspek yang dinilai termasuk memenuhi syarat semua,
dari kebersihan tempat, tidak adanya sampah yang
tercecer, pertukaran udara baik seperti menggunakan
AC, Exhauster, atau Ventilasi, dan pada saat di dapur
asap dapur dibuang melalui cerobong asap,
pencahayaan baik seperti bisa untuk membaca koran,
dan pemeriksaan air bersih seperti pengukuran
parameter pH, dan chlor menggunakan alat water kit
yang sudah disediakan oleh KKP, dengan hasil
pengukuran pH= 7 dan chlor = 0,2 dikatakan memenuhi
syarat. Pemeriksaan hanya dilakukan di dapur dan ruang

61
rakit makan dikarenakan yang lebih berisiko terhadap
adanya vektor ialah dapur dan ruang rakit makanan
karena terdapat makanan yang disukai oleh vektor kecoa
dan tikus. Ruang yang diperiksa yang rentan terhadap
adanya keberadaan vektor dikarenakan waktu kapal
bersandar yang terbatas ±4 jam sehingga jika dilakukan
pemeriksaan keseluruhan kurangnya waktu yang
tersedia.

5. Tempat-tempat Umum Ruang Pelayanan Kesehatan


a) Inspeksi sanitasi gedung/bangunan TTU di ruang KKP (Kantor
Kesehatan Pelabuhan) kelas I Surabaya
Waktu pelaksanaan : 12 Februari 2019
Jam : 13. 00 – Selesai
Tempat : Ruang Pelayanan
1) Bentuk kegiatan
Hygiene dan sanitasi lingkungan gedung/bangunan dan
perusahaan merupakan bentuk aplikasi tugas kerja bidang
pengendalian resiko lingkungan no. 2 yaitu mengenai Hygiene
dan sanitasi lingkungan gedung/bangunan dan perusahaan.
Tujuan kegiatan ini ditekankan sebagai bentuk pencegahan agar
gedung/bangunan tidak menjadi tempat perindukan vektor.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan penilaian
terhadap sanitasi gedung dan bangunan yang meliputi
lingkungan luar halaman, ruang bangunan, penyehatan air,
penyehatan udara ruang, pengelolaan ruang, pencahayaan,
kebisingan, pengendalian vektor penyakit, instalasi, dan
pemeliharaan jamban. Apabila dalam penilaian hygiene dan
sanitasi didapatkan hasil yang tidak memenuhi syarat maka
dilakukan kegiatan pengendalian berupa penyuluhan mengenai
hygiene sanitasi terhadap petugas atau pegawai yang bekerja di
gedung/bangunan tersebut.

62
2) Sasaran dan target
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
gedung/bangunan yang ada di wilayah kerja pelabuhan.
Sedangkan targetnya adalah gedung/bangunan status layak
sehat. Kegiatan hygiene dan sanitasi lingkungan
gedung/bangunan dilakukan di ruang pelayanan, dimana ruang
pelayanan ini masih di dalam pengawasan KKP Kelas I
Surabaya. Tujuan dari kegiatan ini untuk menciptakan kondisi
gedung/bangunan yang hygiene dan saniter.
3) Pelaksanaan kegiatan
a. Pengukuran Pencahyaan
(1) Pencahayaan alami
Sumber pencahyaan dari yang di dapat dari sinar
alami pada waktu siang hari untuk keadaan selama 12 jam
dalam sehari, untuk mendapatkan cahaya matahari harus
melihat tata letak jendela dan lebar jendela. Pemeriksaan
pencahayaan alami dilakukan di luar ruangan dengan
menggunakan formulir dari KKP yakni dengan batas
minimal pencahayaan kurang dari 100 fc, pengukuran
pencahayaan menggunakan alat Multimeter. Luas jendela
untuk untuk pencahayaan alami sekitar 20% luas lantai
ruangan. Pencahyaan alami dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain : musim, jam, dan luas jalan masuk
pencahyaan alami.
(2) Pencahayaan buatan
Sumber pencahayaan yang berasal dari lampu
buatan seperti listrik, gas, atau minyak. Pencahyaan
buatan dari suatau tempat kerja bertujuan menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami, juga dimaksudkan agar
suatu ruangan kerja tercipta suasana yang menyenangkan
dan terasa nyaman untuk mata kita. penguran
pencahayaan menggunakan alat Multimeter. Pemeriksaan

63
pencahayaan buatan dilakukan di dalam ruang pelayanan
dengan menggunakan formulir yang tersedia dari KKP
yakni dengan batas minimal pencahyaan kurang dari 100
fc. Untuk itu dalam pemilihan dan penggadaan lampu
perlu diperhatikan tentang efek dari pencahayaan buatan
terhadap obyek yang diamati, tugas visual tertentu
memerlukan pencahayaan buatan yang lebih baik
(suma’mur 2019).
(3) Pengukuran Kecepatan Angin
Pengukuran kecepatan angin mengunakan alat multi
meter , pengukuran ini berguna untuk menentukan
kecepatan angin dan dapat juga digunakan untuk
mengukur cuaca, memperkirakan arah angin. Pengukuran
ini dilakukan di luar ruangan teras gedung ruang
pelayanan.
(4) Pengukuran suhu dan Kelembaban
Pengukuran suhu dan kelembaban di dalam ruangan
sangat diperlukan untuk kenyamanan bagi penghuni
ruangan tersebut, pengkuran suhu dan kelembaban di
lakukan di dalam ruang tunggu pelayanan yang ada di
KKP, dengan menggunakan alat multimeter yang
disediakan dari KKP. Pengkuran suhu % di dapatkan
nilai dan kelembaban %. Faktor faktor yang
mempengaruhi suhu dan kelembaban ialah : temperatur,
tinggi rrendahnya tempat, lamanya penyinaran, angin dan
arus laut, dan sudut datangnya sinar matahari.
(5) Pemeriksaan air bersih
Pemeriksaan parameter air bersih yang dilakukan
ialah pH, dan chlor, dengan menggunakan alat water test
kit yang sudah disediakan oleh pihak kkp, pemeriksaan ini
dilakukan di dalam kamar mandi yakni di westafel kamar
mandi ruang pelayanan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk

64
memastikan pH dan chlor air aman untuk digunakan.
Sehingga pH dan chlor memenuhi syarat air bersih.
Pelaksanaan kegiatan pengawasan hygiene dan
sanitasi gedung/bangunan dan perusahaan dilakukan oleh
petugas bidang PRL (Pengendalian Resiko Lingkungan)
KKP Perak dengan jumlah 5 orang dan masing-masing
memiliki kualifikasi pendidikan berlatar belakang
kesehatan lingkungan. Peralatan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan ini yaitu formulir pengawasan
hygiene sanitasi bangunan, alat tulis, thermo-hygrometer,
water test kit, lux meter. Seluruh biaya yang diperlukan
dalam menunjang pelaksanaan kegiatan ini berasal dari
subsidi negara yang didapatkan melalui tahap pengajuan
DIPA (Daftar Isi Penggunaan Anggaran) ke KKP induk
yang kemudian diteruskan ke Menteri Keuangan.
4) Pelaporan
Dari hasil yang di dapatkan dari pemeriksaaan gedung ruang
pelayanan yang ada di KKP menunjukkan memenuhi syarat,
berdasarkan Simkespel Tahun 2018 bahwa batas skor minimal
memenuhi syarat ialah 700, dan dari skor yang di dapatkan
menurut hasil pemeriksaan ruang pelayanan ialah 755 yang
berarti memenuhi syarat berdasar hygiene sanitasi bangunan.
Dari pemeriksaan yang dinilai ialah : lingkungan luar bangunan,
ruang bangunan, penyehatan air, penyehatan udara ruang,
pengelolahan ruang, pencahayaan, kebisingan pada ruang,
getaran diruang kerja, pengendalian vektor penyakit, instalasi,
dan pemeliharaan jamban dan kamar mandi.

65
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambl selama pelaksanaan praktek kerja lapangan
di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Wilayah Kerja Perak
diantaranya :
1. Telah dilakukan program kerja seperti survey jentik nyamuk pada daerah
buffer, pengambilan sampel air bersih, pemeriksaan usap alat,
pengambilan sampel makanan di TPM, survey kepadatan lalat, melakukan
pengawasan TPM, pengawasan pemeriksaan kualitas air bersih, inspeksi
sanitasi TTU pelabuhan, survey tikus, melakukan penerbitan
SSCC/SSCEC.
2. Belum terlaksananya pengawasan kualitas air minum di pelabuhan. Akan
tetapi kegiatan yang telah dilakukan adalah pengawasan terhadap air
bersih yang ada di pelabuhan pada 5 tempat dengan pengukuran kimia
parameter pH dan sisa chlor didapatkan hasil yaitu pH air bersih
memenuhi syarat sedangkan untuk sisa Chlor hanya pada terminal jamrud
yang memenuhi syarat. Berdasarkan PMK No 32 Tahun 2017 Tentang
Standart baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air
untuk keperluan hygiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua, dan
pemandian umum baku mutu pH = 6,5 – 8,5 dan sisa Chlor = 0,2 – 0,5
mg/l.
3. Pengawasan makanan dan minuman telah dilakukan. Pada kegiatan ini
mengambil sampel makanan, usap lat dan pengawasan terhadap TPM.
Sampel makanan dan usap alat yang diambil akan diujikan pada
LABKESDA. Kemudian hasil pengawasan TPM pada 4 tempat
keseluruhannya mendapatkan hasil yang memenuhi syarat.
4. berdasarkan Simkespel Tahun 2018 bahwa batas skor minimal memenuhi
syarat ialah 700, dan dari skor yang di dapatkan menurut hasil pemeriksaan
ruang pelayanan ialah 755 yang berarti memenuhi syarat berdasar hygiene
sanitasi bangunan.

66
5. Pengendalian vektor yang telah dilakukan adalah vektor nyamuk, lalat,
tikus. Belum terlaksannya pengendalian vektor kecoak.
a. Vektor nyamuk dilakukan mulai survey jentik nyamuk, identifikasi
jentik dan pengendalian dengan menggunakan larvitrap. Survey jentik
nyamuk dilakukan pada 3 lokasi yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan
dengan hasil CI 10,5% dan HI 40% pemasangan larvitrap sebanyak 5
ditemukan hasil 1 larvitrap positif, Pemukiman warga pada RW 01
dengan jumlah 10RT dan diperiksa 6RT hasil CI 8,5% HI 32%.
Kemudian dengan memasang larvitrap sejumlah 40 dengan hasil
positif 5 larvitrap, Pemukiman warga RW 06 dengan jumlah 7 RT
yang diperiksa dari total 8 RT mendapatkan hasil CI 14,1% HI 23,4%.
Dimana dari tempat pemukiman warga tersebut melebihi batas HI
yaitu tidak boleh lebih dari 1%. Hasil jentik Aedes aegepty.
b. Belum terlaksananya survey nyamuk Anopheles, umpan badan karena
masih terkendalanya waktu.
c. Kepadatan lalat dilakukan pada 12 lokasi pemeriksaan dimana
terdapat 10 lokasi dengan kepadatan rendah dan 2 lokasi dengan
kepadatan sedang seperti TPM Kantin Rudy dan Gapura Surya
Nusantara.
d. Pengendalian tikus dan pinjal dengan memasangkan 150 perangkap
tikus pada 4 lokasi dengan didaptkan 10 tikus dengan pinjal yang
ditemukan 9. Kepadatan tikus sebesar 0,067 dan pinjal 0,9. Dalam hal
ini harus dilakukan pengendalian dimana menurut depkes nilai indeks
pinjal khusus (spesies yang sama) tidak boleh melebihi dari 1.
6. Pengawasan sanitasi alat angkut melakukan pemeriksaan 3 alat angkut
kapal yang bersandar yang telah mendapatkan laporan dari nahkoda.
Dilakukan penilaian pada dapur dang ruang rakit makanan diamana pada
dua titik tersebut memenuhi syarat dengan tidak ditemukannya vektor dan
bersih dari sampah. Pemeriksaan air bersih dari ke 3 kapal pH 7 dan sisa
chlor 0,2 .
7. Belum terlaksananya pengkajian sumber pencemaran air, tanah dan udara
dikarenakan belum bertepatnya dengan jadwal yang telah ditentukan.

67
8. Belum terlaksananya pengamanan pestisida dikarenakan terkendala waktu.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya Wilayah kerja Perak dan Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya
adalah sebagai berikut :
1. Untuk Institusi Kantor Kesehatan Pelabuhan
a. Melakukan pendokumentasian, pengarsipan data secara lengkap dan
terperinci pada setiap bidang dan disusun secara sistematis agar
memudahkan pencarian data jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
b. Pengendalian pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan dengan
larvasidasi, larvitrap, melakukan gerakan 3M dan fogging.
c. Meminimalisir tempat yang digemari lalat, penyaranan pada warga
untuk menggunakan tempat sampah yang memenuhi syarat,
pengangkutan sampah setiap hari dan memenuhi syarat.
d. Pemasangan perangkap tikus secara berkala.
e. Pemeriksaan vektor pada kapal yang bersandar karena rentan adanya
vektor pada kapal yang bersandar +4jam.
2. Untuk Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya
Terlalu banyak anggota dalam satu kelompok PKL sehingga PKL menjadi
tidak efektif karena melakukan pengawasan di lapangan secara bergantian.

68
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, E. P., & RES, R. N. (2011). Efektifitas Alat Perangkap (Trapping) Nyamuk
Vektor Demam Berdarah Dengue dengan Fermentasi Gula. Aspirator Journal
of Vektor-Borne Diseases, 3(1).
Bangun, H. A. (2017). Perbandingan Efektivitas Perangkap Nyamuk Gula Merah
Ragi Dengan Ekstrak Cabai Merah Dalam Pengendalian Nyamuk Aedes
Aegypti Di Kelurahan Pb. Selayang Ii Kecamatan Medan Selayang Tahun
2017. Wahana Inovasi, 6(2).
Departemen Kesehatan RI (2000) Tentang Petunjuk Pemberantasan Pes Di
Indonesia. Dirjen P2PL
Joharina, A. S., Mulyono, A., Sari, T. F., Rahardianingtyas, E., Wicaksonoputro,
D. B., Pracoyo, N. E., & Ristiyanto, R. (2016). Rickettsia pada pinjal tikus
(Xenopsylla cheopis) di daerah Pelabuhan Semarang, Kupang dan
Maumere. Indonesian Bulletin of Health Research, 44(4), 237-244.

Keputusan menteri Kesehatan No. 1098 Tahun 2003 Tentang Hygiene Sanitasi
rumah makan dan restoran

Keputuasan Menteri Kesehatan Nomor 431 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan Di Pelabuhan/Bandara/Pos
Lintas Batas Dalam Rangka Karantina Kesehatan. Dirjen P2PL

PERMENKES No. 1096 Tahun 2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasa Boga.

Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017 Tentang Standart baku mutu


kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan hygiene
sanitasi, kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum.

Wahyuningsih, N. E., RAHARDJO, M. R., & Hidayat, T. (2009). Keefektifan


penggunaan Dua Jenis Ovitrap untuk Pengambilan Contoh Telur Aedes spp.
di Lapangan. Jurnal Entomologi Indonesia, 6(2), 95.

69

Anda mungkin juga menyukai