Anda di halaman 1dari 19

Pelaksanaan Advokasi dan

kemitraan pelayanan kesehatan

Kelompok 5 :
Laila Hasanah
Meti Briendha Juhazty
Reny Yulita
Shinta Nawangsari
Pengertian
Advokasi
Advokasi adalah program komunikasi
untuk mendekatkan problem publik kepada
pembuatan kebijakan (Proceeding IFPPD,
2002)

Advokasi adalah usaha untuk


mempengaruhi kebijakan publik melalui
bermacam-macam bentuk komunikasi
persuasif (JHU, 1999)
Advokasi pada dasarnya merupakan suatu
perangkat kegiatan yang dilakukan secara
terencana dan terorganisir, ditujukan pada
para pengambil keputusan agar
memberikan dukungan kebijakan untuk
mengatasi masalah spesifik.
Menurut Notoatmodjo (2003), Kemitraan
Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau
organisasi-organisasi untuk mencapai suatu
tugas atau tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Depkes (2006) dalam


promosi kesehatan Online mengemukana
bahwa Kemitraan adalah hubungan (kerjsama)
antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan (memberikan manfaat).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2007),
tujuan advokasi adalah sebagai berikut:
Tujuan Umum

Tujuan Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya


kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana,

Advokasi
kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan, maupun berbagai
bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha.

Tujuan Khusus
• Adanya pemahaman atau pengenalan atau kesadaran.
• Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan.
• Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk
membantu dan menerima perubahan.
• Adanya tindakan/perbuatan/kegiatan nyata (yang diperlukan).
• Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan)
Tujuan Umum :
1
Meningkatkan status kesehatan masyarakat dan daya
tanggap pemangku kepentingan terhadap lingkungan
dan masyarakat.

Tujuan Khusus :
2
• Terbinanya kepedulian dan motivasi para pemangku
kepentingan terhadap tercapainya sasaran strategis
pembangunan kesehatan.
• Terciptanya kesamaan pemahaman dalam bermitra

Tujuan diantara pemangku kepentingan


• Meningkatnya sumberdaya dalam penyelenggaraan

Kemitraan
pembangunan kesehatan.
• Terselenggaranya upaya kesehatan di lingkungan kerja
dan masyarakat.
Pendekatan Advokasi
Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah
pendekatan persuasif, secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan,
yang memungkinkan tukar pikiran secara baik (free choice).
Menurut UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima pendekatan
utama dalam advokasi, yaitu melibatkan para pemimpin, bekerja
sengan media massa, membangun kemitraan, memobilisasi
massa, dan membangun kapasitas. Strategi advokasi dilakukan
melalui pembentukan koalisi, pengembangan jaringan kerja,
pembangunan institusi, pembuatan forum, dan kerjasama
bilateral.
Langkah-langkah
Pelaksanaan Advokasi
Identifikasi dan analisis masalah atau isu
yang memerlukan advokasi. Rencanakan teknik atau cara
kegiatan operasional.

Identifikasi dan analisis kelompok


sasaran
Laksanakan kegiatan, pantau dan
evaluasi serta lakukan tindak
lanjut.
Siapkan dan kemas bahan
informasi.
LANGKAH-LANGKAH MENGGALANG KEMITRAAN
Kemitraan di bidang kesehatan tidak akan datang dengan sendirinya. Kemitraan tersebut harus
dijalin dan digalang dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip kemitraan agar jalinan kerjasama
tersebut berlangsung secara efektif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, upaya menggalang
kemitraan harus dilaksanakan dengan langkah-langkah yang sistematis.

Adapun langkah-langkah menggalang kemitraan di bidang kesehatan meliputi:


• Menentukan gagasan kemitraan
• Identifikasi calon mitra potensial
• Merumuskan tujuan & peran mitra
• Menyiapkan diri
• Membangun kesepakatan kerjasama kemitraan
• Merumuskan rencana kerja kemitraan
• Melaksanakan Kerjasama
• Pemantauan & Penilaian kegiatan kemitraan
Webinar kesehatan
Dalam rangka penerapan dari ilmu Advokasi dan kemitraan
dalam kesehatan, kami kelas ekstensi merencanakan untuk
melakukan sebuah kegiatan webinar kesehatan dengan
tema "Pemilihan Vaksin Cermat Sebagai Solusi Pandemi
Menuju Masyarakat Indonesia Sehat"
Webinar kesehatan
Di Indonesia sendiri, ada banyak sekali jenis vaksin, dari mulai Sinovac, AstraZeneca sampai
Moderna. Rumor negatif mengenai jenis vaksin membentuk rasa takut pada masyarakat umum
sehingga sebagian masyarakat tidak berani melaksanakan program vaksinasi. Masalah tersebut
menjadi suatu tantangan bagi Pemerintah dan seluruh pekerja di bidang kesehatan. Atas
permasalahan itu, kami Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta
bermaksud mengadakan kegiatan Webinar FKM UMJ 2021 dengan tema “Pemilihan Vaksin Cermat
Sebagai Solusi Pandemi Menuju Masyarakat Indonesia Sehat” yang bertujuan untuk memberikan
informasi dan pengetahuan kepada masyarakat umum mengenai keamanan seluruh jenis vaksin
COVID-19 di Indonesia.
Nama Kegiatan :
Kegiatan ini bernama “SANTAN 2021”
(Seminar Kebijakan Kesehatan) Sasaran Kegiatan :
• Masyarakat umum
• Mahasiswa Kesehatan
Tema Kegiatan : • Masyarakat Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Tema kegiatan ini adalah “Pemilihan Vaksin
Cermat Sebagai Solusi Pandemi Menuju
Masyarakat Indonesia Sehat”

Acara ini akan dilaksanakan pada :


Hari/Tanggal : Sabtu / 20 November 2021
Waktu : 08.00 WIB s/d selesai
Tempat : Media Virtual Zoom Meeting (Webinar) & You Tube Live Streaming
Anggaran Kegiatan
Kesekretariatan
Rp. 150,000.-
Humas dan Publiksi
Rp. 325,000
Acara
Rp. 7,250,000.-
Biaya Tidak Terduga
Rp. 1,000.000.-
Sponsorship & Media Partner
Rp.325,000.-
Tujuan Kegiatan

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat


umum mengenai keamanan seluruh jenis vaksin
COVID-19 di Indonesia. Memberikan
pengetahuan dan pembelajaran khususnya
kepada seluruh mahasiswa kesehatan
mengenai keamanan seluruh jenis vaksin
COVID-19 di Indonesia. jalin silahturahmi antar
mahasiswa/i
Ayat Al-Quran yang Berkaitan dengan Ilmu Advokasi dan
Kemitraan

QS. Shaad ayat 26 Artinya “Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka
bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin
jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”.

Ayat di atas merupakan dasar hukum Advokat yang dituntut berlaku adil dan tidak mengikuti hawa nafsu,
hawa nafsu bisa diartikan berlaku curang atau membela orang yang salah lantaran dibayar besar oleh
kliennya
Tanya Jawab
1. Bagaimana cara mengukur keberhasilan kegiatan webinar? Dan
darimana di dapatkan dana untuk melakukan kegiatan webinar?
Jawab : (Laila, Bu Reny, Shinta)
Untuk mengukur tingkat keberhasilan webinar kita bisa lihat dari berapa
banyak partisipan yang ikut dalam acara kita, semakin banyak partisipan
berarti semakin menarik pula pokok bahasan yang kita ambil di webinar
ini, jadi secara tidak langsung kita sukses untuk mengajak masyarakat
untuk ikut berpartisipasi dalam acara kita. Bisa juga kita lihat dari form yg
sudah kita bagikan sebagai bahan evaluasi kita, jika mayoritas
mengatakan suka atau tertarik atas pokok bahasan yang kita ambil, maka
itu bisa dikatakan berhasil. Dengan diadakannya webinar, ilmu yang
didapatkan oleh peserta lalu memang dipahami serta di realisasikan
dikehidupan sehari-hari, itu sudah dibilang bahwa webinar kita berhasil.
Lanjutan

Untuk masalah dana, kita bisa mendapatkannya dari berbagai sumber.


Bisa dari sponsor, dana kemahasiswaan, atau wirausaha mahasiswa.
Biaya sponsor yang didapatkan pun bermacam-macam dilihat dari
bagaimana sponsor tersebut tertarik akan acara kita, karna jika semakin
tertarik pihak sponsor akan acara kita, biasanya akan semakin besar pula
sponsor yang didapatkan. Lalu ada juga wirausaha dari mahasiswa,
biasanya mahasiswa menjual merchandise yang berhubungan dengan
acara terkait. Adapula paid promote yang diadakan di instagram
Tanya Jawab

2. Apa saja kendala dalam pelaksanaan webinar?

Jawab : (Laila, Bu Reny, Shinta, Meti, Hajar)


Untuk kendala yang dilalui tentunya perihal dana. Karna dengan waktu
persiapan yang singkat kita harus menyiapkan dana sesuai yang telah
disusun dalam rencana anggaran biaya. Lalu kendala lainnya adalah
mencocokkan waktu narasumber, karna kita memiliki 3 narasumber untuk
acara tersebut, dan kita selaku panitia harus menentukan acara tersebut
bisa dilaksanakan pada tgl berapa supaya semua narasumber dapat
mengisi acara kita

Anda mungkin juga menyukai