Anda di halaman 1dari 9

MATERI

KE-ADVOKASI-AN

A. Pengertian Advokasi

Arti dari Advocaat bahasa Belanda memiliki arti Pengacara atau Pembela Sedangkan Advocate dalam
bahasa Inggris mempunyai pengertian To Promote (Memajukan), To Create (Menciptakan), To Change
(Merubah). Menurut Mansour Faqih pengertian advokasi adalah usaha sistematis dan terorganisir untuk
mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap-maju
(incremental). Adapun juga pendapat dari Sheila Espine-Villaluz yang mengartikan advokasi merupakan
aksi strategis dan terpadu yang dilakukan perorangan dan kelompok untuk memasukkan suatu masalah
(isu) ke dalam agenda kebijakan, mendorong para pembuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah
tersebut, dan membangun basis dukungan atas kebijakan publik yang diambil untuk menyelesaikan
masalah tersebut.

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu, yang menjadi
sasaran advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat
keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta. Advokasi merupakan sebuah
seni. Oleh karena itu, advokasi seringkali disebut sebagai kegiatan yang dapat berlangsung dalam waktu
lama maupun singkat, sehingga masa waktunya tidak dapat ditentukan. Karena kegiatan advokasi
merupakan pekerjaan bernuansa seni, maka daya kreativitas dan kecerdasan penggerak (fasilitator)
mutlak sangat dibutuhkan.

Sedangkan dalam arti penjabaran yang luasa Advokasi merupakan upaya- upaya dari, atau atas nama,
individu-individu maupun kelompok yang diperlakukan secara tidak adil, untuk mempengaruhi
keputusan-keputusan dan perilaku masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk menghentikan
ketidakadilan tersebut yang secara luas mengacu pada hal-hal berikut ini:

Serangkaian tindakan yang diarahkan kepada perubahan kebijakan, sikap, atau program dari berbagai
jenis lembaga, pemerintah, maupun swasta. Menempatkan suatu masalah ke dalam agenda,
memberikan jalan keluar bagi masalah tersebut, dan membangun dukungan bagi tindakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Bekerja bersama dengan orang dan organisasi lain untuk membuat
perubahan.

Adapun kaitannya dengan contoh masalah pengadvokasian ini seperti dalam advokasi anti kekerasan
terhadap perempuan, misalnya, memerlukan pemaknaan yang lebih luas yaitu: advokasi yang tidak saja
bisa menjangkau persoalan mendasar, tetapi juga dapat menjadi bagian dari proses pemulihan.
Advokasi ini tidak saja meliputi penanganan sebelum dan selama proses, namun juga meliputi pasca
advokasi Advokasi tidak ada definisi yang baku dalam arti yang sempit. Pengertian advokasi selalu
berubah-ubah sepanjang waktu tergantung pada subjek dan objek pada suatu kawasan tertentu.
Namun, dari berbagai pengertian tersebut terdapat benang merah yang sama dalam tujuannya:
mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara-cara yang demokratis. Perubahan sosial
yang sejati biasanya butuh waktu sikap lama tak dapat diubah dalam semalam. Advokasi yang berhasil
itu membutuhkan komitmen yang tetap dalam waktu lama (Handicap Internasional, 2014: 52).

C. Strategi dan Pengorganisasian dalam Advokasi

Strategi adalah suatu perencanaan penggunaan sumber daya dan kekuatan untuk mencapai suatu
tujuan dan memperjuangkan tujuanmelalui suatupenggunaan sumber dayadan kekuatan pada situasi
Sedangkan menurut termonologisnya, menurut Pearce dan Robinson adalah suatu alat atau sarana
bersama untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efesien, serta berorientasi pada masa dapan
untuk berinteraksi pada suatu persaingan guna mencapai sasaran tertentu.

Menurut Anwar Arifin adalah keseluruhan kepuasan kondisional tentang tindakan yang akan di jaalnkan
guna mencapai tujuan. Dalam menentukan strategi, tentu banyak pemikiran dan pertimbangan yang
harus dilakukan kerana hal itu adalah kunci keberhasilan suatu strategi yang dijalankannya. Oleh sebab
itu, perlu ada tahapan-tahapan yang perlu dicermati, sebab strategi yang baik dan tepat memiliki proses
yang terperinci. Adapun bentuk strategi dan pengorganisasian dalam advokasi sebagai berikut:

1. Strategi dan Pengorganisasian dalam Advokasi

a. Membentuk Lingkaran Inti


Untuk membuat suatu gerakan advokasi yang terorganisir diperlukan beberapa orang yang berfungsi
sebagai koordinator dan motivator sebagai lingkar inti. Orangorang inilah yang bertugas menyusun
strategi, mengorganisir dan mendorong masyarakat untuk terlibat dalam upaya advokasi kasus dan
bagaimana cara melakukannya. Dalam upaya penanganan masalah, lingkar inti sebenarnya sudah sering
ada yaitu tim khusus yang dibentuk dalam Musyawarah khusus. Lingkar inti dapat terdiri dari beberapa
wakil masyarakat (tokoh masyarakat atau pemuda) dan difasilitasi konsultan. Jika biasanya lingkar inti
dibentuk hanya pada saat pemantauan kesepakatan (baca: pembayaran hutang/kewajiban), sebaiknya
lingkar inti dibentuk pada awal musyawarah khusus. Kumpulkan data/ informasi. Sebelum
mengadvokasi sebuah kasus, sebanyak mungkin dikumpulkan informasi dan data mengenai hal yang
hendak diadvokasi, bagaimana progresnya dan mengapa perlu di advokasi.

b. Analisis Data

Berdasarkan data yang terkumpul, dilakukan analisa mengenai apa terjadi stagnasi proses atau proses
yang tidak sesuai sebagai dasar bagi penyusunan langkah lebih lanjut.

C. Bangun Basis Pelibatan masyarakat (Mobilisasi)

Mendorong partisipasi masyarakat termasuk melibatkan perempuan dan kelompok rentan dlam setiap
tahapan atau proses advokasi. Pada tahapan ini, masyarakatdiberikan pemahaman, penyadaran dan
kemampuan untuk memperjuangkan sesuatu yang menjadi haknya dan mengorgansir potensi yang
dimiliki untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

d. Membangun Relasi Agar upaya yang dilakukan berjalan efektif diperlukan jaringan seluas-luasnya
untuk dapat bekerja secara bersama melancarkan advokasi, titik lemah lambatnya suatu proses
penananganan antara lain adalah bahwa masyarakat sejak dini tidak terlibat dalam mendorong upaya
penanganan. Dalam pengertian upaya penanganan yang dilakukan masih sangat elitis, hanya konsultan
dan beberapa orang yang aktif dalam kepengurusan seperti UPK. Dalam hal ini dilakukan pembagian
tugas. Biasanya pada tahap ini jaringan dibentuk multi background, dapat terdiri dari LSM/ organisasi
non politik dan media massa.

Membangun Relasi atau jejaring merupakan upaya membangun hubungan komunikasi dengan
organisasi organisasi lain yang bertujuan untuk berbagi informasi dan mungkin untuk bekerja bersama
demi efektivitas yang lebih besar. Suatu jaringan dapat berfungsi secara informal, seperti melalui
hubungan individual atau dengan mengirimkan informasi yang mungkin menarik. Jaringan juga dapat
dilakukan secara lebih formal, misalnya melalui keikutsertaan atau pembentukan email kelompok
(mailinglist) atau melalui suatu proses

pendaftaran keanggotaan.

e. Membentuk Koalisi
Koalisi merupakan suatu jaringan yang menghubungkan individu-individu dan organisasi-organisasi
secara lebih erat lagi (bekerja sama dalam suatu sistem koordinasi demi mencapai suatu sasaran atau
tujuan bersama). Koalisi dapat muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran. Sebuah koalisi dapat bersifat
permanen ataupun sementara. Koalisi dapat terbentuk berdasarkan sebuah isu, suatu wilayah
kedaerahan tertentu atau beberapa isu sekaligus.

Bentuk suatu koalisi beragam, mulai dari yang sangat cair (tidak mengikat) atau sangat terstruktur
Pembentukan koalisi membutuhkan sebuah pemahaman mendalam terhadap situasi yang ada dalam
organisasi organisasi dan Orman (organisasi masyarakat). Di tingkat propinsi, organisasi yang akan
beradvokasi biasanya tergabung dalam federasi yang melakukan pertemuan-pertemuan rutin.
Organisasi tersebut hendaknya mendekati wakil-wakil federasi di tingkat daerah tersebut untuk
menyatakan minatnya dalam berbagi informasi yang barangkali mereka miliki tentang peluang advokasi
di wilayah mereka, meskipun mereka bukan anggota federasi tersebut. Dengan demikian, organisasi
tersebut akan didorong untuk melihat persoalan sebagai bagian dari isu yang seharusnya dikerjakan oleh
organisasi dan lembaga lainnya dalam masyarakat misalnya organisasi HAM yang bekerja dalam bidang
hak reproduksi, lembaga bantuan hukum yang bekerja bersama kaum miskin, asosiasi arsitek yang
bekerja dalam bidang rancangan atau desain untuk semua, para akademisi yang melakukan penelitian di
bidang disabilitas. Hal ini akan menjadi peluang bagi organisasi tersebut untuk menginformasikan
organisasi-organisasi ini bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang setara dalam memajukan hak
asasi mereka.

Secara garis besar, koalisi dapat dibedakan dalam tiga kelompok, diantaranya: Kelompok garis dasar
membangun gerakan dan mengorganisir anggota masyarakat sipil. Meningkatkan pendidikan dan
kesadaran merupakan bagian penting dari proses sosialisasi dan Mobilisasi ini. Sumbangan dari
kelompok ini akan memperkuat tekanan sosial dan politik dari seluruh upaya advokasi, untuk
menjangkau masyarakat yang lebih luas. Kelompok pendukung menyediakan sumber dana, dukungan
logistik, pengumpulan data dan penelitian. Penelitian yang dilakukan demi tujuan advokasi hendaknya
menekankan penerapan praktisnya. Demi upaya advokasi yang berfokus pada perubahan hukum atau
perundangan, atau yang berusaha menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan
kebijakan dan program yang sudah ditentukan oleh hukum atau perundangan lainnya yang sudah
sesuai, kelompok ini juga bertanggung jawab untuk melakukan penelitian atas konteks legislatif dan
serta memahami peraturan perundangan pada tingkat daerah dan nasional, yang dapat diterapkan pada
pokok persoalan dari upaya advokasi ini. Para penyandang disabilitas hendaknya dilibatkan dalam
proses pengumpulan data semaksimal mungkin, terutama di mana para penyandang disabilitas sendiri
menjadi subjek dari penelitian tersebut. Data hendaknya dikumpulkan dari sebanyak mungkin sumber
yang berbeda, dan diproses untuk mendukung upaya advokasi yang dimaksudkan Kelompok garis depan
adalah para juru bicara dari upaya advokasi Ini terdiri dari mereka yang ditetapkan sebagai juru bicara
utama, juru nunding, dan pelobi, serta mereka yang terlibat di dalam proses legislatif Unit ini
membangun dasar penggalangan sekutu Kelompok-kelompok ini tidak memiliki hubungan hirarkis satu
sama lain. Tak ada satupun kelompok yang "lebih tinggi atau lebih penting daripada yang lain. Namun
demikian, semua yang terlibat dalam upaya advokasi ini hendaknya memiliki kesepakatan bersama
berkaitan dengan fungsi masing-masing kelompok.

f. Melancarkan tekanan

Advokasi dapat dilakukan dengan cara melakukan tekanan ke berbagai pihak dengan berbagai cara,
mulai dari yang bersifat lunak, dengan mempengaruhi pendapat umum menyurat kepada instansi
terkait, sampai dengan cara-cara yang lebih atraktif, seperti menyebarkan publikasi dalam media massa
dan demonstrasi.

g. Pengaruhi pembuat dan pelaksana kebijakan (Lobbying)

Dalam hal ini dapat dilakukan pendekatan persuasif yaitu dengan mengajak diskusi atau proaktif
menginformasikan pada pembuat kebijakan arti penting penanganan kasus tersebut bagi masyarakat
dan pembangunan, Disamping itu juga dapat dilakukan dengan mulai merintis jaringan dengan aparat
reformis.

h. Lakukan pembelaan atas hak

Pembelaan merupakan salah satu contoh dalam tahap melancarkan tekanan, yang dapat dilakukan
dengan cara mengajukan gugatan class action atau untuk kasus pidana dengan jalan pemantauan yang
kontinyu dan terpadu.

D. Metode Analisa SWOT

Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-
1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman), Metoda analisa SWOT bisa
dianggap sebagai metoda analisa yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau
permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan atau rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi
kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisa SWOT akan membantu
kita untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Analisa ini bersifat deskriptif
dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi
akan memandang berbeda ke empat bagian tersebut. Hal ini diwajarkan. karena analisis SWOT adalah
sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi ajaib dalam
sebuah permasalahan. Adapun

penjelasan dari metode SWOT sebagai berikut:

1. Strenght (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau
program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi

atau sebuah program.


Contoh :

a Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif)

b. Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif).

2. Weaknesses (Kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau
sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi

Contoh:

a. Kurang terbinanya komunikasi antar anggota

b. Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota.

3. Opportunity (kesempatan) adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan
kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya
berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga
berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.

Contoh:

a. Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan

b. Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topik utama

4. Threat (ancaman) adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi
berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang
terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream
(melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang

Contoh:

a. Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada.

b. Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan. Dalam contoh-contoh tersebut maka
kita dapat melihat apa yang dapat kita lakukan dan kita gunakan, serta apa yang tidak dapat kita lakukan
serta harus kita lengkapi Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah SWOT analysis
bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yang sama
menghasilkan SWOT yang berbeda. Dengan demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan
sebagai arahan dan bukan pemecahan masalah Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam
menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang
tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan Analisa harus didasarkan
atas kondisi yang sedang terjadi dan bukan situasi yang seharusnya terjadi Hindari grey areas. Hindari
kerumitan yang tidak perlu dan analisa yang berlebihan. Buatlah analisa SWOT sesingkat dan
sesederhana mungkin.

E. Langkah Langkah Advokasi

Referensi lain menyebutkan, strategy advokasi terdin dan tahapan-tahapan penting dalam
mengembangkan kerja advokasi Adapun secara umum tahapan dalam advokasi sebagai berikut:

1. Identifikasi dan Analisis Isu

Analisisu merupakan langkah awal setiap kegiatan advokasi yang sangat penting Semua kegiatan
advekasi harus dumalai dan didasarkan pada informasi yang akurat dan pemahaman yang mendalam
tentang isu yang akan di advokasi

2. Merumuskan Goal dan Tujuan Advokasi

Hasil analisis is pada tahap pertama menyediakan informasi yang penting dalam merumuskan goal dan
tujuan advokasi Goal adalah tujuan umun jangka panjang Biasanya merupakan dampak yang diharapkan
terjadi dalam jangka panjang Sedangkan tujuan adalah perubahan yang ingin dicapai dalam jangka
waktu yang lebih pendek (1-3 tahun) Tujuan yang baik harus memenuhi kriteria SMART Spesific.
Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound)

3. Identifikasi dan Analisis Target Audiens dan Stakeholders.

Analinis dan pemetaan target audiens dan stakeholders merupakan elemen penting dalam advokani
Analisis ini dilakukan berdasarkan isu dan tujuan advokat yang sudah ditetapkan Daftar stakeholders
yang sudah disusun kemudian dikategorikan berdasarkan relevansinya terhadap is dan tujuan advokasi
Stakeholder juga dipetakan ke dalam kelompok pendukung, kelompok penentang dan kelompok yang
belum mengambil posisi Lakukan analisis lebih detil untuk mengetahui secara nil tingkat pengetahuan
terhadap isu, posisi, dan kepentingan terhadap isu

4. Memilih Pesan dan Taktik Advokasi

Setelah pemetaan dan analisis target audiens dan stakeholders dilakukan, selanjutnya mulai menyusun
pesan dan memilih taktik advokasi yang sesuai untuk masing-masing audiens. Bust pesan anti atau
pesan kunci yang mencerminkan tujuan perubahan yang ingin dicapai Kemudian kemas pesan advokasi
sesuai dengan target audiens dan media yang digunakan.

5. Mengembangkan Rencana Kerja Advokasi

Setelah tahap-tahap sebelumnya selesai dilakukan, selanjutnya menyusun rencana kerja advokau
Rencana kerja advokasi harus merinci kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan advokasi, lengkap dengan kerangka waktunya, sumbedaya yang dibutuhkan dan para pihak yang
bertanggung jawab menyelesaikan kegiatan tersebut

6. Monitoring dan Evaluasi

Setiap kegiatan yang sudah direncanakan harus dilaksanakan dan dimonitor Setiap hasil yang berhasil
dicapai perlu dievaluasi. Namun dalam proses advokasi, seringkali tidak mudah untuk menentukan
apakah kegiatan yang dilakukan berhasil mencapai hasil yang diinginkan? Kalaupun hasil yang inginkan
tercapai apakah itu karena kegiatan-kegiatan yang kita lakukan atau ada faktor-faktor ekternal lain yang
lebih menentukan Perumusan tujuan advokasi yang SMART akan sangat membantu dalam proses
monitoring dan evaluast Semakin spesifik dan terukur suatu tujuan, semakin akurat indikator kuantitatis
maupun kualitatif yang dirumuskan Indikator-indikator tersebut haruslah mencerminkan goal dan tujuan
advokasi yang sudah dirumuskan.

F. Nilai-nilai Strategi Advokasi

Adapun beberapa nilai-nilai strategi dalam sebuah gerakan advokasi adalah sebagai berikut:

1. Mulai berbaik sangka

2 Gagaskan kemenangan-kemenangan kecil

3 Kerjakan apa yang telah direncanakan

4 Tetap pada inti soal dan jadikan isu tetap menjadi titik poin utama

5 Bersedialah untuk bermufakat

6 Jangan terintimidasi dan mengintimidasi

7. Bersikap kreatif dalam mengelolah strategi

G. Advokasi Melalui Litigasi dan Non Litigasi

1. Advokasi Litigasi

Litigasi adalah persiapan dan presentasi dan setiap kasus termasuk juga memberikan informasi secara
menyeluruh sebagaimana proses dan kerjasama. untuk mengidentifikasi permasalahan dan menghindari
permasalahan yang tak terduga. Sedangkan jalur litigasi adalah penyelesaian masalah hukum melalui
jalur pengadilan Umumnya, pelaksanaan gugatan disebut litigasi Gugatan adalah suatu tindakan sipil
yang dibawa di pengadilan hukum di mana penggugat, pihak yang mengklaim telah mengalami kerugian
sebagai akibat dart tindakan terdakwa menuntut upaya hakum atau adil Terdakwa diperlukan untuk
menanggapi keluhan penggugat Jika penggugat berhasil, penilaian akan diberikan dalam mendukung
penggugat dan berbagai perintah pengadilan mungkin dikeluarkan untuk menegakkan bak kerusakan
penghargaan, atau memberlakukan perintah sementara atau permanen untuk mencegah atau memaksa
tindakan. Orang yang memiliki kecenderungan untuk hugasi daripada mencari solusi non-yudisial yang
disebut sadar hukum.

2. Advokasi Non Litigasi

Jalur non litigasi berarti menyelesaikan masalah hukum di luar pengadilan Jalur non-litigas ni dikenal
dengan Penyelesaian Sengketa Alternatif Penyelesaian perkara diluar pengadilan ini diakui di dalam
peraturan perundangan di Indonesia Pertama, dalam penjelasan Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 1970
tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman disebutkan"Penyelesaian perkara di luar pengadilan,
atas dasar perdamaian atau melalui wasit (arbitase) tetap diperbolehkan Kedua, dalam UU Nomor 30
Tahun 1999 tentang Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Pasal 1 angka 10 dinyatakan
Alternatif Penyelesaian Perkara (Alternatif Dispute Resolution) adalah lembaga penyelesaian sengketa
atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan
dengan cara konsultasi, negoisasi, mediasi, atau penilaian para ahli Konsultasi, merupakan suatu
tindakan yang bersifat personal antara satu pihak (klien) dengan pihak lain yang merupakan konsultan,
yang memberikan pendapatnya atau saran kepada klien tersebut untuk memenuhi keperluan dan
kebutuhan klien Konsultan hanya memberikan pendapat (hukum) sebagaimana diminta oleh kliennya,
dan selanjutnya keputusan mengenai penyelesaian sengketa tersebut akan diambil oleh para pihak
Negosi, penyelesaian sengketa melalui musyawarah atau perundingan langsung diantara para pihak
yang bertikai dengan maksud mencan dan menemukan bentuk-bentuk penyelesaian yang dapat
diterima para pihak. Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam
bentuk tertulis yang disetujui oleh para pihak

Mediasi merupakan penyelesaian sengketa melalui perundingan dengan dibantu oleh pihak luar yang
tidak memihak/netral guna memperoleh penyelesaian sengketa yang disepakati oleh para pihak
Konsiliasi, Consilliation dalam bahasa Inggris berarti perdamaian, penyelesaian sengketa melalui
perundingan dengan melibatkan pihak ketiga yang netral (komaistator) untuk membantu pihak yang
herdetikai dalam menemukan bentuk penyelesaian yang disepakati para pihak Hasil konsilisiasi ini ini
harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani secara henama oleh para pihak yang bersengketa,
selanjutnya harus didaftarkan di Pengadilan Negeri Kesepakatan tertulis ini bersifat final dan mengikat
para pihak Pendapat ahli upaya menyelesaikan sengketa dengan menunjuk ahli untuk memberikan
pendapatnya terhadap masalah yang dipersengketakan untuk mendapat pandangan yang obyektif
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan (non) litigasi) merupakan upaya tawar-menawar atau
komprom) untuk memperoleh jalan keluar yang saling menguntungkan Kehadiran pihak ketiga yang
netral bukan untuk memutuskan sengketa, melainkan para pihak sendinilah yang mengambil keputusan
akhir

Anda mungkin juga menyukai