Anda di halaman 1dari 9

Advokasi pada hakekatnya suatu pembelaan terhadap hak dan kepentingan publik, bukan kepentingan

pribadi, sebab yang diperjuangkan dalam advokasi tersebut adalah hak dan kepentingan masyarakat.
Advokasi merupakan tindakan mempengaruhi atau mendukung sesuatu atau seseorang yang berkaitan
dengan kebijakan publik seperti regulasi dan kebijakan pemerintah. Untuk mencapai yang diinginkan
maka berbagai bentuk kegiatan advokasi. Ini dilakukan sebagi upaya memperkuat posisi tawar seperti
penyadaran pemangku kebijakan akan terjadinnya diskriminasi hak-hak sipil. Serta pemberian bantuan
hukum atau melakukan lobby terhadap pemangku kebijakan.

Advokasi kebijakan publik termasuk pula menyuarakan kepentingan dan mencari


dukungan terhadap posisi tertentu berkenaan dengan kebijakan publik tertentu. Posisi
ini dapat berupa persetujuan, penghapusan, penolakan ataupun perubahan kebijakan
yang ada. Advokasi juga merupakan langkah untuk merekomendasikan gagasan
kepada orang lain atau menyampaikan suatu issu penting. Agar dapat diperhatikan
masyarakat serta mengarahkan perhatian para pembuat kebijakan untuk mencari
penyelesaiannya. Dan membangun dukungan terhadap permasalahan yang
diperkenalkan dan mengusulkan bagaimana cara penyelesaian masalah tersebut.
http://www.lppslh.or.id/news/pentingnya-pelatihan-advokasi-kebijakan-publik-bagi-komunitas-
termarginalkan/

Advokasi merupakan upaya untuk mengingatkan dan mendesak negara dan


pemerintah
untuk selalu konsisten dan bertanggungjawab melindungi dan
mensejahterakan seluruh
warganya. Ini berarti sebuah tanggung jawab para pelaksana advokasi untuk
ikut
berperanserta dalam menjalankan fungsi pemerintahan dan negara.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan berbagai bentuk kegiatan advokasi
dilakukan
sebagai upaya memperkuat posisi tawar (bargaining position) asosiasi atau
organisasi
pengusaha. Bentuk-bentuk kegiatan advokasi antara lain pendidikan dan
penyadaran
serta pengorganisasian kelompok-kelompok usaha, pemberian bantuan
hukum yang
mengedepankan pembelaan hak-hak dan kepentingan organisasi pengusaha,
serta
kegiatan me-lobby ke pusat-pusat pengambilan keputusan.
Advokasi kebijakan publik termasuk pula menyuarakan kepentingan dan
mencari
dukungan terhadap posisi tertentu berkenaan dengan kebijakan publik
tertentu. Posisi ini
dapat berupa persetujuan, penghapusan, penolakan ataupun perubahan
kebijakan yang
ada. Oleh karenanya, advokasi kebijakan publik dapat berupa tindakan
penentangan
terhadap posisi pemerintah dalam isu-isu tertentu, khususnya dalam
kebijakan publik
yang menyangkut kegiatan usaha, sektor swasta perlu membuat suaranya
didengar
sehingga dapat memperbaiki kebijakan publik yang perlu dirubah.
(Tim Penyusun. 2012. Pedoman Advokasi Kebijkan. Jakarta: Kamar Dagang
dan Industri Indonesia)

A. Pengertian Advokasi
Advokasi (advocacy) adalah suatu bentuk tindakan yang mengarah pada pembelaan, memberi
dukungan, atau rekomendasi berupa dukungan aktif.

Advokasi juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik
dengan melakukan berbagai macam pola komunikasi yang persuasif.

Kata advokasi sering dikaitkan dengan lembaga bantuan hukum yang didalamnya melibatkan
advokat, yaitu ahli hukum yang berwenang untuk melakukan advokasi atau biasa disebut dengan
pengacara.

Advokasi merupakan aksi yang strategis dan terpadu yang dilakukan perorangan atau kelompok
untuk memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya advokasi bertujuan
untuk mengupayakan solusi bagi suatu masalah melalui penegakan dan penerapan kebijakan
publik untuk mengatasi masalah tersebut.

Secara sempit, definisi advokasi adalah kegiatan pembelaan hukum atau litigasi yang dilakukan
oleh pengacara dan merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan praktek beracara di pengadilan.

Advokasi ialah kegiatan individu atau kelompok dengan tujuan mempengaruhi keputusan dalam
lembaga sosial, politik dan ekonomi.

Advokasi melibatkan berbagai strategi yang ditujukan untuk mempengaruhi pengambilan


keputusan baik di tingkat lokal, nasional maupun di tingkat internasional.

Sasaran advokasi hanya ditujukan pada kebijakan publik dengan asumsi bahwa perubahan yang
terjadi pada suatu kebijakan tertentu akan berdampak positif atau setidaknya menjadi awal
perubahan yang lebih besar.
Advokasi dan lobbying merupakan hal yang saling berkaitan sebab tanpa adanya lobbying maka
advokasi tak akan berjalan sesuai rencana. Lobbying sendiri adalah suatu usaha yang dilakukan
untuk mempengaruhi pihak tertentu dengan tujuan mendapatkan hasil yang diinginkan.

Pengertian advokasi yang lainnya yaitu:

 Pengertian advokasi dalam organisasi adalah membangun organisasi demokratis yang


kuat untuk membuat penguasa bertanggung jawab terhadap hal yang berkaitan dengan
peningkatan keterampilan dan pengertian rakyat mengenai bagaimana kinerja dari
kekuasaan tersebut.
 Pengertian advokasi sosial adalah suatu usaha yang sistematik dan terorganisir untuk
mempengaruhi dan mendesakkan perubahan, dengan mendukung dan membela kaum
lemah atau mereka yang menjadi korban dari suatu kebijakan dan ketidakadilan.

B. Pengertian Advokasi Menurut Para Ahli


1. Zastrow (1982)

Advokasi adalah aktivitas memberikan pertolongan terhadap klien untuk mencapai layanan
(service) yang mereka telah ditolak sebelumnya dan memberikan ekspansi terdapap layanan
tersebut agar banyak orang yang terwadahi.

2. John Hopkins (1990)

Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan melalui bermacam-macam bentuk


komunikasi persuasif dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat.

3. Kaminski dan Walmsley (1995)

Advokasi adalah suatu pekerjaan yang memberikan petunjuk atas keunggulan pekerjaan sosial
dibandingkan profesi yang lain.

4. Sheila Espine Vilaluz

Advokasi adalah aksi strategis dan terpadu yang dilakukan oleh indivudu maupun kelompok
untuk memberi masukan isu ataupun masalh kedalam rancangan dan rencana kebijakan. Serta
advokasi dapat berarti membangun suatu basis pendukung terhadap kebijakan publik yang
diambil guna menyelesaikan persoalan yang ada.

5. Scheneider

Advokasi tidak lengkap tanpa tercapainya kriteria kejelasan (clarify), measurable (dapat diukur),
dapat dibatasi (limited), tindakan terarah (action-oriented), fokus terhadap aktivitas.

6. Webster Encyclopedia
Advokasi adalah Act of pleading for supporting or recomending active espousal atau tindakan
pembelaan, dukungan atau rekomendasi.

7. Mansour Faqih, Alm., dkk

Advokasi adalah usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan
terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap-maju (incremental).

3. Tujuan dan Fungsi Advokasi

Secara umum, tujuan advokasi adalah untuk menyelesaikan sengketa antar orang maupun antar
kelompok. Sehingga kegiatan advokasi sangat berkaitan dengan hukum. Advokasi berfungsi
sebagai alat ampuh mencari keadilan.

Advokasi dapat muncul di berbagai tingkatan mulai dari lokal, nasional hingga internasional
dengan beragam isu yang berkaitan dengan advokasi juga bertujuan penting untuk
memperjuangkan solusi dari masalah yang sedang terjadi.

Kesadaran masyarakat mengenai advokasi dan serangkaian hukum didalamnya dapat membantu
mengatasi masalah serius yang ada di lingkungan masyarakat.

Peranan advokasi dalam pemberdayaan masyarakat sebagai analisis kebijakan yaitu melakukan
reformasi sosial diwujudkan dengan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat,
mengevaluasi respon pemerintah terhadap permaslahan yang ada, mengajukan opsi/pilihan dan
memantau penerapan kebijakan. Sehingganya tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu
menjadikan masyarakat lebih berdaya, mempunyai kekuasaan, pengetahuan, juga kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya lebih baik lagi.

4. Langkah-Langkah Advokasi

Advokasi harus direncanakan dengan matang dan sistematis agar tujuan advokasi bisa menarik
perhatian masyarakat maupun media masa yang diharapkan menjadi suatu dukungan. Berikut ini
langkah-langkah dasar melakukan advokasi, diantaranya yaitu:

1. Menentukan Isu Strategi Suatu Masalah

Suatu advokasi harus memiliki fokus masalah yang jelas. Misalnya masalah kesejahteraan petani
dimana serikat tani di sebuah desa menuntut pemerintah untuk menurunkan harga pupuk, karena
harga pupuk yang tinggi membuat para petani hanya mampu membeli sedikit pupuk dan
berakibat tanaman tak tumbuh subur.

2. Mengumpulkan Data

Data menjadi hal penting karena sebagai bukti nyata. Data yang dikumpulkan harus
menunjunjukan perbandingan angka tahun ke tahun. Misalnya, serikat tani menunjukan data
harga pupuk dalam lima tahun terakhir yang terus mengalami kenaikan harga. Selain itu,
tunjukan pula data penggunaan pupuk petani selama 5 tahun terakhir.

3. Membentuk Aliansi dengan Organisasi Berkepentingan Sama

Dengan pembentukan sekutu atau aliansi yang merupakan elemen advokasi akan menambah
sumber daya massa, dengan jumlah massa yang besar akan membuat media tertarik meliput.
Selain itu, dengan banyaknya jumlah massa setidaknya akan membuat lawan menjadi gentar.

4. Melemparkan Isu dan Kampanye Massa

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melempar isu ke masyarakat diantaranya
membuat press confrence di media massa dan menyebarkan selembaran berisi tuntutan advokasi.

5. Melakukan Lobi dan Pendekatan dengan Pengambilan Keputusan

Melobi dan membangun komunikasi yang bersifat politis dengan para pengambil keputusan di
pemerintahan atau perusahaan diharapkan mengubah kebijakan yang akhirnya tujuan advokasi
bisa tercapai.

6. Melakukan Komunikasi yang Baik dengan Media Massa

Media massa menjadi kunci utama advokasi untuk memberikan informasi secara mendetail pada
masyarakat, sehingga perlu untuk menjaga komunikasi yang baik dengan media massa.

7. Demonstrasi

Ini menjadi langkah terakhir advokasi jika tidak bisa mengubah kebijakan. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya dengan besarnya kekuatan massa maka media tidak akan segan meliput
aksi dan secara tidak langsung akan membuat pengambil keputusan menjadi sedikit gentar.

8. Melakukan Evaluasi

Berhasil atau tidaknya advokasi merubah suatu kebijakan tetap perlu melakukan evaluasi.
Apabila gagal, maka evaluasi yang dilakukan adalah untuk menentukan langkah lain yang akan
dilakukan untuk merubah kebijakan. Apabila berhasil, evaluasi dilakukan untuk menjaga suhu
kemenangan.

Singkatnya, langkah-langkah advokasi kebijakan publik secara umum, yaitu:

 Agenda setting.
 Perumusan kebijakan.
 Implementasi kebijakan.
 Monitoring dan evaluasi kebijakan.
Menurut Sharma (2004: 18-20), langkah yang dapat dilakukan oleh para pihak khusunya
masyarakat dalam melakukan kegiatan dan agenda advokasi, diantaranya:

 Mencari akar permasalahan.


 Merumuskan dan memilih jalan keluar.
 Membangun kesadaran.
 Tindakan kebijakan.
 Penilaian.

 Kerja advokasi merupakan proses yang dinamis sebab melibatkan seperangkat pelaku,
gagasan, dan agenda yang selalu berubah. Untuk melakukan kerja advokasi, Sharma
(2004: 18-20) menawarkan lima langkah penting yang harus diperhatikan, yaitu mencari
akar permasalahan, merumuskan dan memilih jalan keluar, membangun kesadaran,
tindakan kebijakan, dan penilaian. Lima langkah itu tidak bersifat linier sehingga bisa
saja beberapa tahapan berjalan bersamaan.
 Tahap pertama, mencari akar permasalahan. Pada tahap ini kita harus menetapkan agenda
advokasi. Penetapan agenda harus mempertimbangkan skala prioritas, tidak seluruh
masalah harus selesai secara bersamaan. Kita perlu memilah secara cermat masalah-
masalah yang ada supaya dapat menemukan akar persoalannya. Setelah itu tetapkan
lembaga dan kebijakan yang perlu diubah dengan menyusun alasan-alasan yang jelas.
 Setelah melakukan langkah pertama, maka tahap kedua, yaitu merumuskan dan memilih
jalan keluar, segera menyusul. Seperti pekerjaan di dunia kesehatan, keputusan jenis
pengobatan sangat tergantung ketelitian sang dokter dalam mendiagnosis penyakit.
Pelaku advokasi harus mampu menawarkan jalan keluar yang tepat supaya permasalahan
serupa tidak terulang kembali.
 Pada tahap ketiga, kita akan membangun kesadaran atau kemauan politik pihak-pihak
yang terlibat dalam masalah. Hal itu dapat diraih lewat pembentukan koalisi, menemui
dan meyakinkan para pengambil keputusan, dan membangun penalaran seluruh
pemangku kepentingan akan pentingnya perubahan kebijakan. Pada tahap ini praktik
kampanye dilakukan, pekerja advokasi harus mampu mengemas pesan secara efektif dan
mudah dipahami.
 Tahap keempat, tindakan kebijakan. Pemahaman akan proses pengambilan keputusan dan
strategi advkasi akan meningkatkan kemungkinan terciptanya celah peluang untuk
bertindak. Tentu keputusan untuk bertindak dilakukan setelah akar permasalahan
diketahui, tawaran jalan keluar diterima, dan ada kemauan politik pada pihak yang terkait
untuk melakukan perubahan.
 Tahap kelima, penilaian. Penilaian perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas kegiatan
advokasi. Penilaian bisa berupa tindakan refleksi atas kerja-kerja yang telah dilakukan.
Bila perlu buatlah sasaran dan strategi baru agar perubahan lebih mudah dilakukan.

https://www.pelajaran.co.id/advokasi/

https://bimantorokushari.wordpress.com/2014/08/01/8-langkah-dasar-advokasi/

https://buruhmigran.or.id/2010/09/20/lima-langkah-melakukan-advokasi/
Advokasi adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk mengubah kebijakan, kedudukan atau
program dari segala tipe institusi. Advokasi ialah mengajukan, mempertahankan atau
merekomendasikan suatu gagasan di hadapan orang lain. Advokasi yaitu berbicara, menarik
perhatian masyarakat tentang suatu masalah, dan mengarahkan pengambil keputusan mencari
solusi. Advokasi adalah memasukkan suatu problem ke dalam agenda, mencarikan solusi
mengenai problem tersebut dan membangun dukungan untuk bertindak menangani problem
dan solusinya. Advokasi mungkin bertujuan untuk mengubah suatu organisasi secara internal
atau mengubah seluruh sistem. Advokasi dapat melibatkan aktifitas jangka pendek yang spesifik
untuk mencapai pandangan tentang perubahan jangka panjang. Advokasi terdiri atas berbagai
macam strategi yang diarahkan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pada tingkat
organisasi, lokal, provinsi, nasional dan internasional. Advokasi adalah proses keikutsertaan
masyarakat di dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka.
(Ritu R.Sharma, 2004:7)
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--advokasi-pelayanan-publik

Langkah Advokasi Kebijakan


Advokasi merupakan proses yang dinamis sebab melibatkan
seperangkat pelaku, gagasan, dan agenda yang selalu berubah. Untuk
melakukan advokasi, Sharma (2004: 18-20) menawarkan lima
langkah penting yang harus diperhatikan sebagai berikut :
1. Mengerti dan memahami keseluruhan isi kebijakan.
2. Mengetahui resiko dari setiap kebijakan dan siapa saja yang akan
mendapat manfaat dari kebijakan tersebut.
3. Mengerti dan memahami pelaku kebijakan yang akan
dipengaruhi dan sifatnya akan menguntungkan maupun
merugikan.
4. Mengetahui pelaku kebijakan
5. Menentukan jaringan formal (legislatif) dan informal (individu
yang terlibat dalam proses pembentukan kebijakan)
6. Mencari tahu penyebab alasan kenapa pelaku kebijakan jaringan
mendukung kebijakan yang telah dibuat.
Setelah mengetahui adanya masalah kebijakan yang sedang
terjadi dan harus segera diselesaikan maka kelompok masyarakat
sebagai salah satu aktor dalam advokasi kebijakan perlu mempelajari
langkah-langkah yang harus dilakukan agar advokasi kebijakan bisa
berjalan dengan baik dan berakhir sesuai dengan harapan. Secara
ideal bagan dari advokasi terpadu menurut Sharma (2004) adalah:
Gambar 5.1.Bagan Aadvokasi Terpadu

Dalam teori yang dibangun oleh John Hopkins University


dikemukakan model advokasi dengan lebih dikenal dengan sebutan
model A. Dikenal dengan model Akarena huruf tersebut adalah
singkatan dari advocacy.
Gambar 4.5. “A” Frame for Advocacy)
Sumber: John Hopkins University (1999); Pratomo (2015: 42)
Dalam konsep ini kegiatan advokasi terdiri dari enam model,
yaitu: analisis, strategi, mobilisasi, aksi, evaluasi, dan
kesinambungan. Kesinambungan ini ditulis hanya untuk
memperlihatkan bahwa proses 1 sampai 5 dari analisis sampai
dengan evaluasi adalah proses yang berkelanjutan sebagai sebuah
siklus Berikut secara ringkas pelaksanaan masing-masing model
(Pratomo, 2015: 43-46).
1. Analisis
Dalam analisis ini memerlukan ketersediaan informasi yang
cukup dan akurat, serta adanya pemamahaman yang mendalam
tentang permasalahan atau isu yang akan diangkat dalam
Advokasi Kebijakan Publik
Bab 4 67
advokasi. Selain itu juga harus dipahami tentang masyarakat
yang akan atau terkena dampak dari kebijakan yang sudah adak,
keberadaannya, implementasi serta ketimpangan yang dirasakan.
Setelah hal tersebut dapat dijawab, dilanjutkan dengan
identifikasi dari berbagai organisasi yang terlibat serta jalur-jalur
pembuatan keputusan terutama di organisasi pembuat kebijakan.
2. Strategi
Dari kegiatan ini perlu dibentuknya kelompok kerja advokasi
untuk mengembangkan strategi dan rencana kegiatan advokasi.
Kelompok kerja perlu mengidentifikasi kelompok sasaran (target
khalayak) utama atau primer yaitu pihak atau organisasi yang
diharapkan akan menghasilkan perubahan kebijakan. Selain itu
juga perlu diidentifikasi kelompok atau target sasaran sekunder
yaitu individu, pihak atau organisasi yang skiranya akan
berpengaruh terhadap kelompok primer dalam membuat
keputusan.
3. Mobilisasi
Pembentukan jaringan kerja dan koalisi dilakukan dengan
menghimpun semua pihak yang memiliki kepentingan terhadap
isu advokasi yang diangkat. Memastikan bahwa kegiatan harus
sesuai dengan tujuan, kelomppok, sasaran, dan mendelegasikan
tanggungjawab kepada anggota koalisi untuk memonitor setiap
pertisitiwa yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan.
4. Aksi
Dalam melaksanakan aksi ini, penyatuan dan kekompakan dalam
pelaksanaan kegiatan aksi dari semua mitra koalisi sangat
diperlukan. Jika memang diperlukan pesan dapat diulang dengan
alat bantu yang kredibel sepertihalnya berbagai media untuk
mempertahankan isu agar tetap bergema. Jika dalam pelaksanaan
aksi dihadapkan pada kelompok oposisi harus tetap fleksibel,
sebaiknya menyusun jadwal dan tetap berpegang pada jadwal
tersebut. Kontroversi yang terjadi perlu dihadapi dengan sabar
dan tidak perlu ditakuti.
Jika telah diperoleh komitmen dari pembuat kebijakan perlu
dipertahankan. Pada saat yang sama perlu dicatat baik kegagalan
maupun kesuksesan sebagai bahan pembelajaran. Opini publik
yang berkembang perlu dimonitor dan perubahan yang positif
Ardhana Januar Mahardhani
68 Konsep Advokasi
perlu dipublikasikan. Sedapat mungkin berikan penghargaan
terhadap pembuat kebijakan dan para mitra koalisi bila advokasi
telah berhasil.
5. Evaluasi
Monitor secara rutin perlu dilakukan secara objektif terhadap apa
yang telah dilakukan dan apa yang masih akan dikerjakan.
Melakukan pendokumentasian atas perubahan yang terjadi,
melakukan penilaian terhadap pencapaian indikator awal dan
indikator akhir. Perubahan yang tidak direncanakan tetapi terjadi
juga perlu didokumentasikan agar kita dapat mengevaluasi atas
apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
6. Kesinambungan
Kegiatan advokasi ini adalah kegiatan yang continue, tidak
berhenti sesaat, dalam bagian ini kita wajib untuk melakukan
pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan jika terjadi
perubahan yang diinginkan terjadi. Melakukan peninjauan ulang
terkait dengan strategi dan kegiatan yang ada jika perubahan
kebijakan yang diinginkan tidak terjadi. Kesinambungan disini
memperjelas tujuan jangka panjang mempertahankan fungsi
koalisi dan menyesuaikan data argumentasi seiring dengan
perubahan yang terjadi.
(Mahardhani, Januar Ardhana. 2018. Advokasi Kebijakan Publik. Ponorogo: Calina Media.)
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/course/view.php?id=3551

Anda mungkin juga menyukai