Anda di halaman 1dari 7

NAMA : APRILIANY PUTRI RAUF

NIM : 811421177
KELAS : D/SEMESTER 3
MATKUL : PROMOSI KESEHATAN

A. Advokasi
1. Pengertian Advokasi
Menurut Bahasa Belanda, advocaat atau advocateur berarti pengacara
atau pembela. Karenanya tidak heran jika advokasi sering diartikan
sebagai kegiatan pembelaan kasus atau beracara di pengadilan. Ide dasar
advokasi diklaim oleh sebagian orang berasal dari tradisi hukum Barat
yang dikenal sejak era pencerahan (the enligtenment age), tempat
munculnya gagasan gerakan kebebasan dan demokrasi. Sebagian lain
menyebutkan bahwa lahirnya bantuan hukum sudah ada sejak zaman
Yunani dan Romawi Kuno, yaitu ketika para filsuf Yunani mendiskusikan
beberapa aspek yang berkaitan dengan Tuhan, alam dan manusia. Pada
waktu itu bantuan hukum didasarkan pada nilai-nilai moral dan lebih
dianggap sebagai suatu pekerjaan yang mulia, khususnya untuk menolong
orang-orang tanpa mengharapkan atau menerima imbalan apapun.
Advokasi menurut Julie Stirling adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan secara bertahap atau berproses. Hal ini bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain dengan maksud mengubah kebijakan publik.
Tindakan yang dilakukan tersebut sudah terorganisir maupun terarah
sehingga lebih mudah tercapai.
Advokasi kesehatan adalah advokasi yang dilakukan untuk
memperoleh komitmen atau dukungan dalam bidang kesehatan, atau yang
mendukung pengembangan lingkungan dan perilaku sehat (DEPKES,
2007).
2. Tujuan Advokasi
Secara umum, tujuan advokasi adalah untuk menyelesaikan sengketa
antar orang maupun antar kelompok. Sehingga kegiatan advokasi sangat
berkaitan dengan hukum. Advokasi berfungsi sebagai alat ampuh mencari
keadilan.
Advokasi dapat muncul di berbagai tingkatan mulai dari lokal,
nasional hingga internasional dengan beragam isu yang berkaitan dengan
advokasi juga bertujuan penting untuk memperjuangkan solusi dari
masalah yang sedang terjadi.
3. Langkah-langkah Advokasi
 Menentukan Isu Strategi Suatu Masalah
Suatu advokasi harus memiliki fokus masalah yang jelas. Misalnya
masalah kesejahteraan petani dimana serikat tani di sebuah desa
menuntut pemerintah untuk menurunkan harga pupuk, karena
harga pupuk yang tinggi membuat para petani hanya mampu
membeli sedikit pupuk dan berakibat tanaman tak tumbuh subur.
 Mengumpulkan Data
Data menjadi hal penting karena sebagai bukti nyata. Data yang
dikumpulkan harus menunjunjukan perbandingan angka tahun ke
tahun. Misalnya, serikat tani menunjukan data harga pupuk dalam
lima tahun terakhir yang terus mengalami kenaikan harga. Selain
itu, tunjukan pula data penggunaan pupuk petani selama 5 tahun
terakhir.
 Membentuk Aliansi dengan Organisasi Berkepentingan Sama
Dengan pembentukan sekutu atau aliansi yang merupakan elemen
advokasi akan menambah sumber daya massa, dengan jumlah
massa yang besar akan membuat media tertarik meliput. Selain itu,
dengan banyaknya jumlah massa setidaknya akan membuat lawan
menjadi gentar.
 Melemparkan Isu dan Kampanye Massa
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melempar isu ke
masyarakat diantaranya membuat press confrence di media massa
dan menyebarkan selembaran berisi tuntutan advokasi.
 Melakukan lobi dan Pendekatan dengan pengambilan keputusan
Melobi dan membangun komunikasi yang bersifat politis dengan
para pengambil keputusan di pemerintahan atau perusahaan
diharapkan mengubah kebijakan yang akhirnya tujuan advokasi
bisa tercapai.
 Melakukan Komunikasi yang Baik dengan Media Massa
Media massa menjadi kunci utama advokasi untuk memberikan
informasi secara mendetail pada masyarakat, sehingga perlu untuk
menjaga komunikasi yang baik dengan media massa.
 Demonstrasi
Ini menjadi langkah terakhir advokasi jika tidak bisa mengubah
kebijakan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya dengan besarnya
kekuatan massa maka media tidak akan segan meliput aksi dan
secara tidak langsung akan membuat pengambil keputusan menjadi
sedikit gentar.
 Melakukan Evaluasi
Berhasil atau tidaknya advokasi merubah suatu kebijakan tetap
perlu melakukan evaluasi. Apabila gagal, maka evaluasi yang
dilakukan adalah untuk menentukan langkah lain yang akan
dilakukan untuk merubah kebijakan. Apabila berhasil, evaluasi
dilakukan untuk menjaga suhu kemenangan.
4. Jenis-jenis Advokasi
Advokasi yang dikaitkan dengan berbagai masalah dikategorikan menjadi
3 (tiga), diantaranya:
1) Advokasi Diri
Advokasi diri adalah aplikasi yang dilakukan pada skala lokal dan
dalam lingkup kecil. Sebagai contoh saat ada mahasiswa yang
mendapatkan skorsing oleh pihak Universitas tanpa adanya kejelasan.
Sehingga dalam hal ini advokasi berperan untuk mencari kejelasan dan
klarifikasi pada pihak Universitas terkait masalah tersebut.
2) Advokasi Kasus
Advokasi kasus adalah advokasi yang dilakukan sebagai proses
pendampingan terhadap seseorang atau kelompok masyarakat tertentu
yang belum memiliki kemampuan untuk membela diri sendiri maupun
membela kelompoknya.
3) Advokasi Hukum
Advokasi hukum adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
lembaga atau ahli hukum dalam untuk konsultasi, mediasi, negosiasi
dan juga pendampingan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar
pengadilan dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang
berdimensi hukum.
5. Teknik Advokasi
 Lobi Politik
 Seminar / presentasi
 Media
 Perkumpulan
B. Kemitraan
1. Pengertian Kemitraan
Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil,
kemitraan adalah kerja sama usaha antara usaha kecil dengan usaha besar
disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau besar
dengan memperlihatkan prinsip saling membutuhkan, saling memperkuat,
dan saling menguntungkan.
Sementara itu, dijelaskan dalam buku Kemitraan Usaha oleh
Muhammad Jafar Hafsah, kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu
untuk meraih keuntungan bersama. Kemitraan menegakkan prinsip saling
membutuhkan dan saling membesarkan antara satu sama lain.
2. Jenis-jenis Kemitraan
Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy yang dikutip dari buku
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Penguatan Kemitraan Usaha
UMKM, Koperasi dan Korporasi oleh Tri Weda Raharjo, terdapat empat
jenis atau tipe kemitraan yakni sebagai berikut:
a) Potential Partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku yang menjalin kerja sama saling
peduli antara satu sama lain. Namun kedua belah pihak belum
bekerja sama secara lebih dekat, baru sebatas hubungan kemitraan
saja.
b) Nascent Partnership
Dalam jenis kemitraan yang satu ini, para pelaku kemitraan adalah
partner (pasangan) akan tetapi efisiensi kerja sama menjadi kurang
maksimal.
c) Complementary Partnership
Complementary partnership menjelaskan bahwa partner atau mitra
mendapat keuntungan dan pertambahan pengaruh melalui
perhatian yang besar terhadap ruang lingkup aktivitas yang tetap
serta cenderung terbatas, contohnya seperti program delivery dan
resource mobilization.
d) Synergistic Partnership
Terakhir adalah synergistic partnership, di mana kemitraan jenis
ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan masalah
pengembangan sistematis melalui penambahan ruang lingkup
aktivitas baru seperti advokasi dan penelitian.
3. Dasar-dasar Kemitraan
1. Memiliki persyaratan untuk pelaporan minimum
2. Memiliki perjanjian hukum yang kuat
3. Terdapat jumlah anggota maksimal
4. Mudah untuk membentuk suatu struktur bisnis perusahaan
5. Saling berbagi satu sama lain atas pengelolaan manajemen bisnis
6. Para mitra terikat dengan kontinuitas kemitraan
4. Prinsip-prinsip Kemitraan
a) Prinsip Kesetaraan (Equity)
b) Prinsip Keterbukaan
c) Prinsip Azas Manfaat Bersama (Mutual Benefit)
5. Cara Kerja Kemitraan
1) Memilih jenis kemitraan
2) Pergi dengan perjanjian kemitraan
3) Melanjutkan aktivitas kerja
4) Presentase manfaat dan pajak

C. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Mengutip buku Pemberdayaan Masyarakat tulisan Dedeh
Maryani dan Ruth Roselin E. Nainggolan (2019: 8), pemberdayaan
masyarakat adalah proses pembangunan yang membuat masyarakat
berinisiatif untuk memulai kegiatan sosial dalam memperbaiki situasi
dan kondisi diri sendiri.
Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat bersifat inklusif,
dalam arti lain turut melibatkan masyarakat sasaran program.
Keberhasilan program tidak hanya bergantung pada pihak yang
melakukan pemberdayaan, tetapi juga oleh keaktifan pihak yang
diberdayakan.
2. Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Untuk mencapai kesuksesan program, terdapat empat prinsip yang
harus dipegang, yaitu kesetaraan, partisipasi, keswadayaan dan
kemandirian, serta prinsip berkelanjutan. Agar lebih paham, simak
penjabarannya berikut ini:
 Prinsip Kesetaraan
Dalam proses pemberdayaan, penting untuk mengedepankan
kesetaraan kedudukan masyarakat dengan lembaga yang melakukan
program pemberdayaan. Masing-masing pihak yang terlibat saling
mengakui kelebihan dan kekurangan sehingga dapat saling bertukar
pengetahuan, pengalaman, dan dukungan.
 Prinsip Partisipasi
Program akan berhasil menstimulasi kemandirian masyarakat jika
bersifat partisipasif, artinya masyarakat ikut merencanakan,
melaksanakan, mengawasi, dan mengevaluasinya. Tentu saja dalam
prosesnya, pendamping harus berkomitmen untuk membina dan
mengarahkan masyarakat secara jelas.
 Prinsip Keswadayaan dan Kemandirian
Prinsip keswadayaan artinya menghargai dan mengedepankan
kemampuan masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak
memandang orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan,
melainkan sebaliknya.
Mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kendala-
kendala usahanya, mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki
tenaga kerja, serta memiliki norma-norma bermasyarakat yang sudah
lama dipatuhi. Semua ini harus digali dan dijadikan modal dasar bagi
proses pemberdayaan. Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil
dipandang sebagai penunjang. Tujuannya agar pemberian bantuan
tidak justru melemahkan tingkat keswadayaan masyarakat.
 Prinsip Berkelanjutan
Program pemberdayaan perlu dirancang agar berkelanjutan. Di
awal, pendamping memang memiliki peran yang lebih dominan,
namun secara perlahan peran mereka akan makin berkurang. Sebab
masyarakat-lah yang diharap mampu mengelola kegiatannya sendiri.
3. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Mardikanto dalam Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E.
Nainggolan (2019: 8-10), tujuan dari pemberdayaan masyarakat yaitu:
1) Perbaikan kelembagaan (Better institution)
Dengan memperbaiki kegiatan yang dilakukan, diharapkan dapat
memperbaiki kelembagaan. Kelembagaan yang baik akan mendorong
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan.
2) Perbaikan Usaha (Better Business)
Perbaikan kelembagaan diharap akan memperbaiki bisnis yang
dilakukan sehingga mampu memberikan manfaat kepada anggota
lembaga tersebut dan masyarakat yang ada di sekitarnya.
3) Perbaikan Pendapatan (Better Income)
Perbaikan bisnis diharap dapat memperbaiki pendapatan seluruh
anggota lembaga, termasuk masyarakat.
4) Perbaikan Lingkungan (Better Environment)
Perbaikan pendapatan diharap dapat memperbaiki lingkungan fisik dan
sosial karena kerusakan lingkungan kerap disebabkan oleh kemiskinan
atau pendapatan yang terbatas.
5) Perbaikan Kehidupan (Better Living)
Pendapatan dan lingkungan yang baik akan memperbaiki standar
kehidupan masyarakat. Ini dapat dilihat dari tingkat kesehatan,
pendidikan, dan daya beli.
6) Perbaikan Masyarakat (Better Community)
Jika setiap keluarga mempunyai kehidupan yang baik, akan tercipta
kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.

Anda mungkin juga menyukai