REVIEW
Apriliany Putri Rauf
Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri
Gorontalo
Email : putriraufffff@gmail.com
Abstrak
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Penyakit Akibat
Kerja dan Kecelakaan Kerja di kalangan masyarakat di Indonesia belum tercatat dengan baik. Jika dilihat angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi.
Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas keterampilan pekerja yang
kurang memadaiMetode yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan Study Literatur Review. Data-data
diperoleh dari beberapa sumber seperti jurnal dan artikel dianalisis dengan seksama. Analisis dilakukan dengan cara
menemukan jenis-jenis kecelakaan akibat kerja pada pekerja. Hasil dari perbandingan dan analisis kemudian disatukan
menjadi sebuah pembahasan yang terstruktur dan diharapkan dapat diperoleh hasil yang bermanfaat. Penyakit akibat
kerja yang dapat diderita oleh pekerja las diderita oleh pekerja las diantaranya sakit di tengkuk, bahu, dada, pinggang,
perut. Secara statistik ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kecelakaan kerja. Berdasarkan
analisis tahun diatas faktor-faktor yang menyebabkan penyakit akibat kerja dikarenakan faktor fisik yaitu kurangnya
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerjaDari semua jurnal yang telah dianalisis dapat disimpulkan bahwa
faktor penyebab yang timbul akibat para pekerja tidak menggunakan APD , kurangnya pengetahuan tentang K3 &
penyakit akibat kerja, kurangnya pengawasan dari atasan, umur pekerja dan lama waktu kerja para pekerja.
Kata kunci : Penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja, Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)
Abstract
Occupational Safety and Health (K3) issues in general in Indonesia are often neglected. Occupational Diseases and
Occupational Accidents among people in Indonesia have not been well recorded. If you look at the number of accidents
and occupational diseases in several developed countries, it shows a trend of increasing prevalence. As a causative
factor, it often occurs due to a lack of awareness of workers and the inadequate quality of workers' skills. The method
used in this writing is the Study Literature Review approach. The data obtained from several sources such as journals
and articles were analyzed carefully. The analysis is carried out by finding the types of work-related accidents in
workers. The results of the comparison and analysis are then put together into a structured discussion and it is hoped
that useful results will be obtained. Occupational diseases that can be suffered by welding workers include pain in the
back of the neck, shoulders, chest, waist, stomach. Statistically there is a significant relationship between knowledge
and work accidents. Based on the above year's analysis of the factors that cause work-related illnesses due to physical
factors, namely the lack of use of Personal Protective Equipment (PPE) in workers. occupational diseases, lack of
supervision from superiors, age of workers and length of time worked by workers.
Keywords : occupational illness, work accidents, Occupational Safety and Health (K3
PENDAHULUAN
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Pada tahun 2014, terdapat 40.694 kasus
Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih Penyakit Akibat Kerja (PAK) di Indonesia.
sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan Sebanyak 418 kasus terjadi di Kalimantan
masih tingginya angka kecelakaan kerja. Selatan. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan 160 juta pekerja menjadi sakit dan 1,2 juta
masyarakat di Indonesia belum tercatat pekerja lainnya meninggal akibat kecelakaan
dengan baik. Jika dilihat angka kecelakaan dan sakit di tempat kerja (ILO, 2013).
dan penyakit akibat kerja di beberapa negara Berdasarkan kalkulasi ILO, kerugian yang
maju (dari beberapa pengamatan) harus ditanggung akibat kecelakaan kerja di
menunjukan kecenderungan peningkatan negara berkembang juga tinggi, yakni
prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering mencapai 4% dari GNP (Gross National
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja Product). Berdasarkan laporan Jamsostek
dan kualitas serta keterampilan pekerja yang mengenai kecelakaan kerja terdapat 83.714
kurang memadai. kasus kecelakaan kerja di Indonesia pada
Banyak pekerja yang meremehkan tahun 2007 dengan rata-rata 233 kasus
risiko kerja, sehingga tidak menggunakan kecelakaan kerja setiap harinya. Hingga
alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. tahun 2011 dengan jumlah 96.400
Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 kecelakaan. Dari 96.400 kecelakaan kerja
Tahun 1992 tentang Kesehatan telah yang terjadi, sebanyak 2.144 diantaranya
mengamanatkan antara lain, setiap tempat tercatat meninggal dunia dan 42 lainnya
kerja harus melaksanakan upaya Kesehatan cacat. Data tersebut menggambarkan bahwa
kerja, agar tidak terjadi gangguan Kesehatan kasus kecelakaan kerja secara nasional
pada pekerja, keluarga, masyarakat dan tergolong tinggi, bahkan menurut catatan
lingkungan disekitarnya. Penyakit akibat ILO (International Labor Organization),
kerja disebabkn oleh dua faktor, yaitu Indonesia merupakan negara tertinggi kedua
lingkungan kerja dan hubungan kerja. yang memiliki kecelakaan kerja (Ismail,
Penyakit akibat kerja atau berhubungan 2013). Data ILO menghasilkan kesimpulan
dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh bahwa dalam rentan waktu rata-rata per tahun
pemajanan di lingkungan kerja. Kecelakaan terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja dan
dan sakit di tempat kerja membunuh dan 70% di antaranya berakibat fatal yaitu
memakan lebih banyak korban jika kematian dan cacat seumur hidup (Rahman,
dibandingkan dengan perang dunia. 2013). Untuk menjamin keselamatan dan
International Labour Organization kesehatan kerja diperlukan APD yang
(ILO) menyatakan setiap tahunnya terjadi memenuhi syarat sehingga dapat
250 juta kecelakaan kerja yang menyebabkan menggurangi terjadinya risiko kecelakaan
kerja (departemen tenaga kerja RI, 1996). dengan faktor yang menyebabkan timbulnya
Oleh karena itu dengan adanya industri yang kecelakaan kerja. Pada tahun 1931, Heinrich
sedang berkembang, maka keselamatan kerja mengemukaan sebuah teori yang
dan kesehatan kerja harus menjadi pedoman menyebutkan bahwa setiap kecelakaan kerja
bagi tenaga kerja maupun perusahaan. dsebabkan adanya lima faktor berurutan yang
Timbulnya bahaya akibat kerja dapat berupa digambarkan seperti domino. Teori yang
kecelakaan kerja. Kecelakaan akibat kerja dikenal dengan teori domino tersebut
banyak sekali faktor –faktor yang menjelaskan bahwa kecelakaan kerja dapat
mempengaruhinya, diantaranya adalah terjadi karena adanya kebiasaan, kesalahan
kecelakaan yang berhubungan dengan seseorang, perbuatan, dan kondisi yang tidak
hubungan kerja pada perusahaan (ILO, aman sehingga dapat menyebabkan
1999). Dari hasil penelitian yang dilakukan kecelakaan kerja. Teori tersebut kemudian
oleh Lanny H. Tjakranata, dan hasil dikembangkan kembali oleh Bird dan
penelitian yang dilakukan oleh kementrian Germain. Menurut Frank E. Bird dalam
tenaga kerja di Jepang, menyatakan bahwa Suardi (2007), kecelakaan kerja disebabkan
Jumlah kecelakaan yang terjadi disebabkan secara langsung oleh unsafe actions dan
oleh berbagai macam faktor, salah satunya unsafe conditions. berdasarkan hasil
faktor penyebab kecelakaan tersebut ialah : penelitian, penyebab kecelakaan kerja 85%
faktor kelelahan. disebabkan oleh unsafe actions (Suma’mur,
Beberapa teori mengenai kecelakaan 2014).
kerja telah dikembangkan, khususnya terkait
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam tempat kerja. Kemudian dilihat perbedaannya
penulisan ini adalah pendekatan studi pustaka terutama pada faktor-faktor yang
(SLR). Data-data diperoleh dari beberapa mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja.
sumber seperti jurnal, artikel, dan buku Hasil dari perbandingan dan analisis
dianalisis dengan seksama. Analisis kemudian disatukan menjadi sebuah
dilakukan dengan cara menemukan jenis- pembahasan yang terstruktur dan diharapkan
jenis kecelakaan akibat kerja pada pekerja di dapat diperoleh hasil yang bermanfaat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian menurut Husaini, et. penelitian diketahui dari 26 responden
al (2017). Penyakit akibat kerja yang dapat terdapat 3 responden dengan pengetahuan
diderita oleh pekerja las diderita oleh pekerja kurang yang tidak pernah mengalami
las diantaranya sakit di tengkuk, bahu, dada, kecelakaan kerja. Selanjutnya, hubungan
pinggang, perut, punggung, paha, motivasi dengan kejadian kecelakaan kerja
pergelangan tangan, lutut, betis, atau pada pekerja di perusahaan tersebut dapat
pergelangan tangan. Selain itu, bisa juga dilihat dari 23 responden yang motivasi
terkena penyakit seperti batuk, gatal pada negatif terdapat 22 responden. Kemudian,
kulit dan mata, mata perih dan demam. hubungan Alat Pelindung Diri (APD) dengan
Secara simultan usia, masa kerja, lama kerja, kejadian kecelakaan kerja di perusahaan
tingkat pengetahuan, dan penggunaan APD tersebut dengan hasil penelitian diketahui
tidak berhubungan dengan kejadian PAK dari 26 responden yang tidak menggunakan
pada pekerja las. Secara parsial tingkat APD terdapat 2 responden yang tidak pernah
pengetahuan dan penggunaan APD mengalami kecelakaan kerja.
hubungan parsial yang signifikan terhadap Pada penelitian menurut Martonix, et.
penyakit akibat kerja pada pekerja las. Selain al (2021). Penelitian ini menyimpulkan
secara simultan usia, masa kerja, lama kerja, bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
tingkat pengetahuan, dan penggunaan APD antara variabel tingkat pendidikan baik
tidak berhubungan dengan kejadian penyakit dengan kejadian kecelakaan kerja maupun
akibat kerja pada pekerja las. Secara parsial juga dengan kejadian penyakit akibat kerja
tingkat pengetahuan dan penggunaan APD pada nelayan pencari teripang di Kelurahan
hubungan parsial yang signifikan terhadap Namosain, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
penyakit akibat kerja pada pekerja las. Sebaliknya variabel umur, masa kerja,
Selanjutnya, pada penelitian menurut frekuensi menyelam dan lama menyelam
Ridho Amelita (2019). Berdasarkan hasil memiliki hubungan yang signifikan dengan
penelitian telah diperoleh data umum dan kejadian kecelakaan kerja dan kejadian
data penunjang. Secara statistik ada penyakit akibat kerja pada nelayan pencari
hubungan yang signifikan antara teripang di Kelurahan Namosain, Kecamatan
pengetahuan dengan kecelakaan kerja di PT. Alak, Kota Kupang.
Johan Santosa tahun 2018 dengan hasil
Pada penilitan menurut Yahya, et. al adanya kebijakan yang dibuat untuk
(2019). Gambaran kecelakaan dan penyakit mengurangi atau meminimalisir kelelahan
akibat kerja pada petani rumput laut di yang terjadi terhadap para pekerja dengan
Kabupaten Takalar maka dapat disimpulkan cara pengaturan waktu kerja dan istirahat
bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja yang sesuai dan seimbang bagi seluruh
kerja sebanyak 81 orang (77,14%) dan yang pekerja agar bisa bekerja dengan maksimal
tidak mengalami kecelakaan kerja sebanyak dan tingkat kelelahan yang rendah.
24 orang (22,9%), pekerja yang mengalami Pada penelitian menurut Silvia, et. Al
kelelahan kerja sebanyak 70 orang (66,7%) (2015). Pada perawat di Rumah Sakit PW
dan kurang lelah sebanyak 35 orang (33,3%), sebagian besar orang melakukan unsafe
pekerja yang mengalami Low Back Pain action dalam bekerja yang termasuk dalam
sebanyak 58 orang (44,8%) dan yang tidak kategori masa kerja lama dan
mengalami Low Back Pain sebanyak 47 mengoperasikan peralatan kerja tidak sesuai
orang (55,2%). standar. Hal ini membuktikan bahwa perawat
Pada penilitian menurut Prilia, et. al yang mempunyai pengalaman kerja lebih
(2012). Pada umumnya kecelakaan terjadi lama cenderung kurang hati-hati karena
dua bulan sekali pada masa giling tebu yaitu merasa bisa menguasai semua jenis
antara bulan Mei sampai September. Subyek pekerjaannya sehingga sering bertindak
paling sering mengalami kecelakaan pada sembrono dan tidak memperhatikan prinsip
Stasiun Puteran. Mengenai penanganan dasar keselamatan kerja. Selain itu juga
kecelakaan sudah cukup baik karena perawat dengan masa kerja > 10 tahun adalah
langsung diberikan pertolongan pertama dan perawat yang berusia > 40 tahun dimana
dilakukan penyidikan untuk mengetahui kecenderungan kecelakaan kerja yang terjadi
penyebab kecelakaannya agar tidak terulang pada usia tua disebabkan karena semakin tua
kembali. seseorang maka reaksi terhadap sesuatu
Pada penilitian Adu Halim dan semakin turun. Kapasitas fisikpun akan
Herlina (2018). Kecelakaan kerja di Proyek semakin berkurang seperti penglihatan dan
Lippo Thamrin Office Tower PT kekuatan fisik sehingga lebih berisiko
WijayaKarya. Perlu diadakan pelatihan atau mengalami kecelakaan kerja.
penyuluhan tentang K3 secara rutin untuk Pada penelitian menurut Rahayu dan
meningkatkan pengetahuan, serta perlu Tristanto (2021). Faktor yang berhubungan
dengan penyakit akibat kerja pada karyawan kecelakaan kerja dan 3 tidak mengalami
Smelter ‘X’ industri tahun 2020 secara kecelakaan kerja. Dan kurangnya
simultan usia, masa kerja, lama kerja, tingkat pengawasan dengan baik dari atasan dapat
pengetahuan, dan penggunaan APD tidak menyebabkan kecelakaan kerja sehingga
berhubungan dengan kejadian PAK pada terdapat 14 perawat yang mengalami
pekerja las. Secara parsial tingkat kecelakaan kerja akibat kurangnya
pengetahuan dan penggunaan APD pengawasan.
hubungan parsial yang signifikan terhadap Pada penelitian menurut Rinda Ardila
penyakit akibat kerja pada pekerja las. (2022). Jumlah kasus kecelakaan di Jawa
Pada penelitian menurut Lusia, et. al Timur banyak terjadi pada usia <35 tahun dan
(2019). Berdasarkan hasil responden, paling sedikit terjadi pada usia 35 tahun.
terdapat 15 karyawan yang masuk kategori Kecelakaan kerja di Jawa Timur banyak
kurang baik dalam penggunaan APD terjadi pada laki-laki dibanding perempuan.
sehingga 12 diantaranya mengalami
Berdasarkan analisis tahun diatas faktor- pekerja tentang Keselamatan dan Kesehatan
faktor yang menyebabkan penyakit akibat Kerja & Penyakit dan faktor sosial yaitu
kerja dikarenakan faktor fisik yaitu kurangnya pengawasan dari atasan dan umur
kurangnya penggunaan Alat Pelindung Diri pekerja dan lama waktu kerja yang
(APD) pada pekerja, kurangnya pengetahuan memengaruhi kualitas bekerja seseorang.
KESIMPULAN
Dari semua jurnal yang telah pengetahuan tentang K3 & penyakit akibat
dianalisis dapat disimpulkan bahwa faktor kerja, kurangnya pengawasan dari atasan,
penyebab yang timbul akibat para pekerja umur pekerja dan lama waktu kerja para
tidak menggunakan APD , kurangnya pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Occupational Safety and Health, 11(2), Ramadhani, D. F. A., Nadillah, A. R., &