Disusun Oleh:
Pendahuluan
Semua orang perlu memiliki pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Semua bidang pekerjaan memiliki potensi bahaya mulai dari ringan, sedang
hingga berat (Roga et al, 2015). Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diinginkan
dan tidak diketahui kapan terjadinya, tetapi dapat dicegah (Kurnianingsih & Yuantari,
2015). Setiap tenaga kerja dituntut memiliki pengetahuan yang cukup, terampil dan
disiplin, serta paham tentang cara-cara kerja aman dan selamat (Roga et al, 2015).
Petani sawah termasuk pekerja yang harus diproteksi dari bahaya kecelakaan (Roga
et al, 2015). Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani mengalami kejadian
kecelakaan kerja paling sering adalah terpeleset (52,9%), terkena cangkul (38,2%), terjatuh
(35,3%), terkena sabit (32,4%), dan yang paling jarang terjadi adalah terkena alat pembajak
sawah (14,7%) (Kurnianingsih & Yuantari, 2015). Hal ini menjadi penting mengingat
petani sawah erat kaitannya dengan penyediaan beras yang menjadi sumber makanan utama
dan lingkungan tempat kerja. Dampak dari kecelakaan kerja ini berupa kerugian yang
kerugian yang tidak terlihat seperti hilangnya waktu dan tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan. Salah satu yang termasuk dalam faktor manusia ialah tingkat pengetahuan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) karena dengan menciptakan lingkungan kerja
sehat, aman, tidak tercemar dan bebas kecelakaan kerja akan meningkatkan
Tinjauan Pustaka
Pengertian Kecelakaan Kerja ada beberapa macam menurut para ahli. Pada
dasarnya, Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada
penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya
dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif
lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak berulang kembali
(Biantoro, 2018).
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit yang menimpa tenaga kerja
karena hubungan kerja di tempat kerja. Secara umum, faktor penyebab terjadinya
3. Peralatan
4. Manajemen
Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) adalah suatu kejadian tidak diduga dan
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur. Kecelakaan
akibat kerja adalah berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja
disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan pekerjaan atau pada waktu
Oleh karena itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok,
yakni:
adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Indonesia diartikan sebagai suatu peristiwa atau kejadian yang tidak direncanakan, tidak
(Biantoro, 2018).
adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan
proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban
manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan
sejak berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang
faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya yang sering digunakan adalah teori
tiga faktor utama (Three Main Factor Theory). Menurut teori ini disebutkan bahwa ada tiga
faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Ketiga faktor tersebut dapat
diuraikan menjadi :
Faktor Manusia
Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental,
kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh Undang-
Undang Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1 Pasal 1. Karyawan
muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan,
kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih. Sebaliknya mereka lebih
berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari akan bahaya dari pada tenaga kerja
Jenis kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja secara
sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan yang diterima
orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak daripada
pria. Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh wanita dan pria memiliki perbedaan
diantaranya yaitu hamil dan haid. Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian
Masa kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu
tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi
pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin
apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Hal
ini biasanya terkait dengan pekerjaan yang bersifat monoton atau berulang-ulang. Masa
kerja dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1. Masa Kerja baru : < 6 tahun 2. Masa Kerja
Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang digunakan
tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya
atau kecelakaan kerja. APD tidak secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan
dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Penggunaan alat pelindung diri
dapat mencegah kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan praktek
bentukbentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial
yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami
adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mereka cenderung untuk
2018).
Perilaku
Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang mempengaruhi
tingkat kecelakaan. Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman
bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih banyak persoalan yang disebabkan oleh
karyawan. Pada satu waktu, pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya dianggap
memiliki tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Namun demikian, asumsi ini telah
dipertanyakan selama beberapa tahun terakhir. Meskipun kepribadian, sikap karyawan, dan
karakteristik individual karyawan tampaknya berpengaruh pada kecelakaan kerja, namun
memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam
waktu yang relatif singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada
teori, dalam hal ini yang dimaksud adalah pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
Timbulnya kecelakaan bekerja biasanya sebagai akibat atas kelalaian tenaga kerja atau
kerusakan produk, sering tidak diharapkan perusahaan maupun tenaga kerja. Namun tidak
sering timbul hal tersebut, tindakan yang paling tepat dan harus dilakukakan manajemen
pemeliharaan terhadap alat-alat kerja dapat ditingkatkan. Salah satu tujuan yang ingin
Faktor Lingkungan
Suhu Udara
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan
mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C. Suhu dingin
mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas
kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan untuk
dirangsang. Sedangkan menurut Grandjean dkondisi panas sekeliling yang berlebih akan
mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah
angka kesalahan kerja. Hal ini akan menurunkan daya kreasi tubuh manusia untuk
Infeksi
Petani adalah salah satu pekerjaan yang paling rentan terhadap infeksi, infeksi yang
sering terjadi adalah kecacingan. Trichuris trichiura dan infeksi cacing tambang merupakan
contoh cacing yang dapat menginfeksi petani. Petani saat bekerja tidak menggunakan alat
pelindung diri seperti sarung tangan, alas kaki seperti sandal atau sepatu yang secara
langsung kontak dengan tanah, selain itu para petani juga sering mengonsumsi makanan
tanpa terlebih dahulu mencuci tangan. Petani dapat terinfeksi cacing baik melalui oral yaitu
melalui makanan dan minuman yang tercemar dan melalui penetrasi kulit dengan adanya
kontak langsung dengan kotoran hewan ataupun manusia yang biasanaya digunakan
Kecelakaan Kerja
Hasil identifikasi potensi kecelakaan kerja akan menjadi acuan bagi para pekerja
pekerjaan sipil dan juga para mekanik pada setiap tahapan kegiatan telah teridentifikasi
1. Siapkan catatan hasil identifikasi dan daftar simak potensi kecelakaan kerja;
2. Interpretasikan potensi kecelakaan kerja hasil identifikasi dan yang tercantum dalam
kecelakaan kerja;
Kebutuhan Peralatan/Perlengkapan K3
dengan penyediaan perlengkapan K3 yang meliputi Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat
sesuai kondisi kerja, sehingga pada saat akan mulai melaksanakan pekerjaan, perlengkapan
K3 tersebut dapat diperiksa dan dipakai atau digunakan sesuai dengan prosedur (Putuhena,
2017).
1) Buat daftar kebutuhan APD sesuai dengan kondisi kerja, antara lain:
2) Buat kebutuhan alat pengaman kerja (APK) sesuai dengan kondisi kerja, antara
lain:
b. Obat P3K.
PEMBAHASAN
Bahaya kerja yang dihadapi kelompok petani terdiri dari bahaya bilogi, kimia,
psikologis, ergonomi dan fisik. Bahaya fisik terdiri dari bahaya mekanik, bising, getar, suhu
ekstrem panas dan dingin, cahaya, tekanan, radiasi pengion dan non pengion. Dalam
pertanian bahaya fisik ini berhubungan dengan penggunaan alat maupun keadaan alam di
lahan pertanian. Pekerjaan petani yang berada di luar ruangan bersentuhan langsung dengan
cuaca. Tubuh yang kepanasan bisa menimbulkan penyakit hingga meninggal. Pekerjaan
petani yang berat dalam area yang lembab ditambah sinar matahari yang menyengat
memudahan penyakit untuk menyerang para petani. Dengan kondisi lingkungan yang
kurang sehat juga bisa menjadi pemicu permasalahan kesehatan petani. Pengendalian resiko
yang dapat dilakukan petani yaitu dengan minum air putih yang cukup untuk menghindari
dirinya dari dehidrasi, menjaga kebersihan diri, tidak menahan buang air kecil agar tidak
mengalami resiko infeksi saluran kencing dan penyakit lainnya. Hal lain yang dapat
dilakukan petani yaitu dengan beristirahat di tempat yang teduh saat lelah, menggunakan
alat pelindung diri seperti topi capil agar matahari tidak langsung terpapar ke tubuh petani.
Bahaya mekanik merupakan bahaya yang berasal dari benda atau proses yang dapat
menimbulkan dampak seperti benturan, terpotong, tertusuk, tersayat, tergores, jatuh dan
terjepit. Bahaya mekanik yang dapat dialami petani yaitu tertusuk atau tersayat cangkul,
pisau atau mesin dimana alat-alat ini memiliki ujung yang sangat tajam sehingga bisa
melukai tangan atau anggota tubuh yang lain. Pengendalian resiko yang dapat dilakukan
petani yaitu dengan menggunakan pelindung diri yang tepat serta tidak menggunakan
pakaian yang terlalu longgar untuk menghindari terkena sambaran peralatan pertanian.
Selanjutnya traktor juga bisa menimbulkan bahaya mekanik pada petani, tidak sedikit
petani yang mengalami kecelakaan yang menyebabkan kecacatan permanen hingga
meninggal dunia karena penggunaan traktor. Kendaraan seperti traktor harus dirawat dan
dioperasikan dengan sangat hati-hati. Parkir kendaraan di lokasi yang aman dan mudah
dijangkau untuk mengurangi resiko kecelakaan. Upaya yang dapat dilakukan untuk
menghindari resiko kecelakaan adalah tidak memperbolehkan sembarangan orang
memasuki area pertanian bahkan mengemudikan kendaraan pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, A. B. 2017. Hubungan Penggunaan Sarung Tangan Pada Petani Dengan Infeksi
Cacing Trichuris Trichiura Di Desa Selandi, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo.
Hedaputri, D. S., Indradi, R., & Illahika, A. P. 2021. Kajian literatur: hubungan tingkat
pengetahuan kesehatan dan keselamatan kerja (k3) dengan kejadian kecelakaan kerja.
CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal, 1(3),
185-193.
Putuhena F.J. 2017. Modul 03 Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3). Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi.
ROGA, A. U., PD, S., & KES, M. 2015. MANAJEMEN K3 SEKTOR PERTANIAN: Kajian
Pada Petani Sawah Desa Sinduharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).