Anda di halaman 1dari 3

Faktor Penyebab Kecelakaan

Kecelakaan kerja tentu disebabkan oleh faktor-faktor penyebab. Faktor – Faktor


Peyebab Kecelakaan Kerja  atau yang disebut dengan occupational accident merupakan
sebuah peristiwa atau kejadian yang berasal dari atau terjadi dalam serangkaian pekerjaan
yang dapat mengakibatkan cedera fatal (fatal occupational injury) maupun tidak fatal
(non – occupational injury). Terdapat beberapa teori tentang faktor penyebab kecelakaan
kerja, salah satu teori yang sering digunakan adalah teori tiga faktor utama atau Three
Main Factor Theory (Wahyudi, 2018). Ketiga faktor penyebab tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Faktor manusia
Faktor manusia berasal dari manusia itu sendiri. Faktor ini terdiri dari:
a. Usia
Usia manusia sangat memengarui kondisi fisik, mental, kemampuan kerja,
dan tanggung jawab seseorang. Beberapa kapasitas fisik seperti pendengangaran,
penglihatan serta kecepatan reaksi akan menurun saat menginjak usia 30 tahun
ke atas. Hal ini berakibat terhadap kecenderungan beberapa jenis kecelakaan
kerja seperti terjatuh terjadi lebih banyak pada tenaga kerja yang berusia 30
tahun ke atas (Wahyudi, 2018).
b. Jenis kelamin
Tubuh pria dan wanita tentu memiliki perbedaan, baik anatomis, fisiologi,
dan psikologis. Perbedaan ini menyebabkan adanya penyesuaian dalam beban
dam kebijakan kerja, diantaranya saat haid dan hamil. Peristiwa alami tersebut
harus mendapatkan penyesuaian kebijakan yang khusus.
c. Masa kerja
Masa kerja merupakan lamanya atau kurun waktu bekerjanya tenaga kerja
di suatu tempat (Wahyudi, 2018). Semakin lama masa kerja seseorang akan
membuatnya semakin berpengalaman dalam mengemban tugasnya. Hal ini akan
memberikan pengaruh positif pada kinerja, begitupun sebaliknya.
d. Penggunaan alat pelindung diri (APD)
Penggunaan APD ini dapat mencegah kecelakaan kerja serta dapat
mengurangi tingkat keparahan apabila terjadi kecelakaan kerja. Penggunaan APD
dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan praktek pekerja.
e. Tingkat pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja akan membuat mereka
cenderung untuk menghindari potensi bahaya yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan.
f. Perilaku
Walaupun kepribadian, sikap karyawan, dan karakteristik individual
karyawan tampaknya berpengaruh pada kecelakaan kerja, namun hubungan sebab
akibat masih sulit dipastikan (Wahyudi, 2018).
g. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
Salah satu tindakan yang tepat dalam melakukan manajemen tenaga kerja
adalah melalui pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan dari pelatihan
ini tentunya untuk mengurangi kecelakaan kerja, kerusakan, serta peningkatan
pemeliharaan alat kerja. Sebalinya, apabila tidak diadakan pelatihan maka
tentunya resiko terjadinya kecelakaan kerja lebih besar untuk terjadi.
h. Peraturan K3
Dibuatnya peraturan K3 sangat berpengaruh terhadap kecelakaan kerja.
peraturan ini dibentuk tentunya sebagai pedoman dalam mencegah dan
mengurangi kecelakaan kerja. Salah satu peraturan K3 yang masih berlaku
sampai saat ini yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja.
2. Faktor lingkungan
Faktor ini terdiri dari:
a. Kebisingan
Bising merupakan bunyi atau suara yang tidak diinginkan (Wahyudi,
2018). Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
KEP-51/MEN/1999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja,
intensitas kebisingan yang dianjurkan adalah 85 dBA untuk 8 jam kerja.
b. Suhu udara
Rasa kaku dan berkurangnya koordinasi otot seringkali terjadi pada
lingkungan kerja bersuhu dingin. Sedangkan, lingkungan kerja bersuhu panas
seringkali dapat mengurangi kelincahan, mengganggu kecermatan otak, dan
sebagainya. Oleh karena itu, berdasarkan beberapa penyelidikan, produktivitas
kerja manusia dapat mencapai tingkat tertinggi ketikan berada pada temperatur
240 C – 270 C (Wahyudi, 2018).
c. Penerangan
Tenaga kerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan cepat
apabila penerangan di lingkungan kerjanya baik.Faktor penerangan yang
berperan pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya langsung pantulan benda
mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101, dalam Wahyudi 2018).
d. Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan
bahan kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228, dalam Wahyudi, 2018).
3. Faktor peralatan
Faktor ini terdiri dari:
a. Kondisi mesin
Keberadaan mesin dapat mengurangi beban kerja manusia sehingga akan
meningkatkan produtivitas tenaga kerja. Hal tersebut berlaku apabila mesin dalam
kondisi yang baik. Sebaliknya, apabila mesin dalam kondisi rusak justru akan berakibat
pada kecelakaan kerja. Oleh karena itu, pemeliharaan dan pengecekan kondisi mesin
harus dilakukan secara berkala.
b. Letak mesin
Resiko kecelakaan kerja akan kecil apabila letak mesin semakin jauh dari pekerja,
begitupun sebaliknya. Tata letak penempatan mesin merupakan suatu hal yang juga harus
diperhatikan.

Wahyudi, A. 2018. “Investigasi Kecelakaan Kerja”. MODUL E-Learning Asosiasi


Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI) [Online], (http://astti.or.id/sites/default/files/Seri
%20K3%20-%20BAB%205%20%20-%20%20Kecelakaan%20Kerja.pdf, diakses 19
Oktober 2021).

PT. Mandiri Mahadaya, 2020. “Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja”


[Online], (https://pelatihank3kemenaker.com/faktor-kecelakaan-kerja/, diakses 19
Oktober 2021).

Anda mungkin juga menyukai