0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan3 halaman
Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja meliputi faktor manusia, lingkungan, dan peralatan. Faktor manusia mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, penggunaan APD, tingkat pendidikan, perilaku, dan pelatihan K3. Faktor lingkungan seperti kebisingan, suhu, penerangan, dan lantai licin. Sedangkan faktor peralatan terkait kondisi mesin dan letaknya.
Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja meliputi faktor manusia, lingkungan, dan peralatan. Faktor manusia mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, penggunaan APD, tingkat pendidikan, perilaku, dan pelatihan K3. Faktor lingkungan seperti kebisingan, suhu, penerangan, dan lantai licin. Sedangkan faktor peralatan terkait kondisi mesin dan letaknya.
Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja meliputi faktor manusia, lingkungan, dan peralatan. Faktor manusia mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, penggunaan APD, tingkat pendidikan, perilaku, dan pelatihan K3. Faktor lingkungan seperti kebisingan, suhu, penerangan, dan lantai licin. Sedangkan faktor peralatan terkait kondisi mesin dan letaknya.
Kecelakaan kerja tentu disebabkan oleh faktor-faktor penyebab. Faktor – Faktor
Peyebab Kecelakaan Kerja atau yang disebut dengan occupational accident merupakan sebuah peristiwa atau kejadian yang berasal dari atau terjadi dalam serangkaian pekerjaan yang dapat mengakibatkan cedera fatal (fatal occupational injury) maupun tidak fatal (non – occupational injury). Terdapat beberapa teori tentang faktor penyebab kecelakaan kerja, salah satu teori yang sering digunakan adalah teori tiga faktor utama atau Three Main Factor Theory (Wahyudi, 2018). Ketiga faktor penyebab tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Faktor manusia Faktor manusia berasal dari manusia itu sendiri. Faktor ini terdiri dari: a. Usia Usia manusia sangat memengarui kondisi fisik, mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Beberapa kapasitas fisik seperti pendengangaran, penglihatan serta kecepatan reaksi akan menurun saat menginjak usia 30 tahun ke atas. Hal ini berakibat terhadap kecenderungan beberapa jenis kecelakaan kerja seperti terjatuh terjadi lebih banyak pada tenaga kerja yang berusia 30 tahun ke atas (Wahyudi, 2018). b. Jenis kelamin Tubuh pria dan wanita tentu memiliki perbedaan, baik anatomis, fisiologi, dan psikologis. Perbedaan ini menyebabkan adanya penyesuaian dalam beban dam kebijakan kerja, diantaranya saat haid dan hamil. Peristiwa alami tersebut harus mendapatkan penyesuaian kebijakan yang khusus. c. Masa kerja Masa kerja merupakan lamanya atau kurun waktu bekerjanya tenaga kerja di suatu tempat (Wahyudi, 2018). Semakin lama masa kerja seseorang akan membuatnya semakin berpengalaman dalam mengemban tugasnya. Hal ini akan memberikan pengaruh positif pada kinerja, begitupun sebaliknya. d. Penggunaan alat pelindung diri (APD) Penggunaan APD ini dapat mencegah kecelakaan kerja serta dapat mengurangi tingkat keparahan apabila terjadi kecelakaan kerja. Penggunaan APD dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan praktek pekerja. e. Tingkat pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja akan membuat mereka cenderung untuk menghindari potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. f. Perilaku Walaupun kepribadian, sikap karyawan, dan karakteristik individual karyawan tampaknya berpengaruh pada kecelakaan kerja, namun hubungan sebab akibat masih sulit dipastikan (Wahyudi, 2018). g. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja Salah satu tindakan yang tepat dalam melakukan manajemen tenaga kerja adalah melalui pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan dari pelatihan ini tentunya untuk mengurangi kecelakaan kerja, kerusakan, serta peningkatan pemeliharaan alat kerja. Sebalinya, apabila tidak diadakan pelatihan maka tentunya resiko terjadinya kecelakaan kerja lebih besar untuk terjadi. h. Peraturan K3 Dibuatnya peraturan K3 sangat berpengaruh terhadap kecelakaan kerja. peraturan ini dibentuk tentunya sebagai pedoman dalam mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja. Salah satu peraturan K3 yang masih berlaku sampai saat ini yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. 2. Faktor lingkungan Faktor ini terdiri dari: a. Kebisingan Bising merupakan bunyi atau suara yang tidak diinginkan (Wahyudi, 2018). Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja, intensitas kebisingan yang dianjurkan adalah 85 dBA untuk 8 jam kerja. b. Suhu udara Rasa kaku dan berkurangnya koordinasi otot seringkali terjadi pada lingkungan kerja bersuhu dingin. Sedangkan, lingkungan kerja bersuhu panas seringkali dapat mengurangi kelincahan, mengganggu kecermatan otak, dan sebagainya. Oleh karena itu, berdasarkan beberapa penyelidikan, produktivitas kerja manusia dapat mencapai tingkat tertinggi ketikan berada pada temperatur 240 C – 270 C (Wahyudi, 2018). c. Penerangan Tenaga kerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan cepat apabila penerangan di lingkungan kerjanya baik.Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya langsung pantulan benda mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101, dalam Wahyudi 2018). d. Lantai licin Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan bahan kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228, dalam Wahyudi, 2018). 3. Faktor peralatan Faktor ini terdiri dari: a. Kondisi mesin Keberadaan mesin dapat mengurangi beban kerja manusia sehingga akan meningkatkan produtivitas tenaga kerja. Hal tersebut berlaku apabila mesin dalam kondisi yang baik. Sebaliknya, apabila mesin dalam kondisi rusak justru akan berakibat pada kecelakaan kerja. Oleh karena itu, pemeliharaan dan pengecekan kondisi mesin harus dilakukan secara berkala. b. Letak mesin Resiko kecelakaan kerja akan kecil apabila letak mesin semakin jauh dari pekerja, begitupun sebaliknya. Tata letak penempatan mesin merupakan suatu hal yang juga harus diperhatikan.
Wahyudi, A. 2018. “Investigasi Kecelakaan Kerja”. MODUL E-Learning Asosiasi
Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI) [Online], (http://astti.or.id/sites/default/files/Seri %20K3%20-%20BAB%205%20%20-%20%20Kecelakaan%20Kerja.pdf, diakses 19 Oktober 2021).
PT. Mandiri Mahadaya, 2020. “Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja”
[Online], (https://pelatihank3kemenaker.com/faktor-kecelakaan-kerja/, diakses 19 Oktober 2021).