Anda di halaman 1dari 20

Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

MASALAH YANG DIHADAPI DALAM MENGGUNAKAN SAFETY


DI LINGKUNGAN KERJA DAN CARA MENGATASINYA
PADA PROYEK PEMBANGUNAN TROTOAR DAN
FASILITAS PEJALAN KAKI DI KEMANG JAKARTA SELATAN

Oleh:
Sempurna Bangun

ABSTRAK
Masyarakat jasa konstruksi menerapkan dan menekankan Keselamatan Kerja
untuk kebaikan para pekerja dan sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan, Hal-
hal yang dianggap sulit bisa menjadi tidak sulit jika area kerja anda sesuai dengan
aturan-aturan keamanan yang baik dan tepat, selain itu memimpin dengan penuh
kedisplinan dan dengan menumbuhkan kepercayaan yang kuat dikalangan tim
kerja. Usaha menekan angka kecelakaan kerja sekecil mungkin yang digunakan
pada pencegahan dan penanggulangan saat kecelakaan kerja yaitu program
keselamatan Behavior Based Safety (BBS) dan program Patrol yang dilaksanakan
oleh General of Affair dan Enviromental Health System Operational (GA &
EHS). sehingga berhasil, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
efektivitas program BBS dalam mengubah sikap karyawan yang berkaitan dengan
penggunaan alat pelindung diri di tempat kerja. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar pekerja belum memahami tentang alat pelindung diri dan
tidak peduli dengan hukuman yang telah disepakati perusahaan. Dengan demikian,
solusi dari penelitian ini diharapkan bisa memecahkan masalah dan memperkuat
perilaku kesehatan dan keselamatan kerja yang positif di tempat kerja. Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan sistem
perlindungan untuk tenaga kerja dan jasa konstruksi guna meminimalisir dan
menjauhkan diri dari resiko kerugian moral maupun material, kehilangan jam
kerja, serta keselamatan manusia dan lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat
meningkatkan kinerja yang efektif dan efisien. Edukasi penerapan SMK3 di
Indonesia diatur dalam Permenaker No.01/MEN/1980 (K3 Konstruksi
bangunan), Permenaker No.5/1996 (SMK3), Inst. Menaker No.01/1992
(Pemeriksaan Unit Organisasi K3), SK Dirjen PPK No.20DJPPK/VI/2004 (Ahli
K3).
Kata Kunci: perilaku kepatuhan, apd, program bbs.

I. PENDAHULUAN hidup yang lebih tinggi. Hal


I.1. Latar Belakang tersebut dapat dipengaruhi oleh
Keselamatan dan kesehatan di kesehatan suatu pekerjaan
lingkungan kerja yang sehat (Ogden, 1996). Penggunaan APD
merupakan aset yang tinggi nilainya di lingkungan kerja diperhitungkan
untuk individu dalam suatu Negara dengan potensi bahaya kecelakaan
dan negara memerlukan kualitas yang bisa dialami. Jenis-jenis APD

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 79
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

mempunyai pengaruh dalam suatu kecelakaan bekerja di BPJS


kecelakaan kerja. Ada beberapa ketenagakerjaan sampai Promosi
kejadian yang menyatakan bahwa kesehatan yaitu upaya untuk
pekerja industri yang memekai APD memandirikan, memberdayakan,
berisiko mengalami kecelakaan kerja memampukan masyarakat agar dapat
sebesar 2,20 kali dibanding yang sampai tingkat kesehatan yang
tidak menggunakan APD baik, untuk diri sendiri maupun
(Riyadina, 2007). Hal ini diharapkan tingkat kesehatan lingkungan (Ottawa
peraturan yang telah diseujui Charter, 1986). Proses pemberdayaan
perusahaan dapat dipatuhi oleh masyarakat bukan hanya
pekerja untuk meminimalis risiko menginformasi seperti penyuluh,
kecelakaan kerja. Pekerja yang bandel komunikasi, dan edukasi, tetapi juga
dan tidak mau menggunakan APD menyangkut berbagai hal dan
bisa mengalami kecelakaan dalam dukungan di masyarakat.
bekerja ataupun penyakit akibat Menurut Lawrence Green (1984),
bekerja seperti kekacauan , kerusakan, promosi kesehatan adalah suatu
keluhan, cacat dan kematian (Arifin, penggabungan dalam bidang
dkk 2013). Pada Teori Suizer (1999) kesehatan dan terlibatnya kesehatan
menyatakan yaitu kejadian kecelakaan dalam lingkup politik, ekonomi dan
kerja bisa diatasi dengan cara organisasi. Hal ini bertujuan untuk
memperhatikan sikap pekerja. Hal ini menjadikan suatu lingkungan yang
juga diperkuat oleh Cooper (2009). nyaman dan sehat. Undang-undang
Menurut Cooper (2001) menyatakan nomor 1 tahun 1970 terkait
bahwa 80-95% semua kecelakaan keselamatan kerja, menyatakan bahwa
kerja disebabkan oleh unsafe behavior lokasi kerja merupakan semua
sehingga susah dikontrol secara baik. ruangan dan sudut kerja bisat
Menurut opini dari Cooper (2009) mengakibatkan potensi bahaya kerja.
berhubungan dengan hasil penelitian Hal tersebut terdapat dalam pasal 2
National Safety Council pada tahun yang menyatakan bahwa seluruh
2011 menguraikan bahwa 88% dari lokasi yang ada di tempat kerja
kecelakaan kerja diakibatkan oleh dikatakan sebagai tempat kerja. Untuk
unsafe behavior. Kemudian, 10% meningkatkan produktivitas pekerja
kecelakaan kerja diakibatkan oleh dilakukan upaya-upaya tersebut.
unsafe condition dan 2% belum Namun pada pelaksanaannya, faktor
diketahui penyebabnya. Selain itu, perilaku salah satu menjadi suatu
DuPont Company (2005) ber- masalah kepatuhan atas kebijakan dari
argumen bahwa kecelakaan pada instansi ataupun tempat kerja. Adanya
pekerja kebanyakan terjadi oleh Promosi kesehatan di tempat kerja
karena unsafe behavior, yaitu sebesar dapat berguna untuk membuat pekerja
96%. Selain itu, 4% kecelakaan pada patuh dengan kebijakan yang telah
pekerja diakibatkan oleh unsafe dibuat oleh instansi. Menurut WHO
condition. Dilansir dari sumber berita dalam Notoatmodjo (2005), promkes
International Labour Organization dalam tempat kerja merupakan suatu
(ILO) tahun 2013, 1.200.000 korban perancangan terkait kebijakan di
jiwa disebabkan oleh kecelakaan dan tempat kerja untuk mempermudah
penyakit saat bekerja. Data karyawan dan perusahaan dalam

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 80
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

memperbaiki dan meningkatkan sangat tergantung dari faktor yang


kesehatan dengan melibatkan terdahulu.
manajemen, partisipasi kerja dan Aksioma Heinrich dari Teori Domino
stakeholder lainnya.
:
Behavior based safety merupakan
software guna riset dalam bekerja. 1. Injuri diakibatkan karena adanya
Fokus kepada sikap yang tidak aman beberapa faktor, salah satunya
pada pekerja, memperhatikan sikap yaitu faktor kecelakaan itu
pekerja, kemudian melakukan sendiri.
program yang diperoleh dari hasil 2. Kecelakaan terjadi hanya dari
penelitian untuk dapat memperbaiki sebuah hal yang diperbuat oleh
sikap pada saat bekerja menjadi lebih
sesorang atau situasi yang
disiplin dan lebih memahami
pekerjaannya. Tempat kerja yang berbahaya.
melakukan program BBS harus 3. Beberapa kecelakaan diakibatkan
melihat sikap pekerja terlebih dahulu. oleh kejadian yang berbahaya.
Hal ini bertujuan agar program sesuai 4. Perbuatan yang tidak aman juga
dengan permasalahan yang ada. tidak selalu langsung berakibat
Dalam menerapkan program tersebut, kecelakaan.
memerlukan berbagai persyaratan
5. Penyebab dan akibat dari
seperti, wajib memiliki sasaran yang
jelas agar bisa merubah perilaku keajdian berbahaya bisa
pekerja. Hal ini diharapkan bisa menmberikan suatu edukasi
memperbaiki perilaku pekerja yang kedepannya.
belum memenuhi kriteria dan berpacu 6. Kerasnya kecelakaan terjadi
pada hasil semua yang ada di karena kesempatan yang berubah.
lapangan dan supaya bisa sesuai
7. Pencegahan kecelekaan terbaik
dengan permasalahan yang ada.
Sehingga program dapat berjalan selalu menghasilkan kualitas dan
dengan efektif. suatu teknis produksi terbaik.
8. Manajemen sebaiknya menjamin
I.2. Batasan Masalah tanggung jawab keselamatan.
Menurut Teori Domino 9. Penanggung jawab merupakan
(Heinrich),suatu kejadian kecelakaan salah satu kunci penting dari
dapat diasumsikan seperti layaknya pencegahan tersebut.
barisan domino. Satu domino yang 10. Kecelakaan dapat merugikan baik
jatuh bisa mengakibatkan domino secara langsung maupun secara
yang berada di depan akan jatuh juga tidak langsung.
secara cepat. Barisan domino tersebut I.3 Rumusan Masalah
Di sekitar lingkungan kerja
merupakan faktor-faktor yang
keselamatan para pekerja maupun
mengakibatkan terjadinya sebuah masyarakat (Geotsch, 1993).
kecelakaan sampai dengan terjadinya Depnaker RI (1993) di modul edukasi
injuri. Dalam setiap faktor yang ada Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja menyatakan bahwa

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 81
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

keselamatan dan juga kesehatan kerja perlindungan terhadap tenaga


menpunyai 3 pengertian yaitu: kerja harus terjamin.
1. Aspek filosofi, keselamatan 2. Agar selalu dalam keadaan
dalam bekerja adalah suatu selamat, perlindungan terhadap
pemikiran dan usaha untuk bahan dan peralatan produksi
memeberikan kesejahteraan supaya dapat dipakai dengan
secara jasmani maupun rohani , baik dan terstruktur maka
hasil karya menuju masyarakat pelindung terhadap pekerja dan
yang adil, makmur dan sentosa tamu dilingkungan kerja harus
2. Aspek keilmuan, keselamatan dijamin.
dan kesehatan bekerja yaitu 3. Mengetahui Faktor- faktor yang
ilmu dan penerapannya dalam berpengaruh terhadap tingkat
cara mencegah kemungkinan kecelakaan suatu pekerjaan.
adanya kecelakaan kerja. I.5. Manfaat Penelitian masalah
3. Aspek praktis, kesejahteraan 1. Bagi Ilmu Pengetahuan
dan kemakmuran kerja yaitu Dari hasil penelitian ini
suatu cara perlindungan supaya merupakan pengamatan yang
tenaga kerja selalu tetap dalam ada dan dihubungkan atau
keadaan sehat dan selamat dikembangkan dengan
selama melaksanakan kenyataan yang sebenarnya
pekerjaan saat sedang bekerja terjadi di proyek. Dari hasil ini,
begitu juga untuk orang lain bisa juga ditarik kesimpulan
yang memasuki lingkungan baru yang bisa dikembangkan
kerja maupun sumber dan lebih lanjut
langkah produksi yang aman 2. Bagi Perusahaan Kontraktor
dan efisien dalam Dari hasil penelitian ini dapat
penggunaannnya. menjadi suatu masukan atau
I.3. Tujuan Penelitian Masalah tolak ukur bagi perusahaan
Tingkat besaran probabilitas atau kontraktor dapat memperbaiki
kemungkinan masing-masing sistem K3 yang diterapkan.
komponen pekerjaan guna Disamping itu dapat juga
menimbulkan kerugian disebut menjadi patokan untuk
risiko. Bahaya dapat diatasi dengan mencegah adanya kelalaian di
cara menggunakan pengendalian dalam pekeraan berikutnya.
terhadap bahaya tersebut, caranya 3. Bagi Peneliti
adalah dengan melaksanakan kontrol Penelitian ini dapat juga
teknik,kontrol administrasi,dan menambah wawasan dan
kontol tingkah laku. Bahaya bisa mempertajam kemampuan
termanifestasi menjadi risiko apabila untuk menganalisa bagi
terjadi kontak atau/pajanan. peneliti, sehingga dapat
Tujuan umum ; menjadi modal untuk terjun
1. Supaya kesehatan terjamin, dalam dunia kerja.
sehingga terwujudnya II TINJAUAN PUSTAKA
peningkatan produksi dan II.1. Kajian Strategis
produktifitas maka Kecelakaan merupakan suatu
kejadian yang mungkin tidak terduga

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 82
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

atau diharapkan. Dapat diasumsikan pihak- pihak dalam melaksanakan


tidak terduga karena dibelakang kewajibannya serta pemenuhan
kejadian itu tidak ada rasa untuk terhadap peraturan yang terkait
melakukan hal tersebut dengan dengan beberapa aspek seperti aspek
sengaja dan tidak berharap bahwa keamanan, keselamatan, dan
kecelakaan itu terjadi karena dapat kesehatan kerja serta lingkungan (UU
menyebabkan kerugian material No.18 tahun1999 tentang Jasa
ataupun penderitaan dari yang paling Konstruksi).
ringan sampai kepada yang paling II.2. Keselamatan dan
berat (Suma’mur, 1995). Kecelakaan Kesehatan Kerja (K3)
kerja adalah peristiwa yang tidak Aspek yang yang dihadapi dan
diduga sebelumnya atau kecelakaan diperkirakan dapat mengakibatkan
yang mendadak yang mengakibatkan terjadinya resiko kecelakaan kerja
luka tubuh dan kerusakan barang. konstruksi dilingkungan proyek
Menurut Sulaksmono dalam Santoso adalah sebagai berikut:
(2004) bahwa kecelakaan kerja yaitu 1. Pelaku-pelaku dari pekerja non
peristiwa sama sekali tidak teknis, mandor, tukang staf
terpikirkan atau tidak diharapkan dari manajer dan manajer.yang
semula yang mengacaukan proses langsung terlibat dalam
dari aktivitas pekerjaan yang telah pekerjaan konstruksi
dirancang dan dapat mengakibatkan 2. Saat penyimpanan, pemindahan
kerugian, baik korban jiwa maupun dan saat penggunaan material
korban harta. Sistem keselamatan dan konstruksi.
kesehatan kerja adalah salah satu 3. Pekerjaan baik alat berat
norma ketenagakerjaan yang maupun alat ringan konstruksi
penerapannya bertujuan untuk yang sangat berhubungan satu
mencegah kemungkinan terjadinya dengan yang lainnya
penyakit dan kecelakaan akibat kerja 4. Metode dan peralatan
di proyek. Keselamatan dan konstruksi yang akan di pakai.
kesehatan kerja adalah salah satu 5. Perencanaan dan pelaksanaan
masalah yang sangat berkaitan konstruksi.
dengan berbagai aspek antara lain Kemungkinan- kemungkinan
ekonomi, hukum, dan sosial ( Syahril penyebab terjadinya kecelakaan
Effendy Pasaribu, 2005). dalam bekerja konstruksi dilihat dari
Penyelenggaran pekerjaan konstruksi pengamatan kejadian kecelakaan
harus memenuhi standart ketentuan kerja diatas adalah sebagai berikut:
tentang keteknikan, keselamatan dan 1. Dalam menggunakan APD /
juga kesehatan kerja, keamanan, alat pelindung diri kurang
perlindungan kepada staff dan juga disiplinnya para pekerja.
penataan lingkungan sekitar guna 2. Kurang dalam
menjamin terwujudnya ketertiban Mensosialisasikan di internal
penyelenggaraan pekerjaan lingkungan kerja akan perlunya
konstruksi. Kesadaran terhadap alat pelindung diri untuk tidak
hukum dalam penyelenggaraan terjadi kelalaian pemimpin
pekerjaan konstruksi sangat perlu pekerjaan.
ditingkatkan termasuk kepatuhan

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 83
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

3. Kurang di taati SOP / stadar jasa keselamatan dan kesehatan


operasional prosedur kerja.
penggunaan alat-alat penunjang 4. Instruksi Menteri Tenaga Kerja
pekerjaan konstruksi. RI No. INST05/M/RW/96
4. Manajemen K3 tidak tanggal 28-10-1996 tentang
diterapkan secara konsisten pengawasan dan pembinaan
juga sistemnya. keselamatan kerja pada
5. Kurang maksimal dalam kegiatan konstruksi.
penerapan ahli K3 di bidang 5. Peraturan Menteri Tenaga
konstruksi / Ahli K3 dalam Kerja No.04/MEN/1987
pelaksanaan konstruksi atau tentang tata cara pembentukan
kurang di libatkan. P2K3 dan pengangkatan ahli
6. Hal-hal yang berhubungan K3.
dengan Keselamatan dan 6. Peraturan Menteri Tenaga
Kesehatan Kerja (K3) belum Kerja No.PER05/MEN/1996
ditaatinya ketentuan-ketentuan. mengenai sistem manajemen
Pada prinsipnya, setiap pekerja harus keselamatan dan kesehatan
bertanggung jawab terhadap kerja.
keselamatan dan kesehatan kerja 7. Peraturan Menteri Tenaga
(K3) setiap individu. bertanggung Kerja No.Kep19/M/BW/97
jawab atas keselamatan dan juga tanggal 26-2-1997 tentang
kesehatan dirinya masing-masing. pelaksanaan audit sistem
Setiap pekerja wajib berkontribusi manajemen keselamatan dan
dalam setiap kegiatan keselamatan kesehatan kerja.
dan kesehatan kerja. 8. Instruksi Dirjen Hubungan
Penerapan sistem manajemen K3 Perburuhan dan perlindungan
dapat menjamin keselamatan serta tenaga kerja No. INS.8/PP/1980
kesehatan tenaga kerja maupun orang tanggal 16-4-1981 tentang
lain yang ada di tempat kerja ( pedoman penyelenggaraan
Eugenua Liliawati Muljono, 1997 ). peraturan perusahaan, yang
Untuk mendukung sistem juga menetapkan bahwa,
keselamatan serta kesehatan kerja di tunjangan kematian akibat
perusahaan- perusahaan, pemerintah kecelakaan kerja, tunjangan
telah membuat peraturan perundang- kecelakaan kerja, keselamatan
undangan yang berhubungan dengan kerja dan perlindungan kerja
keselamatan dan kesehatan kerja harus dimasukkan ke dalam
antara lain: peraturan perusahaan. ( Syahril
1. Undang- undang No.1 tahun Effendi Pasaribu, 2005).
1970 tentang keselamatan II.3 Manajemen Keselamatan
dalam bekerja. dan kesehatan Kerja proyek
2. Peraturan Menteri Tenaga konstruksi
Kerja RI PER07/MEN/1964 Adapun tujuan utama dari suatu
tentang kesehatan kerja. manajemen risiko sebenarnya yaitu
3. Peraturan Menteri Tenaga mengurangi risiko, yang antara lain
Kerja RI No. dikerjakan dengan merevisi biaya,
PER04/MEN/1995 mengenai skedul proyek, dana maupun mutu,

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 84
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

sehingga ketidakpastian tepat untuk sabuk pengangkat


(uncertainties) dapat dikurangi tanpa dan peralatan angkat lainnnya.
menyebabkan pengaruh yang 5. Riset medis, meliputi penelitian
signifikan pada tujuan proyek. tetang efek fisiologis dan
Pencegahan kecelakaan dan patologis faktor-faktor
kaitannya dengan masalah lingkungan dan teknologis serta
keselamatan dan kesehatan kerja keadaan fisik yang dapat
harus mengarah dan bertolak pada mengakibatkan kecelakaan.
konsep sebab dan akibat kecelakaan, 6. Menganalisis hal hal yang
yaitu dengan mengendalikan sebab mengakibatkan kecelakaan
dan mengurangi akibat kecelakaan. yaitu mengenai penelitian
Berdasarkan prinsip pencegahan psikologi.
kecelakaan tersebut. Maka fungsi 7. Pendidikan yang berhubungan
dasar manajemen keselamatan dan dengan pendidikan
kesehatan kerja adalah memegang keselamatan dalam kurikulum
peranan penting terhadap upaya teknis, sekolah-sekolah
pengendalian kecelakaan sesuai perdagangan atau kursus-
dengan program yang telah kursus pertukangan.
ditetapkan. 8. Latihan dan praktek untuk
II.3.1 Kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja, khususnya tenaga
akibat kerja bisa dicegah dengan: kerja baru untuk mengerti
1. Ketentuan dan peraturan bahaya dalam bekerja.
mewajibkan mengenai kondisi- 9. Penggairahan merupakan
kondisi kerja, perancangan, penggunaan aneka cara
perawatan dan pengujian dan penyuluhan atau pendekatan
cara kerja peralatan industri, lain agar menimbulkan dampak
tugas-tugas pengusaha dan selamat.
buruh, latihan, supervide medis 10. Asuransi adalah insentif
dan pemeriksaan kesehatan. financial guna meningkatkan
2. Standardan penetapan resmi, pencegahan kecelakaan
mengenai konstruksi yang misalnya dalam bentuk
memenuhi syarat-syarat pengurangan premi yang
keselamatan umum dibayar oleh perusahaan jika
3. Pengawasan dipatuhinya tindakan-tindakan keselamatan.
ketentuan-ketentuan dan II.3.2. Perencanaan Mencegah
perundang-undangan yang Kecelakaan Kerja
diwajibkan penggunaan APD Kecelakaan kerja dapat dihindari
4. Penelitian teknik, terdiri dari dengan memerhatikan faktor-faktor,
sifat dan ciri-ciri barang yang diantaranya sebagai berikut :
butuh perhatian karena a. AspekLingkungan
berbahaya, pengujian alat-alat Lingkungan kerja yang penuhi
pelindung diri, penelitian kriteria mencegah kecelakaan
pencegahan peledakan gas dan kerja, yakni:
debu, atau penelitian tentang 1) syarat aman, higiene umum,
bahan-bahan dan desain paling sanitasi, ventilasi udara,

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 85
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

pencahayaan serta pencegah kecelakaan


penerangan (safety guards) contohnya
2) penyusuaian suhu di ruangan tombol untuk hentikan
kerja. bekerjanya alat/mesin (cut
3) keadaan gedung dan tempat of switches) dan alat
kerja yang menjamin lainnya, agar mereka bisa
keselamatan. terproteksi dengan adanya
4) penyusunan penyimpanan teknis.
barang, penataan serta 3) Education (Pendidikan).
pemasangan mesin, Education berarti perlu
pemakaian tempat serta memberikan pelatihan
ruang. kepada pekerja guna
b. Aspek Mesin dan perlengkapan mengedukasi pegawai
kerja tentang langkah langkah
Mesin dan perlengkapan kerja harus dalam bekerja yang cocok
dalam rencana yang baik dengan seperti kondisi yang aman
memperhatikan ketetapan yang (safety) dengan
berlaku dan sesuai pada posisi mesin semaksimal mungkin.
atau alat dan perkakas dalam 4) Enforcement berarti aksi
keselamatan pekerja penerapan, yang
c. Aspek Peralatan kerja memberikan jaminan bila
Alat pelindung diri contohnya seperti ketentuan pengendalian
baju kerja, kacamata, sarung tangan, kecelakaan dikerjakan.
yang harus memiliki ukuran yang
cocok hingga memunculkan II.3.3. Pencegahan
kenyamanan dalam penggunaannya. Mencegah kecelakaan adalah ilmu
d. Aspek Manusia serta seni, karena menyangkut
Mencegah kecelakaan, menegakkan tentang sikap diri, unsur teknik,dan
disiplin kerja,menghindari tindakan juga lingkungan sekitar. Usaha
yang berpotensi menghadirkan merupakan hal utama pada setiap
kecelakaan dan menghilangkan tempat kerja yang dapat mengurangi
ketidakcocokan fisik serta mental kerugian pada pekerja dan industri.
ketentuan dalam bekerja, Kejadian / pemicu kecelakaan kerja
memperhitungkan batas potensi serta yang dimaksud merupakan aspek
keterampilan pekerja, meniadakan domino ini salah satunya:
beberapa hal yang mengurangi a. Kelemahaan pengawasan
konsentrasi kerja. Kecelakaan kerja managemen atau lack of control
juga dapat dikurangi, dihindari atau management.Pengawasan ini dapat
dijauhi dengan mengaplikasikan disimpulkan sebagai fungsi
program yang diketahui dengan tri-E koordinasi kepemimpinan atau
atau Triple E, yakni : pelaksana serta pengawasan
1) Engineering (Teknik). managemen dan keaktifan
2) Engineering merupakan management memastikan
aksi pertama ialah lengkapi keberhasilan dari skema K3. Seorang
semua perkakas serta pelaksana atau pemimpin tidak hanya
mesin dengan alat

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 86
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

memahami tugas operasional, namun 1) Safety Director yang


harus mampu: bertindak sebagai seorang
1) Mengerti tentang program pemimpin
pencegahan kecelakaan 2) Safety Engineer atau
2) mengerti tentang standar seseorang yang
kerja dan meraih suatu mengauasi
standar keselamatan secara tekhnis
3) membina, mengendalikan, 3) Terdapatnya dukungan
dan mengevaluasi managemen
bawahannya. 4) Mekanisme yang sistematis,
b. Sebab Dasar kreatif, pemeliharaan
Dasar yang dapat memungkinkan motivasi dan juga kepribadian
timbulnya kecelakaan di dunia kerja pekerja.
bisa berlangsung: b.Menemukan bukti atau
1) Kebijakan dan ketetapan permasalahan
management Dikerjakan melalui survey,
2) Aspek manusia; kurangnya pengawasan, observasi, investigasi
pengetahuan , ketrampilan dan ulasan of record atau lihat data
ataupun pengalaman, tidak yang kemarin.
memiliki motivasi, c. Analisa
permasalahan fisik serta Untuk memecahkan permasalahan
mental. yang temukan ini mesti dikenali:
3) Faktor yang mencakup 1) Masalah itu sendiri ,
ingkungan/pekerjaan seperti; 2) Tingkat masalah tersebut
tidak memiliki standar kerja, 3) Tempat
kurang pemeliharaan, dan 4) Kaitannya dengan orang lain
penggunaan alat ataupun 5) Sehingga nantiya bisa
bahan yang terlalu berlebih mendapatkan opsi dari
c. Karena yang disebut gejala atau pemecahan masalah tersebut.
symptom d. Penentuan/aplikasi alternatif/
perihal ini terkait erat dengan masih pemecahan menjadi seleksi untuk
terdapatnya tindakan aman serta memutuskan satu pemecahan yang
kondisi tidak aman. benar-benar efisien serta effisien dan
II.3.4.CaraMencegah Kecelakaan bisa dipertanggung jawabkan.
dalam Dunia Kerja e. Penerapan
Adalah program terpadu dengan 5 Komunikasi keselamatan dapat
tahapan pokok yakni: terbagi menjadi 2 hal yaitu
a. Organisasi K3 komunikasi manusia dengan manusia
K3 memerlukan organisasi yang secara langsung, salah satu
struktural seperti safety departement contohnya adalah Safety Talk.
atau departemen K3 yang bisa Komunikasi tersebut bisa
melakukan tindakan fungsional menggunakan beberapa media
menjadi safety committee atau komunikasi dan informasi, contohnya
panitia pembina K3. seperti telefon, spanduk, buletin, atau
Agar bisa berjalan dengan baik, jadi bahkan bisa juga dengan safety letter.
K3 harus di dukung oleh:

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 87
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

Salah satu bentuk komunikasi secara ringkas dan memilih fokus


keselamatan kerja yang merupakan pada satu topik pembahasan agar
komunikasi manusia dengan manusia pekerja tidak bosan mendengarkan
secara langsung yang dilakukan salah materi yang terlalu panjang,
satunya adalah dengan menggunakan membangun komunikasi dua arah
Safety Talk dan dapat menekan yang interaktif, bisa juga sesekali
kemungkinan kecelakaan kerja yang diselingi oleh humor agar suasana
terjadi. Safety Talk menjadi penting menjadi lebih cair dan memberikan
karena bisa berdampak kepada materi safety talk dengan kreatif -
keamanan dalam bekerja dan sesuai jangan hanya terbatas penyampaian
dengan prosedur yang berlaku, melalui lisan saja, contohnya
sehingga prosedur yang disampaikan mungkin menggunakan alat peraga
akan selalu diingat oleh pekerja pada berupa gambar, video, atau alat
saat melakukan pekerjaan. Safety pendukung lainnya.
Talk dilakukan dengan tata cara II.3.5.Cara Mengatasi dan
mengumpulkan pekerja sebelum Membudayakan Keselamatan:
memulai bekerja disuatu tempat 1. Disain Area Kerja Yang
biasanya di lapangan atau tempat Aman.Pengaturan
terbuka lainnya dengan tata letak sangat penting guna
menyampaikan poin-poin penting memenuhi keefektifan kerja,
yang perlu diperhatikan oleh para mengurangi potensi kesalahan,
pekerja pada saat bekerja demi dan meminimalisir peristiwa
keselematan kerja. Hal tersebut akan berbahaya yang dapat berakibat
disampaikan oleh supervisor atau kecelakaan.
pengawas lapangan. Materi Safety 2. Selalu Menjaga Kebersihan
Talk supervisor harus komunikatif Area Kerja. Pada area kerja
supaya mudah dipahami dan yang bersih dan bahaya
dimengerti oleh seluruh karyawan, tersingkirkan, disamping itu
bahwa pekerja benar-benar paham area kerja yang bersih bisa
dan mengerti tentang keselamatan meningkatkan produktivitas
kerja. Materi yang dibawakan pada yang lebih besar.
saat safety talk meliputi 3. Libatkan Karyawan Karyawan
menggunakan Alat Pelindung Diri adalah orang pertama yang
(APD) yang baik dan benar, paling mengerti kondsi
bagaimana melakukan Pertolongan ditempat kerja. Mereka juga
Pertama Pada Kecelakaan (P3K), akan termotivasi dengan baik
penggunaan yang tepat untuk Alat untuk safety dengan cara
Pemadam Api Ringan (APAR), melibatkan karyawan maka
kebersihan lingkungani kerja, menjalin proses perencanaan
prosedur bekerja yang benar dan safety.
sebagainya. Tips agar Safety Talk 4. Memberikan Instruksi Kerja
berjalan lebih efektif adalah dengan Yang Terstruktur.Instruksi
supervisor melakukan persiapan diberikan
sebaik mungkin dengan cara mencari tertulis dan pastikan karyawa
referensi dan memahami materi yang n membaca, mempelajari dan
akan disampaikan, poin-poin penting mengerti dan pastikan

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 88
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

karyawan mengakui sebagai


program kerja safety. II.4. Pengelolaan Sumber Daya
5. Fokus Pada Hal-Hal Yang Manusia
Feasible Atau Masuk Akal Manajemen sumberdaya manusia
Untuk Dilakukan. merupakan cara pemeliharaan
Fokus kepada masalah yang sumber daya manusia supaya mampu
besar adalah penting, tidak memberikan dengan sebaik mungkin
terjadinya pelanggaran yang bagi agar tercapainya cita cita
berdampak pada cedera atau organisasi. (Syafaruddin Alwi, 2001
kecelakaan. dalam Taufiqur Rachman, 2014).
6. Membuka Diri Untuk Adapun kegunaan dari pemeliharaan
Mendengarkan Masukan. SDM adalah guna meningkatkan
Kritikan dari bawahan tempat konstribusi atau sumbangan
kerja, pimpinan harus siap produktivitas terhadap perusahaan.
untuk menerima masukan guna Konstribusi yang dimaksud meliputi:
mendorong karyawan melapor 1. Memperbaiki komitmen kerja.
kan tentang kekurangan, isu- 2. Mengorbitkan tenaga kerja yang
isu, wawasan dalam masalah memiliki produktivitas tinggi.
safety. 3. Memperbaiki kompetensi, yaitu
7. Melakukan Observasi. moral, kepercayaan diri,
Mempelajari setiap karyawan edukasi, dan keterampilan
dalam pekerjaannya. Perhatikan tenaga kerja.
dan lakukan koreksi pada 4. Membuat iklim kerja yang
mereka dan memberikan bersifat aman dan tentram .
penghargaan kepada mereka Maksud iklim kerja adalah
yang melakukan tugas-tugas kondisi, situasi, dan keadaan
dengan baik dan mereka di lingkungan kerja yang
jadikan sebagai teladan bagi merupakan faktor pendukung
staf yang lain. atau pendorong karyawan.
8. Hazard, BahayaHindari bahaya, dengan motivasi dan kompetensi
lakukan pemeriksaan rutin di merupakan penentu kinerja
tempet kerja adalah perlu individu tenaga kerja. perilaku
pemahaman, kemahiran untuk sehari-hari dan perbuatan dalam
melakukan Identifikasi Bahaya melaksanakan tugas
dengan baik dan benar. sebagaimana diharapkan
9. Melakukan Review. Review perusahaan.Iklim kerja yang
tahunan dengan melakukan kondusif ditandai dengan
pemeriksaan tempat kerja atau terciptanya semangat dan gairah
evaluasi dalam bekerja yang tinggi dari
peninjauan kembali pedoman tenaga kerja.
kerja keselamatan di tempat Terdapat beberapa prinsip dalam
kerja dan penelaahan mengelola SDM pada suatu
menyeluruh terhadapa Sistem, perusahaan terkait dengan
program keselamatan atau tiap manajemen K3, yaitu:
ada perubahan ditempat kerja 1. Tenaga kerja dikelola
harus dilakukan untuk aset atau kekayaan

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 89
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

perusahaan yang utama. II.5.1 Peralatan dasar Alat


biaya tetapi sebagai Pelindung Diri (APD) yang harus
2. Tenaga kerja adalah ada untuk menjamin keselamatan
integritas dan keinginan pekerja.
untuk berbakti pada Menggunakan Pakaian Pelindung
perusahaan dan Dikenal dengan ‘Dangri’ atau ‘Boiler
masyarakat di Suit’ adalah Pakaian pelindung
lingkungannya. coberall untuk melindungi tubuh
3. Tenaga kerja dikelola anggota dari bahan-bahan yang
untuk peningkatan berbahaya seperti minyak panas, air,
pengetahuan dan percikan pengelasan
komitmennya pada Helm
pekerjaan dan pada Perlindungan kepala terbaik adalah
perusahaannya. helm plastik keras. Sebuah tali dagu
4. Tenaga kerja diatur yang menjaga helm di tempat saat
dengan orientasi pada perjalanan atau jatuh. Kepala adalah
pencapaian hasil yang salah satu bagian paling penting bagi
dapat tubuh manusia
dipertanggungjawabkan. Sepatu Safety
5. Tenaga kerja dikelola Terbuat dari kulit elastis agar kaki
fokus menjadikan tim tidak luka atau lecet dan logam keras
kerja untuk mencapai pada bagian kepala sepatu. Manfaat
kepentingan bersama dan Sepatu Safety yaitu untuk
peningkatan kerjasama memastikan bahwa tidak ada luka
6. Tenaga kerja dikelola yang terjadi di kaki para pekerja atau
untuk penciptaan dan crew
peningkatan jaringan Sarung Tangan
kerja (networking). Sarung tangan digunakan dalam
II.5. Hipotesis operasi dimana menjadi keharusan
untuk melindungi tangan, Sarung
tangan yang diberikan adalah sarung
tangan anti panas, untuk bekerja di
permukaan yang panas, sarung
tangan kapas, untuk operasi
pekerjaan yang normal, sarung
tangan las, sarung tangan kimia, dll
Googles
Kacamata las digunakan pelindung
dalam kegiatan pengelasan yang
melindungi mata dari percikan
intensitas tinggi. Mata adalah bagian
paling sensitif dari tubuh manusia
Model dan aneka Alat Pelindung dan pada operasi sehari-hari memiliki
Diri / APD kemungkinan besar untuk cedera
mata, digunakan kacamata untuk
perlindungan mata

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 90
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

Plug telah ditetapkan dapat dipatuhi


Penutup telinga atau stiker telinga oleh para pekerja maka dengan
digunakan pekerja sebagai sendiri keselamatan kerja di
penyeimbang suara yang di dengar proyek tersebut akan meningkat
oleh manusia agar telinga tetap aman. dan berfungsi untuk
Misal dengung suara 110 – 120 db meminimalisasi kecelakaan
merupakan frekuensi suara yang yang terjadi akibat Unsafe
sangat tinggi untuk telinga manusia, Condition karena dapat
bahkan dalam beberapa menit dapat memberikan batasan yang
menyebabkan sakit kepala, iritasi dan struktural terhadap penerapan
gangguan pendengaran. program keselamatan kerja
Safety Harness pada tempat kerja.
Perbaikan dan pengecetan 2. peraturan dan prosedur dalam
permukaan yang tinggi memerlukan keselamatan kerja hendaknya
anggota crew untuk menjangkau tidak terlalu rumit sehingga
daerah-daerah yang tidak mudah sulit untuk dipahami. Mudah
untuk di akses. Safety harness di diterapkan dengan benar,
gunakan oleh operator di suatu ujung memiliki sanksi yang tegas bila
dan di ikat pada titik kuat pada ujung peraturan dan prosedur
talinya. keselamatan kerja dilanggar.
Masker 3. SMK3 → SDM Budaya
Karbon yang menyertakan partikel keselamatan kerja juga
berbahaya bagi tubuh manusia jika berkaitan dengan sikap
terhirup secara langsung, untuk personal, pemikiran dan
menghindari. Masker wajah tingkah laku Perilaku yang
digunakan sebagai perisai dari kurang baik dalam keselamatan
partikel berbahaya. dan kesehatan bekerja banyak
Chemikal Suit dipengaruhi oleh budaya pada
Chemical suit digunakan untuk Negara-negara berkembang dan
menghindari situasi dan kondisi meningkatkan resiko terjadinya
seperti bahan kimia berbahaya bila kecelakaan kerja. Kesehatan
berkontak langsung dengan kulit kerja termasuk ke dalam
manusia. kelompok dari keseluruhan
Welding Perisai budaya suatu organisasi.
Perisai las atau topeng yang berguna 4. SMK3 → Lingkungan kerja
sebagai pelindung mata dari kontak 5. Pemicu utama Unsafe act dan
langsung dengan sinar ultraviolet dari unscafe condition adalah factor
percikan las. Welding adalah organisasi yang selanjutnya
kegiatan yang umum untuk perbaikan mempengaruhi factor
struktural dll. lingkungan kerja.
II.5.2. Literatur Dan Mengacu 6. Aspek Teknis → SDM
Pada Penelitian Terdahulu Maka Bila peraturan dan prosedur yang
Dapat Ditarik Hipotesis Sebagai telah ditetapkan dan dijalankan
Berikut : dengan baik/benar oleh para pekerja
1. SMK3 → Aspek Teknis maka dengan sendiri keselamatan
Peraturan dan prosedur yang kerja di proyek tersebut akan

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 91
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

meningkat. Peraturan berguna untuk dengan pelatihan keselamatan


meminimalisasi kecelakaan yang kerja.
akan terjadi 4. ingkungan Kerja → Kecelakaan
1. Aspek Teknis → Kecelakaan Kerja
Kerja Unsafe behavior Kelalaian yang mungkin terjadi di
merupakan jenis sifat yang tempat kerja dapat berdampak
mengarah pada kecelakaan kerugian pada manusia, peralatan,
seperti bekerja tanpa material dan lingkungan disebabkan
menghiraukan keselamatan, oleh adanya bahan atau zat di tempat
bekrja tanpa adanya kerja yang dapat menyebabkan
persetujuan, tidak kejadian kecelakaan karena tidak ada
menggunkana peralatan control yang ketat.
keselamatan, operasi pekerjaan
pada kecepatan yang
berbahaya, menggunakan
peralatan tidak standar,
bertindak kasar, kurang
edukasi, kelainan tubuh atau
keadaan emosi yang terganggu.
praktisi Behavioral Safety
mengemukakan bahwa para
praktisi safety telah melupakan
aspek utama dalam mencegah
terjadinya kecelakaan kerja
II.6. Kerangka Pemikiran
adalah aspek behavioral para
Adapun kerangka pikir dalam
pekerja. Pendapat Cooper
penelitian ini yaitu :
dalam Atjo wahyu (2014) yang
1. Kajian Literatur yang
menyatakan bahwa walaupun
cukup sulit untuk di kontrol didapatkan dari buku maupun
dengan tepat, 80-95 persen dari jurnal menghasilkan isu yaitu
seluruh kecelakaan kerja yang faktor- faktor yang berpengaruh
terjadi disebabkan oleh unsafe pada kecelakaan kerja. Dari isu
behavior. tersebut peneliti kemudian akan
2. SDM → Kecelakaan Kerja mengidentifikasi faktor- faktor
Kompetensi pekerja dapat
dibentuk melalui program apa saja yang berpengaruh pada
pelatihan keselamatan kerja kecelakaan kerja yang nantinya
ataupun dengan pengarahan akan dibuat model hubungan
mengenai bahaya yang 2. Identifikasi masalah berupa
mungkin timbul berkaitan SMK3, aspek teknis,
dengan pekerjaan. lingkungan kerja, dan SDM
3. Kompetensi pekerja dapat dinilai
yang kemungkinan merupakan
berdasarkan pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman faktor yang berpengaruh
pekerja yang berhubungan erat terhadap kecelakaan kerja.
Kemudian mengidentifikasi

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 92
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

indikator- indikator yang dapat atau diwawancarai bagi seorang


menjelaskan variabel tersebut. responden adalah suatu proses self
report atau introspeksi terhadap diri
III METODOLOGI sendiri. Responden yang menjadi
PENELITIAN target adalah yang erat kaitannya
dengan K3 yakni tenaga kerja pada
III.1. Tempat & Waktu Penelitian proyek konstruksi Pembangunan
Adapun proyek yang dijadikan objek trotoar di Kemang
penelitian sebagai adalah sebagai III.3. Metode Analisa Data
berikut : Dari beberapa literatur, dapat
Proyek Pembangunan Trotoar dan dikumpulkan beberapa data yang
Fasilitas pejalan kaki di Kemang – diperlukan untuk menunjang
Jakarta Selatan dan penelitian ini pembuatan penelitian ini. Sehingga
dibatasi pada waktu penelitian tujuan penelitian yang diinginkan
terhitung mulai bulan Juli 2019 dapat terlaksana.
sampai bulan Desember 2019. III.4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok
generalisasi yang terdiri dari objek
atau subjek yang memilk kualitas dan
ciri ciri tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian agar dipahami dan dapat
ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005).
Populasi penelitian adalah semua
tenaga kerja yang bekerja di proyek
konstruksi gedung yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Punya pengalaman kerja
minimal 1 tahun
2. Sedang melaksanakan proyek
Letak situasi Pembangunan Trotoar konstruksi.
di Kemang 3. Bersedia sebagai responden
III.2. Pengambilan data / selama proses penelitian
Sumber Data berlangsung
Sumber data penelitian ini adalah Sampel adalah bagian dari jumlah
data primer yaitu data dikumpulkan karakterisitk yang dimiliki oleh
pribadi oleh peneliti yang diperoleh populasi tersebut (Sugiyono,2005).
melalui observasi langsung dan Sampel dalam percobaan ini yaitu
kuesioner pada proyek Pembangunan tenaga kerja proyek gedung Makassar
Trotoar di Kemang – Jakarta. yang mewakili populasi. Teknik
Kuesioner merupakan alat pengambilan sampel menggunakan
pengambilan data yang dilakukan metode simple random sampling
dengan cara memberikan sejumlah dengan harapan masing-masing
pertanyaan atau pernyataan tertulis individu dalam populasi memiliki
kepada responden, dengan tujuan kesempatan yang sama untuk diambil
mereka akan memberikan respon atas sebagai sampel.
daftar pertanyaan tersebut. Menjawab

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 93
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

III.5. Prosedur Penelitian proyek masih terbilang yunior


1. Mengumpulkan data-data sehingga was-was dalam penyerahan
tentang K3 dari lapangan dan data-data lapangan dan pengalaman
literatur yaitu buku dan jurnal, kerjanya pun masih standar 5 tahun
data-data ini kemudian dan biasanya yang sering ditemui
dijadikan pedoman untuk dilokasi proyek ketika
menyusun form instrumen. menyampaikan instrumen adalah
2. Data-data yang didapatkan dari personil kontraktor yang lebih senior.
lapanagn dan literatur
kemudian dijadikan pedoman IV.2. Pembahasan
untuk membuat form Kecelakaan kerja berlangsung sebab
instrumen.Dalampengumpulan tingkah laku anggota yang kurang
data primer, yang dilakukan berhati-hati atau asal-asalan atau juga
terlebih dahulu adalah bisa sebab kondisi yang tidak aman,
observasi ke proyek yang akan apa itu berbentuk fisik, atau dampak
dijadikan objek selanjutnya lingkungan
merancang instrumen. Berdasar pada data yang ada, hal
Kemudian menyebar yang memicu terjadinya kecelakaan
instrumen pada proyek kerja 85% diakibatkan oleh peristiwa
konstruksi Pembanguan trotoar yang beresiko (unsafe act) serta 15%
di Kemang, jakarta yang disebabkan oleh keadaan yang
dijadikan objek penelitian. beresiko (unsafe condition).
3. Data yang diolah kemudian Keterangan yang memicu kecelakaan
divalidasi jika ya dilanjutkan kerja itu ialah seperti berikut:
analisis namun jika data yang 1. Kejadiaan yang beresiko
diolah didapatkan tidak valid, (unsafe condition) yaitu
maka dilakukan pengumpulan beberapa faktor lingkungan fisik
data kembali. yang dapat mengakibat
4. Data yang telah dianalisis kecelakaan seperti mesin tanpa
kemudian dibahas pada bab pengaman, penerangan yang
pembahasan. tidak cocok, Alat Pelindung Diri
(APD) tidak efisien, lantai yang
IV HASIL & PEMBAHASAN berminyaka.
IV.1. Hasil 2. Aksi yang beresiko (unsafe act)
Pada penelitian ini adalah kontraktor yakni tingkah laku atau
yang menangani proyek konstruksi kesalahan-kesalahan yang bisa
pembangunan Trotoar dan fasilitas memunculkan kecelakaan
pejalan kaki di Kemang yang sedang seperti asal-asalan, tidak
berlangsung, sehingga diharapkan menggunakan alat pelindung
jawabannya lebih actual. Realitas diri, dan sebagainya,
lapangan karena ada beberapa proyek Perihal ini dikarenakakann oleh
yang tidak mengizinkan pengambilan gangguan kesehatan, gangguan
data maka dari itu penyebaran pandangan, penyakit, dan minimnya
instrumen terbatas. Hal ini pengetahuan dalam proses kerja,
disebabkan karena personil langkah kerja.
kontraktor yang sedang mengerjakan

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 94
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

Menurut Ridley (2008), hal yang 3. Near miss merupakan


memicu terjadinya kecelakaan kerja kejadian yang hampir
adalah seperti berikut: berakibat buruk dalam kata
a. Keadaan Kerja lainnya peristiwa ini hampir
1) Penguasaan manajemen yang menghasilkan peristiwa incident
kurang. atau accident.
2) Standard kerja yang masih Berdasar pada tempat serta waktu,
minim. kecelakaan kerja dibagi jadi empat
3) Belum memnuhi standard. tipe, yakni:
4) Peralatan yang tidak memadai 1. Kecelakaan kerja karena
atau tempat kerja yang tidak langsung kerja.
memenuhi. 2. Kecelakaan saat sedang bekerja.
b. Kekeliruan Orang 3. Kecelakaan di perjalanan (dari
1) Ketrampilan serta edukasi tempat tinggal ke tempat kerja
yang minim. juga sebaliknya dan melewati
2) Permasalahan fisik dan jalan yang wajar), Penyakit
mental. karena kerja.
3) Motivasi yang masih kurang Berdasar pada tingkatan dari akibat
atau salah penataan. yang dihasilkan, kecelakaan kerja
4) Rasa Perhatian yang kurang. dapat dibagi menjadi tiga tipe, yakni:
c. Aksi Tidak Aman 1. Kecelakaan kerja ringan yaitu
1) Tidak mengikuti cara kerja kecelakaan kerja yang harus
yang sudah di setujui. sembuh di hari itu juga serta dapat
2) Mengambil jalan yang melakakukan tanggung jawabnya
singkat. kembali atau istirahat < 2 hari.
3) Menyingkirkan atau tidak Contoh: terpeleset, tergesek,
menggunakan peralatan terkena pecahan beling, terjatuh
keselamatan kerja. serta terkilir.
d. Kecelakaan 2. Kecelakaan kerja Sedang yaitu
1) Peristiwa yang tidak terduga. kecelakaan kerja yang
2) Adanya kontak dengan mesin membutuhkan penyembuhan
atau listrik yang beresiko. serta perlu istirahat saat > 2 hari.
3) Terjatuh. Contoh: terjepit, luka sampai
4) Tertiban mesin atau material robek, luka bakar.
yang jatuh dan lain-lain. 3. Kecelakaan kerja berat yaitu
IV.2.1. Jenis-jenis Kecelakaan kecelakaan kerja yang alami
Kerja amputasi serta kegagalan fungsi
Ada tiga tipe kecelakaan kerja, yakni: badan. Contoh: patah tulang.
1. Accident ialah kejadian yang IV.2.2 Pemicu Kecelakaan Kerja
tidak diharapkan yang dapat Berdasar pada hasil statistik, pemicu
memunculkan kerugian baik kecelakaan kerja 85% dikarenakan
buat manusia ataupun pada harta aksi yang beresiko (unsafe act) serta
benda. 15% dikarenakan oleh keadaan yang
2. Incident ialah kejadian yang beresiko (unsafe condition).
tidak diharapkan yang belum Keterangan pemicu kecelakaan kerja
memunculkan kerugian. itu yakni seperti berikut:

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 95
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

1. Keadaan yang beresiko (unsafe 1) Hal-hal yang tidak terduga.


condition) yakni beberapa faktor 2) Penggunaan mesin atau listrik
lingkungan fisik yang dapat yang beresiko.
memunculkan kecelakaan seperti 3) Terjatuh, terbentur mesin atau
mesin tanpa pengaman, material yang jatuh dll.
penerangan yang tidak cocok, V KESIMPULAN & SARAN
Alat Pelindung Diri (APD), lantai V.1. Kesimpulan
yang berminyak, dsb. Kecelakaan kerja dari hasil
2. Hal ini disebabkan oleh gangguan penelitian, dapat ditarik kesimpulan
kesehatan, gangguan pandangan, bahwa kecelakaan kerja dapat
penyakit, risau dan minimnya disebabkan oleh faktor-faktor seperti
pengetahuan dalam proses kerja, berikut :
langkah kerja. Aksi yang beresiko 1. Aspek fisik, yang meliputi
(unsafe act) yakni tingkah laku penerangan, suhu udara,
atau kesalahan-kesalahan yang kelembapan, cepat rambat udara,
bisa memunculkan kecelakaan gema suara / nada, vibrasi
seperti asal-asalan, tidak mekanis, radiasi, desakan udara,
menggunakan alat pelindung diri, dan sebagainya.
dsb. 2. Aspek kimia, yaitu seperti gas,
Sedang menurut Ridley (2008), hal uap, debu, kabut, awan, cairan,
yang memicu terjadinya kecelakaan serta beberapa benda padat.
kerja ialah seperti berikut: 3. Aspek biologi, baik dari
a. Keadaan/iklim Kerja kelompok hewan ataupun dari
1) Manajemen yang kurang kelompok tumbuh-tumbuhan.
dalam penngendalian. 4. Aspek fisiologis, seperti
2) Standard kerja yang minim dan konstruksi mesin, perilaku, serta
belum memenuhi standard. langkah langkah dalam bekerja.
3) Peralatan dan tempat kerja 5. Aspek mental-psikologis, yakni
yang tidak memenuhi seperti formasi kerja, hubungan
persyaratan. diantara pekerja atau mungkin
Kekeliruan Orang dengan entrepreneur,
1) Pengetahuan dan ketrampilan pemeliharaan kerja, dan lain-
yang minim. lain.
2) Penyakit fisik atau mental. V.2 Saran
3) salah peletakan dan motivasi Berdasarkan hasil penelitian, maka
yang minim penyusun memberikan saran sebagai
4) Kurangnya atau tidak berikut:
memperhatikan 1. Untuk hasil yang lebih
c. Aksi Tidak Aman maksimal sebaiknya dilakukan
1) Tidak mematuhi cara kerja penelitian lebih lanjut dengan
yang sudah di sepakati. menambahkan variabel-
2) Ingin cepat mencari jalan variabel yang kemungkinan
singkat. dapat mempengaruhi tingkat
3) APD tidak digunakan sebagai kecelakaan kerja.
peralatan keselamatan kerja. 2. Sebelum melakukan penelitian,
d. Kecelakaan sebaiknya melakukan test

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 96
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

simulasi ( pre-test) terlebih Kesehatan RI pasal 23


dahulu untuk mencegah risiko mengenai Kesehatan
indikator yang tidak valid. Kerja. Jakarta 1992.
3. Untuk hubungan antar variabel Kementerian Tenaga Kerja
sebaiknya mengacu pada dan Transmigrasi
penelitian terdahulu sehingga Indonesia. 1970. Undang-
kemungkinan adanya data yang Undang Nomor 1 Tahun
tidak signifikan dapat 1970 tentang
diminimalisir. Keselamatan Kerja.
4. Untuk penelitian selanjutnya Jakarta. Republik Indonesia.
sebaiknya konsultan juga Eugenua Liliawati Muljono. 1997.
dijadikan sebagai responden Peraturan Sistem Manajemen
karena penelitian ini hanya Keselamatan dan Kesehatan
terbatas pada kontraktor saja. Kerja. Jakarta: Harvarindo.
5. Perlunya masukan dari para ahli Kuntoro, 2010. Metode Sampling dan
dan lebih terbuka menerima Penentuan Besar Sampel,
pengaduan dari masyarakat Pustaka Melati. Surabaya
Mohamed, S. 2002. Safety Climate in
Construction Site
Environments.
Journal of Constructions
Engineering and Management
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Pemerintah RI No. 14
Tahun 1993 Tentang
Arifin B.A, dkk. 2013. Faktor Penyelenggaraan Program
Yang Berhubungan dengan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Kesediaan Pekerja dalam Rachman, Taufiqur. 2014.
Penggunaan Alat Pelindung Keselamatan dan Kesehatan
Diri (APD) Kerja industri.
Aria Gusti. 2011. Manajemen Resiko Reini D.Wirahadikusumah. 2007.
dalam Keselamatan dan Tantangan Masalah
Kesehatan Kerja. Keselamatan dan Kesehatan
Bambang Triwibowo dkk. 2003. Kerja pada Proyek Konstruksi
Referensi untuk Kontraktor di Indonesia. Fakultas Teknik
Bangunan Gedung dan Sipil. Sipil dan Lingkungan, Institut
Jakarta: Gramedia Pustaka Teknologi Bandung.
Utama. Sari Mustika. 2007. Penerapan
Chandra, Aditya, 2005. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
Budaya Keselamatan Kerja Kerja (K3) Belum Menjadi
Pada Perilaku Suatu Kesatuan pada
Pekerja Terhadap Keselamatan Pelaksanaan Pekerjaan
Kerja, Master Thesis, Bachelor Konstruksi. Bulletin BPKSDM,
Thesis, Yogyakarta.
Petra Christian University Suizer Azaroff, B., 1999, Safer
Departemen Kesehatan. Behavior; Fewer Injuries.
Undang-Undang www.behavior.org

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 97
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020
Sempurna Bangun, Masalah Yang Dihadapi Dalam Menggunakan Safety di …..

Diakses 21 Juni 2012 Kerja pada Tempat Kegiatan


Surat Keputusan Bersama Menteri Konstruksi.
Pekerjaan Umum dan Menteri Syahril Effendy Pasaribu. 2005.
Tenaga Kerja Manajemen Keselamatan dan
No.Kep.174/MEN/1986- Kesehatan Kerja di Proyek
104/KPTS/1986: Pedoman Industri jasa Konstruksi.
Keselamatan dan Kesehatan

Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020 98
Jurnal Sain dan Teknologi TEKNIK UTAMA, Edisi Khusus, No 1, Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai