Menurut Suradinata (dalam Riadi, 2012) pemimpin adalah seseorang yang memimpin kelompok, baik organisasi maupun keluarga. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemimpin adalah orang atau individu yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi atau mengarahkan orang lain baik individu maupun kelompok untuk dapat bertindak atau bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Oleh karena itu, kepemimpinan merupakan sifat-sifat atau kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pengaruh (influence) merupakan transaksi dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk patuh dalam melaksanakan suatu kegiatan yang sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi tersebut (T. Hani Handoko, dalam Toha : 2012). Ada beberapa taktik influence yang dapat dilakukan pemimpin yaitu yang pertama rational persuasion (menggunakan argumentasi rasional dan didukung oleh evidence dan data). Kedua, inspirational appeal (menyentuh antusiasme orang yang akan kita pengaruhi dengan nilai- nilai, ide gagasan baru, optimisme, dan idealisme). Ketiga, consultation (meminta orang yang akan di-influence untuk melibatkan mereka dalam proses perbaikan dan penyusunan). Selanjutnya terdapat beberapa teori kepemimpinan yaitu yang pertama teori sifat. Eksistensi pemimpin bukan dari sesuatu yang turun temurun namun berdasarkan sifat pemimpin tersebut. Kedua sifat perilaku. Kepemimpinan bukan sebagai sifat-sifat atau ciri- ciri seorang individu namun harus dipandang sebagai hubungan sebagai hubungan diantara orang-orang. Ketiga teori lingkungan. untuk menghadapi situasi atau kondisi bahkan kapan dan dimana akan membutuhkan gaya kepemimpinan yang berbeda. Keempat, teori Great Man. Seorang pemimpin itu memiliki karakteristik tertentu. Kelima, teori transformasi Seorang pemimpin memberikan motivasi atau inspirasi kepada pengikutnya. Keenam, teori transaksional (manajemen). Pemimpin dan pengikut didalamnya terdapat suatu perjanjian dengan tujuan agar ada rasa saling timbal balik. Ketujuh, teori partisipatif. Pengambilan suatu keputusan juga harus melibatkan orang lain. Kedelapan, teori kontingensi. Teori ini mengatakan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan terbaik yang didasarkan pada segala situasi. Seorang pemimpin harus memiliki gaya dan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh seorang pemimpin yaitu gaya persuasive (mengajak atau membujuk), gaya represif (pemberian tekanan kepada bawahan), gaya partisipatif (menekankan sikap pemimpin yang terbuka), gaya inovatif (menekankan pada pembaharuan segala bidang), gaya motivatif (pemimpin dapat menyampaikan informasi terkait kebijakan, ide, maupun program-program dengan kalimat yang baik dan mudah dipahami oleh bawahan), dan gaya edukatif (cenderung memberi pendidikan dan keterampilan kepada bawahan). Selanjutnya untuk tipe kepemimpinan ada tipe leader otokratis, tipe militeristik, tipe paternalistis, tipe kharismatik, tipe Laissez Faire, dan tipe demokratis. Pemimpin dan pimpinan merupakan 2 hal yang berbeda. Pimpinan adalah seseorang yang secara formal atau legitimate menjadi ketua di dalam suatu organisasi formal dan biasanya mempunyai kekuatan hukum. Contohnya seperti presiden, gubernur, bupati, ketua partai politik, dan pejabat aparatur sipil negara yang lain. Sedangkan Pemimpin merupakan seseorang yang berfungsi atau mempunyai sifat - sifat kepemimpinan, mampu membimbing dan menuntun perilaku seorang maupun komunitas pengikutnya. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dibutuhkan beberapa kompetensi antara lain bertanggung jawab, amanah, jujur, terbuka/transparan, bijaksana, cerdas, cepat tanggap, tegas, ramah, respect, rela berkorban.