Perancangan
Sistem Kerja dan
Ergonomi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
07
Teknik Teknik Industri 190541004 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Abstract Kompetensi
Modul 7 ini menjelaskan tentang Mahasiswa diharapkan dapat
konsep K3, jenis-jenis kecelakaan menerangkan tentang konsep K3,
kerja, dan bagaimana tindakan jenis-jenis kecelakaan kerja, dan
preventif dari kecelakaan kerja bagaimana tindakan preventif dari
kecelakaan kerja
Pendahuluan
Jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melanjutkan pekerjaan mereka secara
efektif dan efisien. Sebaliknya, jika tempat kerja tidak terorganisir dan banyak terdapat
bahaya, kerusakan dan absen sakit tak terhindarkan, mengakibatkan hilangnya pendapatan
bagi pekerja dan produktivitas berkurang bagi perusahaan. Meskipun kenyataannya, para
pengusaha di seluruh dunia telah secara hati-hati merencanakan strategi bisnis mereka,
banyak yang masih mengabaikan masalah penting seperti keselamatan, kesehatan dan kondisi
kerja. Biaya untuk manusia dan finansial dianggap besar.
Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 374 juta kecelakaan di tempat kerja dan terlebih
lagi, 2,78 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Angka
menunjukkan, biaya manusia dan sosial dari produksi terlalu tinggi. Dalam istilah ekonomi,
diperkirakan bahwa kerugian tahunan akibat kecelakaan kerja dan penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan di beberapa negara dapat mencapai 4 persen dari produk
nasional bruto (PNB).
Biaya yang dikeluarkan akibat kecelakaan kerja dapat dilihat dalam paradigma biaya dalam teori
gunung es seperti pada Gambar 1. Teori gunung es merupakan sebuah teori yang menyampaikan
bahwa kerugian tidak terlihat yang timbul karena kecelakaan kerja lebih besar daripada kerugian
yang terlihat. Jenis kerugian diibaratkan gunung es, yang mana kerugian yang jelas atau dapat
dihitung merupakan hanya puncak gunung es yang terlihat dipermukaan laut, sedangkan kerugian
yang tidak tampak atau dampaknya tidak langsung berupa kerugian material layaknya seperti
badan gunung yang tersembunyi dalam air, yang besar justru melebihi puncaknya dan terus
membesar sampai dasar gunung.
“Secara filosofis, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diartikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani tenaga kerja, pada khususnya,
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
Sedangkan secara keilmuan K3 diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
“Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan seperti cacat dan
kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja dalam hubungannya dengan
perlindungan tenaga kerja adalah salah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja.
“Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya akan membawa iklim yang aman dan
tenang dalam bekerja sehingga sangat membantu hubungan kerja dan manajemen.
(Suma’mur, 1992)”
“Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I.
No. Kep. 463/MEN/1993 adalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan
yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja /perusahaan selalu dalam
keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman
dan efisien.”
Penyebab Kecelakaan
Di masa lalu, kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja dipandang sebagai bagian
tak terhindarkan dari produksi. Perusahaan berargumen bahwa kecelakaan yang terjadi
karena kesalahan tenaga kerja sendiri untuk menghindari kewajiban membayar kompensasi
kepada tenaga kerja. Pada Tahun 1931, H.W. Heinrich mengeluarkan suatu konsep yang
dikenal dengan Teori Domino. Konsep Domino memberikan perhatian terhadap kecelakaan
yang terjadi. Berdasar Teori Domino, kecelakaan dapat terjadi karena adanya kekurangan
dalam lingkungan kerja dan atau kesalahan tenaga kerja. Dalam perkembangannya, konsep
ini mengenal kondisi tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe
act).
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh,
maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama.
Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita kenal sebelumnya, jika satu bangunan
roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan
lain.
Perkembangan K3
Pada awal perkembangannya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mengalami beberapa
perubahan konsep. Konsep K3 pertama kali dimulai di Amerika Tahun 1911 dimana K3 sama
sekali tidak memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya. Kegagalan terjadi
pada saat terdapat pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan bagi pekerja dan perusahaan.
Kecelakaan tersebut dianggap sebagi nasib yang harus diterima oleh perusahaan dan tenaga
kerja. Bahkan, tidak jarang, tenaga kerja yang menjadi korban tidak mendapat perhatian baik
moril maupun materiil dari perusahaan.
Saat ini ada berbagai standar hukum nasional dan internasional tentang keselamatan dan
kesehatan kerja yang harus dipenuhi di tempat kerja. Standar-standar tersebut mencerminkan
kesepakatan luas antara pengusaha/pengurus, pekerja dan pemerintah bahwa biaya sosial dan
ekonomi dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus diturunkan.
Berikut beberapa standar yang dapat dipakai perusahaan, antara lain:
a. HASAS 18000/18001 Occupational Health and Safety Management Systems,
b. Voluntary Protective Program OSHA,
c. BS 8800,
d. Five Star System,
e. International Safety Rating System (ISRS),
f. Safety Map,
g. DR 96311
h. Aposho Standar 1000
i. AS/ANZ 4801/4804, dan
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1996 (SMK3 yang berbentuk Peraturan
Perundang-Undangan)
k. OHSAS 18001
Selain itu penerapan Sistem Manajemen K3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri
kita antara lain :
Manfaat langsung:
Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja
Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja
Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa
aman dalam bekerja.
Di samping itu juga, Sistem Manajemen K3 juga memiliki banyak manfaat tidak langsung
yakni:
Meningkatkan image market terhadap perusahaan
Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan
Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat
semakin lama
Jika kecelakaan tetap terjadi setelah kontrol manajemen konstruksi diterapkan, yang harus
diperhatikan adalah mengkaji kelengkapan keamanan dan keselamatan. Peralatan keamanan
menyediakan keamanan dalam bekerja, jika peralatan ini tidak berfungsi dengan baik, maka
resiko terjadi kecelakaan pada pekerja besar. Beberapa bentuk dari peralatan perlindungan
diri telah memiliki standar di proyek konstruksi dan tersedia di pabrik ataupun industri
konstruksi. Helm pelindung dan sepatu merupakan peralatan perlindungan diri yang secara
umum digunakan para pekerja untuk melindungi diri dari benda keras. Di beberapa industri,
kacamata pelindung dibutuhkan. Kelengkapan peralatan perlindungan diri membantu pekerja
melindungi dari kecelakaan dan luka-luka.
REFERENSI
Sutalaksana, Iftikar. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Penerbit Institut Teknologi
Bandung
Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik Tata Cara Kerja,
Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung.
Yanto dan Ngaliman, B. (2017). ERGONOMI- Dasar-dasar Studi Waktu & Gerakan untuk
Analisis & Perbaikan Sistem Kerja. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Yassierli. Pratama, G. B., Pujiarti, D.A., Yamin, P. A. R. (2020). Ergonomi Industri. Penerbit
PT Remaja Rosdakarya, Bandung.