Anda di halaman 1dari 8

Pretest Hari 2

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :


a. Kecelakaan kerja ?
b. Penyakit Akibat Kerja ( PAK )
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan? Dan jelaskan
juga istilah piramida kecelakaan berdasarkan teori Heinrich.
3. Siapa yang melakukan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan kerja berdasarkan
undang-undang nomor tahun 1970 dan sebutkan peraturan menterinya.
4. Mengapa tenaga kerja yang akan dipekerjakan di perusahaan saudara harus dilakukan
pemeriksaan awal dan berkala baik fisik maupun mental?
5. Jelaskan tugas dan fungsi P2K3? Sebutkan dasar hukum yang melandasi adanya
P2K3?
6. Sebutkan dan jelaskan tujuan dan manfaat penerapan SMK3 di perusahaan? Sebutkan
juga dasar hukum yang mewajibkan setiap perusahaan menerapkan SMK3?

Jawaban
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
A. kecelakaan kerja adalah insiden atau kejadian di tempat kerja yang mengakibatkan orang
cedera fisik. Di lain hal, tak hanya kecelakaan di tempat kerja saja yang masuk ke dalam
kategori kecelakaan kerja, namun juga perjalanan dalam menuju tempat kerja.

B. Penyakit Akibat Kerja ( PAK ) adalah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani
yang ditimbulkan ataupun diperparah oleh aktivitas kerja ataupun kondisi lain yang
berhubungan dengan pekerjaan. Beberapa contoh penyakit akibat kerja (PAK) antara
lain : silicosis (karena paparan debu silica), asbestosis (karena paparan debu asbes), low
back pain (karena pengangkutan manual), white finger syndrom (karena getaran mekanis
pada alat kerja), dsb.

Beberapa faktor penyebab penyakit akibat kerja (PAK) antara lain  Biologi (Bakteri, Virus
Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun dan
Berbahaya/Radioaktif), Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya), Biomekanik (Postur,
Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual), Psikologi (Stress, dsb).

1. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja


2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
4. Pelayanan Kesehatan.
5. Penyedian Sarana dan Prasarana serta perbaikan tempat kerja yang lebih aman,
sehat dan ergonomis.
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan? Dan jelaskan juga
istilah piramida kecelakaan berdasarkan teori Heinrich.

 Faktor Manusia

Faktor pertama ini tentunya akan dipengaruhi oleh manusia atau pekerja itu sendiri. Contoh
dari faktor ini yang penting untuk dilakukan adalah adanya pelatihan keselamatan serta
kesehatan yang dibuat.

a. Perilaku Manusia
Perilaku manusia ini menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja yang paling utama. Sikap
terhadap kondisi kerja, kecelakaan hingga praktik kerja yang aman menjadi hal penting
untuk dilakukan dan diterapkan. Biasanya pekerja yang tidak puas juga dianggap memiliki
tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang puas. Namun,
hal tersebut juga bergantung dengan kepribadian, sikap hingga karakteristik dari pekerja itu
sendiri.

b. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja ini juga menjadi salah satu faktor penyebab
kecelakaan kerja yang penting untuk diperhatikan. Biasanya hal ini terjadi karena kelalaian
dari pekerja atau perusahaannya. Adanya pelatihan ini tentu bisa jadi bagian dari proses
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar dari sistem pendidikan
yang berlaku. Hal ini dilakukan dalam waktu yang singkat dan tentunya dengan
mengutamakan praktek dibandingkan teori. Tujuan dari pelatihan ini juga agar mengerti
terhadap alat-alat kerja sehingga dapat mengurangi timbulnya kecelakaan kerja, kerusakan
dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja.

c. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Faktor ini juga adalah seperangkat alat yang dapat digunakan oleh para pekerja agar dapat
melindungi dirinya dari potensi bahaya kecelakaan kerja. Penggunaan APD ini adalah hal vital
yang perlu dilakukan karena adanya kemungkinan potensi terjadi kecelakaan kerja hingga
mengurangi dampak dari kecelakaan tersebut.

d. Prosedur atau SOP


Prosedur kerja yang disusun dengan tidak memperhatikan keselamatan kerja di dalamnya
tentu dapat memperbesar peluang adanya kecelakaan kerja. Karena itu, adanya evaluasi
yang dilakukan secara rutin terhadap semua prosedur kerja yang dibuat akan lebih baik
untuk mengurangi potensi tersebut.
 Faktor Lingkungan

a. Desain Tempat Kerja


Biasanya, tempat kerja akan didesain untuk lebih aman sejak awal. Tetapi, pada prakteknya
ada saja desain yang dibuat tidak sesuai dengan keamanannya.

b. Lokasi Kerja
Setiap lokasi kerja tentunya memiliki risiko yang berbeda-beda. Bekerja di area tinggi tentu
memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan mereka bekerja di sebuah area yang terbuka.
Karenanya, lokasi menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja terjadi

c. Kebisingan
Lingkungan yang berisik juga menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja lainnya. Kebisingan
inilah yang dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja sehingga membuat lingkungan
kerja tidak produktif dan kehilangan konsentrasi.

d. Suhu Udara
Panas atau dinginnya suhu udara dari lingkungan tentunya akan membuat produktivitas
kerja seseorang. Karena itu apabila terlalu dingin tidak baik, terlalu panas juga tidak baik.
Suhu udara yang stabil dan pas akan membuat produktivitas meningkat dan potensi
kecelakaan kerja menurun

 Faktor Peralatan

a. Kondisi Mesin
Dengan kondisi mesin yang tidak memadai, penting untuk dilakukan pembaharuan atau
perbaikan agar dapat mengoptimalkan fungsi dari peralatan itu sendiri. Selain itu,
ketersediaan pengamanan yang lengkap juga dapat mendukung kondisi mesin sehingga
dapat diperbaiki secara sendiri.

b. Posisi Mesin
Posisi mesin juga dapat menentukan. Baik itu dari posisi hingga jenisnya tentu akan
berpengaruh terhadap kenyamanan serta keamanan dari pekerja. Sehingga posisi mesin ini
harus diperhatikan sebagai salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja.

 piramida kecelakaan berdasarkan teori Heinrich.

Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui


hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang
saling berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit
akibat kerja / PAK) serta beberapa kerugian lainnya. Terdapat faktor-faktor penyebab
kecelakaan kerja antara lain : penyebab langsung kecelakaan kerja, penyebab tidak langsung
kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja.

Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak
aman/berbahaya (unsafe condition) dan tindakan tidak aman/berbahaya (unsafe action).
Kondisi tidak aman, beberapa contohnya antara lain : tidak dipasang (terpasangnya)
pengaman (safeguard) pada bagian mesin yang berputar, tajam ataupun panas, terdapat
instalasi kabel listrik yang kurang standar (isolasi terkelupas, tidak rapi), alat
kerja/mesin/kendaraan yang kurang layak pakai, tidak terdapat label pada kemasan bahan
(material) berbahaya, dsj. Termasuk dalam tindakan tidak aman antara lain : kecerobohan,
meninggalkan prosedur kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), bekerja tanpa
perintah, mengabaikan instruksi kerja, tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja, tidak
melaporkan adanya kerusakan alat/mesin ataupun APD, tidak mengurus izin kerja berbahaya
sebelum memulai pekerjaan dengan resiko/bahaya tinggi.

Termasuk dalam faktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja ialah faktor pekerjaan dan
faktor pribadi. Termasuk dalam faktor pekerjaan antara lain : pekerjaan tidak sesuai dengan
tenaga kerja, pekerjaan tidak sesuai sesuai dengan kondisi sebenarnya, pekerjaan beresiko
tinggi namun belum ada upaya pengendalian di dalamnya, beban kerja yang tidak sesuai, dsj.
Termasuk dalam faktor pribadi antara lain : mental/kepribadian tenaga kerja tidak sesuai
dengan pekerjaan, konflik, stress, keahlian yang tidak sesuai, dsj.

Termasuk dalam faktor penyebab dasar kecelakaan kerja ialah lemahnya manajemen dan
pengendaliannya, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya sumber daya, kurangnya
komitmen, dsb.

Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar penyebab kasus
kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu sebesar 88%. Sedangkan
10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain.

3. Siapa yang melakukan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan kerja berdasarkan


undang-undang nomor 1 tahun 1970 dan sebutkan peraturan menterinya.

Yang melakukan pengawasan keselamatan dan Kesehatan kerja adalah "direktur" ialah
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan Undang-undang ini,
"pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga
Kerja, "ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya Undang-undang ini

4. Mengapa tenaga kerja yang akan dipekerjakan di perusahaan saudara harus dilakukan
pemeriksaan awal dan berkala baik fisik maupun mental?

Tingkat kesehatan dari seseorang mempunyai pengaruh yang besar terhadap


produktifitas dan kapasitas kerja. Seringkali para pekerja menomorduakan
permasalahan kesehatan karena merasa tidak ada keluhan dan selama ini sehat, namun
akan berbeda pemikirannya,  bila pekerja tersebut jatuh sakit dan terutama penyakit
yang bersifat kronis, sehingga tidak dapat beraktivitas ataupun memiliki keterbatasan
dalam melakukan pekerjaan. Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam
kehidupan.  Untuk menjaga kesehatan diperlukan upaya-upaya yang bersifat
pencegahan, karena sumber penyakit selalu ada di sekitar kita termasuk dalam
lingkungan kerja, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Salah satu upaya pencegahan terhadap penyakit dan menunjang dalam
menjaga kesehatan pekerja adalah pemeriksaan berkala. Seperti pepatah lama,
bahwa “lebih baik mencegah dibanding mengobati”  kegunaannya lebih bertujuan
untuk pencegahan, terutama untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan
penyakit akibat kerja, penyakit yang bersifat kronis,  penyakit infeksi  terutama yang
dapat menular dan jenis penyakit lain yang dapat mempengaruhi produktifitas dan
efisiensi dari perusahaan.
Penentuan status kelaikan kerja dari pemeriksaan berkala juga dimaksudkan
untuk evaluasi dan kontrol risiko kesehatan terhadap paparan pekerjaan yang terkena
setiap hari. Peraturan perundangan sebagai landasan hukum antara lain adalah
Undang-Undang No. 13 tahun 2003, Peraturan Menakertrans No: Per.02/Men/1980
dan Peraturan Menakertran No: Per.03/Men/1982. Pemeriksaan kesehatan berkala
yang baik,  memegang peranan penting bagi terjaganya kesehatan tenaga kerja, dan 
berpengaruh besar terhadap kesinambungan jalannya perusahaan.
Pemeriksaan berkala untuk pekerja terbagi menjadi 4 yaitu pemeriksaan awal
(sebelum bekerja), pemeriksaan kesehatan berkala periodik, pemeriksaan kesehatan
yang bersifat khusus dan pemeriksaan kesehatan purna bakti. Parameter uji
kesehatan ditetapkan berdasarkan risiko kesehatan terhadap pekerjaan yang
kemungkinan besar didapatkan dalam bekerja sehari-hari.  Sehingga dari sudut
pandang risiko tersebut, pemeriksaan berkala akan berbeda  untuk masing-masing
pekerjaan, misalkan pemeriksaan berkala untuk pekerja operator kendaraan, pekerja
administrasi, pekerja yang terpajan bahan kimia, pekerja mekanik, dan lain-lain.
Pemeriksaan berkala yang dilakukan di perusahaan disesuaikan dengan jenis
pekerjaan dan faktor bahaya dari tempat kerja, alat kerja serta proses kerja. Salah
satu tujuan dari pemeriksaan berkala adalah deteksi dini penyakit sehingga dapat
diatasi dengan lebih cepat, tepat dan efisien. Dengan upaya ini juga bisa menjadi
masukan untuk perusahaan apakah penempatan pekerja sudah sesuai dengan
kondisi fisik pekerja. Pemeriksaan berkala untuk perusahaan sebagai data dasar dan
pembanding masa sekarang dengan masa sebelum bekerja dalam mendeteksi
penyakit akibat kerja dan data untuk pengembangan kegiatan pencegahan dan
promosi kesehatan kerja.
Dengan pemeriksaan berkala yang baik, dimulai dari pra-kerja diikuti dengan
pemeriksaan tahunan sampai purna bakti diharapkan kejadian penyakit akibat kerja
ataupun penyakit yang dapat menurunkan produktifitas dapat diminimalkan dan
pekerja sendiri dapat berasa nyaman dan aman dengan pekerjaan yang dilakukan
serta perusahaan mendapatkan keuntungan dengan tetap terjaga kesinambungan
produksinya.
5. Jelaskan tugas dan fungsi P2K3? Sebutkan dasar hukum yang melandasi adanya
P2K3?
A. P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun
tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan
kesehatan kerja.
B. Untuk melaksanakan tugas, P2K3 mempunyai fungsi:

- Menghimpun dan mengolah data tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


tempat kerja
- Membantu menunjukan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja
 Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan
gangguan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk bahaya kebakaran
dan peledakan serta cara penanggulangannya.
 Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja;
 Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
 Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan
pekerjaannya;

C. Membantu pengusaha atau pengurus dalam


- Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja
- Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik
- Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja;
- Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta
mengambil langkah-langkah yang diperlukan;
- Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja,
hygiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi;
- Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan
di perusahaan;
- Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja;
- Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja;
- Mengembangkan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja, melakukan
pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi hasil pemeriksaan;
- Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higene perusahaan dan
kesehatan kerja.

D. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan


pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higene
perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi tenaga kerja

6. Sebutkan dan jelaskan tujuan dan manfaat penerapan SMK3 di perusahaan? Sebutkan
juga dasar hukum yang mewajibkan setiap perusahaan menerapkan SMK3?
Tujuan dari SMK3 adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja degan melibatkan usur manajemen, tenaga kerja,
kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi, dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan, dan penyakit kerja, serta tercipta tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif. Adapun manfaat penerapan SMK3 pada perusaahn adalah
sebagai berikut:

 Pemenuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan

Penerapan SMK3 disuatu perusahaan merupakan suatu persyaratan dimana


disebutkan didalam Undang Undang No 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan
pasal 87 bahwa perusahaan wajib menerapkan Sistem Manakemen K3 yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Adapun pada PP No 50 Tahun
2021 pasal 5, yaitu perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen K3 apabila
memperkerjakan pekerja dengan paling sedikit 100 orang atau memiliki tingkat
potensi bahaya yang tinggi.  Dengan mematuhi peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku maka perusahaan akan lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan citra
baik perusahaan itu sendiri.

 Meningkatkan produktivitas perusahaan

Dengan menerapkan SMK3, sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan akan


tertata dengan baik serta berjalan dengan efektif. Didalam SMK3 dipersyaratkan
adanya prosedur yang terdokumentasi, sehingga segala aktifitas dan kegiatan yang
dilakukan akan terorganisir, terarah, berada dalam koridor yang teratur dan dilakukan
secara konsisten.  Dalam sistem ini juga dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan,
pengendalian, tinjau ulang, umpan balik, perbaikan dan pencegahan. SMK3 juga
meminta komitmen dari jajaran management serta seluruh karyawan perusahaan,
keterlibatan secara totalitas ini akan memberikan lebih banyak peluang untuk
melakukan peningkatan atau perbaikkan yang lebih efektif bagi perusahaan.

 Mencegah bahaya dan risiko ditempat kerja

Pekerja merupakan asset terpenting yang ada didalam perusahaan, merasa aman
dan terlindungi dalam area kerja merupakan hak seluruh pekera. Dengan menerapkan
K3 angka kecelakaan dapat dikurangi sehingga dapat mencapai zero accident, hal ini
juga akan menguntungkan bagi perusahaan, karena pekerja yang merasa aman dari
ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan bekerja lebih bersemangat
dan produktif.

 Meningkatkan citra perusahaan

Penerapan SMK3 sangat berpengaruh dengan tingkat kepuasan pelanggan maupun


klien. Banyak pelanggan maupun klien yang sudah mewajibkan pemasok, supplier,
ataupun stakeholder menerapkan SMK3 karena dapat menjamin proses yang aman,
tertib dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas SDM maupun produk. Tujuan
klien tidak lain adalah untuk memastikan mereka berbisnis dengan perusahaan yang
tepat sehingga dapat memastikan kontinuitas produk. Selain itu, mempunyai sertifikat
SMK3 akan meningkatkan citra perusahaan dan mendapatkan kepercayaan lebih dari
klien.

Penerapan SMK3 dilaksanakan untuk memberikan manfaat bagi perusahaan.


Pekerja juga akan merasa aman, mendapat, jaminan  keselamatan  dan  kesehatan 
kerja,  baik  secara  fisik,  sosial,  maupun psikologis. Selain wajib dilaksanakan,
perusahaan akan lebih diakui oleh klien atau stakeholder lainnya.

Anda mungkin juga menyukai