Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA

“Dampak Akibat Terjadinya Kecelakaan


dan Kesehatan Kerja”

DISUSUN OLEH :
Nur Agnia Jupri (230304501017)
Krenilta (230304501018
Jeanetia Kondo (230304501084)
Nurul Hidayah Ahmad (230304502012)
Hilmi Inayatullah Hardy (230304502079)

DOSEN PENGAMPUH :
Dr. Jasmin Ambas. M. Kes

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya
serta berbagai upaya, kami dapat membuat tugas makalah pada mata kuliah
Dasar Kesehatan Kerja yang membahas tentang “Kasus Kecelakaan Akibat
Kerja”.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Jasmin


Ambas M. Kes selaku dosen pengampuh mata kuliah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Berdasarkan tugas yang telah diberikan, dapat menambah
wawasan kami dan para pembacanya, berkaitan dengan topik yang diberikan.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu
diharapkan berbagai masukannya bersifat membangun demi kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk
pembacanya.

Makassar,28Februari 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................. 2
BAB Ⅰ PENDAHULUAN .............................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan ...................................................................................................... 3

BAB Ⅱ PEMBAHASAN................................................................................ 4
A. Dampak Akibat Terjadinya Kecelakaan dan Kesehatan Kerja ................ 4
1. Cedera Fisik ........................................................................................ 4
2. Kerugian Finansial ............................................................................. 5
3. Gangguan Produksi dan Penurunan Produktivitas ............................. 6
B. Akibat Kesehatan Kerja Yang Buruk ...................................................... 7
1. Penyakit terkait pekerjaan dan faktor risiko yang terlibat ................. 7
2. Penurunan kualitas hidup pekerja....................................................... 8
3. Strategi pencegahan dan pengelolaan kecelakaan akibat K3 ............. 8
C. Contoh Kasus Keselamatan Akibat Kerja .............................................. 10
1. Kasus Pertama.................................................................................... 10
2. Kasus Kedua ...................................................................................... 11

BAB Ⅲ PENUTUP ....................................................................................... 12


A. Kesimpulan............................................................................................. 12
B. Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek
perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan
Kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik,
daya kerja, dan Tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan
dan Kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan
kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Berdasarkan International Labour
Organizaton (ILO) tahun 2013 mengatakan tercatat lebih dari 2,34 juta
orang di dunia meninggal dunia akibat kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Sekitar 321.000 akibat kecelakaan kerja dan sekitar 2,02 juta
akibat penyakit akibat kerja. Menurut data Jamsostekdalam Ramli (2013),
angka kecelakaan kerja tahun 2011 lalu mencapai 99.491 kasus dan tahun
2012 terdapat 103.000 kasus. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, tercatat 83.714 kasus, tahun
2008 sebanyak 94.736 kasus, tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, dan
tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus.
Kecelakaan kerja yang terjadi di Perusahaan dapat menyebabkan
kerugian yang besar bagi perusahaan. Kecelakaan bukan hanya disebabkan
oleh alat-alat kerja tetapi juga disebabkan oleh kecenderungan pekerja
untuk celaka (accident proneness). Accident proneness adalah kenyataan,
bahwa untuk pekerja-pekerja tertentu terdapat tanda-tanda kecenderungan
untuk mengalami kecelakaan. Di sini jelas betapa pentingnya factor
manusia dalam terjadinya kecelakaan akibat kerja.

B. Rumusan Masalah
Menjelaskan tentang dampak-dampak akibat terjadinya kecelakaan
keselamatan dan kesehatan kerja.

C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah tersebut adalah untuk memahami dampak
yang luas dan beragam dari kecelakaan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).

D. Manfaat

3
Memahami dampak kecelakaan K3 untuk meningkatkan kesadaran,
mendorong pencegahan yang lebih efektif, meningkatkan produktivitas
dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi keselamatan kerja.
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN

A. Dampak Akibat Terjadinya Kecelakaan dan Kesehatan Kerja

1. Cedera Fisik
Cedera fisik yang sering terjadi di tempat kerja meliputi berbagai
jenis luka, seperti luka memar akibat terbentur, sayatan dari benda
tajam, patah tulang karena jatuh, dan cedera punggung karena
mengangkat benda berat. Studi yang dilakukan oleh Occupational
Safety and Health Administration (OSHA) menunjukkan bahwa cedera
ini merupakan penyebab utama absensi kerja dan kehilangan
produktivitas di tempat kerja (“Occupational Safety and Health
Administration (OSHA)”).

Dampak dari cedera fisik ini terhadap kesejahteraan pekerja sangat


signifikan. Pekerja yang mengalami cedera sering kali mengalami rasa
sakit yang berkelanjutan, keterbatasan gerak, dan kesulitan dalam
menjalankan tugas-tugas pekerjaan mereka. Mereka mungkin perlu
cuti untuk pemulihan dan rehabilitasi, yang dapat mengganggu
kehidupan pribadi mereka dan menyebabkan stres serta kecemasan
terkait pekerjaan.

Selain itu, cedera fisik juga memiliki dampak yang merugikan pada
produktivitas perusahaan. Pekerja yang terluka atau sakit cenderung
absen dari pekerjaan, yang dapat menyebabkan penurunan
produktivitas dan kinerja keseluruhan tim atau departemen. Perusahaan
juga mungkin perlu menanggung biaya tambahan untuk penggantian
pekerja yang absen, pelatihan ulang, atau pemeliharaan peralatan yang
rusak dalam kecelakaan tersebut.

Dengan demikian, mengelola risiko cedera fisik ditempat kerja


menjadi sangat penting untuk memastikan kesejahteraan pekerja dan
produktivitas perusahaan tetap terjaga. Ini termasuk menerapkan
praktik keselamatan kerja yang ketat, menyediakan pelatihan untuk
pekerja tentang penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur
kerja yang aman, serta melakukan inspeksi rutin terhadap lingkungan
kerja untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko cedera.
(“Occupational Safety and Health Administration (OSHA)”).

4
2. Kerugian Finansial
Kerugian akibat kecelakaan kerja, sebagaimana dikemukakan
oleh Anizar (2012:7), meliputi berbagai aspek baik secara ekonomi
maupun non-ekonomi. Beberapa kerugian tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Kerugian Ekonomi

1) Kerusakan alat, bahan dan bangunan :


Kecelakaan kerja seringkali menyebabkan kerusakan pada
peralatan, bahan baku dan infrastruktur bangunan di tempat
kerja.
2) Biaya pengobatan dan perawatan :
Perusahaan harus menanggung biaya pengobatan dan
perawatan bagi pekerja yang terluka dalam kecelakaan.
3) Tunjangan kecelakaan :
Perusahaan mungkin harus memberikan tunjangan
kecelakaan kepada pekerja yang terluka untuk menutupi
kehilangan pendapatan mereka selama masa pemulihan.
4) Jumlah produksi dan mutu berkurang :
Kecelakaan kerja dapat mengganggu proses produksi dan
mengakibatkan penurunan jumlah produksi serta kualitas
produk.
5) Kompensasi kecelakaan :
Perusahaan mungkin harus membayar kompensasi kepada
pekerja atau keluarga mereka sebagai akibat dari kecelakaan
yang terjadi di tempat kerja.
6) Penggantian tenaga kerja :
Jika pekerja mengalami cedera yang parah atau
mengundurkan diri akibat kecelakaan, perusahaan mungkin
harus mencari dan melatih tenaga kerja pengganti, yang
memerlukan biaya tambahan.

b. Kerugian Non-Ekonomi

1) Penderitaan korban :
Para korban kecelakaan kerja sering mengalami
penderitaan fisik dan emosional yang signifikan akibat cedera
yang diderita.
2) Hilangnya waktu selama sakit :

5
Kecelakaan kerja menyebabkan pekerja harus absen dari
pekerjaan untuk pemulihan, yang dapat mengakibatkan
hilangnya waktu yang berharga.

3) Hilangnya waktu kerja :


Hilangnya waktu kerja juga berarti hilangnya pendapatan
bagi pekerja, serta dapat mengganggu keseimbangan kehidupan
kerja dan pribadi mereka.

Kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja memiliki


dampak yang luas, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi,
baik individu maupun perusahaan. Oleh karena itu, pencegahan
kecelakaan kerja dan keselamatan kerja di tempat kerja sangat
penting untuk mengurangi dampak negatifnya.

3. Gangguan Produksi dan Penurunan Produktivitas

a. Dampak gangguan produksi akibat kecelakaan kerja


Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak serius pada
produksi di tempat kerja. Misalnya, kelelahan akibat kerja dapat
menyebabkan penurunan produktivitas, ketidaknyamanan,
gangguan, dan mengurangi kepuasan pekerja. Data dari
International Labour Organization (ILO) menunjukkan bahwa
kelelahan dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan
menurunkan produktivitas kerja, bahkan menyebabkan kecelakaan
fatal.

b. Analisis penurunan produktivitas dan efisiensi


Penurunan produktivitas juga dapat disebabkan oleh faktor
risiko di tempat kerja. Risiko pada proyek konstruksi, misalnya,
dapat mengakibatkan penurunan produktivitas tenaga kerja. Studi
menunjukkan bahwa waktu non-produktif dalam konstruksi
mencapai 40% - 60%, yang jika dikelola dengan baik, dapat
meningkatkan produktivitas secara signifikan

c. Dampak Psikologis

1) Dampak psikologis pada pekerja yang mengalami kecelakaan


Kecelakaan kerja tidak hanya berdampak secara fisik tetapi
juga secara psikologis pada pekerja dan lingkungan kerja secara

6
fisik tetapi juga secara psikologis pada pekerja dan lingkungan
kerja secara keseluruhan. Dampak ksehatan mental pekerja yang
mengalami kecelakaan dapat mencakup penurunan motivasi,
gangguan produktivitas, kecemasan berlebihan, dan masalah
kesehatan mental lainnya.

2) Tinjauan tentang bagaimana kecelakaan dapat memengaruhi


kesejahteraan mental pekerja dan lingkungan kerja secara
keseluruhan
Meningkatkan tingkat stres dan mengganggu keseimbangan
antara waktu kerja dan waktu pribadi. Kondisi kerja yang berubah
dan faktor risiko psikososial dapat menyebabkan penurunan
kinerja karyawan. Masalah kesehatan mental di tempat kerja
dapat mengganggu motivasi, produktivitas, dan menyebabkan
kecemasan berlebihan. Lingkungan kerja yang kurang nyaman
secara psikologis dapat berdampak buruk pada kesehatan mental
pekerja dengan meningkatkan tingkat stres.

B. Akibat Kesehatan Kerja Yang Buruk

1. Penyakit terkait pekerjaan dan faktor risiko yang terlibat


Penyakit akibat kerja (PAK) merupakan kondisi kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja. Beberapa
penyakit umum terkait pekerjaan meliputi dermatitis kontak, kanker,
infeksi menular, gangguan pernapasan, muskuloskeletal, gangguan
pendengaran, hingga gangguan mental.
Faktor risiko yang terlibat dalam penyakit-penyakit ini meliputi
pajanan pada lingkungan kerja, cara kerja, alat yang digunakan, serta
durasi waktu pajanan. Risiko kesehatan masing-masing pekerja juga
dipengaruhi oleh kesadaran akan penggunaan alat pelindung diri selama
bekerja.
Penyakit akibat kerja (PAK) dapat mencakup berbagai kondisi
seperti dermatitis kontak, kanker, infeksi menular, gangguan
pernapasan, muskuloskeletal, gangguan pendengaran, hingga gangguan
mental.
Faktor risiko yang terlibat dalam penyakit-penyakit terkait
pekerjaan termasuk pajanan pada lingkungan kerja, cara kerja, alat yang
digunakan, serta durasi waktu pajanan

2. Penurunan kualitas hidup pekerja

7
Kesehatan yang buruk dapat membatasi kemampuan pekerja untuk
menikmati kehidupan diluar pekerjaan. Kualitas hidup secara
keseluruhan dapat meningkat dan fokus pekerja dapat dialihkan dari
pekerjaan ke aspek hidup lainnya, serta menciptakan keseimbangan
kualitas hidup yang lebih baik.
Kualitas hidup di tempat kerja sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti hubungan yang baik, kepercayaan, interaksi kebutuhan
pekerja, dan sumber daya organisasi yang relevan.
Penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan kehidupan kerja
yang positif dapat meningkatkan keterampilan individu, pertumbuhan,
dan pertahanan pekerjaan, serta meningkatkan kualitas kehidupan kerja
individu secara keseluruhan.
Kualitas hidup secara keseluruhan dapat meningkat dengan fokus
pada aspek hidup selain pekerjaan dan menciptakan keseimbangan
kualitas hidup yang lebih baik.
Faktor-faktor seperti hubungan yang baik, kepercayaan, interaksi
kebutuhan pekerja, dan sumber daya organisasi memengaruhi kualitas
hidup kerja.
Keseimbangan kehidupan kerja yang positif dapat meningkatkan
keterampilan individu, pertumbuhan, pertahanan, pekerjaan dan kualitas
kehidupan kerja individu secara keseluruhan

3. Strategi Pencegahan dan Pengelolaan Kecelakaan akibat K3

Pencegahan kecelakaan kerja dan pengelolaan Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (K3) merupakan aspek penting dalam lingkungan
kerja. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko kecelakaan kerja:

1. Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3):


a. Perusahaan perlu menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan.
b. Pekerja memiliki hak untuk keselamatan dalam bekerja, dan
perusahaan wajib menerapkan SMK3.

2. Pelatihan dan Pendidikan:


a. Memberikan pelatihan kepada pekerja untuk meningkatkan
pemahaman tentang K3.
b. Training K3 secara berkala diperlukan agar pekerja memahami
pentingnya keselamatan kerja.
3. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD):
a. Menyediakan APD yang sesuai untuk pekerja di sektor industri.

8
4. Membuat SOP dan Pembagian Kerja:
a. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memperhatikan
K3 untuk mengatur aktivitas operasional.

5. Partisipasi dan Komunikasi Efektif:


a. Komunikasi dua arah antara manajemen dan tenaga kerja penting
dalam penerapan kebijakan K3.
b. Partisipasi dari setiap lapisan posisi di perusahaan diperlukan dalam
pencegahan kecelakaan kerja.

Dengan menerapkan strategi ini secara konsisten, perusahaan


dapat meningkatkan kesadaran, kedisiplinan, dan keselamatan kerja
di lingkungan kerja mereka, serta mengurangi risiko terjadinya
kecelakaan kerja.

9
C. Contoh Kasus Keselamatan Akibat Kerja

1. Kasus Pertama
Kasus kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik di salah satu rumah sakit di
Bandung
Penyebab:
Ada beberapa penyebab dalam kasus ini diantaranya tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dimana alat pelindung diri
merupakan suatu alat yang memiliki kemampuan untuk melindungi
seseorang dengan menutupi/menghambat sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya seperti fisik, kimia, biologik, ergonomik dan psikososial di
tempat kerja sehingga mengurangi risiko kecelakaan akibat kerja dan
mencegah terjadinya infeksi dan penyakit akibat paparan berbagai macam
bahaya.
Cara Pencegahan :
Pada judul kasus diatas terdapat beberapa cara pencegahannya antara lain
yaitu penggunaan atau memanfaatkan Alat Pelindung Diri (APD) untuk
mencegah adanya gangguan kesehatan akibat kecelakaan kerja.
Menerapkan prinsip kebiasaan untuk menggunakan alat pelindung diri ini
sangatlah tidak merepotkan dan munculnya kebiasaan diri untuk
menggunakan alat pelindung diri ini demi keselamatan pasien dan perawat
serta tenaga medis yang lainnya, adanya kepentingan edukasi terhadap
penggunaan alat pelindungan diri yang benar, pengawasan atasan dan
rekan kerja sebagai pengingat dalam penggunaan alat pelindung diri,
kepentingan kampanye atau program keselamatan kerja dalam penggunaan
alat pelindung diri, kedisiplinan dalam penggunaan alat pelindung diri, dan
Kepentingan poster sebagai pengingat dalam penggunaan alat pelindung
diri.
Upaya Perusahaan Untuk Menangani Kasus :
Pada judul kasus diatas dapat disimpulkan bahwa upaya dalam menangani
kasus ini adalah dengan cara meningkatkan fasilitasi alat-alat pelindung
diri yang sering digunakan di Rumah Sakit seperti apron, masker, sarung
tangan, sepatu boot, tutup kepala dan kaca mata google untuk menghindari
kecelakaan kerja.

10
2. Kasus Kedua
Kasus kecelakaan kerja akibat kondisi fisik pada perawat di rumah sakit di
ruang rawat inap di rumah sakit bunda permata medan
Penyebab:
Penyebab dari kecelakaan ini yaitu kelelahan dimana hal ini dapat
memengaruhi seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Adanya jam
kerja yang lebih dari 12 jam risiko kecelakaan terbesar terjadi pada durasi
kerja selama 24 jam. Penyebabkelelahan umum adalah monotoni,
intensitas, dan lamanya kerja mental dan fisik, keadaan lingkungan. Para
perawat pelaksana di Rumah Sakit Permata Bunda menyatakan sering
mengantuk pada saat bekerja terkhusunya pada shift malam, ada juga yang
menyatakan jantung berdebar akibat kelelahan pada saat bekerja, beberapa
perawat juga mengeluh mengalami sakit punggung sehingga menggangu
proses bekerja karena keluhan tersebut. Jadi, bida disimpulkan bahwa
semakin lama durasi kerja maka semakin tinggi risiko kecelakaan.
Cara Pencegahan :
Pada judul kasus diatas terdapat beberapa cara pencegahannya antara lain
yaitu pengawasan posisi kerja perawat masih kurang diperhatikan. Oleh
karena itu diharapakan Rumah Sakit dapat melakukan penambahan jumlah
perawat dan memberikan pelatihan bagi perawat baru agar jadwal atau
shift (pergantian) bisa dilakukan sehingga beberapa perawat bisa
menggunakan jam istirahat dengan baik agar tidak kewalahan.
Upaya Perusahaan Untuk Menangani Kasus :
Pada judul kasus diatas dapat disimpulkan bahwa upaya dalam menangani
kasus ini adalah dengan cara meningkatkan fasilitasi beristirahat yang baik
bagi para perawat guna mencegah terjadinya kelelahan serta
menghilangkan rasa lelah perawat sehabis bekerja atau ingin menunggu
jadwal yang ditetapkan.

11
BAB Ⅲ
PENUTUP
A. Kesimpulan
keselamatan dan kesehatan kerja adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek. Bisa juga diartikan sebagai instrumen yang melindungi pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan dari hal-hal merugikan yang dapat
ditimbulkan oleh aktivitas pekerjaan.
Kecelakaan dan masalah kesehatan kerja memiliki dampak yang serius, baik bagi
individu maupun perusahaan. Cedera fisik, kerugian finansial, gangguan produksi,
penurunan produktivitas, dan dampak psikologis adalah beberapa hasil dari
kecelakaan dan buruknya kesehatan kerja. Penyakit terkait pekerjaan juga menjadi
ancaman serius bagi kesejahteraan pekerja.
Untuk mengatasi masalah ini, pencegahan kecelakaan dan pengelolaan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) memainkan peran penting. Melalui penerapan sistem
manajemen K3 yang terintegrasi, pelatihan, penggunaan alat pelindung diri,
pembuatan SOP, dan partisipasi serta komunikasi efektif, perusahaan dapat
meningkatkan kesadaran dan keselamatan kerja, serta mengurangi risiko
terjadinya kecelakaan kerja.
Ada 2 contoh kasus yang diambil yaitu pada kasus pertama adalah Kasus
kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik di salah satu rumah sakit di Bandung
penyebabnya karena tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) sehingga
perusahaan disarankan untuk menfasilitasi alat yang dibutuhkan, contoh yang ke
dua yaitu kasus kecelakaan kerja akibat kondisi fisik pada perawat di rumah sakit
di ruang rawat inap di rumah sakit bunda permata medan dimana penyebabnya
karena perawat mengalami kelelahan saat bekerja adapun upayanya iyalah rumah
sakit menfasilitasi ruang istirahat.
Dengan demikian, upaya yang berkelanjutan dan komprehensif dalam pencegahan
kecelakaan kerja dan meningkatkan kesehatan kerja di lingkungan kerja sangat
penting untuk menjaga kesejahteraan individu, produktivitas perusahaan, dan
keselamatan keseluruhan lingkungan kerja.
B. Saran

12
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kata
sempurna, maka demi penyempuranaan makalah ini, kritik dan saran dari para
pembaca sangat penulis perlukan, serta kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini baik dari kelengkapan materi maupun tulisan, serta bahasa
yang penulis sajikan masih belum tepat dan perlu ditinjau lebih jauh lagi. Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

International Labour Organization (ILO): Safety and Health at Work


Journal of Occupational and Environmental Medicine: The Importance of
Routine Monitoring in Workplace Safety
Occupational Safety and Health Administration (OSHA): Technology in
Workplace Monitoring
International Labor Organization (ILO): Building a Culture of Safety in the
Workplace
Occupational Safety and Health Administration (OSHA): Strategies for Engaging
Employees in Safety Programs
National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH): Promoting
Participation in Safety Programs
Gaspersz (2000): Evaluasi Produktivitas yang Kurang, Keterlambatan
Pengambilan Keputusan Oleh Manajemen, Motivasi Rendah dalam
Pekerjaan, Serta Ketidakmampuan Beradaptasi pada Kemajuan
Tehnologi dan Informasi
Listinia Rozana (2005): Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi
Pekerjaan Jalan

13

Anda mungkin juga menyukai