Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“KONSEP STRUKTUR PASAR PELAYANAN KESEHATAN”

OLEH KELOMPOK 3 :

1. Nur Agnia Jupri (230304501017)

2. Krenilta (230304501018)

3. Jeanetia Kondo (230304501084)

4. Nurul Hidayu BT Ibrahim (230304502010)

5. Nurul Hidayah Ahmad (230304502012)

6. Hilmi Inayatullah Hardy (230304502079)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan nikmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
berjudul "Struktur Pasar" ini sebagai bagian dari tugas mata kuliah Ilmu Ekonomi
Kesehatan.

Kami berharap makalah ini, yang membahas tentang Struktur Pasar, dapat
memberikan manfaat dan menjadi bahan pembelajaran bagi pembaca, khususnya
kami selaku penulis. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, dan
kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang.

Semoga segala usaha dan kerja keras kami mendapat balasan yang baik dari
Tuhan, serta dapat memberikan manfaat bagi semua. Amin.

Makassar, 13 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................. 2

BAB Ⅰ PENDAHULUAN .............................................................................. 3

A. Latar Belakang ........................................................................................ 3


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan ..................................................................................................... 3
BAB Ⅱ PEMBAHASAN ............................................................................... 4
A. Definisi Struktur Pasar ............................................................................ 4
1. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition) ........................... 4
2. Pasar Monopoli (Monopoly) ............................................................... 5
3. Pasar Persaingan Monopolistik
(Monopolistic Competition) ............................................................... 6
4. Pasar Oligopoli (Oligopoly) ............................................................... 6
B. Perbedaan Struktur Pasar:
Persaingan dan Non Persaingan ............................................................. 7
1. Persaingan .......................................................................................... 7
2. Non Persaingan .................................................................................. 10
3. Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna
dan Tidak Sempurna .......................................................................... 12
C. Pasar Pelayanan Kesehatan .................................................................... 14
1. Pengertian Pasar ............................................................................... 14
2. Pengertian Pelayanan Kesehatan ..................................................... 14
3. Pengertian Pasar Pelayanan Kesehatan............................................. 15
4. Tantangan dan Peluang dalam
Penyediaan Pelayanan Kesehatan .................................................... 17

3
BAB Ⅲ PENUTUP ....................................................................................... 25

A. Kesimpulan ............................................................................................ 25
B. Saran ....................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26

4
BAB Ⅰ

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pengertian yang sangat sederhana, pasar adalah sebagai tempat


bertemunya antara penjual dan pembeli. Mereka saling berinteraksi
melakukan transaksi jual dan beli barang bahkan jasa pun ada. Pasar
merupakan salah satu dari kegiatan perekonomian masyarakat dimana uang di
gunakan sebagai alat tukar- menukar, barang jadi uang ataupun uang jadi
barang antar penjual dan pembeli. Setiap proses yang mempertemukan antara
penjual dan pembeli maka akan membentuk harga yang disepakati namun
sebelumnya telah terjadi tawar-menawar antara penjual dan pembeli. Tidak
semua pasar melakukan transaksi setiap hari, ada yang harian, mingguan,
bulanan, tahunan, dan temporer itu semua tergantung setiap daerah.

Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia merupakan suatu struktur


multidisiplin, bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Dalam upaya perawatan kesehatan, pemerintah mempunyai tugas
dan tanggung jawab agar tujuan pembangunan dalam bidang kesehatan dapat
A mencapai hasil yang optimal dengan pemanfaatan tenaga, sarana, dan
prasarana, baik dalam segi kuantitas maupun kualitas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur pelayanan kesehatan

C. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas ekonomi kesehatan


2. Untuk mengetahui bagaimana struktur pasar pelayanan kesehatan

5
BAB Ⅱ

PEMBAHASAN

A. Definisi Struktur Pasar

Struktur pasar adalah keadaan pasar yang memberikan petunjuk


tentang aspekaspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku usaha
dan kinerja pasar, antara lain jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk
dan keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi dan penguasaan pasar.
Pasar dapat diklasifikasikan menjadi persaingan sempurna, monopoli,
monopolistik, atau oligopolitik berdasarkan strukturnya. Struktur pasar adalah
keadaan pasar yang menunjukkan elemen-elemen yang memiliki pengaruh
besar terhadap perilaku bisnis dan kinerjanya, seperti jumlah penjual dan
pembeli, hambatan masuk dan keluar, keragaman produk, sistem distribusi,
dan penguasaan.

Strategi persaingan dan penentuan harga pasar dipengaruhi oleh


struktur pasar. Struktur pasar juga dapat dianggap sebagai komponen strategis
yang relatif permanen dari lingkungan perusahaan, yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh perilaku dan kinerja perusahaan di pasar. Struktur pasar
terkait dengan karakteristik dan pentingnya pasar dalam perekonomian.
Kondisi seperti itu dapat diidentifikasi dengan melihat berapa banyak produk
yang dijual dan dibeli di pasar tersebut (konsentrasi pasar), berapa banyak
batasan produk yang berbeda (diferensiasi), dan seberapa mudah bagi bisnis
baru untuk masuk ke pasar.

Di dalam analisa ekonomi, struktur pasar dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu


sebagai berikut.

1. Pasar Persaingan Sempurna (perfect competition)

Pasar persaingan sempurna, juga dikenal sebagai persaingan murni, adalah


suatu pasar dengan banyak penjual sehingga tindakan seorang penjual
tidak dapat mempengaruhi harga pasar yang berlaku, baik dengan

6
mengubah jumlah penawaran atau harga produk. Pasar persaingan
sempurna memiliki keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang.

Kondisi keseimbangan jangka pendek terjadi ketika produsen memperoleh


laba maksimum sebesar bidang yang diarsir. Ini dimulai dari titik beku
usaha hingga perusahaan mendapatkan laba.

Dengan adanya kemungkinan penjual masuk dan keluar, kondisi pasar


persaingan sempurna akan berubah dalam jangka panjang.

Karakteristik agar sebuah pasar dapat dikatakan persaingan sempurna,


yaitu:

a. Semua perusahaan memproduksi barang homogen (Homogeneous


Product) Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan sempurna
(Perfect Knowledge)
b. Output perusahaan lebih kecil dibanding output pasar (Small Relativel
Output)
c. Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (Price taker)
d. Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (Free Entry and Exit).

2. Pasar Monopoli (monopoly)

Istilah monopoli berasal dari bahasa Yunani yakni monos polein yang
berarti “menjual sendiri”. Oleh sebab itu, para ahli berpendapat bahwa
monopoli terjadi bila output seluruh industri diproduksi dan dijual oleh
satu perusahaan saja. Sebagai penjual tunggal maka ia memiliki kekuatan
untuk mengatur harga (price maker).

Berikut ciri-ciri dari pasar monopoli yaitu:

a. Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran.


b. Tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute).
c. Produsen memiliki kekuatan menentukan harga; dan
d. Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada
hambatan berupa keunggulan perusahaan.

7
3. Pasar Persaingan Monopolistik (monopolistic competition)

Pasar persaingan monopolistik disebut sebagai pasar di antara pasar


monopoli dan pasar persaingan sempurna; kadang-kadang disebut sebagai
kombinasi pasar monopoli dan pasar persaingan sempurna. Jenis pasar ini
lebih sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena jenis pasar
yang benar-benar murni sangat langka.

Ciri-ciri pasar monopolistik adalah sebagai berikut:

a. Terdapat banyak perusahaan di dalam pasar maka pasa rpersaingan.


b. Barang produksinya bersifat berbeda corak.
c. Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan dalam menentukan dan
mempengaruhi harga.
d. Pemasukan ke dalam industri relatif mudah.

4. Pasar Oligopoli (oligopoly)

Pasar dengan dua atau lebih penjual produk disebut oligopoli. Istilah
oligopoli berasal dari bahasa yunani, yakni oligos polein yang berarti yang
menjual sedikit. Pasar ini memiliki hanya sepuluh hingga lima belas
penjual. Pasar oligopoli memiliki persaingan yang cukup keras karena
tidak ada banyak penjual. Perusahaan di pasar oligopoli selalu menanggapi
tindakan atau keputusan yang mempengaruhi pasar.

Dalam pasar persaingan oligopoli yang besar, perilaku produsen dalam


menentukan output atau harga akan dipengaruhi oleh tingkat diferensiasi
produk yang rendah. Pasar oligopoli adalah pasar di mana beberapa
penjual menjual barang yang sama.

Pasar oligopoli terdiri dari dua kategori:

8
1. Oligopoli dengan diferensiasi produk, yaitu antar produsen
menghasilkan output berbeda.
2. Oligopoli tanpa diferensiasi produk, yaitu antar produsen menghasilkan
output yang sama.

Beberapa unsur penting (karakter) pasar oligopoli diantaranya:

a. Hanya sedikit perusahaan dalam industri (few number of firms).


b. Produknya homogen atau terdiferensiasi (homogen or differentiated
product).
c. Pengambilan Keputusan yang saling mempengaruhi (interdependence
decisions).
d. Kompetisi non harga (non pricing competition).

B. Perbedaan Struktur Pasar: Persaingan dan Non Persaingan

1. Persaingan

Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang di dalamnya meliputi


penjual dan pembeli dengan jumlah banyak. Dengan catatan, kedua pihak
tersebut tak dapat mempengaruhi harga, sebab harga sudah ditentukan oleh
pasar itu sendiri. Penentuan harga sungguh-sungguh terjadi berdasarkan
penawaran dari produsen serta permintaan dari konsumen.

Sebaliknya, tanpa intervensi pemerintah, pasar persaingan sempurna


memiliki pihak yang sama-sama memahami keadaan dan memiliki
informasi yang relevan. Karena dianggap mampu menjamin tercapainya
efisiensi pasar, jenis pasar ini juga disebut sebagai pasar paling ideal.
Struktur pasar ini kadangkadang membedakan persaingan murni dari
sempurna. Murni adalah kurang sempurna ketimbang dengan sempurna.

Edward H. Chamberlain (1933) mendefinisikan persaingan murni sebagai


persaingan yang bersih dari elemen-elemen monopolis. Syarat yang
diperlukan untuk definisi hanyalah jumlah penjual yang banyak dan
komoditas yang homogen. George Stigler (1957) mengemukakan definisi

9
alternatif dengan menambahkan syarat yaitu asumsi informasi yang
sempurna.

Pada pasar jenis ini, barang yang dijual tidak berbeda karena banyaknya
penjual dan pembeli. Dalam buku tahun 2009 Eddy Soeryanto
Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung dia mengatakan bahwa ketika
ada banyak perusahaan dalam sebuah industri tetapi skalanya kecil,
pasarnya menjadi sangat bersaing. karena tidak ada bisnis yang dapat
mempengaruhi harga pasar. Pasar yang tidak sempurna memiliki banyak
pembeli dan hanya sedikit penjual. Penjual barang menentukan harganya
pada pasar tersebut. Tidak banyak penjual, tetapi ada banyak barang yang
ditawarkan.

a. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna

Hal berikutnya yang perlu Anda pahami adalah karakteristik pasar


persaingan sempurna. Berikut beberapa diantaranya.

1. Banyaknya jumlah pembeli dan penjual

Meskipun jumlahnya banyak, penjual dan pembeli pada jenis pasar


ini tidak bisa mempengaruhi harga. Penjual yang menawarkan
barangnya di bawah harga pasar akan mengalami kerugian.
Sedangkan, jika memasarkan di atas harga pasar, maka akan sulit
juga untuk menemukan pembeli.

2. Barang atau jasa yang diperdagangkan sifatnya homogen

Seluruh produk yang dijual pada pasar ini akan terlihat identik.
Seorang pembeli tidak bisa membedakan secara umum apakah
barang tersebut diproduksi dan dijual oleh perusahaan A, perusahaan
B, atau perusahaan C. Oleh sebab itu, promosi harus dilakukan
secara ekstra karena tidak terlalu berpengaruh besar, yang terpenting
adalah memperhatikan kualitas produk.

10
3. Faktor produksi bebas bergerak

Ciri selanjutnya adalah dari faktor produksi, seperti bahan baku atau
tenaga kerja bebas bergerak. Mereka bebas berpindah-pindah dari
satu tempat ke tempat yang lainnya yang lebih menguntungkan.
Tidak ada yang bisa menghalangi, baik itu dari peraturan maupun
teknis.

4. Terdapat kebebasan dalam mengambil keputusan

Selain itu, harga barang atau jasa benar-benar ditentukan


berdasarkan interaksi permintaan dan penawaran di pasar. Sehingga,
tidak ada kekuatan luar lain yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan oleh kedua pihak, termasuk pemerintah.

5. Penjual dan pembeli mengetahui kondisi pasar

Pembeli dan penjual pada jenis pasar ini harus mengetahui kondisi
pasar dengan baik. Untuk itu, informasi pasar penting dikumpulkan
dengan lengkap, supaya persaingan benar-benar sempurna.

6. Produsen bebas keluar masuk pasar

Ciri terakhir yaitu produsen atau penjual memiliki kebebasan masuk


atau keluar dari pasar. Perusahaan yang dapat memproduksi barang
bisa masuk secara bebas ke dalam industri pasar terkait, tidak ada
yang bisa menahannya. Setiap perusahaan juga memiliki kebebasan
untuk keluar dari pasar jika dibutuhkan.

b. Kelebihan dan kekurangan pasar persaingan sempurna

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kelebihan pasar persaingan


sempurna adalah memberikan harga barang secara logis, sesuai dengan
penawaran dan permintaan pasar. Sehingga, jenis pasar ini terfokus
untuk memproduksi barang dengan efisien. Kemudian sumber daya

11
produksi yang bergerak bebas keluar atau masuk membuat kegiatan
ekonomi semakin lebih sehat dan bergairah.

Namun, karena barang yang dijual bersifat homogen, hal itu menjadi
salah satu titik kelemahan dari pasar jenis ini.

c. Contoh pasar persaingan sempurna

Contoh paling umum dari pasar jenis ini adalah perdagangan beras yang
merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Banyaknya
penjual dan pembeli beras, masing-masing dari mereka tak memiliki
kekuasaan untuk mempengaruhi harga dan hanya menjadi pengikut
harga. Selain itu, masing-masing dari mereka juga mempunyai
informasi terkait kondisi pasar beras. Seperti informasi mengenai harga,
kualitas, dan sebagainya. Karena barang yang dijual bersifat homogen,
pasar beras ini menimbulkan persaingan yang cukup sengit antar-
produsen beras.

2. Non Persaingan

Pasar persaingan tidak sempurna adalah kondisi dimana jumlah penjual


ataupun pedagang lebih sedikit dibandingkan dengan pembelinya. Dengan
kata lain, pengertian pasar persaingan tidak sempurna adalah suatu bentuk
pasar yang hanya ada penjual tunggal atau beberapa saja. Hal ini pula yang
menjadikan pembeli terlihat begitu masif. Pada pasar persaingan tidak
sempurna, para penjual dapat menentukan harga barang. Barang yang
diperjualbelikan tersebut memiliki jenis yang berbeda atau terdapat
berbagai jenis barang.

Pasar persaingan tidak sempurna juga disebut sebagai pasar yang tidak
terorganisir secara sempurna karena, meskipun selisih harga antara penjual
dan pembeli sangat besar, harga yang ditawarkan oleh penjual di pasar ini
akan berpengaruh terhadap keseimbangan pasar.

12
1. Ciri-ciri pasar persaingan tidak sempurna

Secara umum, ciri-ciri pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagai


berikut:

1. Jumlah penjual sedikit tapi banyak pembeli


2. Penjual berhak menentukan harga produknya sendiri
3. Penjual baru akan susah untuk bersaing
4. Tidak ada produk pengganti Barang yang dijual sama
2. Jenis-jenis pasar persaingan tidak sempurna
1. Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah sebuah pasar dimana hanya ada satu produsen
atau penjual yang dapat menguasai pasar dan melayani semua
konsumen yang datang. Produsen maupun perusahaan yang
menguasai pasar tersebut mempunyai kekuatan yang cukup besar
dan sudah dikenal oleh masyarakat luas serta sudah memiliki kondisi
keuangan yang cenderung memadai.

Contoh perusahaan yang tergolong ke dalam jenis pasar monopoli


adalah perusahaan BUMN PLN, Telkom Indonesia, dan perusahaan
minyak bumi dan juga gas alam lain.

2. Pasar Oligopoli

Salah satu jenis pasar yang memiliki persaingan tidak sempurna


adalah pasar oligopoli, di mana produk atau barang yang dijual tetap
sama meskipun jumlah penjualnya banyak dan berbeda-beda. Setiap
kebijakan yang diambil oleh penjual yang menguasai pasar oligopoli
akan berdampak pada penjualan produsen produk serupa. Ini karena
keuntungan yang diperoleh sangat bergantung pada persaingan.
Contoh pasar oligopoli adalah industri sabun, baja, rokok, pasta gigi,
dan lainnya.

3. Pasar Monopolistik

13
Pasar monopolistik adalah jenis pasar yang memiliki produsen dan
produsen barang yang sama, tetapi setiap barang memiliki
karakteristik unik. Di pasar monopolistik ini, para penjual tidak
memiliki batas. untuk memudahkan masuknya produsen baru ke
pasar. Industri makanan kemasan, perabotan rumah tangga,
minuman berbagai rasa, pakaian, dan lainnya adalah contoh pasar
monopolistik.

4. Pasar Monopsoni

Pasar monopsoni adalah ketika ada banyak penjual tetapi hanya satu
pembelinya. Pihak pembeli akan mendapatkan keuntungan karena
mereka adalah pemegang kekuasaan tertinggi di pasar ini. Harga
produknya dapat disesuaikan dengan keinginan pelanggan atau
pembeli. Namun, penjual atau produsen juga harus tetap berusaha
untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bahkan jika
hal ini terjadi.

5. Pasar Oligopsoni

Pasar oligopsoni memiliki banyak penjual dan sedikit pembeli.


Harga barang dan jasa yang dijual di pasar tersebut cenderung lebih
stabil. Pembeli atau konsumen biasanya menentukan harga
produknya sendiri. Namun, penjual tidak akan sampai kehilangan
uang atau kehilangan kemampuan untuk menentukan harga pasarnya
sendiri. Mayoritas pelanggan di pasar oligopsoni adalah pedagang
yang mengolah produk yang mereka dapatkan dari pasar tersebut
menjadi barang jadi. Sebaliknya, sebagian besar produk yang
ditawarkan adalah bahan-bahan mentah atau hasil alam.

3. Kelebihan Pasar Persaingan Tidak Sempurna

14
Adapun kelebihan dari pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagai
berikut:

a. Barang yang ditawarkan memiliki kualitas unggul


b. Penjual memperoleh keuntungan yang lebih besar
c. Bisa mendorong untuk menemukan produk inovatif
d. Bisa berkembang dengan cepat

4. Kekurangan Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Kekurangan dari pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagai


berikut:

a. Adanya permainan harga pasar


b. Tidak ada alternatif lainnya
c. Terdapat diskriminasi harga
d. Ada eksploitasi konsumen
5. Contoh Terdapat Diskriminasi Harga

Pasar saham adalah salah satu contoh pasar persaingan yang tidak
sempurna karena harga saham dapat dipengaruhi oleh banyak hal,
seperti para pemodal yang membeli banyak saham dan faktor eksternal
lainnya. Selain itu, ada investor yang dapat mendapatkan informasi
dengan lebih cepat daripada investor lainnya. Jadi, memasukkan pasar
saham ke dalam pasar persaingan akan membuatnya tidak ideal.

3. Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna dan Tidak Sempurna

Setelah mengetahui pengertian pasar persaingan dan non persaingan, Anda


juga harus memahami beberapa perbedaannya dengan pasar persaingan
dan non persaingan, di antaranya:

15
a. Pasar persaingan sempurna saat ini cenderung sulit ditemukan di dunia
nyata. Berbeda dengan situasi pasar persaingan tidak sempurna yang
masih sering ditemukan dalam kehidupan masyarakat.
b. Pelaku ekonomi jumlahnya lebih banyak dibandingkan pasar
persaingan tidak sempurna.
c. Produk yang dijual sifatnya sama atau homogen. Sedangkan, untuk
pasar persaingan tidak sempurna penjual menawarkan produk berbeda-
beda atau heterogen.
d. Pasar persaingan tidak sempurna relatif sepi pembeli. Sedangkan pasar
persaingan sempurna memiliki tingkat pembeli yang tinggi.
e. Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan tidak mempengaruhi
harga sebuah produk (price taker). Sementara dalam pasar persaingan
tidak sempurna, perusahaan bisa mempengaruhi harga produk (price
maker).

C. Pasar Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian Pasar
Banyak pemasar yang manganggap bahwa pembeli dan penjual adalah
sebuah pasar, dimana pembeli akan menerima produk/jasa yang diinginkan
setelah melakukan pembayaran. Dan penjual akan mengirimkan
produk/jasa yang telah dibayar oleh si pembeli.

Ehrenberg dan smith (2003) Pasar adalah penjumpaan antara pembeli dan
penjual dimana barang atau jasa/produk ditukarkan antara pembeli dan
penjual. Ukuran kerelaan dalam pertukaran tersebut biasanya akan muncul
suatu tingkat harga atas barang dan jasa yang dipertukaran tersebut.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pengertian pasar menurut KBBI


adalah sekumpulan orang yang melakukan kegiatan transaksi jual-beli.
Pasar merupakan sebuah tempat untuk kegiatan jual-beli yang

16
diselenggarakan oleh sebuah organisasi atau perkumpulan dengan maksud
untuk mencari derma.

Dari penjelasan tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pasar


adalah tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi jual dan beli.

2. Pengertian Pelayanan Kesehatan


Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo Pelayanan kesehatan adalah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat.

Menurut Levey dan Loomba (1973) Pelayanan Kesehatan adalah upaya


yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Jadi pelayanan kesehatan adalah subsistem pelayanan kesehatan yang


tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan
kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan
rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan.

3. Pengertian Pasar Pelayanan Kesehatan


Pengertian Pasar Pelayanan Kesehatan tempat bertemunya para penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi jual dan beli sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan
meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan)
dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
atau masyarakat, lingkungan.

Dalam hal kelangkaannya, pelayanan kesehatan tidak berbeda dengan


barang lain, jadi perlu dialokasikan dan ada lembaga yang mengaturnya.

17
Kegagalan pasar terjadi ketika barang dan jasa didistribusikan, terutama
barang publik. Barang publik, atau barang publik, memiliki sifat non-
rivalry dan non-excludable, yang berarti bahwa setiap orang dapat
mengkonsumsi barang tersebut tanpa kompetisi atau pengecualian.

Ada persaingan untuk mendapatkan layanan kesehatan karena layanan


kesehatan bukan public goods. Misalnya, jika seseorang mengonsumsi
obat, ketersediaan obat tersebut akan berkurang untuk orang lain. Selain
itu, penyedia atau penyedia layanan kesehatan juga dapat dengan mudah
mencegah seseorang untuk mengonsumsi obat tersebut.

Namun, jika dikaitkan dengan tingkat penularan suatu penyakit, seperti


malaria dan imunisasi, pelayanan kesehatan juga dapat termasuk publik
goods.

Biaya pelayanan kesehatan dapat meningkat sesuai dengan pendapatan,


dan kesehatan yang baik merupakan hasil dari konsumsi terhadap
pelayanan kesehatan dan modal untuk produksi dan investasi yang lebih
baik.

Kesehatan yang baik juga merupakan hasil dari konsumsi terhadap


pelayanan kesehatan, dan kondisi medis dapat mempengaruhi pendapatan
dan kemampuan untuk bekerja. Konsumen langsung terlibat dalam proses
produksi dan konsumsi layanan kesehatan. Keputusan mereka untuk
menggunakan layanan kesehatan dapat mengakibatkan keadaan yang tidak
dapat diperbaiki, seperti kematian dan kecacatan.

Menurut teori pasar persaingan sempurna atau bebas, pasar pelayanan


kesehatan tidak berfungsi secara efektif. Ada kerasionalan dan kedaulatan
konsumen, yang berarti bahwa keputusan didasarkan pada prinsip manfaat
maksimum. Konsumen dapat mengoptimalkan sumber dana mereka.
Kerasionalitas dalam layanan kesehatan hampir tidak ada atau hampir
tidak mungkin. Tidak akan ada kerasionalan bagi mereka yang sakit dan
menolak pengobatan atau tidak mengetahui kebutuhan pengobatan mereka.

18
Mereka yang pingsan dan tidak tahu tentang kesehatan mereka cenderung
tidak dapat membuat keputusan yang masuk akal. Selain itu, jika hanya
bergantung pada kemampuan untuk membayar, pemanfaatan pelayanan
kesehatan akan rendah.

Adanya ketidakpastian dan risiko penyakit membuat sangat sulit untuk


meramalkan kebutuhan pelayanan kesehatan. Konsumen biasanya
memiliki pengetahuan tentang barang atau produk yang akan mereka
konsumsi. Mereka dapat mendapatkan informasi dari pengalaman mereka
sendiri. Namun, pengetahuan pasien tentang pelayanan kesehatan yang
mereka terima sangat terbatas.

Sebagian masyarakat terkadang tidak tahu bahwa mereka sakit. Pelanggan


hanya datang ke pasar ketika mereka sakit, dan informasi yang mereka
miliki biasanya berasal dari pengalaman mereka sebelumnya dengan sakit.
Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, cenderung membutuhkan
waktu dan mahal.

Selain itu, pemberi layanan kesehatan tidak cukup menyediakan dan


memberikan informasi kesehatan yang lengkap. Ketidakseimbangan
informasi antara produsen dan layanan kesehatan, akhirnya membuat
pasien menyerahkan keputusan kepada dokter. Hal ini tidak jarang
pemberi layanan kesehatan mengeksploitasi pasien, tergantung dari harga
pelayanan dan metode apa yang dipakai untuk membayar, pemberi layanan
kesehatan yang mendapatkan keuntungan dari peningkatan permintaan
atau demand yang telah terjadi.

Istilah ini dikenal dengan supplier induced demand.

Salah satu hal yang menarik untuk dibahas adalah bagaimana suatu
organisasi, institusi, atau bahkan negara melakukan proses produksi,
alokasi, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan agar efisiensi dan optimal
dapat dicapai melalui pasar. Namun, tujuan utama adalah pemerataan, atau

19
equity. Equity terkait erat dengan pemerataan pendapatan dan keadilan
sosial.

4. Tantangan dan Peluang dalam Penyediaan Pelayanan Kesehatan

Dalam penyediaan pelayanan kesehatan, ada beberapa tantangan dan


peluang yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa tantangan
dan peluang dalam penyediaan pelayanan kesehatan:

a. Tantangan Pendidikan
Tantangan pendidikan dapat berdampak pada pemanfaatan layanan
kesehatan, karena individu dengan tingkat pendidikan yang lebih
rendah mungkin memiliki kesadaran dan pengetahuan yang kurang
tentang pentingnya layanan kesehatan. Tingkat pendidikan yang rendah
dapat menyebabkan kurangnya pemahaman tentang manfaat layanan
kesehatan, yang mengakibatkan tingkat pemanfaatan yang lebih rendah.
Individu dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah mungkin lebih
bergantung pada penyedia layanan kesehatan informal, seperti tabib
tradisional, daripada mencari layanan kesehatan formal.
Proses pengambilan keputusan mengenai pemanfaatan perawatan
kesehatan dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, dengan
individu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih cenderung memilih
layanan kesehatan modern daripada layanan tradisional. Tantangan
pendidikan juga dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan
keluarga dalam memanfaatkan layanan kesehatan, dengan tingkat
pendidikan yang lebih rendah berpotensi mengarah pada keputusan
yang kurang tepat.
b. Tantangan Pekerjaan
Tantangan pekerjaan dapat berdampak pada pemanfaatan layanan
kesehatan, karena individu yang menghadapi kesulitan terkait pekerjaan
dapat memprioritaskan pekerjaan mereka daripada mencari perawatan
kesehatan, seperti pengangguran atau pendapatan rendah, dapat
menyebabkan kendala keuangan yang menghambat akses ke layanan

20
kesehatan. Individu yang menghadapi tantangan pekerjaan mungkin
memiliki akses terbatas ke asuransi kesehatan yang disponsori majikan,
yang mengakibatkan pengurangan pemanfaatan perawatan
kesehatan.Tantangan pekerjaan juga dapat berkontribusi pada stres dan
masalah kesehatan mental, yang selanjutnya dapat berdampak pada
kesejahteraan individu secara keseluruhan dan pemanfaatan
perawatan kesehatan.
c. Tantangan Geografi
Kedekatan dengan fasilitas kesehatan memainkan peran penting dalam
pemanfaatan perawatan kesehatan, dengan individu yang tinggal lebih
dekat dengan pusat kesehatan lebih cenderung mencari layanan.
Tantangan geografis, seperti tinggal di daerah terpencil atau pedesaan,
dapat mengakibatkan keterbatasan akses ke layanan kesehatan karena
masalah jarak dan transportasi. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang
terbatas di wilayah geografis tertentu dapat menyebabkan kepadatan
dan waktu tunggu yang lebih lama untuk janji temu dan perawatan.
Tantangan geografis juga dapat berdampak pada distribusi sumber daya
perawatan kesehatan, dengan daerah perkotaan sering memiliki akses
yang lebih baik ke layanan kesehatan khusus dibandingkan dengan
daerah pedesaan. Inisiatif telemedicine dan perawatan kesehatan seluler
dapat membantu mengatasi tantangan geografis dengan menyediakan
akses jarak jauh ke layanan kesehatan, terutama di daerah yang
kurang terlayani.
d. Tantangan Digitalisasi
Tantangan digitalisasi dalam layanan kesehatan di Indonesia meliputi
beberapa aspek yang penting untuk dipahami secara menyeluruh.
Pertama, terdapat masalah data terfragmentasi dan non-standar di mana
lebih dari 80 fasilitas kesehatan tidak memiliki sistem terintegrasi, dan
data tersebar di lebih dari 400 aplikasi dengan standar yang beragam,
yang membuat integrasi data menjadi tantangan signifikan.

21
Kedua, literasi digital dan sumber daya manusia yang terbatas
memperlambat transformasi digital. Tingkat literasi digital yang
berbeda di seluruh wilayah Indonesia serta kekurangan sumber daya
manusia yang memadai untuk digitalisasi dalam rumah sakit dan pusat
kesehatan primer juga merupakan masalah yang perlu diatasi.

Selain itu, penggunaan metode dokumentasi usang berbasis kertas di


fasilitas kesehatan menghambat proses digitalisasi. Sementara
digitalisasi layanan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan akses dan
kesetaraan, tantangan seperti konektivitas internet yang terbatas dan
kesenjangan dalam infrastruktur perawatan kesehatan di seluruh
wilayah perlu diatasi.

Kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data pasien juga menjadi


kendala serius dalam digitalisasi layanan kesehatan. Diperlukan
langkah-langkah yang kuat untuk memastikan perlindungan data yang
memadai. Pertukaran data yang efektif dan interoperabilitas antara
sistem dan aplikasi perawatan kesehatan yang berbeda sangat penting
untuk digitalisasi yang lancar, tetapi kurangnya protokol dan sistem
standar menghambat berbagi data yang efisien.

Selain itu, implementasi digitalisasi dalam layanan kesehatan


memerlukan investasi yang signifikan dalam infrastruktur teknologi dan
pelatihan. Kendala biaya dan keuangan dapat menjadi hambatan dalam
mencapai digitalisasi yang meluas. Akhirnya, pengembangan kerangka
peraturan dan kebijakan yang komprehensif sangat penting untuk
mengatasi pertimbangan hukum dan etika yang terkait dengan
digitalisasi dalam layanan kesehatan.

e. Peluang Pengembangan Strategi Pelayanan

Peluang untuk pengembangan strategi perawatan kesehatan melibatkan


beberapa langkah penting yang dapat ditempuh. Pertama, implementasi
layanan perawatan kesehatan primer yang optimal harus menjadi fokus

22
utama, dengan memberikan penekanan pada tindakan pencegahan dan
promotif. Dukungan dari semua pemangku kepentingan, pembuat
kebijakan, profesional kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan
sangatlah penting dalam upaya ini.

Kedua, perlu diperkuat peran pusat kesehatan primer (puskesmas) dan


melatih kader kesehatan untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas
layanan kesehatan primer. Puskesmas memiliki potensi besar untuk
menjadi tulang punggung dalam sistem perawatan kesehatan di
Indonesia jika diberdayakan dengan baik.

Ketiga, pembelajaran dari contoh sukses negara lain, seperti Thailand,


yang telah berhasil mencapai layanan kesehatan primer yang baik
melalui kebijakan pemerintah yang efektif, dapat menjadi inspirasi dan
panduan bagi Indonesia dalam meningkatkan sistem perawatan
kesehatan primer.

Terakhir, penting untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi,


seperti distribusi yang tidak merata dan kurangnya sumber daya
perawatan kesehatan yang berkualitas, infrastruktur yang tidak
memadai, dan kesalahpahaman tentang peran puskesmas sebagai pusat
kuratif dan rehabilitasi. Dengan mengidentifikasi dan mengatasi
hambatan-hambatan ini, Indonesia dapat mencapai kemajuan yang
signifikan dalam pengembangan strategi perawatan kesehatan yang
efektif dan inklusif.

f. Peluang pengembangan kompetensi

Peluang pengembangan kompetensi dalam pelayanan kesehatan


merupakan langkah krusial dalam meningkatkan standar perawatan dan
memastikan pelayanan berkualitas bagi masyarakat. Beberapa aspek
yang dapat dijelajahi untuk mencapai tujuan ini adalah sebagai berikut:

a) Program pelatihan dan pendidikan dapat menjadi fondasi utama


dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan profesional

23
kesehatan. Dengan program ini, para tenaga kesehatan dapat terus
mengembangkan diri mereka sesuai dengan perkembangan terbaru
dalam bidang kesehatan.
b) Kolaborasi dengan lembaga akademik dan organisasi profesional
juga memberikan peluang besar untuk pembelajaran berkelanjutan
dan pengembangan profesional. Melalui kerjasama ini, tenaga
kesehatan dapat memiliki akses ke sumber daya dan pengetahuan
terbaru dalam praktik klinis dan manajemen kesehatan.
c) Integrasi teknologi dan solusi kesehatan digital menjadi landasan
yang penting dalam pengembangan kompetensi. Pelatihan dalam
penggunaan telemedicine, manajemen catatan kesehatan elektronik,
dan teknologi lainnya dapat memperluas kemampuan dan efisiensi
profesional kesehatan dalam memberikan pelayanan.
d) Penelitian dan inovasi dalam perawatan kesehatan memiliki peran
yang penting dalam menggerakkan praktik berbasis bukti. Dengan
terus mendorong penelitian dan inovasi, para profesional kesehatan
akan tetap terinformasi tentang kemajuan terbaru dalam bidangnya
dan dapat menerapkan praktik yang terbukti efektif dalam pelayanan.
e) Kolaborasi internasional dan program pertukaran juga menjadi
sarana yang berharga dalam pengembangan kompetensi. Dengan
berbagi praktik dan pengalaman terbaik dari negara lain, para tenaga
kesehatan dapat belajar dan mengadopsi praktik terbaik yang relevan
untuk konteks lokal mereka, meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan secara keseluruhan.

Dengan memanfaatkan peluang-peluang ini, para profesional


kesehatan dapat terus mengembangkan diri mereka dan
meningkatkan standar pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

g. Peluang Pengembangan Infrastruktur

Peluang pengembangan infrastruktur dalam pelayanan kesehatan


menawarkan potensi besar untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas,

24
dan cakupan layanan kesehatan bagi masyarakat. Berikut adalah
beberapa aspek yang dapat dieksplorasi dalam upaya meningkatkan
infrastruktur dalam perawatan kesehatan:

a) Investasi dalam infrastruktur kesehatan merupakan langkah penting


untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan.
Dengan melakukan investasi yang tepat, seperti membangun atau
memperluas fasilitas kesehatan, negara dapat memastikan bahwa
masyarakat memiliki akses yang lebih baik ke perawatan yang
mereka butuhkan.
b) Kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga dapat memfasilitasi
pengembangan infrastruktur dalam perawatan kesehatan. Melalui
kemitraan ini, sumber daya dan keahlian dari kedua sektor dapat
digabungkan untuk membangun dan memelihara fasilitas kesehatan
yang lebih baik dan lebih efisien.
c) Pemanfaatan teknologi dan solusi digital menjadi kunci dalam
meningkatkan infrastruktur perawatan kesehatan. Implementasi
catatan kesehatan elektronik dan sistem telemedicine adalah contoh
dari bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas layanan kesehatan.
d) Meningkatkan dan memperluas fasilitas perawatan kesehatan yang
sudah ada merupakan langkah penting untuk mengatasi
meningkatnya permintaan akan layanan kesehatan. Dengan
memperluas kapasitas dan cakupan layanan, fasilitas yang ada dapat
lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.
e) Pengembangan fasilitas perawatan kesehatan khusus, seperti pusat
kanker atau pusat trauma, juga dapat menjadi strategi yang efektif
dalam meningkatkan pemberian perawatan khusus bagi pasien.
Dengan menyediakan fasilitas yang dilengkapi dengan peralatan dan
tenaga medis yang berkualitas, masyarakat dapat menerima
perawatan yang lebih spesifik dan efektif untuk kondisi mereka.

25
Dengan memanfaatkan peluang-peluang ini, negara dapat terus
meningkatkan infrastruktur dalam pelayanan kesehatan dan
memastikan bahwa masyarakat memiliki akses yang lebih baik ke
perawatan yang mereka butuhkan.

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai struktur pasar dan pelayanan kesehatan, dapat
disimpulkan bahwa struktur pasar, seperti persaingan sempurna, monopoli,
monopolistik, dan oligopoli, mempengaruhi dinamika pasar dan perilaku
bisnis dalam sektor pelayanan kesehatan.

Pasar pelayanan kesehatan, sebagai tempat pertemuan antara penyedia


layanan kesehatan dan pasien, memiliki tantangan unik, termasuk
ketidakpastian penyakit, kesulitan konsumen dalam membuat keputusan
rasional, dan ketidakseimbangan informasi antara penyedia layanan dan
pasien. Meskipun demikian, terdapat peluang besar untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan melalui pengembangan strategi perawatan kesehatan
primer, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, dan pengembangan
infrastruktur kesehatan yang lebih baik.

Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang berkualitas dan inklusif,


diperlukan pendekatan holistik dan kolaboratif dari berbagai pemangku
kepentingan, serta investasi yang besar dalam pengembangan sumber daya
manusia, teknologi, dan infrastruktur kesehatan. Dengan demikian,
diharapkan bahwa pelayanan kesehatan yang lebih baik dapat diakses oleh
semua lapisan masyarakat.

B. Saran

26
Isi makalah ini belumlah lengkap dan juh dari kata sempurna, untuk itu
sebagai penulissaya mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif dari
pembaca sebagai penyempurnadimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
berguna bagi para pembaca, khususnya bagi pembaca yang membutuhkan
ilmu dari makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

BHISMA, & MURTI. (2004). INTERVENSI PEMERINTAH DISEKTOR


KESEHATAN : REGULASI MONOPOLI-OLIGOPOLI. KESEHATAN
MASYARAKAT , 18.

LUBIS , A. (2009). EKONOMI KESEHATAN . In LUBIS, EKONOMI


KESEHATAN (p. 146). MEDAN: USU PRESS.

AS., A. A. (2020, OCTOBER -). ANALISIS SEGMENTASI PASAR PELAYANAN


KESEHATAN DI RUANG RAWAT . pp. 176-187.

SAVIRA.ZAIN. (2023, DESEMBER). Tantangan Pelaksanaan Pembangunan


Kesehatan dalam Upaya Pemerataan Pelayanan Kesehatan Primer.

INDRAYANTI, S. (n.d.). Struktur Pasar Dalam Pelayanan Kesehatan Ekokes.

MUTIARANI, R. A. (2023, NOVEMBER). Digitalisasi Pelayanan Kesehatan di


Indonesia: Peluang dan Tantangan.

APANDI, D. (2017). DAMPAK KEBERADAAN PASAR RITEL


MODERN TERHADAP

ARINDAH, U. (2015/2016). Review Materi Tentang Permintaan dan Penawaran.

27
28

Anda mungkin juga menyukai