Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA(K3)
DALAM KEPERAWATAN

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

NAMA : DWI OKTARIANTI


NIM : SKP2202126P

STIKES MITRA ADIGUNA


S1 KEPERAWATAN(NON-REGULER)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT,yang telah memberikan limpahan rahmat-nya. Sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Keselamatan dan kesehatan
kerja(K3) dalam Keperawatan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah K3.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk kebaikan yang akan datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan bagi kita semua.

Palembang, Mei 2023

PENULIS
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................……….....i
Daftar Isi................................................................................................………………..ii
Bab I Pendahuluan.........................................................................................……...…..1
I.1 Latar Belakang..........................................................................................……….....1
I.2 Rumusan Masalah....................................................................................……..…...1
I.3 Tujuan Penulisan......................................................................................……….....2
Bab II Pembahasan........................................................................................…….…....2
2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)............................………….2
2.2 M a n f a a t d a n F u n g s i Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ………...…..2
2.3 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).........................………………...3
2.4 Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja(k3) ....……………………...4
2.5 Kebijakan k3 yang Berkaitan dengan Keperawatan di Indonesia........…………8
Bab III Penutup.....................................................................................………………..5
3.1 Kesimpulan......................................................................................………………..5
3.2 Saran.................................................................................................………………..5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................………………..6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah kegiatan yang dirancang untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan salah satu faktor penting yangdapat mempengaruhi produktivitas karyawan.
Resiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja sering terjadi karena program K3 tidak
berjalan dengan baik. Hal ini dapat berdampak pada tingkat produktivitas karyawan.
Ruang lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus tetap berada di semua lini
kegiatan,baik di sektor formal maupun non formal, sebab potensi ancaman bahaya
kecelakaan dan kesehatan kerja selalu akan mengancam dimanapun berada.
Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling besar jumlahnya dan paling lama kontak
dengan pasien, sehingga sangat berisiko dengan pekerjaannya, namun banyak perawat
yang tidak menyadari terhadap risikoyang mengancam dirinya, melupakan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3).Rumah sakitjuga merupakan tempat kerja yang berpotensi tinggi
terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Karena terdapat banyak bahan mudah terbakar, gas
medis, radiasi pengion, danbahan kimia. Membutuhkan perhatian serius terhadap
keselamatan pasien, staf dan umum. Untuk mengendalikan, meminimalisasi dan
meniadakannya bahaya di rumahsakit dapat dilakukan melalui K3RS.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimankah Upaya yang dilakukan untuk mempekecil terjadi resiko
kecelakan atau kelalaian di Rumah Sakit ?

1.3 Tujuan Penulisan


Diharapkan pembaca bisa menerapkan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) sesuai dengan yang ditetapkan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Kesehatan kerja (Health) adalah suatu keadaan seorang pekerja yang terbebas dari
gangguan fisik dan mental sebagai akibat pengaruh interaksi pekerjaan dan
lingkungannya.Keselamatan kerja (Safety) suatu keadaan yang aman dan selamat dari
penderitaan dan kerusakan serta kerugian di tempat kerja, baik pada saat memakai alat,
bahan,mesin-mesin dalam proses pengolahan, teknik pengepakan, penyimpanan,
maupun menjaga dan mengamankan tempat serta lingkungan kerja .(Kuswana,2014).
Menurut Ridley dan John(1983), mengartikan K3 adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar tempat kerja tersebut(Triwibowo &Pusphandani,
2013).
Sebagai badan kesehatan dunia WHO menjelaskan mengenai K3.WHO
mengartikan K3 sebagai upaya yang dilakukan guna memelihara dan meningkatkan
kesehatan mental, fisik, dan sosial pekerja. Pekerja yang dimaksudkan adalah semua
pekerja diperusahaan apapun.

2 . 2 M a n f a a t d a n F u n g s i Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk perawat antara

lain:

a) Perawat mamahami bahaya dan risiko dari pekerjaannya

b) Perawat memahami tindakan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan.

c) Perawat memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam peraturan terkait


dengan Keselamatan dan kesehatan kerja..

d) Perawat mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan darurat seperti


kebakaran,gempa, kecelakaan,dan sebagainya.

e) Perawat mampu berpartisipasi untuk membuat tempat kerjanya lebih aman.

f) Perawat dapat melindungi rekan kerjanya dari risiko kecelakaan kerja.

g) Perawat mampu untuk menghindarkan keluarganya dari penyakit-penyakit


yang mungkin bisa tertular dari tempatkerja

2.3 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Tujuan K3 adalah mencegah ,megurangi, bahkan menihilkan resiko penyakit dan
kecelakaan akibat kerja(KAK) serta meningkatkan derajat kesehatan para pekerja
sehingga Produktivitas kerja meningkat. Menurut Mangkunegara (2000), tujuan dari
keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial,dan psikologis.
b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja,dan partisipasi kerja.
f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
2.4 Ruang Lingkup K3 Dalam Keperawatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Untuk Perawat di Rumah Sakit; Dalam dunia
kesehatan, tentunya petugas kesehalan menjaga dan meningkatkan kesehatan klien
namun juga menjaga dan meningkatkan kesehatan dan terlebih keselamatan kerja dari
pelugas kesehatan tersebut (dalam hal ini perawat). Menurut Occupational Safety and
Health Administration (OSHA, 2004) yang merupakan agen federal dalam bidang
kesehatan mengatakan misinya unluk merancang dan menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja dari pekerja dengan menegakan sesuai standard, memberi pelatihan.
penyuluhan. dan pendidikan ; dan mendirikan kemitraan dan mendorong terus menerus
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja. Perawat telah menyatakan keprihatinan
mengenai keamanan di lingkungan kerja selama bertahun-tahun. Sebagai perawat atau
karyawan, berhak memperoleh lingkungan kerja yang aman. Beberapa rumah sakit
mungkin memperkerjakan perawat untuk memeriksa keamanan lingkungan dan
mengunakan praktik kerja untuk menigkatkan keselamatan kerja. Ada beberapa hal
tentang keselamatan kerja perawat di rumah sakit :
a) Nurse Staffing Levels
Penyetaraan kerja dalam bagian kesehatan. khususnya ruang lingkup k3 dalam
keperawatan di rumah sakit telah menjadi perhatian yang menonjol. Pembagian Ienaga
kerja atau staff yg tidak memadai menyebabkan terjadinya kelelahan pada perawat yang
menyebabkan cenderung terjadi kesalahan yang dapat membahayakan pasien ataupun
perawat tersebut. American Nurse Association (ANA) telah melakukan kampanye besar
besaran bertema “Staffing Saves Lives" hal tersebut memberi gambaran kalau
penyetaraan tenaga kerja sangat besar hubungannya dengan Kesehatan dan
Keselamatan kerja untuk perawat.
b) Infection as an Occupational Hazard
Penularan infeksi yaitu perhatian utama ketika perawat merawat pasien infeksi.
Dengan adanya infeksi maka penaganan dan perlu perhatian ekstra dari petugas
kesehatan unruk menangani pasien ini. Biasanya, disetiap rumah sakit memiliki petugas
kesehatan khusus yang menangani permasalahan infeksi ini. Kewaspadaan universal
Ielah diamanatkan oleh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Administration (OSHA)
kalau harus melindungi perawat dari pathogen darah. Karena darah dapat menularkan
penyakit HIV, Hepatitis B dan lainnya yang dapat menyebar melalui darah. Salah satu
tindakan utama dalam menjaga agar tidak tejadi infeksi maka harus ada pengaturan
khusus tentang limbah jarum bekas, selain itu RS harus menyediakan sarung tangan
(glove) dan kaca mata pelindung dalam melakukan komak dengan pasien infeksi.
American Nurse Association (ANA) telah aktif dalam advokasi tempat kerja berkaitan
dengan luka jarum suntik dan mensupport melaui situs website ditujukan untuk tema
ini. Selain jarum suntik, RS harus menyediakan masker untuk para pekerja atau staff
dalam rangka mencegah dan pengendalian penyebaran infeksi pemapasan, contoh kasus
TB. Selain itu, jangan lupa tangan adalah media penyebaran mikroorganisme yang
seringkali digunakan. Maka dari itu rajinlah membersihkan langan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
c) Hazardous Chemical Agents
Bicara tentang zat kimia beresiko yang ada di rumah sakit maka perlu juga perhatian
khusunya untuk perawat anastesi atau para perawat fisiotherapy. Contohnya gas anastesi
bisa membuat malformasi janin yang bisa membuat keguguran spontan pada wanita
hamil yang terpapar secara terus menerus. Diperlukan protokol khusus dalam
pengolahan penggunaan ataupun pemrosesan limbah zat beracun ini. RS
berlanggungjawab dalam menyediakan perlengkapan yang di butuhkan untuk menjaga
keselamatan perawat daiam memakai beberapa zat ini.
d) Ergonomic Hazards In The Workplace
Ergonomic dalam bahasa inggris "Ergonomics is the science of fitting a task to one's
physical characteristics in order to enhance safety, efficiency, and well being", jadi hal
tersebut berhubungan dengan effiensi keamaman dan kesehjateraan atau seseorang itu
merasa nyaman dalam melakukan suatu pekerjaan. Sering dalam dunia keperawatan
terutama dalam sistem perpindahan pasien, perawat sering salah dalam prosedur
mengangkat pasien ataupun mengangkat benda yang jatuh di lantai. Perawat sering
membungkukan tubuhnya dari pada duduk jongkok untuk mengambil benda yang jatuh.
Hal tersebut mungkin menimbulkan permasalahan pada tulang belakang ; penyakit LBP
(Lower back pain) atau juaga menurut NIOSH (2009) musculoskelelal disorders (MSD).
Jadi pola kebiasaan yang buruk dari perawat dapat mengganggu kesehatan dan
kesclamatan kerja dari perawat tersebut.
e) Violence In the Workplace
Biasanya mahasiswa keperawatan menganggap rumah sakit jadi tempat dimana
korban kekerasan dibantu. Jarang mereka menganggap diri mereka jadi calon korban
kekerasan ditempat kerja mereka sendiri. Belakangan ini banyak terjadi serangan pada
perawat dan petugas kesehatan lainnya dilayanan kesehatan dan sosial. Sebagian besar
kekerasan ditempat kerja terjadi dibagian Kesehatan Kejiwaan dan Gawat Darurat.
Bisanya pengunjung dari luar yang mengakibatkan kekerasan dalam kerja di Ruang
Darurat. Untuk kejiwaan sendiri kita semua sendiri tahu bersama bila di kejiwaan
terdapat jenis dari kejiwaan ini. biasanya pasien dengan perilaku kekerasan yang
biasanya mengakibatkan kekerasan di lingkungan kerja. OSHA sudah membuat dasar
untuk membangun sarana dan lingkungan kerja yang aman. Hal tersebut dilakukan
dengan memberi pelatihan dan pengelolaan dalam kekerasan. Selain itu bisa pula
melalui pengguanaan detector logam,tombol panik, dan kaca anti peluru, sesuai dengan
keperluan dari RS. Selain itu instansi keseham haru bekerja sama dengan penegak
hokum agar dengan cepat dan mudah memberikan laporan isiden perilaku kekerasan di
RS.

2.5 Kebijakan K3 Yang Berkaitan Dengan Keperawatan Di Indonesia


Salah satu kebijakan K3 yang berkaitan dengan keperawatan adalah Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga
Para Medis Perusahaan. Dimana peraturan itu berbunyi :
a) Pasal 1 : Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga Para Medis diwajibkan
untuk mengirimkan setiap tenaga tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang
Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
b) Pasal 2 : Yang dimaksud tenaga Para Medis ialah tenaga Para Medis yang ditunjuk
atau ditugaskan untuk melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-tugas
Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselarnatan Kerja diperusahaan atas petunjuk
dan bimbingan dokter perusahaan.
c) Pasal 3 : Pusat dan Balai Bina Hygiene Perusahaan dan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja ditunjuk untuk menyelenggarakan latihan dalam lapangan hygiene perusahaan
kesehatan dan keselamatan kerja dalam pasal 1 serta melaporkan tugas-tugas tersebut
kepada Direktur Jenderal Perlindungan dan Perawatan Tenaga Kerja.
d) Pasal 4 :
1) Setiap tenaga Para Medis yang telah dapat menyelenggarakan latihan akan
mendapatkan sertifikat.
2) Dengan sertifikat tersebut tenaga kerja medis yang bersangkutan telah
memenuhi syarat-syarat untuk menyelenggarakan pelayanan hygiene
perusahaan dan kesehatan kerja sesuai dengan fungsinya.
d) Pasal 5 : Segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan Latihan Hygiene
Perusahaan,Kesehatan Kerja tersebut akan ditentukan oleh Kepala Pusat Bina
Hygiene Perusahaan,Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
e) Pasal 6 : Perusahaan-perusahaan yang tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan
tersebut pada pasal 1 dari peraturan ini diancam dengan hukuman sebagaimana
dimaksud pada pasal 15 ayat (2) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
f) Pasal7 : Pegawai Pengawas Kesehatan Kerja akan melakukan pengawasan terhadap
ditaatinya ketentuan sebagaimana tersebut pada pasal 1.
g) Pasal 8 : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan dan Keselamatan kerja(K3) merupakan suatu upaya pelindungan
kepada tenaga kerja agar terhindar bahaya akibat kecelakaan kerja. Untuk mencegah
dan mengurangi ressiko bahaya tersebut maka perlu ditetapkan standar K3 di
Rs.Perlunyab pelaksanaan K3 di RS mengenai kebijakan pemerintah mengenai RS di
Indonesia untuk meningkatkan akses keterjangkauan , dan kualitas pelayanan keehataan
yang aman

3.2 Saran
Semoga kedepannya Standar K3 akan lebih di terapkan sesuai dengan standar
yaang berlaku agar kemungkinan terjadi terjadinya kecelakaan, kelalaian yg dapat
merugikan pekerja itu sendiri lebih di minimalisir. Sehingga kesenjangan akan
keselamatan dan kesehatan pekerja dapat di terapkan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa, N.D, Respati, T, Susanti Y (2017). Hubungan Pengetahuan dengan Upaya


Penerapan K3 Pada Perawat.

Ivana, A,Widjasena, B, Jayanti, S (2014). Anaalisa Komitmen Manjement RS Terhadap


Keselamatan dan Kesehatan kerja pada Rumah Sakit Prima Medika. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.

Cahyono, S.B(2008). Membangun Budaya Keselamatan pasien dalam Praktik Kedokteran.


Yogyakarta.

Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja, OHSAS


18001.Jakarta: Dian Rakyat

Selviana, 2017, Pentingnya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Dalam Meningkatkan

Produktivitas Kerja, Buletin KPIN, Vol. 2, No.10, ISSN: 2477-1686

1
1

Anda mungkin juga menyukai