Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH : SANITASI INDUSTRI

DOSEN : HAMSIR AHMAD, SKM., M.KES

MAKALAH KONSEP DASAR K3 DAN UNDANG-UNDANG K3

AMAR MA’RUF

PO714221221007

D.IV TINGKAT II A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

SANITASI LINGKUNGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kita Haturkan Kepada Allah SWT atas segala berkatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak ataupun Dosen yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. saya sangat berharap semoga
tugas review ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar tugas ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini

Makassar, 20 Januari 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar belakang....................................................................................................4
B. Rumusan masalah...............................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)...........................................6
B. Tujuan K3...........................................................................................................8
C. Sejarah k3...........................................................................................................9
D. Perilaku kesehatan dan keselamatan kerja .......................................................13
E. Undang-undang k3...........................................................................................14
BAB III........................................................................................................................20
PENUTUP...................................................................................................................20
A. Kesimpulan.......................................................................................................20
B. Saran.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk


menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman dan untuk mencapai tujuan
yang produktivitas setinggi-tingginya. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
sangat penting untuk dilaksanakan pada semua bidang pekerjaan seperti
proyek pembangunan gedung seperti apartemen dan tanpa terkecuali di bidang
kesehatan yaitu di rumah sakit dan lain-lain, karena penerapan K3 itu sendiri
dapat mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan maupun
penyakit akibat melakukan kerja.

Selalu ada risiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/


aktivitas pekerjaan, baik itu disebabkan perencanaan yang kurang sempurna,
pelaksanaan yang kurang cermat, maupun akibat yang tidak disengaja seperti
keadaan cuaca, bencana alam, dll. Salah satu risiko pekerjaan yang terjadi
adalah adanya kecelakaan kerja. Saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi,
seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss), oleh karena
itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi kecelakaan kerja
harus dicegah/dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.

Smith dan Sonesh (2011) mengemukakan bahwa pelatihan kesehatan


dan keselamatan kerja (K3) mampu menurunkan resiko terjadinya kecelakaan
kerja. Semakin besar pengetahuan karyawan akan K3 maka semakin kecil
terjadinya resiko kecelakaan kerja, demikian sebaliknya semakin minimnya
pengetahuan karyawan akan K3 maka semakin besar resiko terjadinya
kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja dimulai dari disfungsi

4
manajemen dalam upaya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Ketimpangan tersebut menjadi penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja.
Dengan semakin meningkatnya kasus kecelakaan kerja dan kerugian akibat
kecelakaan kerja, serta meningkatnya potensi bahaya dalam proses produksi,
dibutuhkan pengelolaan K3 secara efektif, menyeluruh, dan terintegrasi dalam
manajemen perusahaan. Manajemen K3 dalam organisasi yang efektif dapat
membantu untuk meningkatkan semangat pekerja dan memungkinkan mereka
memiliki keyakinan dalam pengelolaan organisasi (Akpan, 2011)

B. Rumusan masalah

1. Apa saja dasar ilmu yang ada dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di lingkungan industri?
2. Peraturan apa saja yang bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
lingkungan industri?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dasar ilmu yang ada dalam bidang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di lingkungan industri
2. Untuk mengetahui Peraturan apa saja yang bidang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di lingkungan industri

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai


sebuah pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan:
tenaga kerja dan manusia pada umumnya (baik jasmani maupun rohani), hasil
karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Sedangkan
ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai
suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya

Menurut International Labour Organization (ILO) kesehatan


keselamatan kerja atau Occupational Safety and Health adalah meningkatan
dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan, mencegah terjadinya gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan, melindungi pekerja pada setiap
pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu
kesehatan, menempatkan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang
sesuai dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan
kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan
tugasnya. Sedangkan menurut OSHA kesehatan dan keselamatan kerja adalah
aplikasi ilmu dalam mempelajari risiko keselamatan manusia dan properti
baik dalam industri maupun bukan. Kesehatan keselamatan kerja merupakan
mulitidispilin ilmu yang terdiri atas fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku
dengan aplikasi pada manufaktur, transportasi, penanganan material bahaya.

6
Dalam dunia kesehatan sendiri Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan
derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja (PAK), pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan, dan rehabilitasi. Berdasarkan atas data Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah terjadi
kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus di Indonesia. Jumlah kecelakaan
akibat kerja di Jawa Barat pada tahun 2014 mencapai 1713 kasus dan di Pulau
Jawa sebesar 4.663 kasus. Kecelakaan kerja dapat dipengaruhi oleh lama
kerja, usia, dan pendidikan seseorang. Data Bureau of Labour Statistics
menyebutkan sebanyak 253.700 kecelakaan kerja terjadi di rumah sakit
Amerika Serikat pada tahun 2011. Kecelakaan kerja yang terjadi di rumah
sakit dapat berupa tertusuk jarum suntik, cedera muskuloskeletal dan stres
psikis

Berikut ini adalah pengertian K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan


Kerja) menurut para ahli:
1. Mathis dan Jackson
Menurut Mathis dan Jackson pengertian K3 adalah kegiatan yang
menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan
fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan dan kontrol
terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai
dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun
perusahaan dimana mereka bekerja.
2. Ardana
3. Menurut Ardana, pengertian K3 adalah upaya perlindungan yang
ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam
keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi bisa
digunakan secara aman dan efisien.

7
4. Flippo
Menurut Flippo arti K3 adalah pendekatan yang menentukan standar yang
menyeluruh dan spesifik, penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-
praktek perusahaan di tempat kerja dan pelaksanaannya melalui surat
panggilan, denda, dan sanksi lain.
5. Hadiningrum
Menurut Hadiningrum pengertian K3 adalah pengawasan terhadap SDM,
mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar
pekerja tidak mengalami kecelakaan.
6. Widodo
Menurut Widodo, definisi K3 adalah bidang yang berhubungan dengan
kesehatan, kesela matan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek.
7. World Health Organization (WHO)
Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial
yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan
terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan.

B. Tujuan K3

Tujuan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (k3) antara lain,


menciptakan lingkungan kerja yang selamat dengan melakukan penilaian
secara kualitatif dan kuantitatif dan menciptakan kondisi yang sehat bagi
karyawan, keluarga dan masyarakat sekitarnya melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dan untuk promosi kesehatan di tempat
kerja menurut WHO adalah berbagai kebijakan dan aktifitas di tempat kerja

8
yang dirancang untuk membantu pekerja dan perusahaan di semua level untuk
memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan dengan melibatkan partisipasi
pekerja, manajemen dan stakeholder lainnya. Upaya promotif K3 dilakukan
agar peningkatan kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus.

Peningkatan kesehatan di tempat kerja dilakukan melalui pendidikan


dan pelatihan dengan berbagai metode dan media yang intraktif. Misalnya
diklat manajemen risiko, diklat tanggap darurat bencana, penyuluhan gizi
kerja, penyuluhan tuberkulosis di tempat kerja dan berbagai kegiatan lainnya
sesuai skala prioritas perusahaan. Sedangkan perlindungan khusus (spesific
protection) adalah upaya promosi K3 dalam mencapai tujuan tertentu.
Perlindungan khusus ini misalnya pemberian vaksin bagi pekerja yang akan
bertugas ke daerah dengan endemik penyakit tertentu, pengendalian
lingkungan kerja secara teknis, administrasi dan pemakaian alat pelindung
diri, penyesuaian antara manusia dengan lingkungan kerja.

Dan tujuan K3 juga merupakan mencegah, megurangi, bahkan


menihilkan resiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja (KAK) serta
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja sehingga produktivitas kerja
meningkat. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan, upaya kesehatan kerja ditunjukkan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS. K3
termasuk sebagai salah satu standar pelayanan yang dinilai di dalam akreditasi
RS, disamping standar pelayanan lainnya.

C. Sejarah k3

9
1. Zaman prasejarah
Disain tombak dan kapak yang mereka buat umumnya mempunyai
bentuk yang lebh besar proporsinya pada mata kapak atau ujung
ombak. Hal ini adalah untuk menggunakan kapak atau tombak tersebut
tidak memerlukan tenaga yang besar karena dengan sedikit ayunan
momentum yang dihasilkan cukup besar. Disain yang mengecil pada
pegangan dimaksudkan untuk tidak membahayakan bagi pemakai saat
mengayunkan kapak tersebut.

2. Zaman bangsa babylonia (dinasti summeria) di irak


Pada era ini masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agar aman
dan tidak membahayakan bagi orang yang membawanya. Dan semakin
berkembang setelah ditemukannya tembaga dan suasa sekitar 3000-2500
BC. Pada tahun 3400 BC masyarakat sudah mengenal konstruksi dengan
menggunakan batubata yang dibuat proses pengeringan oleh sinar
matahari. Pada era ini masyarakat sudah membangunan saluran air dari
batu sebagai fasilitas sanitasi.pekerjanya.

3. Zaman mesir kuno


Pada masa ini terutama pada masa berkuasanya Fir’aun banyak sekali
dilakukan pekerjaan-pekerjaan raksasa yang melibatkan banyak orang
sebagai tenaga kerja. Pada tahun 1500 BC khususnya pada masa Raja
Ramses II dilakukan pekerjaan pembangunan terusan dari Mediterania ke
Laut Merah. Disamping itu Raja Ramses II juga meminta para pekerja
untuk membangun “temple” meuseum II menyediakan tabib serta pelayan
untuk menjaga kesehatan para pekerjanya.

4. Zaman yunani kuno

10
Pada zaman romawi kuno tokoh yang paling terkenal adalah Hippocrates.
Hippocrates berhasil menemukan adanya penyakit tetanus pada awak
kapal yang ditumpanginya

5. Zaman romawi
Para ahli seperti Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai memperkenalkan
adanya gangguan kesehatan yang diakibatkan karena adanya paparan
bahanbahan toksik dari lingkungan kerja seperti timbal dan sulfur. Pada
masa pemerintahan Jendral Aleksander Yang Agung sudah dilakukan
pelayanan kesehatan bagi angkatan perang.

6. Abad pertengahan
Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja
yang mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat atau meninggal.
Masyarakat pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan
kerja sehingga disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan
yang mengandung vapour harus menggunakan masker

7. Abad pertengahan
Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja
yang mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat atau meninggal.
Masyarakat pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan
kerja sehingga disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan
yang mengandung vapour harus menggunakan masker.

8. Abad ke-16
Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus
Theophrastus Bombastus von Hoheinheim atau yang kemudian lebih
dikenal dengan sebutan Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-

11
penyakit akibat kerja terutama yang dialama oleh pekerja tambang. Pada
era ini seorang ahli yang bernama Agricola dalam bukunya De Re
Metallica bahkan sudah mulai melakukan upaya pengendalian bahaya
timbal di pertambangan dengan menerapkan prinsip ventilasi.

9. Abad ke-18
Discourse on the diseases of workers, . Ramazzini melihat bahwa dokter-
dokter pada masa itu jarang yang melihat hubungan antara pekerjaan dan
penyakit, sehingga ada kalimat yang selalu diingat pada saat dia
mendiagnosa seseorang yaitu « What is Your occupation ?». Ramazzini
melihat bahwa ada dua faktor besar yang menyebabkan penyakit akibat
kerja, yaitu bahaya yang ada dalam bahan-bahan yang digunakan ketika
bekerja dan adanya gerakan-gerakan janggal yang dilakukan oleh para
pekerja ketika bekerja

10. Era revolusi industri (traditional industrialization)


Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3 adalah
-Penggantian tenaga hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang
baru ditemukan sebagai sumber energi.
-Pengenalan metode-metode baru dalam pengolahan bahan baku .
-Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang lebih besar
berkembangnya industri yang ditopang oleh penggunaan mesin-mesin
baru.Era industrialisasi (modern idustrialization)
Sejak era revolusi industri di ata samapai dengan pertengahan abad 20
maka penggnaan teknologi semakin berkembang sehingga K3 juga
mengikuti perkembangan ini. Perkembangan pembuatan alat pelindung
diri, safety

11. Era manajemen dan manjemen k3

12
Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an
hingga sekaran. Namun system otomasi menimbulkan masalah-masalah
manusiawi yang akhirnya berdampak kepada kelancaran pekerjaan karena
adanya blok-blok pekerjaan dan tidak terintegrasinya masing-masing unit
pekerjaan. 20 berkembanglah suatu konsep keterpaduan system
manajemen K3 yang berorientasi pada koordinasi dan efisiensi
penggunaan sumber daya.
12. Era mendatang
Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang sifatnya publik
atau untuk masyarakat luas. Penerapan aspek-aspek K3 mulai menyentuh
segala sektor aktifitas kehidupan dan lebih bertujuan untuk menjaga harkat
dan martabat manusia serta penerapan hak asazi manusia demi
terwujudnya kualitas hidup yang tinggi.

13. Sejarah Perkembangan K3 di Indonesia


Seperti halnya dengan perkembangan K3 dinegara-negara maju lainnya.
Perkembangan K3 di Indonesia tidak diketahui secara pasti kapan
tepatnya. Pada tahun 1966 didirikan Lembaga igiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja di Departemen Tenaga Kerja, dan Dinas Higiene
Perusahaan/Sanitasi umum dan Dinas Kesehatan Tenaga Kerja di
Departemen Kesehatan.

D. Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( Safety Behavior)

Perilaku adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan makhluk hidup


dikarenakan adanya stimulus atau rangsangan dari luar. Perilaku ini dapat berupa
perilaku aman dan perilaku tidak aman. Perilaku juga sering diartikan sebagai
tindakan atau kegiatan yang ditampilkan seseorang dalam hubungannya dengan

13
orang lain, dan lingkungan disekitarnya atau bagaimana manusia beradaptasi
terhadap lingkungannya.

Perilaku keselamatan adalah aplikasi sistematis dari riset psikologi tentang perilaku
manusia pada masalah keselamatan (safety) ditempat kerja. Perilaku keselamatan lebih
menekankan aspek perilaku manusia terhadap terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
Perilaku keselamatan (safety behavior) adalah sebuah perilaku yang dapat dikaitkan
langsung dengan keselamatan, contohnya pemakaian kacamata keselamatan,
penandatanganan formulir risk assesment sebelum kerja atau berdiskusi masalah
keselamatan.

E. Undang-undang k3

Salah satu upaya dlm menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
di tempat kerja adalah dengan penerapan peraturan perundangan, antara lain melalui:
a. Adanya ketentuan dan syarat‐syarat K3 yg selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi.
b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan K3 sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
c. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan ‐pemeriksaan
langsung tempat kerja.

14
1. UUD 1945
Pasal 27 ayat 2:
Tiap‐tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.

2. UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja


Bab IV Pembinaan Perlindungan Kerja
Pasal 9:
Tiap tenaga kerja berhak mendapaat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakukan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama.
Pasal 10:
Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
a. Norma keselamatan kerja
b. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan
c. Norma kerja
d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal
kecelakaan kerja
3. UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
Bab I Tentang Istilah‐istilah
Pasal 1 (1)
“tempat kerja” ialah ruangan atas lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap di ruang kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber ‐sumber
bahaya yang diperinci dalam pasal 2, termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian‐bagian
atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
Pasal 1 (2)

15
“pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu
tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
Pasal 1 (6)
“ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjukoleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya Undang‐ undang ini.

Bab II Ruang lingkup K3 Konstruksi


Psl 2 (1)
K3 di segala tempat kerja di darat, di dalam tanah, permukaan air, didalam air,
maupun di udara dalam wilayah RI
Ket. Psl 2 (2) . c
dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan-
bangunan pengairan, saluran atau persiapan Dilakukan pekerjaan dalam
ketinggian, di atas permukaan tanah atau perairan.

Bab X Kewajiban Pengurus


Pasal 14 Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan semua syarat keselamatan kerja (UU &
semua peraturan pelaksanaan yg berlaku)
b. Memasang gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan.
c. Menyediakan secara cuma‐cuma semua perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja dan menyediakan bagi setiap orang
lain yang memasuki tempat kerja.
4. UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan

16
Bagian keenam Kesehatan Kerja Pasal 23:
a. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal.
b. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja, dan kesehatan kerja.
c. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
d. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (2) dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

5. UU No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Pasal 3 ayat 2:
Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja.
Pasal 8 ayat 1:
Tenaga Kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan
kecelakaan kerja.
Pasal 10 ayat 1:
Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja
kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara dalam
waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam

6. UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi


Ketentuan umum
“Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang
keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga
kerja dan lingkungan, untuk mewujudkan terib penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi”
Pasal 22: Kontrak kerja Konstruksi
Kontrak Kerja Konstruksi sekurang‐kurangnya harus mencakup uraian
mengenai:

17
“Perlindungan tenaga kerja yang memuat ketentuan tentang kewajiban para
pihak dalam pelaksanaan K3 serta jaminan sosial”
Pasal 23: Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
Ayat (2) : Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan
tentang keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga
kerja, serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

7. UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung


Ketentuan umum
“Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan kesehatan serta kenyamanan
gedung ”

Pelaksanaan teknis K3
a. Kewajiban dibidang penanggulangan kebakaran
b. Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
c. Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
d. Kelengkapan sarana pengolahan limbah
e. Kelengkapan sarana kenyamanan Gedung

8. UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan


Pasal 86:
Pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 87:
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.

18
9. Keputusan Bersama Menaker‐MenPU No. 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi.
Bahwa pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang melibatkan
bahan bangunan, peralatan, penerapan teknologi dan tenaga kerja, dapat
merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja serta pertimbangan bahwa
tenaga kerja dibidang kegiatan konstruksi selaku sumber daya yang
membutuhkan bagi kelanjutan pembangunan, perlu memperoleh perlindungan
keselamatan kerja, khususnya terhadap ancaman kecelakaan kerja;

10. PP no 50 tahun 2012 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan &


Kesehatan Kerja (SMK3)
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat (2) Undang ‐Undang Nomor 13
Tahun 2003
Diterbitkan tanggal 12 April 2012

19
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap


tenaga kerja dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat
terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan
dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang
aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan
meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. K3 sangat
besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan,
terutama dapat mencegah korban manusia

20
DAFTAR PUSTAKA

A2k4. 2020. Pengertian k3 secara umum, tujuan, prinsip, ruang lingkup, jenis
k3. Online. Https://pakki.org/berita_detail/pengertian-k3-secara-
umum-tujuan-prinsip-ruang-lingkup-jenis-k3 diakses pada tanggal 20
januari 2024
Darmayani,dkk. 2023. Kesehatan keselamatan kerja (k3). Online.
Https://repository.penerbitwidina.com/media/publications/558939-
kesehatan-keselamatan-kerja-k3-4140db96.pdf diakses pada tanggal
20 januari 2024
Kementerian pekerjaan umum badan pembinaan konstruksi
pusat pembinaan penyelenggaraan konstruksi
balai peningkatan penyelenggaraan konstruksi. 2012. Peraturan
perundangan terkait k3. Online.
Https://viramakarya.co.id/xs-content/uploads/2018/02/3-peraturan-
perundangan-k3.pdf. Diakses pada tanggal 20 januari 2024
Proxsis. 2016. Pengertian dan ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja (k3).
Online. Https://surabaya.proxsisgroup.com/pengertian-dan-ruang-
lingkup-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3/ diakses pada tanggal 20
januari 2024
Rini. 2021. Makalah k3. Online. Https://www.slideshare.net/rininew/tugas-makalah-
k3-250604067 diakses pada tanggal 20 januari 2024
Sahabat pegadaian. 2023. Mengenal pentingnya k3 dalam lingkungan kerja online.
Https://sahabat.pegadaian.co.id/artikel/inspirasi/mengenal-pentingnya-
k3-dalam-lingkungan-kerja - ruang_lingkup_k3 diakses pada tanggal
20 januari 2024

21
Suci meliza. 2020. Konsep dasar kesehatan dan keselamatan kerja ( k3 ) dalam
asuhan keperawatan. Online. Https://osf.io/952me/download diakses
pada tanggal 20 januari 2024
Widyastuti, dkk. 2020. Keselamatan dan kesehatan kerja . Online.
Https://www.polbangtan-bogor.ac.id/responsive_filemanager/source/k
3.pdf diakses pada tanggal 20 januari 2024

22

Anda mungkin juga menyukai