Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Konsep Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan Higiene


Perusahaan

Disusun Oleh :

Kelompok 1 (D3 Keperawatan Tingkat 2A dan 2B)

Dosen Pembimbing :

Ns. Lukman Nulhakim., S.Kep., M.Kep

Kementrian Kesehatan RI

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur

Program Studi DIII Keperawatan Samarinda


Samarinda, Kalimantan Timur 2020

MAKALAH

Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Konsep Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan Higiene Perusahaan

Disusun Oleh :

Kelompok 1 (D3 Keperawatan Tingkat 2A dan 2B)

Dosen Pembimbing :

Ns. Lukman Nulhakim., S.Kep., M.Kep

1. Ageng Rezky Ridhowati 7. M. Fachrul Irawan


2. Ardy Wiratama 8. Muhammad Anugerah P
3. Arif Hendra 9. Novia Dwi Putri Karina
4. Claudia Venera Cemara 10. Oktavia Rizky
5. Hadriana 11. Prischa Ambar S.P
6. Monica Octalyna Siahaan 12. Siti Fatimah

Kementrian Kesehatan RI

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur

Program Studi DIII Keperawatan Samarinda


Samarinda, Kalimantan Timur 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Undang-Undang
Kecelakaan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
bapak Ns. Lukman Nulhakim, S. Kep.,M. Kep pada mata kuliah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Konsep Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan Hygiene Perusahaan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ns. Lukman Nulhakim, S. Kep.,


M. Kep, selaku dosen mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Samarinda, Agustus 2021

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II DASAR TEORI...................................................................................... 3

A. Kesehatan Kerja......................................................................................... 3
B. Kecelakaan Akibat Kerja........................................................................... 5
C. Hygine Perusahaan.................................................................................... 9

BAB III PENUTUP............................................................................................. 11

A. Kesimpulan................................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk
menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman danuntuk mencapai tujuan
yang produktivitas setinggi - tingginya. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
sangat penting untuk dilaksanakan pada semua bidang pekerjaan seperti proyek
pembangunan gedung seperti apartemen dan tanpa terkecuali di bidang kesehatan
yaitu di rumah sakit dan lain-lain, karena penerapan K3 itu sendiri dapat
mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan maupun penyakit
akibat melakukan kerja.
Smith dan Sonesh (2011) mengemukakan bahwa pelatihan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) mampu menurunkan resiko terjadinya kecelakaan kerja.
Semakin besar pengetahuan karyawan akan K3 maka semakin kecil terjadinya
resiko kecelakaan kerja, demikian sebaliknya semakin minimnya pengetahuan
karyawan akan K3 maka semakin besar resiko terjadinya kecelakaan kerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kesehatan Kerja ?
2. Bagaimana Kecelakaan Akibat Kerja ?
3. Bagaimana Hygiene Perusahaan ?

3
C. Tujuan
1. Agar mengetahui Kesehatan Kerja
2. Agar mengetahui Kecelakaan Akibat Kerja
3. Agar mengetahui Hygiene Perusahaan

4
BAB II

DASAR TEORI

A. Kesehatan Kerja
1. Pengertian Kesehatan Kerja
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam
ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar
pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap penyakit/gangguan –gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit-penyakit umum.
Kesehatan kerja adalah upaya mempertahankan dan meningkatkan
derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja yang
setinggi - tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan; perlindungan pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang
merugikan kesehatan. penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja di- sesuaikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya,
dan disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaannya.
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik,
mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan
kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi
dengan lingkungan dan pekerjaannya. Paradigma baru dalam aspek kesehatan
mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekadar mengobati,
merawat, atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh
karenanya, perhatian utama di bidang kesehatan lebih ditujukan ke arah

5
pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan
kesehatan seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang menurut Blum (1981) ditentukan oleh
empat faktor sebagai berikut :
a) Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia
(organik/anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri,
mikroorganisme), dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
b) Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
c) Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan
kecacatan, rehabilitasi.
d) Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia

2. Fungsi dari Kesehatan Kerja


a) Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap risiko dari bahaya
kesehatan di tempat kerja.
b) Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan
praktik kerja termasuk desain tempat kerja.
c) Memberikan saran, informasi, pelatihan, dan edukasi tentang kesehatan
kerja dan APD.
d) Melaksanakan survei terhadap kesehatan kerja.
e) Terlibat dalam proses rehabilitasi.
f) Mengelola P3K dan tindakan darurat.

B. Kecelakaan Akibat Kerja

6
1. Pengertian Akibat Kerja
Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian
yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau
reaksi suatu objek, bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau
kemungkinan akibat lainnya. Kecelakaan kerja menurut Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. 03/Men/98 adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak
diduga, tidak dikehendaki, dan dapat menyebabkan kerugian baik jiwa
maupun harta benda yang terjadi disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan serta dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju
tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

2. Kategori Kecelakaan Kerja


a) Kecelakaan di tempat kerja adalah kecelakaan yang terjadi pada saat
tenaga kerja melaksanakan aktivitas kerja di tempat atau lokasi kerja
b) Kecelakaan di luar tempat kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan pergi dan pulang dari rumah menuju tempat kerja. tentunya
melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. termasuk sejak berada di
jalan umum dan atau ke tempat lain yang berhubungan dengan
hubungan kerja
c) Penyakit akibat kerja ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja yang dalam keputusan presiden nomor
22 tahun 1993 disebut penyakit yang timbul akibat hubungan kerja.
penyakit akibat hubungan kerja merupakan penyakit yang dicetuskan,
dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan

7
d) Meninggal dunia mendadak di tempat kerja dapat dianggap sebagai
kecelakaan kerja apabila tenaga kerja pada saat bekerja di tempat kerja
tiba-tiba meninggal dunia tanpa melihat penyakit dari penyakit yang
dideritanya. atau tenaga kerja mendapat serangan penyakit di tempat
kerja kemudian langsung dibawa ke dokter atau unit pelayanan
kesehatan atau rumah sakit dan tidak lebih dari 24 jam kemudian
meninggal.
e) Suatu kasus tidak termasuk atau tergolong meninggal mendadak apabila
tenaga kerja mendapat serangan dari penyakit yang diderita di luar
lokasi kerja. seperti dalam perjalanan pulang dan pergi ke tempat kerja
atau tenaga kerja yang mendapat serangan dari penyakit yang diderita di
lokasi kerja kemudian dibawa pulang ke rumah.
f) Hilang atau dianggap telah meninggal dunia apabila tenaga kerja pada
saat melaksanakan aktivitas kerja, karena sesuatu sebab, dinyatakan
hilang atau dianggap telah meninggal dunia. suatu kasus kecelakaan
kerja di mana seseorang dinyatakan hilang atau dianggap telah
meninggal dunia ini harus didukung dengan surat keterangan resmi surat
terkait membuat kronologis kejadian dari perusahaan yang
bersangkutan. selain itu juga surat keterangan dari kelurahan atau kepala
desa, keterangan dari kepolisian, keterangan Basarnas terkait bencana

3. Akibat Kecelakaan Kerja


a) Tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja dapat juga sembuh dari
penyakit atau cacat yang mengakibatkan atau berkurangnya fungsi

8
anggota badan titik ini secara langsung atau tidak langsung
mengakibatkan hilang atau berkurangnya kemampuan untuk
menjalankan pekerjaan..
b) Cacat dapat dikategorikan ke dalam sejumlah spesifikasi. Pertama,
cacat anatomi merupakan hilangnya anggota badan atau sebagian
anggota badan. Kedua, cacat fungsi yang merupakan berkurangnya
fungsi anggota badan. Ketiga cacat total tetap jika akibat kecelakaan
kerja baik fisik maupun mental, tenaga kerja selamanya tidak dapat
mengerjakan suatu pekerjaan dan memerlukan bantuan orang lain.
c) Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja setiap tenaga kerja
menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak
mendapatkan jaminan kecelakaan baik pada saat masih dalam hubungan
kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir. jadi apabila menurut
hasil diagnosis dokter yang merawat penyakit tersebut diakibatkan oleh
pekerjaan selama tenaga kerja yang bersangkutan masih dalam
hubungan kerja. paling lama 3 tahun terhitung sejak hubungan kerja
tersebut berakhir.

4. Faktor – Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja


Dua hal menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja yang terbesar :
a) Perbuatan Berhaya
Perbuatan berbahaya adalah perbuatan perbuatan berbahaya dari
manusia atau pekerja yang dilatarbelakangi oleh faktor-faktor internal
seperti sikap dan tingkah laku yang tidak aman kurang pengetahuan dan
keterampilan cacat tubuh yang tidak terlihat, keletihan, dan kelesuan.
Heinrich 1931 menyatakan bahwa sebagian besar kecelakaan
disebabkan oleh beberapa faktor misalnya manusia atau tindakan tidak
aman dari manusia berdasarkan teori tersebut maka tinjauan dari

9
keselamatan kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja dapat berasal
dari komponen manusia manajemen material mesin dan Medan
lingkungan kerja

b) Kondisi Berhaya
Suatu kondisi tidak aman dari mesin, lingkungan sifat pekerja dan
cara kerja. kondisi berbahaya ini terjadi antara lain karena :
 alat pelindung tidak efektif
 pekerjaan kerja kurang cocok
 bahan-bahan yang berbahaya
 penerangan dan ventilasi yang tidak baik.

5. Teknik – Teknik Pencegahan Kecelakaan


a) Nyaris
 Membudayakan pelaporan kecelakaan yang nyaris terjadi.
 Menyelidikinya untuk mencegah kecelakaan serius.
 Menumbuhkan budaya ‘tidak saling menyalahkan.
b) Pengurangan Bahaya
 Memodifikasi perlengkapan sarana teknis.
 Alat Pelindung Diri (APD)

C. Hygiene Perusahaan
1. Pengertian Hygiene Perusahaan
Hygiene perusahaan adalah usaha kesehatan masyarakat yang
mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau
suatu upaya untuk mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkunga.

10
Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja juga merupakan bagian dari
usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat pekerja,
masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi
konsumen dari hasilhasil produksi perusahaan.

2. Tujuan Hygiene Perusahaan


Pada Hakikatnya Higiene Perusahaan / Proyek dan Kesehatan Kerja
adalah untuk mencapai derajat kesehatan kerja yang tinggi dari tenaga kerja
dan pekerja, disamping sebagai sarana untuk meningkatkan produksi, yang
berlandaskan kepada meningginya effisiensi dan daya produktivitas faktor
manusia dalam produksi. Sehingga Higiene Perusahaan/ Proyek dan
Kesehatan Kerja mempunyai tujuan utama yaitu menciptakan tenaga kerja
yang sehat dan produktif. Tujuan utama tersebut dapat dicapai dengan
melalui :
a) Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja.
b) Pemeliharaan / perawatan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga
kerja dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan,
sehingga mampu mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga
manusia secara optimal. Lingkungan kerja yang dimaksud meliputi
diantaranya: tekanan panas, penerangan di tempat kerja, pembatasan
debu di udara ruang kerja, sikap badan saat bekerja, penserasian
manusia dan mesin, pengekonomisan upaya tingkat kesehatan dan
keadaan gizi tenaga kerja yang bersangkutan
c) Pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat-gandaan kegairahan serta
kenikmatan kerja.
d) Perlindungan bagi masyarakat di sekitar tempat kegiatan kerja
konstruksi berlangsung, agar terhindar dari bahaya-bahaya pengotoran
oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan, dan perlindungan

11
masyarakat luas dari bahaya- bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
hasil produk saat pembangunan pekerjaan konstruksi.
e) Tersedianya biaya kuratif kesehatan kerja atas kecelakaan dan penyakit-
penyakit akibat kerja, serta penyakit umum yang makin meningkat
jumlahnya oleh karena pengaruh yang memburukkan keadaan oleh
bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan konstruksi. Biaya-biaya
kuratif meliputi: pengobatan, perawatan di rumah sakit, rehabilitasi,
absenteisme, kerusakan mesin, peralatan dan bahan oleh karena
kecelakaan, terganggunya pekerjaan, dan cacat yang menetap.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga
kerja dari resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi
pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya

12
perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman,
dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas
kerja dan produktivitas perusahaan. K3 sangat besar parannya dalam upaya
meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban
manusia.
Dengan demikian, untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan
perencenaan dan pertimbangan yang tepat, dan peran serta pekerja sendiri
baik sebagai subyek maupun obyek perlindungan dimaksud dengan
memperhatikan banyaknya resiko yang diperoleh.

B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi suatu perusahaan atau
negara oleh karena itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara
maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Pelatihan Ahli K3 Kontraksi, 2005. Perlindungan Lingkungan Hygiene Proyek.


Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Pusat Pembinaan
Kompetisi dan Pelatihan Konstruksi

13
Rejeki, Sri. 2016. Modul Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta Selatan : Pusdik
SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia

Darmatun, Syatri dan Tarsial. 2015. Prinsip – Prinsip K3LH Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup. Indonesia:Gunung Samudera

Drs. Irzal, M.Kes. 2016. Dasar – Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:
Kencana

14

Anda mungkin juga menyukai