Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Kementrian Kesehatan RI
MAKALAH
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Kementrian Kesehatan RI
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Undang-Undang
Kecelakaan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
bapak Ns. Lukman Nulhakim, S. Kep.,M. Kep pada mata kuliah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Konsep Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan Hygiene Perusahaan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
A. Kesehatan Kerja......................................................................................... 3
B. Kecelakaan Akibat Kerja........................................................................... 5
C. Hygine Perusahaan.................................................................................... 9
A. Kesimpulan................................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk
menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman danuntuk mencapai tujuan
yang produktivitas setinggi - tingginya. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
sangat penting untuk dilaksanakan pada semua bidang pekerjaan seperti proyek
pembangunan gedung seperti apartemen dan tanpa terkecuali di bidang kesehatan
yaitu di rumah sakit dan lain-lain, karena penerapan K3 itu sendiri dapat
mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan maupun penyakit
akibat melakukan kerja.
Smith dan Sonesh (2011) mengemukakan bahwa pelatihan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) mampu menurunkan resiko terjadinya kecelakaan kerja.
Semakin besar pengetahuan karyawan akan K3 maka semakin kecil terjadinya
resiko kecelakaan kerja, demikian sebaliknya semakin minimnya pengetahuan
karyawan akan K3 maka semakin besar resiko terjadinya kecelakaan kerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kesehatan Kerja ?
2. Bagaimana Kecelakaan Akibat Kerja ?
3. Bagaimana Hygiene Perusahaan ?
3
C. Tujuan
1. Agar mengetahui Kesehatan Kerja
2. Agar mengetahui Kecelakaan Akibat Kerja
3. Agar mengetahui Hygiene Perusahaan
4
BAB II
DASAR TEORI
A. Kesehatan Kerja
1. Pengertian Kesehatan Kerja
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam
ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar
pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap penyakit/gangguan –gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit-penyakit umum.
Kesehatan kerja adalah upaya mempertahankan dan meningkatkan
derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja yang
setinggi - tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan; perlindungan pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang
merugikan kesehatan. penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja di- sesuaikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya,
dan disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaannya.
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik,
mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan
kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi
dengan lingkungan dan pekerjaannya. Paradigma baru dalam aspek kesehatan
mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekadar mengobati,
merawat, atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh
karenanya, perhatian utama di bidang kesehatan lebih ditujukan ke arah
5
pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan
kesehatan seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang menurut Blum (1981) ditentukan oleh
empat faktor sebagai berikut :
a) Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia
(organik/anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri,
mikroorganisme), dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
b) Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
c) Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan
kecacatan, rehabilitasi.
d) Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia
6
1. Pengertian Akibat Kerja
Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian
yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau
reaksi suatu objek, bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau
kemungkinan akibat lainnya. Kecelakaan kerja menurut Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. 03/Men/98 adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak
diduga, tidak dikehendaki, dan dapat menyebabkan kerugian baik jiwa
maupun harta benda yang terjadi disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan serta dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju
tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.
7
d) Meninggal dunia mendadak di tempat kerja dapat dianggap sebagai
kecelakaan kerja apabila tenaga kerja pada saat bekerja di tempat kerja
tiba-tiba meninggal dunia tanpa melihat penyakit dari penyakit yang
dideritanya. atau tenaga kerja mendapat serangan penyakit di tempat
kerja kemudian langsung dibawa ke dokter atau unit pelayanan
kesehatan atau rumah sakit dan tidak lebih dari 24 jam kemudian
meninggal.
e) Suatu kasus tidak termasuk atau tergolong meninggal mendadak apabila
tenaga kerja mendapat serangan dari penyakit yang diderita di luar
lokasi kerja. seperti dalam perjalanan pulang dan pergi ke tempat kerja
atau tenaga kerja yang mendapat serangan dari penyakit yang diderita di
lokasi kerja kemudian dibawa pulang ke rumah.
f) Hilang atau dianggap telah meninggal dunia apabila tenaga kerja pada
saat melaksanakan aktivitas kerja, karena sesuatu sebab, dinyatakan
hilang atau dianggap telah meninggal dunia. suatu kasus kecelakaan
kerja di mana seseorang dinyatakan hilang atau dianggap telah
meninggal dunia ini harus didukung dengan surat keterangan resmi surat
terkait membuat kronologis kejadian dari perusahaan yang
bersangkutan. selain itu juga surat keterangan dari kelurahan atau kepala
desa, keterangan dari kepolisian, keterangan Basarnas terkait bencana
8
anggota badan titik ini secara langsung atau tidak langsung
mengakibatkan hilang atau berkurangnya kemampuan untuk
menjalankan pekerjaan..
b) Cacat dapat dikategorikan ke dalam sejumlah spesifikasi. Pertama,
cacat anatomi merupakan hilangnya anggota badan atau sebagian
anggota badan. Kedua, cacat fungsi yang merupakan berkurangnya
fungsi anggota badan. Ketiga cacat total tetap jika akibat kecelakaan
kerja baik fisik maupun mental, tenaga kerja selamanya tidak dapat
mengerjakan suatu pekerjaan dan memerlukan bantuan orang lain.
c) Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja setiap tenaga kerja
menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak
mendapatkan jaminan kecelakaan baik pada saat masih dalam hubungan
kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir. jadi apabila menurut
hasil diagnosis dokter yang merawat penyakit tersebut diakibatkan oleh
pekerjaan selama tenaga kerja yang bersangkutan masih dalam
hubungan kerja. paling lama 3 tahun terhitung sejak hubungan kerja
tersebut berakhir.
9
keselamatan kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja dapat berasal
dari komponen manusia manajemen material mesin dan Medan
lingkungan kerja
b) Kondisi Berhaya
Suatu kondisi tidak aman dari mesin, lingkungan sifat pekerja dan
cara kerja. kondisi berbahaya ini terjadi antara lain karena :
alat pelindung tidak efektif
pekerjaan kerja kurang cocok
bahan-bahan yang berbahaya
penerangan dan ventilasi yang tidak baik.
C. Hygiene Perusahaan
1. Pengertian Hygiene Perusahaan
Hygiene perusahaan adalah usaha kesehatan masyarakat yang
mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau
suatu upaya untuk mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkunga.
10
Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja juga merupakan bagian dari
usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat pekerja,
masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi
konsumen dari hasilhasil produksi perusahaan.
11
masyarakat luas dari bahaya- bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
hasil produk saat pembangunan pekerjaan konstruksi.
e) Tersedianya biaya kuratif kesehatan kerja atas kecelakaan dan penyakit-
penyakit akibat kerja, serta penyakit umum yang makin meningkat
jumlahnya oleh karena pengaruh yang memburukkan keadaan oleh
bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan konstruksi. Biaya-biaya
kuratif meliputi: pengobatan, perawatan di rumah sakit, rehabilitasi,
absenteisme, kerusakan mesin, peralatan dan bahan oleh karena
kecelakaan, terganggunya pekerjaan, dan cacat yang menetap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga
kerja dari resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi
pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya
12
perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman,
dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas
kerja dan produktivitas perusahaan. K3 sangat besar parannya dalam upaya
meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban
manusia.
Dengan demikian, untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan
perencenaan dan pertimbangan yang tepat, dan peran serta pekerja sendiri
baik sebagai subyek maupun obyek perlindungan dimaksud dengan
memperhatikan banyaknya resiko yang diperoleh.
B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi suatu perusahaan atau
negara oleh karena itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara
maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
13
Rejeki, Sri. 2016. Modul Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta Selatan : Pusdik
SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia
Darmatun, Syatri dan Tarsial. 2015. Prinsip – Prinsip K3LH Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup. Indonesia:Gunung Samudera
Drs. Irzal, M.Kes. 2016. Dasar – Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:
Kencana
14