DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
A. PENGERTIAN K3
Menurut Dainur, kesehatan kerja adalah upaya perusahaan untuk mempersiapkan,
memelihara serta tindakan lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan
tenaga kerja dengan kesehatan baik fisik, mental maupun sosial yang maksimal,
sehingga dapat berproduksi secara maksimal pula (Dainur,2008).
Menurut Depkes 2003, kesehatan kerja adalah cabang ilmu kesehatan yang
mempelajari tentang teknik, metoda serta berbagai upaya penyerasian antara beban
kerja, kapasitas kerja dan lingkungan kerja.
Di Indonesia kesehatan kerja mulai diperkenalkan oleh Belanda sejak abad ke 17.
Rekomendasi Komite bersama ILO dan WHO tahun 1995 mengenai tujuan
kesehatan kerja menekankan upaya pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan
kapasitas kerja, perbaikan lingkungan dan pekerjaan yang mendukung kesehatan
dan keselamatan pekerja serta mengembangkan organisasi dan budaya kerja agar
tercapai iklim sosial yang positif, kelancaran produksi dan peningkatan
produktivitas.
B. TUJUAN K3
1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
2. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
3. Menjamin proses produksi berjalan lancer
C. MANFAAT K3
Bagi pihak manajemen tempat kerja :
1. Meningkatnya dukungan terhadap program kesehatan dan keselamatan pekerja
di tempat kerja
2. Citra positif (tempat kerja yang maju & peduli kesehatan)
3. Meningkatnya moral staf
4. Menurunnya angka kemangkiran karena sakit
5. Meningkatnya produktivitas
6. Menurunnya biaya kesehatan
Bagi pekerja :
1. Meningkatnya percaya diri
2. Menurunnya stress
3. Meningkatnya semangat kerja
4. Meningkatnya kemampuan mengenali dan mencegah penyakit
5. Meningkatnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sekitar.
Apabila interaksi antara host, agent dan environment tidak dapat dikendalikan,
maka timbulah penyakit atau cedera. Ketiga faktor timbulnya penyakit tersebut ada
dalam lingkungan pekerja, dengan demikian maka diasumsikan bahwa semua
pekerja yang ada dalam lingkungan kerja maka mempunyai resiko untuk sakit atau
cedera,
dengan demikian proaktif dari perawat menjadi hal yang penting dalam upaya
mencegah terjadinya penyakit atau cedera akibat kerja melalui design yang efektif
melalui 3 level prevensi; primer, sekunder dan tersier. Lingkup Kegiatan Program
Keperawatan Kerja:
a. Riwayat kesehatan terutama para pekerja dan keluarga pekerja
b. Pengkajian atau screening
b. Surveillance atau monitoring
d. Primary health care
c. Konseling
Program Pelayanan Kesehatan Kerja adalah program pelayanan paripurna,
terdiri dari 3 level prevensi yaitu prevensi primer, sekunder dan tersier
yang dilaksanakan dalam suatu system yang terpadu.
a. Pelayanan prevensi primer, kegiatannya antara lain:
1) Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus
2) Immunisasi
3) Kesehatan lingkungan kerja
4) Perlindungan diri terhadap bahaya-bahaya perkerjaan
5) Penyerasaian manusia dengan mesin dan alat kerja (ergonomik)
6) Pengendalian bahaya lingkungan kerja
7) Pendidikan dan penyuluhan tentang kesehatan kerja
8) Pemeliharaan berat badan ideal
9) Perbaikan gizi, menu seimbang dan pemilihan makanan yang sehat
dan aman
10) Olah-raga
b. Pelayanan Prevensi sekunder
Pelayanan diberikan kepada pekerja yang sudah mengalami gangguan
pekerjaan. Pelayanan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun
penyakit akibat kerja, kegiatannya antara lain:
1) Konseling
2) Screening adanya gangguan akibat kerja
3) Penatalaksanaan kasus
4) Penanganan kegawat daruratan baik fisik maupun psikologis akibat kerja
5) Rujukan
6) Home Visite terhadap pekerja yang mengalami gangguan akibat kerja
c. Pelayanan Prevensi tersier
Pelayanan diberikan kepada pekerja yang telah menderita cacat sehingga
menyebabkan ketidakmampuan bekerja secara permanent baik sebagian
maupun seluruh kemampuan bekerjanya. Kegiantannya antara lain:
1) Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan
kemampuannya yang masih ada secara maksimal.
2) Penempatan kembali pekerja yang secara selektif sesuai kemampuannya.
E. SYARAT-SYARAT K3
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang perlindungan atas
keselamatan karyawan dijamin pada pasal 108 yaitu:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Pelaksanaan yang sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia serta
nilai-nilai agama
G. INDIKATOR K3
Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan
kerja adalah:
a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang
diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesaat
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan
Penerangan
2. Analisis Data
Prioritas :
a. Masalah (aktual, resiko, potensial)
b. Ketersediaan sarana
c. Kemauan pekerja dan keluarga Kemauan perusahaan
Analisa masalah berdasarkan data fokus, anatara lain :
a. Kecelakaan kerja yg sering terjadi
b. Perilaku yang tidak sehat
c. Lingkungan yang tidak sehat
d. Penyakit akibat kerja
e. Pengetahuan yang kurang
f. Kurangnya fasilitas pendukung
3. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Perilaku kesehatan cenderung
berisiko b. Risiko cedera
4. Intervensi
No Diagnosa NOC NIC
1 Perilaku kesehatan Knowledge: Health Promotion Health Education
cenderung berisiko Setelah dilakukan tindakan 1.Identifikasi
berhubungan keperawatan selama 1 x 60 kebutuhan
dengan kurang menit masalah teratasi dengan pendidikan
pemahaman kriteria hasil: kesehatan pada
1. Perilaku yang siswa
meningkatkan 2.Tentukan
kesehatan (4) pengetahuan
2. Sumber terkemuka siswa tentang
perawatan kesehtan (4) kesehatan
Ket: 3. Rumuskan tujuan
1. No knowledge untuk program
2. Limited knowledge pendidikan
3. Moderate kesehatan
knowledge 4. Gunakan
4.Substantial presentasi grup
knowledge untuk memberi
5. Extensive knowledge dukungan
5. Implementasi Memindahkan
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan konsep evaluasi struktur, proses, hasil.
Fokus:
a. Relevansi antara kenyataan dengan target
b. Perkembangan/ kemajuan proses, kesesuaian dg perencanaan, peran
pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta
c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
d. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas.
Proses Evaluasi:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal
b. Mencatat adanya kasus baru yg dirujuk ke RS
DAFTAR PUSTAKA
Tenaga Kerja.
4. Silalahi, Bennett N.B. dan Silalahi, Rumondang. 2009 Manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja: Pustaka Binaman Pressindo.
5. Suma'mur. 2008. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: Haji
Masagung