Anda di halaman 1dari 11

KONSEP KELOMPOK KERJA

KEPERAWATAN KOMUNITAS

oleh:
Selly Puspita Sary

142310101026

Reza Ramadhana TF

142310101036

Vidya Fajrin Ningtyas

142310101038

Eka Putri W

14231010104...

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Kebersihan perusahaan kerja atau industri juga harus memiliki sistem
sanitasi demi menjaga hiegien industri dan lingkungan di sekitar industri.
Berdasarkan modal uang digunakan industri,dapat dikelompokkan menjadi
industri dasar (industribesar), industri menengah (aneka industri), dan industri
kecil. Industri kecil dengan tekhnologi sederhana atau tradisional dan dengan
jumlah modal yang relatif terbatas merupakan industri yang banyak bergerak
disektor informal. Hampir 80 % dari semua tenaga kerja di perlukan disektor ini.
Sejalan dengan semakan berkembangnya berbagai jenis industri serta
majunya teknologi, penggunaan bahan dan produksi bahan kimia juga semakin
meningkat. Bukan hanya sector industri, tetapi juga merambat ke sector lainnya.
Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat
penting, baik perusahaan formal maupun informal. Perusahaan formal umumnya
sudah mempunyai sistem kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah baku,
tetapi industri-industri di sector informal masih banyak yang belum memiliki dan
belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang di harapkan (Wahit;323;2009).
1.2 TUJUAN

TujuanUmum
Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area
lingkungan kerja.

TujuanKhusus
a. Mampu menjelaskan masalah kesehatan kerjayang
menurunkan produktivitas kerja.
b. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja.
c. Mampu menjelaskan upaya pencegahan lingkungan kerja menjadi
baik.
d. Mampu menjelaskan ilmu kesehatan kerja.
e. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja.

BAB 2. TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian

Kelompok kerja adalah kelompok pekerja yang anggotanya saling


berinteraksi untuk terlibat di dalam pekerjaannya. Dalam kelompok kerja
selalu ada upaya untuk mendukung kesehatan kerja para karyawannya.
Kesehatan kerja, merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial.
Secara filosofi, kesehatan kerja adalah upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan, yang meliputi tenaga kerja baik jasmani maupun rohani
dan hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera.
Sedangkan secara keilmuan, kesehatan kerja adalah suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, pencemaran dan
penyakit.
Upaya ksehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas, beban,
dam lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang-Undang Kesehatan
1992). Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi
permasalahn, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek kesehatan dari
pekerja itu sendiri. (Efendi & Makhfudli, 2009).
2.2 Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja
dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam
hal cara atau metode, proses, dan kondisi pekerjaan yang bertujuan untuk:
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja
di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun
kesejahteraan sosialnya
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungan kerjanya
c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktorfaktor yang membahayakan kesehatan

d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang


sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya.
2.3Kapasitas, Beban, dan Lingkungan Kerja
Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama
dalam kesehatan kerja. Kapasitas kerja yang baik, seperti status kesehatan
kerja, gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar
pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Beban kerja meliputi
beban kerja fisik maupun mental. Beban kerja yang terlalu berat atau
kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja
menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.Kondisi lingkungan kerja
(misalnya panas, bising, debu, zat-zat kimia, dan lain-lain) dapat menjadi
beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan tersebut dapat
menimbulkan gangguan atau penyakit akibat kerja.
2.4. Penyebab Kecelakaan Kerja
a. Penyebab dasar
1. Faktor

manusia

mental/psikologis,

sendiriseperti
kurang

atau

kurangnya
lemahnya

kemampuan
pengetahuan

fisik,
dan

keterampilan (keahlian), stress dan motivasi yang tidak cukup.


2. Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan
kemampuan kepemimpinan dan/atau pengawasan, pembelian atau
pengadaan barang, perawatan, alat-alat, perlengkapan, dan barangbarang atau bahan-bahan, standar-standar kerja, serta berbagai
penyalahgunaan yang terjadi di lingkungan kerja.
b. Penyebab langsung
1. Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standar), yaitu tindakan yang
akan menyebabkan kecelakaan misalnya peralatan pengaman,
pelindung, atau rintangan yang tidak memenuhi syarat. Selain itu
bahan dan peralatan yang rusak, terlalu sesak atau sempit, systemsistem tanda peringatan yang kurang memadai, bahaya-bahaya
kebakaran atau ledakan; kerapian atau tata letak yang buruk;
lingkungan berbahaya atau beracun (gas, debu, asap, uap, dan

lainnya); bising; paparan radiasi; serta ventilasi dan penerangan yang


kurang (B. Sugeng, 2003).
2. Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standar), yaitu tingkah laku,
atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan misalnya
mengoprasikan alat tanpa wewenang, gagal untuk member peringatan
dan pengamanan, bekerja dengan kecepatan yang salah, menyebabkan
alat-alat

keselamatan

tidak

berfungsi;

memindahkan

alat-alat

keselamatan, menggunakan alat yang rusak, menggunakan alat dengan


cara salah, serta kegagalan memakai alat pelindung atau keselamatan
diri secara benar (B. Sugeng, 2003).
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja
1. Fisika : Kebisingan, getaran, radiasi, suhu, listrik, udara bertekanan,
2.
3.
4.
5.

cahaya.
Kimia : cairan, debu, asap, gas, uap, kabut, bau.
Biologi : serangga, kecoa, tungau, bakteri, virus, jamur, lumut.
Mekanik dan ergonomic : sikap tubuh, pergerakan, gerakan berulang.
Psiko social : kebimbangan, kebosanan, ketidak harmonisan, bekerja
saat liburan.

2.5 Tujuan Kesehatan Kerja


Tujuan sebenarnya dalam program kesehatan pekerja adalah menciptakan
tenaga kerja yang sehat dan produktif. Sedangkan tujuan-tujuan kesehatan
pekerja yang lain yaitu:
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaankecelakaan akibat kerja.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
3. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta
kenikmatan kerja.
4. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari
bahaya bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
Perlindungan masyarakat luas dari bahaya bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk produk perusahaan.
5. Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya pencegahan
dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan yang berkaitan dengan
pekerjaan dan lingkungan kerja.

6. Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan


keluarganya yang belum terjangkau selama ini.
7. Meningkatnya keselamatan kerja dengan mencegah penggunaan bahan
bahan yang dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat serta
penerapan prinsip ergonomic.
2. 6 Sasaran
Sasaran upaya kesehatan kerja diutamakan pada pekerja informal yang
merupakan lebih separuh dari angkatan kerja, seperti: tenaga kerja lepas,
terutama petani, nelayan, penyelam mutiara, perajin industri kecil/industri
rumah tangga, pekerja bangunan, kaki lima, usaha angkutan terutama dikota,
pekerja wanita khususnya usia muda.
2.7 Upaya kesehatan kerja
Upaya kesehatan kerja merupakan kegiatan pokok puskesmas yang
ditujukan terutama pada masyarakat pekerja informal diwilayah kerja
puskesmas dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.
Pelayanan Kesehatan Kerja Per Menakertrans No.03/1982 :
1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
2. Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja
3. Pembinaan & pengawasan lingk kerja
4. Pembinaan & pengawasan sanitair
5. Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja
6. Pencegahan thd peny umum & PAK
7. P3K
8. Pelatihan Petugas P3K

9. Perencanaan tempat kerja, APD, gizi


10. Rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK
11. Pembinaan thd tenaga kerja yg punya kelainan
12. Laporan berkala
Upaya Kesehatan Kerja :
Ciri pokok kegiatan kesehatan kerja adalah
1. Identifikasi masalah:
a.

Pemeriksaan kesehatan : pemeriksaan kesehatan awal dan berkala


perlu untuk pekerja, dengan perhatian khusus terhadap organ tubuh
tertentu yang mungkin terkena bahaya akibat kerja, misalnya alat
pendengaran untuk pekerja dilingkungan bising, paru paru untuk

b.

pekerja dilingkungan kerja berdebu.


Pemeriksaan kasus : pemeriksaan terhadap pekerja yang datang
berobat kepuskesmas atau dirujuk oleh kader kesehatan dengan

c.

keluhan tertentu.
Peninjauan tempat kerja merupakan kegiatan untuk menentukan
bahaya akibat kerja atau masalah kesehatan yang dihadapi oleh
tempat kerjanya. Bahaya dapat berupa fisik, kimiawi, bologis
maupun fisiologis

2. Kegiatan peningkatan (promotif) :


Kegiatan peningkatan bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
hingga lebih tahan terhadap bahaya akibat kerja dan bahaya kesehatan
lainnya. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan perbaikan gizi pekerja sesuai
dengan kebutuhan kalori yang dibutuhkan jenis pekerjaanya. Kegiatan
promotif dapat juga berupa perbaikan lingkungan kerja dan kegiatan
peningkatan kesejahteraan lainnya yang dapat diorganisir melalui dana
sehat dikelompok pekerja informal.
3.

Kegiatan pencegahan (preventif) Kegiatan pencegahan dapat meliputi


berbagai kegiatan antara lain:
a. Penyuluhan / latihan

Penyuluhan tentang bahaya akibat kerja dan latihan tentang cara kerja
yang benar untuk menghindari dari bahaya akibat kerja misalnya cara
penanganan bahaya kimia dan zat berbahaya (terutama industri kecil)
b. Kegiatan ergonomic.
Kegiatan ini terutama ditujukan untuk mencapai kesesuian antara alat
kerja dan pekerjaan agar tidak terjadi stress fisik terhadap pekerja.
Kegiatan terutama diarahkan pada adopsi ergonomic ini oleh
masyarakat.
c. Kegiatan monitoring.
Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja, sebaiknya dilakukan oleh
anggota kelompok kerja yang terlatih untuk mendeteksi adanya
pencemaran terutama zat kimiawi seperti pestisida.
d. Perbaikan mesin / alat kerja.
Kegiatan ini penting terutama pada industri kecil dan ditujukan untuk
mengurangi pemaparan terhadap bahan bahan produksi dan bahaya
kecelakaan akibat kerja dengan perbaikan mesin / alat mekanik.
e. Pemakaian pelindung
Pemakaian alat pelindung harus diusahakan untuk melengkapi usaha
pencegahan yang telah disebutkan diatas.
f. Administrasi
Pemberian cuti setelah 40 jam bekerja, pemberian waktu istirahat
setelah 3 jam bekerja secara terus menerus dan juga rotasi tempat
kerja untuk mencegah kebosanan.

2. 8 Strategi
1. Upaya kesehatan kerja bagi pekerja dan keluarganya dikembangkan
secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan
puskesmas dan rujukanya.
2. Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna
dengan penekanan pada : pelayanan kesehatan kerja, keselamatan kerja,
kesehatan lingkungan.
3. Peningkatan upaya kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif
masyarakat dengan menggunakan pendekatan PKMD.

SOAL
1. Disebuah perusahaan X, dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya,
perusahan tersebut dipimpin oleh salah satu pimpinan untuk
memanajemen perusahaan agar kinerja teratur dan terorgansir. Kelompok
kerja tersebut merupakan
a.
Kelompok kerja khusus
b.
kelompok kerja formal
c.
Kelompok kerja tidak langsung
d.
Kelompok kerja informal
e.
Kelompok besar
Jawaban : B
2. Nn T berkuliah disebuah kampus. Suatu hari kampus akan mengadakan
event seminar. Tentu event seperti itu tentu merupakan event besar dan
dibutuhkan koordinasi yang bagus, untuk itu Nn T dan teman-temannya
membentuk kepanitiaan untuk event seminar tersebut. Masing-masing

anggota memiliki tugas seperti membuat susunan acara, menyiapkan


perlengkapan yang dibutuhkan, dan lain-lain. Dan semua itu dipimpin oleh
ketua panitia agar tidak tugas-tugas tersebut terorganisir dan acara akan
terlaksana sesuai harapan. Dilihat dalam kasus tersebut, merupakan
a. Kelompok remaja
b. Kelompok ibu-ibu
c. Kelompok lansia
d. Kelompok Kerja
e. Kelompok pensiunan
Jawaban : D
3. Sebuah rumah sakit Y dilakukan kegiatan untuk menyesuaikan alat kerja
seperti bed pasien, alat injeksi, APD, dan lain-lain untuk mencegah
terjadinya kecelakaan ditempat kerja bagi kelompok kerja disana, dan
dalam hal tersebut ialah dokter,perawat, dan lain-lain. Kegiatan tersebut
merupakan salah satu ciri pokok kesehatan kerja
a. Pemeriksaan kasus
b. Peninjauan tempat kerja
c. Kegiatan promotif
d. Kegiatan monitoring
e. Kegiatan ergonomic
Jawaban: B

DAPUS

Anda mungkin juga menyukai