Anda di halaman 1dari 1

Besar sampel

Beberapa faktor yang mempengaruhi penetapan besar sampel adalah:


1. Derajat kepekaan uji klinik: jika diketahui bahwa perbedaan kemaknaan klinis antara
obat yang diuji tidak begitu besar, berarti diperlukan jumlah sampel yang besar
2. Keragaman hasil: makin kecil keragaman hasil uji antar individu dalam kelompok
yang sama, semakin sedikit jumlah subyek yang diperlukan.
3. Derajat kebermaknaan statistik: semakin besar kebermaknaan statistik yang
diharapkan dari uji klinik, semakin besar pula jumlah subyek yang diperlukan.

Salah satu contoh cara penghitungan besar sampel antara lain, apabila kita ingin
membandingkan 2 jenis obat, A dan B, dimana diperkirakan bahwa prosentase kesembuhan
setelah pemberian obat A adalah 95%, sementara prosentase kesembuhan pada pemberian
obat B 90%. Dengan menentukan kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II maka digunakan cara
penghitungan sebagai berikut:

dimana:

n = jumlah sampel per perlakuan

p1 = prosentase kesembuhan yang diharapkan dari perlakuan1, yakni 95%

p2 = prosentase kesembuhan yang diharapkan dari perlakuan 2, yakni 90%

alpha = kesalahan tipe I, misalnya 0,05

beta = kesalahan tipe II, misalnya 0,1

f (alpha, beta) adalah 10,5 (dari tabel).

Maka jumlah sampel per perlakuan yang diperlukan adalah:

Anda mungkin juga menyukai