Anda di halaman 1dari 2

1.

Cairan intrasel :
Cairan yang berada dalam sel merupakan jumlah cairan terbanyak, kira-kira 70% dari
jumlah total air dalam tubuh. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur akan tetapi dapat
dihitung dengan mengurangi volume CES dari volume air tubuh total (ATT). ATT dapat
diukur dengan prinsip pengenceran yang sama dengan digunakan untuk mengukur ruang-
ruang tubuh lainnya.
2. Cairan ekstrasel :
Cairan yang berada di luar sel-sel kira-kira 30% dari cairan seluruh tubuh. Volume CES
sukar diukur karena batas-batas ruang petak ini suka diterapkan dan sedikit zat-zat yang
membaur secara cepat dalam semua bagian ruang petak ini sambil tetap berada dalam
ruang ekstrasel.
a. Cairan interfisial : cairan yang berada diantara sel jaringan. Volume cairan interfisial
tidak dapat diukur langsung karena sukar untuk mendapatkan sample cairan itu dan zat
yang berbaur dalam cairan interstisial juga berbaur dengan plasma, dapat dihitung dengan
mengurangkan volume plasma dari volume CES.
b. Cairan intravaskular (plasma) : cairan yang berada dalam pembuluh darah, yang
berisi darah pembawa oksigen masuk ke dalam jaringan dan karbondioksida keluar dari
jaringan.
c. Cairan limfe :: cairan yang berada di dalam pembuluh limfe, berada di seluruh tubuh
mengangkut partikel protein, selanjutnya maasuk ke dalam pembuluh darah.
d. Cairan transelular : cairan yang berada di termpat-tempat usus, misalnya cairan otak,
cairan sendi, cairan dalam bola mata, rongga pleura dan peritoneum.

Komposisi Cairan tubuh, Cairan yang bersirkulasi diseluruh tubuh didalam ruang cairan
intrasel dan ekstrasel mengandung:
1. Elektrolit: merupakan sebuah unsure atau senyawa yang jika melebur atau larut
didalam air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu membawta muatan
listrik. Elektrolit yang memilki muatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan
negative adalah anion. Namun jumlah total anion dan kation didalam kompartement cairan
harus sama.
2. Mineral yang dicerna sebgai senyawa, biasanya dikenal dengan nama logam,
non logam, radikal atau fosfat, bukan dengan nama senyawa, yang mana mineral tersebut
menjadi bagian didalamnya. Mineral merupakan unsure semua jaringan dan cairan tubuh
serta penting dalam memertahankan proses fisiologis. Mineral juga bekerja sebagai katalis
dan respon saraf, kontrasi otot, dan metabolisme zat gizi yang terdapat dalam makanan.
Mineral juga mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormone serta menguatkan
struktur tulang. Contoh mineral zat besi dan zink.
3. Sel merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup. Contoh sel yang
berada didalam cairan tubuh adalah sel darah merah dan sel darah putih.

(Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi : Kurukulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan


& Kebidanan Ed.4. Jakarta : EGC.)

Anda mungkin juga menyukai