Anda di halaman 1dari 13

BATASAN DAN DETERMINAN K3

Nama Kelompok :
1. Alya Novika Salsabila (P07125118010)
2. Astika Kusuma Dewi (P07125118007)
3. Brainasvha (P07125118005)
4. Denila Della Putri Rinanti (P07125118011)
5. Bilqis Widya Prastika (P07125118027)
6. Meiliana Dwi Jayanti (P07125118001)
7. Oktafia Lintang Vanjarina (P07125118018)
8. Zulfa Rahmanisa (P07125118044)
9. Nar Aini Hindaryati (P07125118035)
A. Batasan
Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan
masyarakat didalam suatu tempat kerja
(perusahaan, pabrik, kantor, dsb).
Lapangan kesehatan yang mengurusi masalah-
masalah kesehatan secara menyeluruh (usaha-
usaha preventif, promotif, kuratif, rehabilitative,
hygiene, penyesuaian faktor manusia terhadapa
pekerjaan, dsb) bagi masyarakat pekerja.
Upaya pokok kesehatan kerja :
Pencegahan kecelakaan akibat kerja (preventif)
Dalam kaitan dengan masyarakat sekitar perusahaan,
kesehatan kerja juga mengupayakan agar perusahaan
tersebut dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit
yang diakibatkan oleh limbah atau produk perusahaan
tersebut.
Promosi (peningkatan) kesehatan masyarakat pekerja
untuk meningkatkan produktivitas kerja (promotif).
Upaya-upaya pelayanan kesehatan (kuratif). Meskipun
upaya pokoknya pencegahan penyakit dan kecelakaan
akibat kerja serta promosi kesehatan kerja, tapi perlu
dilengkapi dengan pelayanan lemeriksaan dan pengobatan
penyakit atau kecelakaan yang terjadi pada pekerja atau
keluarganya.
Tujuan utama kesehatan kerja :
Pencegahan dan pemberantasan penyakit/kecelakaan
akibat kerja
Pemeliharaan & peningkatan kesehatan dan gizi tenaga
kerja
Perawatan dengan mempertinggi efisiensi &
produktivitas tenaga kerja
Pemberantasan kelelahan kerja & meningkatkan
kegairahan serta kenikmatan kerja
Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan
agar terhindar dari bahaya pencemaran yang ditimbulkan
oleh perusaahan tersebut.
Perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin
timbul dari produk-produk perusahaan.
Tujuan umum kesehatan kerja :
Memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya (fisik,
mental, sosial) bagi masyarakat pekerja dan masyarakat
lingkungan perusahaan tersebut melalui usaha-usaha
preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-
penyakit tertentu/gangguan kesehatan akibat kerja atau
lingkungan kerja.
Tujuan akhir dari kesehatan kerja :
Meningkatkan produktivitas seoptimal mungkin
Meningkatkan status kesehatan pekerja
sehingga dapat meningkatakan efisiensi
Meningkatkan keuntungan perusahaan (aspek
ekonomi)
Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif
Perbandingan kesehatan kerja dengan kesehatan
masyarakat :
Kesehatan kerja
Terbiasa mengurusi golongan karyawan yang mudah didekati,
pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan periodic, yang
dihadapi adalah lingkungan kerja, tujuan utama adalah
peningkatan produktivitas, dibiayai oleh perusahaan/tenaga
kerja.
Kesehatan masyarakat
Mengurusi masyarakat yang kurang mudah dicapai, sulit untuk
melaksanakan pemeriksaan periodic, lingkungan umum
merupakan masalah pokok, tujuan utama adalah kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, dibiayai oleh pemerintah dan
partisipasi masyarakat.
B. Determinan Kesehatan Kerja
Untuk mencapai tujuan akhir kesehatan kerja, yaitu mencapai
kesehatan kerja yang setinggi-tingginya, maka diperlukan suatu
prakondisi yang menguntungkan bagi masyarakat pekerja
tersebut. Prakondisi ini yang disebut sebagai determinan
kesehatan kerja, yaitu :
1. Beban Kerja
Berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosil sesuai
dengan jenis pekerjaan si pelaku. Seharusnya, penempatan seorang
pekerja atau karyawan disesuaikan dengan beban optimum yang
sanggup dilakukannya. Selain didasarkan pada beban optimum, juga
dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan, motivasi dan
sebagainya.
2. Beban Tambahan
 Berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
pelaksanaan pekerjaan
 Dikelompokkan menjadi 5 faktor:
a) Faktor fisik: penerangan/pencahayaan yang tidak cukup, suhu
udara yang panas,suara yang bising, dll.
b) Faktor kimia: bahan kimia yang menimbulkan gangguan kerja,
misalnya bau gas, uap atau asap, debu.
c) Faktor biologi: binatang atau tumbugan yang mengganggu,
misalnya lalat, nyamuk, kecoa, lumut.
d) Faktor fisiologis: peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran
tubuh (ergonomic), misalnya meja atau kursi yang terlalu tinggi.
e) Faktor sosial-psikologis: suasana kerja yang tidak harmonis,
misalnya ada gosip, klik, cemburu.
3. Kemampuan kerja:
Kemampuan kerja orang berbeda-beda yang disebabkan karena
kapasitas orang tersebut berbeda.
Kapasitas merupakan kemampuan yang dibawa dari lahir oleh
seseorang, yang terbatas, atau suatu wadah kemampuan yang
dipunyai oleh masing-masing orang.
Kapasitas dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti gizi dan
kesehatan ibu, genetik, dan lingkungan.
Kemampuan tenaga kerja pada umumnya diukur dari
keterampilannya dalam melaksanakan pekerjaan.
C. Batasan penelitian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen
yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan
masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi
oleh perusahaan (Suma’mur, 1988).
Perumusan falsafah ini harus dipakai sebagai dasar dan titik tolak
dari tiap usaha keselamatan kerja karena didalamnya telah
tercakup pandangan serta pemikiran filosofis, sosial-teknis dan
sosial ekonomis.
Oleh sebab itu dibuat peraturan-peraturan
mengenai berbagai jenis keselamatan kerja sebagai berikut:

1. Keselamatan kerja dalam industri ( industrial safety)


2. Keselamatan kerja di pertambangan ( mining safety)
3. Keselamatan kerja dalam bangunan ( building and constructio
n safety)
4. Keselamatan kerja lalu lintas ( traffic safety)
5. Keselamatan kerja penerbangan (flight safety)
6. Keselamatan kerja kereta api ( railway safety)
7. Keselamatan kerja di rumah ( home safety)
8. Keselamatan kerja di kantor ( office safety)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai